FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN PASAMAN BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

BAB IV STUDI KASUS. Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya menghasilkan hasil analisis dengan numeric (angka) yang akan diolah

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

BAB III METODE PENELITIAN

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat digunakan. Keempat pengujian tersebut adalah uji kenormalan, uji

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

Oleh. Siwat 1, Ansofino 2, Citra Ramayani 3 ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI. rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, PENDAPATAN PER KAPITA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP KREDIT KONSUMSI PADA BANK UMUM DI SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

ANALISIS INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT TAHUN Oleh ABSTRACT

3. METODE. Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

Transkripsi:

1 FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh Dania Novtarisa 1, Ansofino 2, Yola Malinda 3 ABSTRACT Issues that are examined in this study are the factors that affect the property tax receipts in West Pasaman period of 2001 to 2011. The purpose of this study was to analyze the factors that affect the property tax receipts in Pasaman West. The methodology used in this study is the method of OLS ( Ordinary Least Square). The data used are time series data such as GDP per capita annual data. the number of mandatory property tax, and investment in West Pasaman, collected through documentation related to service agencies. First results showed that :The factors that influence the acceptance of property tax in West Pasaman : 1 ) GDP per capita has a positive effect with a coefficient value of 0.021. 2 ) The number of taxpayers earth and building a positive effect with coefficient value of 16 389. 3 ) Investment positive effect with coefficient of 0.004. Second : GDP per capita is not significant to the property tax receipts in West Pasaman where tcount < table = 1.8375 < 2.365. GDP per capita is not significant because the value of GDP received by the public does not increase the asset population in West Pasaman and ownership of GDP is only consumed by the public. Third : The number of mandatory property tax has a significant effect on property tax receipts where t count > t table = 2.4753 > 2.365. Changes in the amount of property tax shall contribute significantly to the property tax receipts are required to increase or decrease the amount of property tax will have an impact on the increase or decrease in property tax receipts Pasaman West. Fourth : Investing is not significant to the property tax receipts in West Pasaman tcount < table = 0.0966 < 2.365. Investing is not significant because the data collected did not succeed in proving the link between investment and the acceptance of the UN. Because of all this investment is also used to build schools and education are to pay scholarships. So investment is not directly related to property tax receipts. Fifth : GDP per capita, the number of mandatory property tax and investment jointly affect the acceptance of the United Nations indicated by the F statistic of 12.191, while the F table at level α = 5 % error obtained R2 values of 4.459 to 0.8393 amounted to 83.93 %, which means the UN acceptance is influenced by variables GDP per capita, the number of mandatory property tax and investment while the rest is explained by other variables. Keywords : GDP per capita, Taxpayer Number, Investment and Land and Building Tax Receipts. Pokok persoalan yang dikaji dalam penelitian ini adalah faktorfaktor yang mempengaruhi penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat periode tahun 2001 hingga tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode OLS ( Ordinary Least Square). Data yang digunakan adalah data time series berupa data tahunan PDRB perkapita, jumlah wajib pajak bumi dan bangunan, dan investasi di Kabupaten Pasaman Barat, yang dikumpulkan melalui dokumentasi pada dinas instansi yang terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama: Faktorfaktor yang mempengaruhi penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat: 1) PDRB perkapita berpengaruh positif dengan nilai koefisien sebesar 0,021. 2) Jumlah wajib pajak bumi dan bangunan berpengaruh positif dengan nilai koefisien sebesar 16389. 3) Investasi berpengaruh positif dengan nilai koefisien sebesar 0,004. Kedua: PDRB perkapita tidak signifikan terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat dimana t hitung < t tabel = 1,8375 < 2,365. PDRB perkapita tidak signifikan dikarenakan nilai PDRB yang diperoleh masyarakat tidak meningkatkan asset penduduk di Kabupaten Pasaman Barat dan kepemilikan PDRB hanya habis dikonsumsi oleh masyarakat. Ketiga: Jumlah wajib pajak bumi dan bangunan mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan dimana t hitung > t tabel = 2,4753 > 2,365. Perubahan jumlah wajib pajak bumi dan bangunan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan yaitu kenaikan atau penurunan jumlah wajib pajak bumi dan bangunan akan berdampak pada kenaikan atau penurunan penerimaan pajak bumi dan bangunan Kabupaten Pasaman 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Barat. Keempat: Investasi tidak signifikan terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat t hitung < t tabel = 0.0966 < 2,365. Investasi tidak signifikan dikarenakan data yang dikumpulkan tidak berhasil membuktikan keterkaitan antara investasi dan penerimaan PBB. Karena selama ini juga investasi digunakan untuk pendidikan yaitu membangun sekolah dan untuk membayar bea siswa. Jadi investasi tidak berhubungan langsung dengan penerimaan pajak bumi dan bangunan. Kelima: PDRB perkapita, jumlah wajib pajak bumi dan bangunan dan investasi secara bersamasama berpengaruh terhadap penerimaan PBB yang ditunjukkan oleh nilai Fstatistik sebesar 12,191 sedangkan Ftabel pada tingkat kesalahan α = 5% diperoleh 4,459 dengan nilai R 2 sebesar 0,8393 yang artinya sebesar 83,93% penerimaan PBB dipengaruhi oleh variabel PDRB perkapita, jumlah wajib pajak bumi dan bangunan dan investasi sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Kata Kunci : PDRB perkapita, Jumlah Wajib Pajak, Investasi dan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. PENDAHULUAN Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu pajak pusat yang unik karena sebagian besar dana yang diperoleh diserahkan kembali ke daerah sehingga dapat digunakan sebagai dana pembangunan bagi daerah tersebut. Menurut Ahmad Yani (2008:76) Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan. Subjek pajak dalam PBB adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi atau memperoleh manfaat atas bumi atau memiliki, menguasai atau memperoleh manfaat atas bangunan. Objek pajaknya adalah bumi dan bangunan. Pengertian bumi adalah permukaan dan tubuh bumi yang ada di bawahnya, sedangkan bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan perairan. Tabel 1 Data penerimaan PBB di Kabupaten Pasaman Barat tahun 20072011 No 1. 2. 3. 4. 5. Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Target penerimaan (Rp) 1.233.692,00 1.498.000.000 1.677.064.000 1.858.740.249 2.618.053.418 Realisasi penerimaan (Rp) 1.246.024,54 1.498.454.743 1.179.808.828 1.168.749.286 1.201.428.473 % 101,00 100,03 70,35 62,88 45,89 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Pada tabel 1.1 tampak bahwa realisasi penerimaan PBB di Kabupaten Pasaman Barat masih ada dibawah target penerimaan. Hal ini berarti masih ada potensi pajak yang tidak tertagih, secara keseluruhan ratarata realisasi sebesar 67,83%, sehingga masih sekitar 32,17% yang tidak tertagih dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan tabel 1.1 persentase target penerimaan dan realisasi penerimaan PBB di Kabupaten Pasaman Barat tidak stabil, dimana persentase penerimaan PBB antara tahun 20072011 selalu mengalami penurunan, hal ini berarti ada beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan PBB di Kabupaten Pasaman Barat. Investasi disuatu daerah merupakan komponen utama dalam mencapai pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Dengan arti kata, besarnya laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai salah satunya ditentukan oleh kemampuan investasi, baik investasi secara agregat maupun investasi pada masingmasing sektor ekonomi, sehingga keberhasilan pertumbuhan PDRB tidak dapat dipisahkan dari meningkatnya investasi yang akan mendorong kenaikan output secara signifikan. Hal ini juga secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi dari meningkatnya pendapatan yang diterima masyarakat. Tercapainya pertumbuhan ekonomi dalam suatu daerah ditandai dengan meningkatnya nilai PDRB yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat dalam suatu periode tertentu. Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dengan tingginya nilai PDRB menunjukkan bahwa daerah tersebut mengalami kemajuan atau mengalami pertumbuhan ekonomi.

2 No 1. 2. 3. 4. 5. Tabel 2 Data PDRB perkapita dan data Investasi di Kabupaten Pasaman barat PDRB perkapita Investasi Tahun % (juta rupiah) (juta rupiah) 2007 2008 2009 2010 2011 12036312 13918222 15426161 17309810 19305609 15,63 10,83 12,21 15,52 319106042 405030613 407654644 750534647 921328162 % 26,93 0,65 84, 22,76 Sumber : BPS, Provinsi Sumatera Barat (data yang diolah) tahun 20012011 PDRB perkapita Kabupaten Pasaman Barat tahun 20072011 mengalami kenaikan dari tahun ke tahunnya, hal ini kemungkinan disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah investasi di Kabupaten Pasaman Barat. Berdasarkan data BPS bahwa perkembangan pertumbuhan PDRB perkapita Kabupaten Pasaman Barat yang teringgi terjadi pada tahun 2011 sebesar 19.305.608,9 (juta rupiah), Hal ini kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya jumlah investasi. Sedangkan tingkat PDRB perkapita yang terendah terjadi pada tahun 2007 sebesar 12.036.312,03 (juta rupiah), hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya jumlah investasi. Dari paparan datadata Penerimaan PBB, PDRB perkapita, Investasi di Kabupaten Pasaman Barat dari tahun 20072011 terdapat fenomenafenomena yang terjadi khususnya pada tahun 2011 dimana pada saat PDRB perkapita dan Investasi meningkat, seharusnya pada tahun 2011 penerimaan PBB di Kabupaten Pasaman Barat juga mengalami peningkatan dari target penerimaan. Melihat fenomena dan fakta di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul mengenai: FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN PASAMAN BARAT. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan data time series, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada datadata numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Penelitian ini dilakukan di lembaga atau instansi pemerintah yaitu: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pasaman Barat dan adapun penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Septemberoktober 2013. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka atau dokumentasi data dari sumbersumber data sekunder, yaitu dengan mengadakan pencatatan dan penelaahan terhadap aspekaspek atau dokumendokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian ini. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Pengujian Normalitas data digunakan untuk mengetahui distribusi sebuah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, berikut histogram residualnya: Gambar 1 Histogram residual 8 7 6 5 4 3 2 Series: Residuals Sample 2001 2011 Observations 11 Mean 1.06E08 Median 2072092. Maximum 33002571 Minimum 37416774 Std. Dev. 18496528 Skewness 0.053633 Kurtosis 3.277521 1 JarqueBera 0.040573 Probability 0.979918 0 4.0E+07 2.0E+07 0.00000 2.0E+07 4.0E+07 Sumber: Hasil Output Eviews

3 Berdasarkan gambar 5.1 uji statistik Jarque Bera (JB) nilai statistiknya sebesar 0,041 sedangkan nilai chi squers 5 % dan df 2 sebesar 5,99. Nilai JB (0,041) < 5,99, berarti residual hasil regresi Penerimaan PBB Kabupaten Pasaman Barat terdistribusi Normal, sehingga variabel PDRB Perkapita, Jumlah Wajib Pajak bumi dan bangunan dan Investasi Layak dimasukkan ke dalam model. 2. Uji Multikolonearitas Salah satu syarat dalam pemakaian analisa regresi linear berganda adalah terlebih dahulu harus dilakukan uji multikolonearitas dimana sesama variabel independen tidak boleh berhubungan satu sama lainnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonearitas di dalam model regresi dilakukan dengan cara membandingkan nilai R 2 antara masingmasing variabel, yaitu: Jika nilai R 2 1 > R 2 11, R 2 12, R 2 13 maka model ini tidak terdapat multikolinearitas (bebas dari multikolonearitas). Jika nilai R 2 1 < R 2 11, R 2 12, R 2 13 maka model ini terdapat multikolinearitas. Keterangan: R 2 1 : hasil regresi dengan persamaan Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3. (1) R 2 11 : hasil regresi dengan persamaan X 1 = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3. (2) R 2 12 : hasil regresi dengan persamaan X 2 = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3. (3) R 2 13 : hasil regresi dengan persamaan X 3 = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3... (4) Tabel 3 Hasil estimasi regresi Variabel dependen Rsquared Y 0.839348 X1 0.312347 X2 0.683374 X3 0.659977 Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh nilai R 2 masingmasing yaitu: Untuk persamaan (1) nilai R 2 adalah sebesar 0.8393 yang disebut R 2 1 Untuk persamaan (2) nilai R 2 adalah sebesar 0.3123 yang disebur R 2 11 Untuk persamaan (3) nilai R 2 adalah sebesar 0.6834 yang disebut R 2 12 Untuk persamaan (4) nilai R2 adalah sebesar 0.6599 yang disebut R 2 13 Maka diperoleh perbandingan sebagai berikut: R 2 1 > R 2 11, R 2 12, R 2 13 0.8393 > 0.3123, 0.6834, 0.6599, maka model tersebut bebas dari multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya variabel gangguan (Error)nya yang mempunyai varian yang tidak konstan, berikut hasil analisis uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode White no Cross Term. Tabel 4 Hasil Uji No Cross Terms Variabel Coefficient tstatistic Rsquared Konstanta X1^2 X2^2 1.38E+18 0.001852 84366579 0.951449 0.548982 Obs*Rsquared Fstatistic 0.515731 5.673042 0.709979 X3^2 0.000147 0.027762 Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa nilai R squared 0.515731 dan nilai chi squared hitung sebesar 5.673042 yang diperoleh dari informasi obs*rsquared jumlah observasi dikalikan dengan koefisien determinasi, sedangkan nilai kritis chi squares (X 2 ) pada α = 5% adalah 19,675. Berdasarkan uji white ini diperoleh nilai chi squared hitung lebih kecil dari pada nilai kritis chi squared dengan demikian data tidak mengandung heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antara anggota observasi lainnya yang berlainan waktu, berikut hasil uji autokorelasi dengan metode LM (Langrange Multiplier):

4 Variabel konstanta 4.46E+08 X1 0.013669 1.199135 X2 3542.875 0.614602 X3 0.011853 0.348483 Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh nilai obs*rsquared (disebut juga X 2 hitung) sebesar 5.5950 dan X 2 tabel yang disesuaikan dengan jumlah lagnya (v) = 2 dan α=5% adalah 5,99. Karena 5.5950 < 5,99 maka dapat disimpulkan model diatas bebas dari masalah autokorelasi. Tabel 5 Uji autokorelasi dengan Metode LM (Langrange Multiplier) t R Obs*Rsquared statistic F Coefficient Statistic squared 0.508634 5.594979 1.035145 Analisis Regresi Berganda Tabel 6 Hasil Analisa Regresi Berganda Variabel Coefficient tstatistic Rsquared Adjusted Fstatistic Durbin Rsquared Watson stat 0.839348 0.770497 12.19079 2.528146 Konstanta 2.05E+09 X1 0.021319 1.837456 X2 16389.11 2.475272 X3 0.003797 0.096619 Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel diatas diperoleh R 2 sebesar 0.8393 dan Adjusted Rsquared sebesar 0,7705 dan diperoleh nilai DW 2,528. Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Yi = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + ei Y = 2.05E+09+0.021319 (X 1 ) + 16389.11 (X 2 ) + 0.003797 (X 3 ) + e i tstat= (1.837456) (2.475272) (0.096619) R 2 = 0.839348 R 2 adj = 0.770497 Fstat = 12.19079 DW = 2.528146 Berdasarkan hasil regresi (Tabel 5.5) menunjukkan arah pengaruh dari setiap variabel independen yang terdiri dari PDRB perkapita, jumlah wajib pajak bumi dan bangunan dan investasi terhadap variabel dependen yaitu penerimaan pajak bumi dan bangunan. PDRB Perkapita, jumlah wajib pajak bumi dan bangunan dan investasi mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan Kabupaten Pasaman Barat. Nilai konstanta sebesar 2.05E+09 menunjukkan tanda negatif ini berarti pada saat PDRB perkapita, jumlah wajib pajak dan investasi sama dengan nol maka banyakny penerimaan pajak bumi dan bangunan sebesar 2.05E+09. Nilai koefisien variabel PDRB perkapita sebesar 0.0213 hal ini mengandung arti bahwa PDRB perkapita mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan menyatakan bahwa setiap kenaikan PDRB perkapita sebesar 1 milyar rupiah maka akan meningkatkan penerimaan pajak bumi dan bangunan sebesar 0.0213. Nilai koefisien variabel jumlah wajib pajak bumi dan bangunan sebesar 16389.11 hal ini mengandung arti bahwa jumlah wajib pajak bumi dan bangunan mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan artinya setiap kenaikan jumlah wajib pajak bumi dan bangunan sebesar 1 orang maka akan meningkatkan penerimaan pajak bumi dan bangunan sebesar 16389.11. Nilai koefisien untuk variabel investasi sebesar 0.003797 hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan investasi sebesar 1 juta maka akan meningkatkan penerimaan pajak bumi dan bangunan sebesar 0.003797.

5 Koefisien Determinasi Untuk menjelaskan seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen, hal ini dilihat berdasarkan pada tabel 5.5 dengan koefisien determinasi adalah sebesar 0.8393 artinya 83,93% dari penerimaan pajak bumi dan bangunan dipengaruhi oleh PDRB perkapita, jumlah wajib pajak bumi dan bangunan dan investasi, sedangkan sisanya 16,07% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penelitian ini. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, maka selanjutnya adalah pengujian hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan bantuan program eviews dengan perincian sebagai berikut : 1. Hipotesis Pertama t hitung < t tabel = 1,8375 < 2,365 Setelah memperhatikan hasil uji t ini, PDRB perkapita tidak signifikan terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat. PDRB perkapita tidak signifikan bukan berarti PDRB perkapita tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat akan tetapi data yang dikumpulkan tidak berhasil membuktikan keterkaitan antara PDRB perkapita dan penerimaan PBB. Ini dikarenakan nilai PDRB yang diperoleh masyarakat tidak meningkatkan asset penduduk di Kabupaten Pasaman Barat dan kepemilikan PDRB hanya habis dikonsumsi oleh masyarakat. 2. Hipotesis Kedua t hitung > t tabel = 2,4753 > 2,365 Setelah memperhatikan hasil uji t ini, jumlah wajib pajak bumi dan bangunan mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan. Perubahan jumlah wajib pajak bumi dan bangunan memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan yaitu kenaikan atau penurunan jumlah wajib pajak bumi dan bangunan akan berdampak pada kenaikan atau penurunan penerimaan pajak bumi dan bangunan Kabupaten Pasaman Barat. 3. Hipotesis Ketiga t hitung < t tabel = 0.0966 < 2,365 Setelah memperhatikan hasil uji t ini, investasi tidak signifikan terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat. investasi tidak signifikan bukan berarti investasi tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat akan tetapi data yang dikumpulkan tidak berhasil membuktikan keterkaitan antara investasi dan penerimaan PBB. Karena selama ini juga investasi digunakan untuk pendidikan yaitu membangun sekolah dan untuk membayar bea siswa. Jadi investasi tidak berhubungan langsung dengan penerimaan pajak bumi dan bangunan. 4. Hipotesis Keempat F hitung > F tabel = 12,1907 > 4,459 Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, dapat disimpulkan bahwa PDRB perkapita, jumlah wajib pajak bumi dan bangunan dan investasi secara bersamasama mempengaruhi penerimaan pajak bumi dan bangunan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pertanyaan penelitian dan pembahasan hasil yang telah dilakukan, maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktorfaktor yang mempengaruhi penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat: 1) PDRB perkapita berpengaruh positif dengan nilai koefisien sebesar 0,021. 2) Jumlah wajib pajak bumi dan bangunan berpengaruh positif dengan nilai koefisien sebesar 16389. 3) Investasi berpengaruh positif dengan nilai koefisien sebesar 0,004. 2. PDRB perkapita tidak signifikan terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat dimana t hitung < t tabel = 1,8375 < 2,365. PDRB perkapita tidak signifikan bukan berarti PDRB perkapita tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat akan tetapi data yang dikumpulkan tidak berhasil membuktikan keterkaitan antara PDRB perkapita dan penerimaan PBB. Ini dikarenakan nilai PDRB yang diperoleh masyarakat tidak meningkatkan asset penduduk di Kabupaten Pasaman Barat dan kepemilikan PDRB hanya habis dikonsumsi oleh masyarakat. 3. Jumlah wajib pajak bumi dan bangunan mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan dimana t hitung > t tabel = 2,4753 > 2,365. Perubahan jumlah wajib pajak bumi dan bangunan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan yaitu kenaikan atau penurunan jumlah wajib pajak bumi dan bangunan akan berdampak pada kenaikan atau penurunan penerimaan pajak bumi dan bangunan Kabupaten Pasaman Barat. 4. Investasi tidak signifikan terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat t hitung < t tabel = 0.0966 < 2,365. Investasi tidak signifikan bukan berarti investasi tidak berpengaruh

6 terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Pasaman Barat akan tetapi data yang dikumpulkan tidak berhasil membuktikan keterkaitan antara investasi dan penerimaan PBB. Karena selama ini juga investasi digunakan untuk pendidikan yaitu membangun sekolah dan untuk membayar bea siswa. Jadi investasi tidak berhubungan langsung dengan penerimaan pajak bumi dan bangunan. 5. PDRB perkapita, jumlah wajib pajak bumi dan bangunan dan investasi secara bersamasama berpengaruh terhadap penerimaan PBB yang ditunjukkan oleh nilai Fstatistik sebesar 12,191 sedangkan Ftabel pada tingkat kesalahan α = 5% diperoleh 4,459 dengan nilai R 2 sebesar 0,8393 yang artinya sebesar 83,93% penerimaan PBB dipengaruhi oleh variabel PDRB perkapita, jumlah wajib pajak bumi dan bangunan dan investasi sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Saran Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder, untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan data sekunder dan data primer. Peranan PDRB perkapita, jumlah wajib pajak bumi dan bangunan dan investasi 83,93% mengindikasikan faktorfaktor tersebut tetap dapat dimasukkan sebagai prediktor untuk memprediksi penerimaan PBB di Kabupaten Pasaman Barat. Untuk penelitian pada masa yang akan datang agar memberikan hasil yang baik, maka penelitian selanjutnya dapat memasukkan variabel lain sehingga faktorfaktor yang mempengaruhi penerimaan PBB di Kabupaten Pasaman Barat menjadi lebih luas dan dapat memberikan informasi yang lebih baik kepada masyarakat, akademisi dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. DAFTAR PUSTAKA BPS.20042011. Pasaman Barat Dalam Angka dalam Berbagai Edisi. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Yani, Ahmad. 2008. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Zusmelia, dkk. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Padang. STKIP PGRI.

1