TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO

Session#8 Teknik Pengelolaan Risiko, Pengelolaan Risiko Liability bl & Liquidity.

RESIKO DALAM ASURANSI

PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO

Aspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial:

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

III KERANGKA PEMIKIRAN

Asuransi Jiwa

Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management

ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN)

MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN NON-KEUANGAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)

asuransi, industri asuransi dan fungsi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. Modul 5 mengenai manajemen risiko: instrumen derivatif, manajemen

BAB V TEKNIK MENGELOLA ASSET VALUTA ASING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong. individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian bisa

A. Risiko B. Klasifikasi Risiko C. Perils & Hazards D. Manajemen Risiko. Diskusi Kelompok (Group Discussion) Pertanyaan (Questions)

PENANGGULANGAN RISIKO. 2. Pembiayaan Risiko (Risk financing)

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g,

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

JAWABAN BAB 7. Nama : Fitri Gusniawati. Nim :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENANGGULANGAN RISIKO. 2. Pembiayaan Risiko (Risk financing)

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga

PENGERTIAN INVESTASI

PERTEMUAN 5 PENANGGULANGAN RISIKO

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Kamus Istilah Pasar Modal

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

Bab 5 Pengambilan Risiko

RISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN ( LIABILITIES )

ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN)

Modul laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu sepatutnya nikmat tersebut disyukuri. Kesehatan sudah merupakan

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY)

Accident & Health Hospital Income & Surgical Benefit

Klien SS juga memiliki keengganan untuk memulai belajar mengenai wealth. untuk menganalisa kekayaan Klien SS agar dapat memberikan rekomendasi atas

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa peristiwa tersebut

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

BAB X SIKLUS PENGGAJIAN DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h,

Pengantar sekuritisasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatnya hubungan perdagangan antar negara. Proses globalisasi perekonomian

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii. PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vi

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

LAPORAN KEUANGAN BANK

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Growth Opportunity,

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko:

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri

BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 MEI 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. barang-barang dicuri, dan sebagainya. Kemungkinan akan kehilangan atau

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

Transkripsi:

TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO

Pak Joko baru saja membeli mobil BMW baru seri 7 yang berharga Rp1,5 milyar. Dia sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan mobil barunya, seperti kecelakaan yang bisa membutuhkan biaya yang tinggi untuk perawatannya, atau dicuri yang membuat dia mengalami kerugian besar. Kemungkinan seperti itu kelihatannya tidak terlalu besar, karena dia sudah berhati-hati. Tetapi jika terjadi, kerugian yang akan ditanggung sangat besar. Pak Joko memutuskan untuk membeli asuransi yang mencakup pencurian dan kecelakaan.

PT Kelana merupakan perusahaan taksi dengan armada taksi sekitar 200 mobil. Sebagai bagian dari operasi taksi, PT Kelana menghadapi risiko seperti kecelakaan mobil, tabrakan kecil, pencurian bagian mobil (misal spion). PT Kelana memutuskan untuk menahan atau menanggung risiko tersebut (risk retention). PT Kelana memutuskan untuk tidak membeli asuransi untuk meng-cover risiko tersebut. Sebagai gantinya, PT Kelana mencadangkan dana sebesar tertentu secara periodik (1% dari total penjualan tahunan) yang bisa dipakai untuk mendanai kerugian jika risiko tersebut muncul (misal memperbaiki mobil yang rusak karena kecelakaan). PT Kelana juga membuat aturan dan prosedur yang ketat untuk menekan kemungkinan munculnya risiko tersebut, misal melalui training terhadap pengemudi taksi (memarkir di tempat yang aman, tidak boleh ngebut, dsb).

ALTERNATIF PENGELOLAAN RISIKO Penghindaran Risiko (Risk Avoidance) Pengendalian Risiko (Risk Control) Penanggungan atau Penahanan Risiko (Risk Retention) Pengalihan Risiko (Risk Transfer) Pendanaan Risiko

PENGHINDARAN RISIKO Jika memungkinkan, risiko yang tidak perlu, risiko yang bisa dihilangkan tanpa ada pengaruh negatif terhadap pencapaian tujuan, bisa dihindari. Dalam kebanyakan situasi, risiko tidak bisa dihindari. Perusahaan secara sengaja melakukan aktivitas bisnis tertentu untuk memperoleh keuntungan. Dalam melakukan aktivitas bisnis tersebut, perusahaan menghadapi risiko yang berkaitan dengan aktivitas tersebut. Karena itu risiko semacam itu tidak bisa dihindari.

RISK RETENTION Alternatif lain dari manajemen risiko adalah perusahaan menanggung sendiri risiko yang muncul (menahan risiko tersebut atau risk retention). Jika risiko benar-benar terjadi, perusahaan tersebut harus menyediakan dana untuk menanggung risiko tersebut.

Penahanan Yang Direncanakan dan Yang Tidak Direncanakan Jika suatu perusahaan mengevaluasi risiko-risiko yang ada, kemudian memutuskan untuk menahan sebagian atau seluruh risiko, maka perusahaan tersebut menahan risiko dengan terencana. Pada situasi lain, perusahaan tidak sadar akan adanya risiko yang dihadapinya. Sebagai contoh, suatu perusahaan membuat produk tertentu. Tapi perusahaan tersebut tidak menyadari bahwa produk tersebut bisa memunculkan risiko gugatan oleh konsumen terhadap perusahaan. Perusahaan secara tidak terencana menahan risiko gugatan tersebut.

Pendanaan Risiko Yang Ditahan Risiko yang ditahan bisa didanai dan bisa juga tidak didanai. Contoh yang tidak didanai: Supermarket tidak mendanai risiko pencurian oleh pembeli supermarket. Supermarket tersebut beranggapan bahwa pencurian oleh pembeli merupakan bagian dari bisnis supermarket sehingga tidak perlu dibuat pendanaan yang khusus. Pencurian tersebut bisa dimasukkan ke dalam biaya operasional. Tetapi jika kerugian yang timbul akibat risiko tersebut sangat besar, maka perusahaan bisa mengalami kesulitan jika harus membiayai kerugian tersebut.

Pendanaan Risiko Dana cadangan, Self-insurance Captive insurers.

Dana Cadangan Perusahaan menyisihkan dana tertentu secara periodic yang ditujukan untuk membiayai kerugian akibat dari risiko tertentu. Dalam contoh di bagian awal, PT Kelana menyisihkan dana sebesar 1% dari pendapatan untuk membiayai kerugian akibat kecelakaan mobil taksinya. Yang perlu diperhatikan adalah persoalan akuntansinya, yaitu apakah memungkinkan atau tidak, jika memungkinkan bagaimana aturan dan nama rekening untuk dana cadangan kerugian semacam itu. Perusahaan bisa juga menyiapkan dana cadangan dalam bentuk memegang aset yang likuid (misal kas) yang disiapkan untuk membiayai kerugian jika risiko terjadi. Perusahaan juga bisa membangun akses ke pasar keuangan yang baik sehingga jika terjadi kerugian, perusahaan bisa memperoleh dana dari pasar keuangan, meskipun biasanya bank tidak memberikan pinjaman untuk kerugian akibat terjadinya risiko (misal akibat kebakaran).

Self-insurance Pengelolaan dana cadangan bisa ditingkatkan lagi menjadi semacam asuransi untuk internal perusahaan sendiri (self-insurance). Dengan self-insurance, perhitungan dilakukan lebih teliti untuk menentukan berapa besarnya premi yang harus disisihkan, berapa besarnya tanggungan yang bisa diberikan. Kerugian yang terjadi lebih besar dari tanggungan maksimum, bisa dialihkan ke pihak luar (misal diasuransikan). Self-insurance bisa dilakukan jika (1) eksposur di perusahaan cukup besar, sehingga skala ekonomisnya bisa tercapai, (2) Risiko bisa diprediksi dengan baik.

Captive Insurers Captive insurers dilakukan dengan mendirikan anak perusahaan asuransi yang menjadi bagian dari perusahaan. Risiko dalam perusahaan bisa diasuransikan ke captive insurers tersebut. Captive insurers tersebut juga bisa menjual asuransi ke pihak eksternal (perusahaan lain). Timbul pertanyaan apakah manfaat captive insurers semacam itu, karena risiko tidak ditransfer ke pihak luar? Risiko masih ditanggung sendiri oleh perusahaannya. Ada beberapa alasan kenapa captive insurers menjadi menarik, diantaranya: (1) di beberapa negara, pelakuan pajak sedemikian rupa sehingga menguntungkan untuk membuat captive insurers (pajak bisa dibayarkan lebih kecil), (2) kontrak asuransi menjadi lebih fleksibel karena praktis berurusan dengan pihak internal. Kadang-kadang manajer captive insurers sekaligus menjadi manajer risiko perusahaan.

RISK TRANSFER Asuransi Hedging Incorporated (membentuk perseroan terbatas) Tehnik Lainnya

Asuransi Asuransi merupakan metode transfer risiko yang paling umum, khususnya untuk risiko murni (pure risk). Asuransi adalah kontrak perjanjian antara yang diasuransikan (insured) dan perusahaan asuransi (insurer), dimana insurer bersedia memberikan kompensasi atas kerugian yang dialami pihak yang diasuransikan, dan pihak pengasuransi (insurer) memperoleh premi asuransi sebagai balasannya.

Empat hal diperlukan dalam transaksi asuransi: (1) perjanjian kontrak, (2) pembayaran premi, (3) tanggungan (benefit) yang dibayarkan jika terjadi kerugian seperti yang disebutkan dalam kontrak, dan (4) penggabungan (pool) sumberdaya oleh perusahaan asuransi yang diperlukan untuk membayar tanggungan.

Bisnis asuransi didasarkan pada prinsip mengumpulkan (pool) sumberdaya, bukannya mengumpulkan risiko. Melalui premi yang diterima oleh perusahaan asuransi, perusahaan bisa mengumpulkan sumberdaya, sehingga bisa memperkecil probabilitas tidak bisa memenuhi kewajibannya. Penggabungan risiko untuk memperkecil probabilitas ketidakmampuan membayar kewajiban mensyaratkan hubungan yang rendah (atau negatif) sehingga risiko tersebut akan saling menghilangkan. Penggabungan risiko semacam itu merupakan prinspi diversifikasi, bukannya asuransi. Risiko yang bisa ditanggung oleh asuransi cukup beragam. Berikut ini beberapa contoh risiko-risiko tersebut: (1) Risiko kecelakaan kerja, (2) Risiko kematian, (3) Risiko tabungan tidak terbayar oleh bank (asuransi deposito), (4) Risiko kebakaran atau kerusakan property.

Hedging atau lindung nilai pada dasarnya mentransfer risiko kepada pihak lain yang lebih bisa mengelola risiko lebih baik melalui transaksi instrument keuangan. Sebagai contoh, perusahaan Indonesia mempunyai kewajiban untuk membayar cicilan hutang dalam dolar AS tiga bulan mendatang. Perusahaan tersebut menghadapi risiko turunnya nilai Rp terhadap dolar AS, atau naiknya nilai dolar AS terhadap Rp. Jika hal tersebut terjadi, maka perusahaan tersebut harus menyediakan Rupiah yang lebih banyak, dan bisa menyebabkan perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan (ingat kasus perusahaan Indonesia yang mempunyai hutang dalam $, kemudian bangkrut ketika Rupiah jatuh nilainya terhadap $ pada saat krisis ekonomi tahun 1997).

Untuk menghindari risiko turunnya nilai Rp terhadap $, perusahaan tersebut bisa melakukan hedging dengan beberapa cara, misal membeli kontrak forward $ atau futures $ dengan posisi long. Forward $ atau futures $ merupakan instrument keuangan yang dinamakan instrument derivatif. Struktur pay-off dari instrument derivative beli $ forward atau futures $ long adalah sedemikian rupa jika Rupiah melemah terhadap $ maka pemilik kontrak tersebut akan memperoleh keuntungan. Keuntungan tersebut bisa dipakai untuk mengkompensasi kerugian dari posisi awalnya (kewajiban untuk menyediakan $ tiga bulan mendatang).

Incorporated Incorporated atau membentuk perseroan terbatas merupakan alternative transfer risiko, karena kewajiban pemegang saham dalam perseroan terbatas hanya terbatas pada modal yang disetorkan. Kewajiban tersebut tidak akan sampai ke kekayaan pribadi (biasanya). Secara efektif, sebagian risiko perusahaan ditransfer ke pihak lain, dalam hal ini biasanya kreditur (pemegang hutang).

Tehnik Lainnya Misal perusahaan penjual computer notebook ingin menghindari risiko perubahan kurs. Biasanya computer notebook diimpor atau banyak komponennya yang diimpor dari luar negeri. Jika harga ditetapkan dalam Rupiah, maka harga akan berfluktuasi mengikuti perubahan kurs. Penjual computer notebook biasanya mentransfer risiko perubahan kurs ke pembeli dengan cara menetapkan harga notebook dalam dolar AS, bukannya Rupiah.

Contoh lain, misalkan PT AAA memperoleh tender untuk membangun gedung tertentu. Kemudian dia mensubkontrakkan pengerjaan listrik ke PT BBB. PT AAA bisa menyiapkan kontrak yang mengatakan bahwa jika terjadi kerusakan atau kecelakaan yang berasal dari listrik, maka PT BBB yang akan menanggung risiko tersebut. Dalam hal ini risiko ditransfer dari PT AAA ke PT BBB.

KEPUTUSAN MEMILIH ALTERNATIF Tabel 1. Alternatif Manajemen Risiko MANAJEMEN RISIKO Frekuensi (Probabilitas) Severity (Keseriusan) Tehnik Yang Dipilih Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Ditahan Ditahan Ditransfer Dihindari

ILUSTRASI Risiko kecelakaan mobil dari perspektif individu mempunyai cirri frekuensi rendah, dengan tingkat severity yang tinggi. Untuk risiko semacam itu, alternative ditransfer merupakan alternative yang optimal. Karena itu akan lebih jika individu membeli asuransi kecelakaan mobil dibandingkan menahan risiko tersebut. Risiko kebakaran atau terkena serangan badai mempunyai cirri frekuensi rendah dengan severity yang tinggi. Untuk jenis risiko tersebut, alternative transfer risiko merupakan alternative yang optimal.

PENGENDALIAN RISIKO Disamping itu, penggunaan alternatif-alternatif tersebut perlu dilengkapi dengan pengendalian risiko. Pengendalian risiko berkaitan dengan alternative-alternatif risiko seperti terlihat berikut ini. Untuk alternative menahan risiko, maka pengendalian risiko menjadi penting dilakukan. Pengendalian risiko yang baik bisa memperkecil risiko, sehingga alternative menahan risiko menjadi lebih layak. Untuk alternative mentransfer risiko, pengendalian risiko bisa menurunkan harga yang dibayar untuk mentransfer risiko tersebut

Untuk risiko yang tidak bisa dihindari, organisasi perlu melakukan pengendalian risiko. Dengan menggunakan dua dimensi, probabilitas dan severity, pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi probabilitas munculnya kejadian, mengurangi tingkat keseriusan (severity), atau keduanya.

TEORI PENGENDALIAN RISIKO Teori domino (Heinrich, 1959) Rantai Risiko (Risk Chain) Fokus dan Timing Pengendalian Risiko

Teori domino (Heinrich, 1959) Bagan 1. Kartu Domino Lingkungan& Kesalahan Tindakan yang Bawaan (fault) ceroboh atau Kecelakaan Cedera Fisik yang rentan (physical hazard)

RANGKAIAN KECELAKAAN Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu (misal mempunyai temperamen tinggi sehingga gampang marah) Personal fault (kesalahan individu), dimana individu tersebut tidak mempunyai respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu, Unsafe act or physical hazard (Tindakan yang berbahaya atau kondisi fisik yang berbahaya) Kecelakaan Cedera

Penelitian oleh Heinrich menunjukkan bahwa faktor ketiga (tindakan yang berbahaya ) menjadi penyebab utama dari kecelakaan kerja (sekitar 88%). Beberapa contoh tindakan yang berbahaya adalah bekerja tanpa alat pengaman yang memadai (misal mengecat gedung lantai 14 tanpa alat pelindung jika jatuh), teman kerja yang mengganggu konsentrasi kerja, peralatan yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Berdasarkan hasil tersebut, pengendalian risiko yang efektif bisa dilakukan dengan memfokuskan pada faktor ketiga (menghilangkan tindakan yang berbahaya, menghilangkan kondisi fisik yang rentan terhadap risiko).

Rantai Risiko (Risk Chain) Menurut Mekhofer, 1987, risiko yang muncul bisa dipecah ke dalam beberapa komponen: Hazard (kondisi yang mendorong terjadinya risiko) Lingkungan dimana hazard tersebut berada Interaksi antara hazard dengan lingkungan Hasil dari interaksi Konsekuensi dari hasil tersebut

Fokus Pengendalian Risiko Pengendalian risiko bisa difokuskan pada usaha mengurangi kemungkinan (probability) munculnya risiko dan mengurangi keseriusan (severity) konsekuensi risiko tersebut. Sebagai contoh, mengganti kompor minyak tanah dengan kompor listrik bisa mengurangi kemungkinan risiko kebakaran. Memakai peralatan pengaman selama kerja bisa mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Sebaliknya, memasang alat pemadam kebakaran di gedung merupakan contoh usaha untuk mengurangi keseriusan risiko. Perhatikan bahwa alat pemadam kebakaran tidak mencegah terjadinya kebakaran, tetapi kebakaran bisa dengan cepat dipadamkan, sehingga kerugian akibat kebakaran tersebut bisa diminimalkan. Memasang airbag (kantong udara) di mobil merupakan contoh upaya untuk mengurangi severity kecelakaan mobil. Perhatikan bahwa kantong udara tersebut tidak mencegah terjadinya kecelakaan.

Pemisahan (separation) dan duplikasi (duplication) merupakan dua bentuk umum metode untuk mengurangi keseriusan risiko. Contoh?? Tentunya kita bisa menggunakan metode mengurangi kemungkinan munculnya risiko dengan pengurangan severity secara bersamaan. Sebagai contoh, dokter ahli bedah belajar metode baru dalam pembedahan yang lebih canggih dan lebih aman. Dengan metode baru tersebut, dokter tersebut bisa mengurangi probabilitas terkena risiko digugat akibat malpraktek, dan juga sekaligus menurunkan severity tuntutan jika risiko gugatan terjadi.

Timing Pengendalian Risiko Dari sisi timing (waktu), pengendalian risiko bisa dilakukan sebelum, selama, dan sesudah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa melakukan training untuk karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan tehnik untuk menghindari kecelakaan kerja. Karena aktivitas tersebut dilakukan sebelum terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas tersebut merupakan aktivitas sebelum risiko terjadi. Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya risiko. Sebagai contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan mengembang jika terjadi kecelakaan. Pengendalian risiko bisa juga dilakukan setelah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa mengelola nilai sisa dari bangunan yang terbakar, atau memperbaiki mobil yang rusak karena kecelakaan kemudian bisa dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi. Jika hal semacam itu bisa dilakukan, maka kerugian (severity) bisa dikurangi.