UNIVERSITAS SAM RATULANGI MASTER PLAN SARANA DAN PERASARANA BAGIAN A PERENCANAAN BLOK PLAN 2015-2020 A-1
BAB I TINJAUAN UMUM KONTEKSTUALITAS PERENCANAAN 1.1. Tinjauan Konteks Tipologi Kawasan Unsrat di Kampus Kleak- Bahu. Kota Manado Kawasan kampus Utama Unsrat yang terletak di Kel. Kleak dna Bahu di Kota Manado mempunyai tapak berbentuk oval dengan luasan sebesar 35,935 hektar yang terbelah menjadi dua bagian utama oleh adanya akses jalan masuk ke arah kampus dari Utara ke Selatan. Secara historis hal ini bisa dimaklumi, karena pada awalnya di dalam kawasan kampus terdapat dua lembaga perguruan tinggi terkemuka di Sulawesi Utara, yaitu Universitas Sam Ratulangi Manado yang memiliki luasan tapak kurang lebih sebesar 24 hektar dan IKIP Manado yang mempunyai luasan tapak kurang lebih sebesar 12 hektar. Akses jalan masuk ke arah kampus dari Utara ke Selatan ini kemudian bergerak membentang ke arah Barat dan Timur menuju kawasan pemukiman dan kembali keluar dari kawasan kampus menuju wilayah-wilayah kota lainnya. Pola sirkulasi yang terjadi ini membagi kawasan kampus menjadi empat bagian utama peruntukan fungsi-fungsi utama kampus. Salah satu pembagian zonasi fungsi untuk kegiatan belajar mengajar beberapa fakultas, penempatan infra struktur kampus, gedung Rektorat, Perpustakaan, PTI, Auditorium dan lain-lainnya Tipologi kawasan kampus Unsrat secara fisik juga merupakan daerah perbukitan yang mempunyai topografi dan tingkat kemiringan lahan/slopes yang cukup variatif, antara 0 10% dengan vegetasi yang cukupbaik dan beragam berupa hutan kota. Sehingga untuk peiling perletakan bangunan menjadi bervariasi, namun tidak sampai mempersulit aksesbilitasnya. Perletakan beberapa fakultas memang menempati sebagian lereng-lereng terjal seperti di fakultas-fakultas hukum, sastra, teknik, gedung rektorat dan pascasarjana.pengolahan lahan di kawasan ini terpaksa harus dilakukan dengan penyelesaian berbagai level bangunan (multi level). Kampus Unsrat Manado terletak di ketinggian, di kaki bukit dengan orientasi ke arah Utara hingga Barat adalah laut di perairan Teluk Manado, ke A-2
arah Selatan adalah kaki bukit pegunungan dan ke arah Timur berorientasi ke Gunung Klabat. Dengan demikian view ke segala arah sangat indah ketika pengamatan dilakukan dari titik tertinggi kawasan di sekitar Gedung Rektorat. Selain itu kawasan kampus juga merupakan kawasan lindung yang terdiri atas kawasan hijau, kawasan resapan air dan kawasan perbukitan yang membentang dari Kelurahan Malalayang II hingga Winangun, kawasan ini juga merupakan kawasan rawan bencana yaitu rawan banjir dan longsor, sehingga diperlukan rencana pengendalian lingkungan dan penanganan banjir yang baik. 1.2. Tinjauan Konteks Lokasi Kawasan Eksistensi Kampus Utama Universitas Sam Ratulangi Manado terletak ditengah-tengah kawasan perumahan dan pemukiman masyarakat yang diantaranya juga terdapat apartemen / flat/ kondomonium. Lokasi kawasan kampus Unsrat juga terdiri atas lingkungan sekitar dengan fungsi-fungsi untuk fasilitas umum dan sosial seperti pendidikan mulai TK sampai dengan SMA, universitas/akademi/ sekolah tinggi, rumah sakit/klinik kesehatan, keagamaan, perkantoran pemerintah. Selain itu kawasan di seputaran lokasi kampus juga terdiri atas fungsi-fungsi perdagangan dan jasa seperti pertokoan ritel dan grosir, rental office, hotel dan jasa penginapan, bank, pasar dan jasa lainnya. Di dalam kawasan Pengembangan Wilayah Kota IV ini juga terdapat pasar, terminal, taman kota/olahraga dan wisata pantai. Lokasi kawasan kampus Unsrat Manado saat ini merupakan kawasan yang cukup ideal, karena sesuai peruntukannya sebagai zona pendidikan mempunyai aksesbilitas yang baik dari berbagai wilayah kota lainnya, baik dari arah Utara, Selatan, Barat dan Timur dengan dilayani oleh moda transportasi angkutan kendaraan umum penumpang dalam kota. Lokasi kawasan ini dekat dengan fasilitas pelayanan dan infra struktur kota lainnya, sehingga memudahkan mobilisasi pergerakan dari dan menuju ke kawasan kampus. Barangkali gambaran kondisi semacam ini sekaligus akan memperlemah eksistensi kawasan untuk belajar ini karena banyaknya konflikkonflik peruntukan, tingginya mobilisasi pergerakan manusia dan kendaraan yang secara langsung atau tidak langsung akan mengganggu terselenggaranya A-3
proses belajar mengajar di dalam kampus. Baik polusi udara maupun suara akan menurunkan kualitas lingkungan, dan juga masalah privacynya. Pembatasan kendaraan umum untuk tidak memasuki wilayah kampus merupakan kebijakan yang cukup baik, karena akan dapat mengurangi dampak yang ditimbulkannya. Selain itu sebaiknya kawasan kampus juga tidak diperuntukkan bagi lalu lintas umum, karena intensitas yang tinggi sangat rawan akan terjadinya kecelakaan, kriminalitas, kebisingan dan polusi udara. Dengan demikian, kawasan kampus yang semula cukup ideal keberadaannya, terletak di ketinggian yang dekat dengan kawasan pesisir di pinggir pantai, secara lambat laun akan mengalami penurunan kualitas ruang yang secara pasti juga akan menurunkan kemampuan daya dukung kawasannya. Adanya tekanan- tekanan lingkungan mikro dan makro di sekitar kawasan kampus Unsrat bisa berakibat buruk manakala daya dukung kawasannya semakin melemah dan tak berdaya menghadapi serbuan permasalahan masyarakat urban. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi kemungkinankemungkinan buruk tersebut, perlu dilakukan pembatasan-pembatasan dalam segala hal, agar suasana kampus menjadi aman dan nyaman untuk pelaksanaan proses belajar mengajar. Kawasan kampus memang tidak seharusnya menjadi kawasan yang eksklusif, terpisah secara tegas dengan peruntukan fungsi-fungsi lainnya. Kawasan kampus tidak semestinya mengisolir diri sedemikian rupa sehingga tercipta jarak dengan ruang-ruang kota lainnya, sehingga harus steril terhadap serangan perkembangan fungsi diluar kampus. Pada intinya, kehidupan di dalam kampus tidak harus bersifat statis dan terisolir dari dinamika perkembangan yang ada di luar kampus. 1.3.Tinjauan Konteks Tema Pengembangan Kawasan Berdasarkan Zoning Regulasi Kota Manado, kawasan kampus Unsrat termasuk Pengembangan Wilayah IV Kecamatan Malalayang dengan orientasi pengembangan dan pembangunan di arahkan dalam skala kawasan-kawasan kecil karena keterbatasan lahan efektif. Spesifikasi pengembangan wilayah kampus Unsrat Manado terdiri atas beberapa ketentuan sebagai berikut: A-4
- Koefisien Dasar Bangunan / KDB atau Building Coverage / BCR maksimum : 40 % - Koefisien Lantai Bangunan / KLB atau Floor Area Ratio / FAR maksimum : 240 % - Ketinggian Bangunan Maksimum / KBM : 6 lantai - Koefisien Daerah Hijau minimum : 50 % - Sempadan Bangunan minimum : 10 meter Menurut data yang diperoleh, pengembangan wilayah kampus Unsrat Manado sejauh ini (Unsrat Dalam Angka, 2012) masih memenuhi persyaratan yang ditentukan, masih di bawah ambang daya dukung tapak kawasannya. Hal ini terlihat dari peruntukan lahan yang tercover oleh bangunan (diperkirakan sekitar 24%)masih dibawah rasio luas tapak secara keseluruhan dari kawasan kampus, untuk hutan kota seluas 10,7 hektar (29,776% dari luas tapak kawasan) dan prasarana jalan seluas 45360 m2 (12,62% dari luas tapak kawasan) dan ketinggian bangunan maksimum masih 6 lantai. Pengembangan wilayah kampus Unsrat untuk bangunan gedung sampai saat ini masih terus berlangsung, namun ratio pengembangannya masih jauh dibawah ambang batas yang diperkenankan, yaitu sebesar 138.318 m2 (96,22% dari 240% yang diperkenankan, yaitu seluas 344.976 m2). Sedangkan pengembangan untuk kawasan daerah hijau berupa hutan kota harus terus ditingkatkan, begitu juga untuk pengembangan prasarana jalan di kawasan kampus Unsrat masih bisa ditambah volumenya dan ditingkatkan kualitasnya. A-5
BAB II SINTESA KONSEPTUAL 2.1. Konsep Aksesbilitas Kawasan Gambar. 5.1. Konsep Aksesbilitas Kawasan Aksesbilitas Kawasan terbentuk dari interaksi antara jalan kembar, jalan lingkungan dan jalur jalan angkutan umum perkotaan. Interaksi ini didukung oleh kondisi entrance kawasan dan jalan eksisting yang mengelilingi kampus. Prinsipnya dimensi jalan kembar dan jalan lingkungan sudah cukup memadai untuk sirkulasi kendaraan internal, namun fisik entrance di beberapa titik, belum bisa memenuhi kriteria arsitektural yang bernuansa pendidikan, untuk itu perlu adanga intervensi desain pada titik-titik tersebut. Intervensi yang dimaksud dapat berupa gerbang, ruang luar, dan berbagai signage lainnya. A-6
2.2. Konsep Sirkulasi Gambar. 5.2. Konsep Sirkulasi Kawasan 2.3. Konsep Pengembangan Infrastruktur Kawasan Gambar. 5.3. Konsep Pengembangan Infrastruktur A-7
2.4. Konsep Zonasi Peruntukan Gambar. 5.4. Konsep Zonasi Peruntukan Zonasi peruntukan sebagian besar tetap mempertahankan kondisi eksisting. Terdapat perluasan zonasi seperti di zona Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik akibat adanya tuntutan penambahan fasilitas pendidikan. Masih terapat beberapa wacana baru, seperti relokasi dan redesain kantor pusat dan auditorium yang memerlukan studi kelayakan khusus dalam mewujudkannya. Meskipun arahan dalam menentukan lokasi terpilih sudah terdengar, namun lokasi tersebut belum definitif, dan dirasakan masih belum tepat kriteria penentuan lokasi yang diambil. Untuk itu wacana ini hanya sebatas rekomendasi utnuk dipertimbangkan dalam blok plan unsrat. A-8
2.5. Konsep Penataan Blok Massa Bangunan Gambar. 5.4. Konsep Penataan Blok Massa Bangunan 2.6. Konsep Penataan Ruang Luar dan Komponennya Penataap ruang luar tetap menjadi elemen mendasar dalam perencanaan blok plan. Setiap massa bangunan diupayakan memiliki Ruang Terbuka Hijau Aktif. Dalam skala kawasan ada 4 (empat) area Ruang Terbuka Hijau Aktif yaitu: Area Entrance Fasilitas Publik, Lapangan Olahraga, Monumen Sam Ratulangi dan Taman FMIPA. Ruang terbuka ini diupayakan memilki skala pelayanan publik dengan berbagai fasilitas pendukung lingkungan. A-9
2.7. Konsep Perwajahan Bangunan Terdapat 4 (empat) elemen konsep dasar perwajahan bangunan yaitu, Fungsi, Ekonomi, Bentuk dan Waktu. Aspek Fungsi lebih mencerminkan pada kemampuan aktifitas dalam hal ini pendidikan mampu menunjukan intervensi terhadap pola perwajahan bangunan, dengan tetap mempertimbangkan keharmonisan skala kawasan. Aspek Ekonomi lebih mengarahkan kepada elemen-elemen fungsional dengan kandungan efisiensi dan efektifitas dalam menghadirkan muatan lokal. Aspek Bentuk menekankan pada falsafah Bentuk mengikuti Fungsi. Sedangkan aspek Waktu merupakan upaya mengakomodir tingkat fleksibilitas dalam dunia pendidikan ke dalam Arsitektur dalam rupa perwajahan bangunan. A-10
BAB III PERENCANAAN BLOK 3 DIMENSIONAL 3.1.Rencana Struktur dan Pola Ruang Kawasan Gambar 3.1. Rencana Struktur dan Pola Ruang Kawasan 01 Gambar 3.2. Rencana Struktur dan Pola Ruang Kawasan 02 A-11
Gambar3.3. Rencana Struktur dan Pola Ruang Kawasan 03 Gambar 3.4. Rencana Struktur dan Pola Ruang Kawasan 04 Gambar 6.5. Rencana Struktur dan Pola Ruang Kawasan 05 A-12
Gambar 6.6. Rencana Struktur dan Pola Ruang Kawasan 06 2.8. Rencana Penataan Aksesbilitas Gambar 6.7. Rencana Penataan Aksesbilitas 01 Gambar 6.8. Rencana Penataan Aksesbilitas 02 A-13
Gambar 6.9. Rencana Penataan Aksesbilitas 03 2.9. Rencana Pengembangan Infrastruktur Gambar 6.10. Rencana Pengembangan Infrastruktur 01 Gambar 6.11. Rencana Pengembangan Infrastruktur 02 A-14
Gambar 6.12. Rencana Pengembangan Infrastruktur 03 Gambar 6.13. Rencana Struktur dan Pola Ruang Kawasan 04 A-15
Rencana Penataan Blok Massa Bangunan Gambar 6.14. Rencana Penataan Blok Massa Bangunan 01 Gambar 6.15. Rencana Penataan Blok Massa Bangunan 01 A-16
Gambar 6.16. Rencana Penataan Blok Massa Bangunan Gambar 6.17. Rencana Penataan Blok Massa Bangunan 03 Gambar 6.18. Rencana Penataan Blok Massa Bangunan 04 A-17
Rencana Penataan Ruang Luar Gambar 6.19. Rencana Penata Gambar 6.20. Rencana Penataan Ruang Luar 02 Gambar 6.21. Rencana Penataan Ruang Luar 03 A-18
Rencana Penataan Fasad Bangunan Gambar 6.22. Rencana Penataan Fasad Bangunan 01 A-19