BAB I PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab I ini akan mengkaji tentang latar belakang masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah. Penjelasan dari keenam subbab tersebut adalah sebagai berikut. 1.1 Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam membela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan Kewarganegaraan ( Citizenship Education) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa. Latar belakang pentingnya pelajajaran PKn yaitu mempuyai integritas dan loyalitas tinggi serta mempunyai sikap mental yang posiif terhadap bangsa dan negara. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) juga merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang mampu memahami dan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Winataputra, 209:23). 1
2 Proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih metode dan media pelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran PKn yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) antaralain: (a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (b) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi, (c ) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, (d ) Berinteraksi dengan bangsabangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Tujuan tersebut jelas tergambar bahwa fungsi pengajaran PKn adalah sebagai wadah untuk membentuk warga negara yang cerdas dan baik, serta dapat berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dalam kegiatan bermasyarakat. Pembelajaran PKn di SD harus mengacu pada tujuan pembelajaran PKn dengan mengacu pada tujuan tersebut, maka akan membentuk suatu pola pikir siswa mengenai pembelajaran PKn yang baik dan benar. Seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diharapkan guru dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya pada pelajaran PKn dengan berkreasi dan berinovasi menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan berpusat pada siswa (student center).
3 Berdasarkan hasil observasi dalam studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12 April 2012 di SDN Wonosari 01 Kabupaten Malang pada mata pelajaran PKn kelas V semester 1 materi NKRI, ditemukan adanya beberapa masalah. Salah satu di antaranya adalah terdapat beberapa siswa yang hasil belajarnya masih rendah. Dengan jumlah siswa sebanyak 14 anak, hanya terdapat 4 siswa (28%) yang dinyatakan tuntas memenuhi KKM 70. Sedangkan sisanya 10 siswa (72%) dinyatakan belum tuntas. Adapun dalam proses pembelajaran, siswa kurang terlibat aktif ketika mengikuti kegiaan belajar mengajar. Aktivitas yang dilakukan siswa pada saat pembelajaran cenderung pasif dan hanya berpusat pada guru. Permasalahan rendahnya tingkat ketuntasan hasil belajar dan aktivitas siswa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor berikut: (1) masih rendahnya minat siswa untuk membaca khususnya dalam pembelajaran PKn, (2) sebagian siswa merasa tidak senang dan menganggap pembelajaran PKn membosankan, menjenuhkan, lebih menekankan pada hafalan sehingga menjadikan peserta didik cenderung pasif, (3) pengornisasian kelompok siswa pada saat diskusi kurang merata. Hal ini dikarenakan guru membiarkan siswa mengorganisasikan kelompoknya masing masing sesuai keinginannya tanpa ada arahan dari guru. Akibatnya siswa yang pandai berkelompok dengan siswa yang pandai, begitu pula sebaliknya siswa yang berkemampuan rendah berkelompok dengan siswa yang berkemampuan rendah. Pengornasasian kelompok yang tidak merata tersebut berdampak pada prestasi yang tidak merata, (4) metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar kurang sesuai, sehingga siswa kurang terlibat aktif dan cenderung merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran. Beberap faktor
4 tersebut berpengaruh pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan solutif guna mengatasi permasalahan tersebut. Seorang guru diharapkan mampu membangun peran aktif dan kreatif dengan menentukan model pembelajaran yang tepat, sehingga materi pelajaran PKn dapat diterima oleh siswa. Berbagai model pembelajaran telah diterapkan di sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh guru, sehingga pembelajaran dapat lebih bermanfaat bagi siswa. Model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran akan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa dalam belajar. Proses pembelajaran perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, oleh karena itu dituntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Saat ini model pembelajaran yang menggunakan pendekatan-pendekatan sudah sangat berkembang, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan pada mata pelajaran PKn adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Achievement Divisions). Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa (student oriented). Terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan oleh guru dalam mengaktifkan siswa. Tipe pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.
5 Gagasan utama dari STAD adalah siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasinya, jenis kelamin, dan suku. Guru manyampaikan materi pembelajaran, kemudian siswa berdiskusi dan bekerja dalam tim dan memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Selanjutnya seluruh siswa mengerjakan kuis atau tes individu tentang materi yang telah dipelajari dengan catatan saat kuis, mereka tidak boleh saling membantu. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat mementingkan adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota lain. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses kegiatan pembelajaran akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkolaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk kelompok, untuk mendiskusikan suatu permasalahan terkait materi yang sedang dipelajari. Tujuan dari kegiatan kelompok tersebut agar anggota kelompok dapat dengan mudah memahami materi yang sedang dipelajari, dengan cara saling mengungkapkan ide bersama anggota kelompoknnya, melakukan diskusi dan mengerjakan tugas bersama. Slavin dalam Trianto (2011:27) mengemukakan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit, apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya. Hal inipun sesuai dengan konsep dasar teori belajar kontruktivistik yang dikembangkan oleh Jean Piaget dan Vigotsky dalam Budiningsih (2004:54), mengemukakan bahwa teori kontruktivistik merujuk kepada asumsi bahwa manusia mengembangkan dirinya
6 dengan cara melibatkan diri baik dalam kegiatan secara personal maupun sosial dalam membangun ilmu pengetahuan. Secara garis besar rancangan Penelitian Tindakan Kelas akan dilakukan melalui beberapa siklus. Setiap siklus dirancang sedemikian rupa sehingga tindakan yang dilakukan membuat siswa aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Peneliti berupaya menyusun perencanaan yang matang untuk mendukung proses pembelajaran serta melakukan tindakan perbaikan yang didasarkan pada Kompetensi Dasar siswa dan mengembangkan secara bertahap. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Pokok Bahasan NKRI Kelas V SDN Wonosari 01 Kabupaten Malang. 1.2 Fokus Masalah Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN Wonosari 01 Kabupaten Malang. Peneliti juga memfokuskan pada aktivitas siswa ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, karena siswa cenderung pasif karena kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa ( student center) belum begitu diterapkan. Pembelajaran tersebut berdampak pada aktivitas dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Wawancara yang dilakukan dengan guru kelas bahwa siswa kurang mempunyai minat baca dalam pelajaran PKn sehingga
7 siswa cenderung bosan dan pasif ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru merasa kesulitan dalam mencari solusi dalam membangkitkan minat dan semangat siswa untuk dapat belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut serta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn pada materi Negara Kesatuan Republik Indonesia. STAD ( Student Achievement Divisions) merupakan salah satu dari pembelajaran kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Selain itu tipe pembelajaran ini juga dapat dipakai untuk memberikan motivasi kepada siswa supaya siswa tidak merasa jenuh pada saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Karena siswa cenderung malas mengerjakan soal dan lebih tertarik bermain dengan teman sebangkunya. Peneliti ingin menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Achievement Divisions) kepada siswa kelas V SDN Wonosari 01 Kabupaten Malang, yang difokuskan pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada materi Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada mata pelajaran PKn pokok bahasan Negara
8 Kesatuan Republik Idonesia siswa kelas V SDN Wonosari 01 Kabupaten Malang? 2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V SDN Wonosari 01 Kabupaten Malang pada mata pelajaran PKn pokok bahasan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Wonosari 01 Kabupaten Malang pada mata pelajaran PKn pokok bahasan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka penelitian memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada mata pelajaran PKn pokok bahasan Negara Kesatuan Republik Idonesia siswa kelas V SDN Wonosari 01 Kabupaten Malang. 2. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V SDN Wonosari 01 Kabupaten Malang pada mata pelajaran PKn pokok bahasan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).
9 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Wonosari 01 Kabupaten Malang pada mata pelajaran PKn pokok bahasan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement). 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun manfaat secara praktis. Secara rinci manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis diantaranya yaitu dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini juga dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang relevan. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini terbagi pada beberapa bagian diantaranya manfaat bagi guru, bagi siswa, bagi peneliti dan bagi sekolah. Secara rinci manfaat praktis penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. a. Bagi Guru 1. Guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran, dan guru reflektif dan kritis terhadap kegiatan di kelasnya. 2. Guru dapat meningkatan kinerjanya lebih profesional, karena akan selalu melakukan inovasi yang dilandasi dari hasil penelitian.
10 3. Guru dapat memperbaiki tahapan-tahapan pembelajaran, melalui kajian aktual yang muncul di kelasnya. 4. Guru tidak terganggu tugasnya, dalam melakukan penelitian. Penelitian terintegrasi dengan pembelajaran yang dilakukan dikelasnya. 5. Guru menjadi kreatif karena dituntut untuk melakukan inovasi. b. Bagi Siswa 1. Sebagai dorongan agar siswa lebih meningkatkan hasil belajarnya khususnya pada mata pelajaran PKn. 2. Hasil belajar PKn siswa lebih baik dan meningkat. 3. Siswa lebih aktif dan kreatif terlibat langsung dalam memecahkan masalah pembelajaran yang dialaminya dan merasa menyenangkan dan menarik dalam mengikuti pelajaran. 4. Dapat mendorong siswa untuk mampu membangun pengetahuannya secara bersama-sama di dalam kelompok. c. Bagi Peneliti 1. Bagi peneliti pemula bisa berkolaborasi dengan guru kelas, sehingga mengetahui permasalahan yang ada. 2. Bagi peneliti pemula bisa meminimalisir, permasalahan tindakan kelas ketika menjadi guru kelas. 3. Bagi peneliti pemula merupakan pengalaman berharga sehingga lebih baik, ketika menjadi guru kelas. d. Bagi Sekolah 1. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
11 2. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. 3. Menumbuhkembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah, untuk proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan. 4. Memberikan nilai tambah yang positif bagi sekolah. 1.6 Batasan Istilah Penelitian Istila-istilah dalam penelitian ini sangat banyak oleh sebab itu perlu dibatasi agar bisa dimengerti oleh pembaca adapun beberapa batasan istilah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar ke dua aktivitas itu harus selalu berkait (Rohani, 2004:8). 2. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar Abdurrahman dalam Jihad dan Haris (2008:14). 3. STAD ( Student Teams Achievement Divisions) merupakan pembelajaran untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru (Slavin, 2010:12). 4. Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar pada masa datang dapat menjadi patriot pembela bangsa dan negara. Maksud dari patriot pembela dan negara ialah pemimpin yang mempunyai kecintaan, kesetiaan, serta keberanian untuk membela bangsa dan tanah air melalui bidang profesinya masing-masing (Amin, 2008:31).