1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disusun oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Kulon Progo dominan sebagai fasilitator dibandingkan dengan peran lainnya yaitu sebagai motivator dan dinamisator. Peran sebagai fasilitator ini terlihat terutama pada hal penyediaan sarana prasarana obyek yang sebagian besar masih ditanggung oleh Dinas, fasilitas penyaluran bantuan dana stimulan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan sebuah obyek wisata, upaya promosi obyek wisata, serta fasilitas yang diberikan pada pihak ketiga seperti investor dan pengusaha wisata untuk mengembangkan usaha wisatanya di Kabupaten Kulon Progo. Berikut ini merupakan tiga peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Kulon Progo :
2 a. Sebagai Fasilitator Dalam rangka melaksanakan perannya sebagai fasilitator, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga mewujudkannya dengan cara menyediakan fasilitas sarana prasarana di obyek wisata, memberikan fasilitas kepada para investor dan pengusaha wisata berupa kebijakan dan peraturan yang dapat melindungi serta menguntungkan pihak investor dan pengusaha wisata, memasarkan obyek wisata, memfasilitasi kelompok masyarakat sadar wisata agar mendapatkan dana stimulant, dan lain sebagainya. Hal tersebut penting untuk dilakukan agar investor dan pengusaha wisata di Kabupaten Kulon Progo dapat mengembangkan usahanya secara maksimal, sehingga obyek wisata dapat berkembang dengan baik. b. Sebagai Motivator Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga sebagai salah satu stakeholder pariwisata di Kabupaten Kulon Progo dibutuhkan perannya dalam rangka memotivasi masyarakat, investor dan pengusaha wisata. Pentingnya kesadaran masyarakat Kabupaten Kulon Progo akan pentingnya pariwisata menuntut peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga agar
3 terus memberikan motivasi, baik itu berupa sosialisasi, pelatihan maupun dana stimulant. Motivasi juga perlu untuk terus diberikan kepada para investor dan pengusaha wisata di Kabupaten Kulon Progo agar investor dan pengusaha wisata tersebut tertarik mengembangkan usaha wisatanya di Kabupaten Kulon Progo, dan secara tidak langsung juga dapat meringankan beban anggaran dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam rangka pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo. c. Dinamisator Sebagai upaya dinamisasi antar stakeholder pengembang pariwisata di Kabupaten Kulon Progo, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga selama ini telah melakukan berbagai hal terkait dengan kerja sama antar sektor, baik itu sektor swasta, sektor pemerintahan lainnya, maupun masyarakat. Upaya dinamisasi ini utamanya diwujudkan melalui dialog pada saat penyelenggaran event promosi wisata, dialog pada saat sosialisasi dan pelatihan pada masyarakat, serta peningkatan kerja sama dengan instansi pemerintah lain seperti Dinas Pekerjaan Umum
4 sebagai penyedia sarana prasarana umum penunjang kebutuhan pengembangan pariwisata. 2. Hambatan yang dihadapi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam perannya untuk mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo a. Kapasitas anggaran yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga kurang, sehingga berdampak pada terhambatnya penyelenggaraan penyediaan sarana prasarana dan promosi wisata b. Kapasitas sumber daya manusia di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo masih kurang dalam segi kuantitas, sehingga menghambat optimalisasi peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam mengembangkan potensi pariwisata yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. c. Masyarakat Kulon Progo sebagai aktor utama yang langsung berhadapan dengan wisatawan di obyek wisata dilihat belum cukup siap. Kesiapan ini dapat berupa kesiapan dalam menerima perubahan, kesiapan dalam mendukung program dari pemerintah
5 daerah, sampai dengan kesiapan mental dalam pengelolaan obyek wisata agar dapat memiliki nilai ekonomi bagi mereka sendiri d. Sampai saat ini kemitraan yang terjalin antara Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dengan pihak lain, baik itu pengusaha ataupun pemilik modal masih kurang. Investor sebagai salah satu mitra pemerintah daerah yang diharapkan peranannya mampu untuk bersinergi untuk mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo masih sangat terbatas jumlahnya, sehingga untuk saat ini Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo masih kesulitan mengembangkan obyek wisata, karena keterbatasan dana yang dimiliki. 3. Cara mengatasi hambatan yang dihadapi oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam peranannya mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo a. Merencanakan penggunaan anggaran secara efektif dan efisien. Perencanaan program dilakukan setiap tahun secara rutin, dan penentuan skala prioritas pengembangan potensi pariwisata. b. Melibatkan masyarakat sipil dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
6 Olahraga, seperti pelibatan masyarakat sebagai pemungut retribusi masuk obyek wisata, pelibatan masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan promosi wisata, dan lain sebagainya. c. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepariwisataan kepada masyarakat lokal. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran wisata masyarakat lokal. d. Memberikan kesempatan pada pihak ketiga (swasta) untuk turut mengelola dan mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo B. Implikasi Dalam penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pelaksanaan peran sebagai fasilitator yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam pengembangan potensi pariwisata cenderung dominan dibandingkan dengan pelaksanaan perannya sebagai motivator dan dinamisator. Penyediaan sarana prasarana yang tidak diiringi dengan pengelolaan yang baik menyebabkan banyak sarana prasrana di obyek wisata yang tidak terawat atau rusak. Dominasi peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga sebagai fasilitator juga mempengaruhi kurangnya partisipasi masyarakat, investor
7 serta pengusaha wisata untuk dapat turut serta mengembangkan obyek wisata di Kabupaten Kulon Progo. C. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diambil diatas, maka saran yang peneliti berikan dalam penelitian ini adalah : a. Intensitas sosialisasi dan pelatihan mengenai kepariwisataan perlu ditingkatkan agar semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya pariwisata dan memiliki kemampuan untuk melihat serta mengelola potensi wisata ekonomi di daerahnya b. Mengingat terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, maka perlu untuk menarik investor, terutama dalam hal pengembangan obyek wisata buatan dan penyediaan fasilitas c. Mengingat banyaknya kekurangan dalam hal sarana prasarana wisata, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga perlu untuk melakukan perbaikan dan penambahan secepat cepatnya agar wisatawan lebih nyaman dalam berwisata d. Walaupun jumlah wisatawan tiap tahun selalu meningkat, namun bagian promosi perlu mengadakan program promosi yang lebih inovatif dan kreatif, seperti menyelenggarakan suatu paket wisata khusus di Kabupaten
8 Kulon Progo, serta meningkatkan promosi melalui internet terutama promosi obyek wisata minat khusus yang memiliki keunggulan komparatif lebih tinggi
9 DAFTAR PUSTAKA Davey, Kenneth J. 1998. Pembiayaan Pemerintahan Daerah, Praktek- Praktek Internasional dan Relevansinya Bagi Dunia Kerja, Jakarta: UI Press Gamal Suwantoro. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata, Yogyakarta: Andi Hetifah Sumarto. 2003. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance : 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Inu Kencana Syafiie. 2009. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia ( SANRI ), Jakarta : PT Bumi Aksara Moh Nazir. 2003. Metode Penelitian, Jakarta: PT Ghalia Indonesia Moleong, Lexy J. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya Nyoman S. Pendit. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Pradnya Paramita Oka A. Yoeti. 2001. Manajemen Pariwisata, Jakarta: Pradnya Paramita Prijono Tjiptoherijanto. 1993. Reformasi dan Pembangunan Nasional, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Pitana, I Gede, dan Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi Sadewo. 1997. Pembinaan Administrasi Barang Milik atau Kekayaan Negara, Jakarta: CV Panca Indra Sedarmaryanti. 2004. Good Governance Kepemerintahan Yang Baik, Bandung: Mandar Maju Sondakh, Angelina. 2010. Jendela Pariwisata Angelina Sondakh : Perkembangan Pariwisata Indonesia, Jakarta : Kesaint Blanc
10 Sondang P. Siagian. 1992. Kerangka Dasar Ilmu Administrasi, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003. Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi dan Strateginya, Jakarta: PT Bumi Aksara Spillane, James J. 1987. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, Yogyakarta: Kanisius Wahyudi Kumorotomo. 1992. Etika Administrasi Negara, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Yus Badudu. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Yekti Dwi Andayani ( 2003 ) dengan judul Kinerja Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Informasi Kabupaten Purworejo Dalam Mengembangkan Potensi Pariwisata. Ilmu Administrasi Negara Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Irfan Kusuma ( 2006 ) dengan judul Pengembangan Desa Wisata Nganggring di Kabupaten Sleman. Ilmu Administrasi Negara Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Statistik Kepariwisataan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011 Instruksi Presiden Inpres No 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Kulon Progo Undang - Undang No. 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah