BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Kulon Progo dominan

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Adisasmita, Rahardjo, (2006), Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu.

PERAN DINAS PARIWISATA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN (STUDI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA)

BAB V PENUTUP. sebagai pengembangan ekonomi lokal adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan sektor pariwisata yang merupakan bentuk usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian pariwisata pada zaman itu tidak seperti saat ini (modern). Sejak dahulu

BAB I PENDAHULUAN. menambah devisa negara. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dalam. penelitian ini adalah sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA. BUKU Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap seperti pelayanan perizinan

DAFTAR PUSTAKA. Achwan, Rochman, 2000, Good Governance: Manifesto Politik Abad ke 21,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah ini sangatlah dinamis melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah.

I. PENDAHULUAN. Menurut Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang kepariwisataan, pengembangan dan

BAB VI PENUTUP. kualitas maupun kuantitas komponen wisata. Secara garis besar kegiatan

Bab VI. Penutup. Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa wisata MICE menjadi salah satu wisata yang menjanjikan

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, Ridwan G Analisis Kualitas Pelayanan di Kura-Kura Resort Karimunjawa. Skripsi FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM MENGEMBANGKAN OBJEK WISATA WADUK PANJI SUKARAME DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerja Kabupaten Sleman, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan bottom up, jadi

BAB IV A. KESIMPULAN. Terjun Parang Ijo.Berdasarkan pengamatan dilapangan maka dapat mengambil

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

RPSEP-11 KENDALA DAN STRATEGI PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Peran komite sekolah di SMA Negeri 1 Temon sebagai badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik, Kecamatan Luak Dalam Angka tahun Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota 2015.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2008

PERAN DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

POLA PERGAULAN REMAJA DI KAWASAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI SKRIPSI

EKSISTENSI OBYEK WISATA WADUK GAJAH MUNGKUR DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Di Desa Sendang Kabupaten Wonogiri)

BAB I PENDAHULUAN. daerah tersebut. Menurut Masyhudzulhak dalam Proceeding Book. Simposium Ilmu Administrasi Negara untuk Indonesia (2011) daerah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi reliefnya secara umum berupa dataran rendah yang digunakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB V PENUTUP. pada masa ini namun juga bagaimana kemanfaatannya pada masa mendatang. ekonomi sebagai tujuan utama pembangunan.

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata

BAB III PENUTUP. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: pariwisata telah didukung oleh regulasi, dana, jumlah Sumber Daya

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN. Oleh JEANY KAPARANG

BAB V PENUTUP. kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ke 7 (tujuh) variabel

PERAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Potensi fisik Karangasri meliputi: kondisi hidrologi, aksesibilitas,

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB V PENUTUP. terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Rozali Hukum Kepegawaian. Jakarta: CV Rajawali. Albrow, Martin Birokrasi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

Oleh : Glory Melisa Mawikere

DAFTAR PUSTAKA. Buku :

PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN LABUAN CERMIN DI KABUPATEN BERAU

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN

Penyusun, Tim, Kecamatan Tepus dalam Angka 2010, Badan Pusat Statistik

MEIDA MELIANTINI ABSTRAK

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perkembangan kepariwisataan Wediombo semakin maju dengan

BAB V PENUTUP. segala kegiatan yang menyangkut Desa Wisata. Pemberdayaan Masyarakat di

BAB V PENUTUP. kehidupan masyarakat Desa Serang. 1. Dampak sosial alih fungsi lahan Desa Serang

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran pemerintah daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

Manajemen Pengembangan Pariwisata Kabupaten Semarang di Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang

BAB V PENUTUP. LSM, komunitas anak, dan dunia usaha. Partisipasi LSM bisa ditemukan mulai

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA BATAM BATAM, 8 DESEMBER 2011

AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG

PENGHAMBAT AKTIVITAS HUMAS DALAM MENSOSIALISASIKAN POTENSI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN GRESIK

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. hakekatnya membangun manusia seutuhnya dan seluruhnya masyarakat

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BAB V PENUTUP. guna meningkatkan kinerja pemerintah daerah di Kabupaten Manggarai antara

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

Pada bab terakhir ini diuraikan berkenaan dengan kesimpulan, dan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasannya,

ANALISIS PROMOSI DALAM KETERTARIKAN WISATAWAN (WISNUS) DI KOTA SUNGAILIAT PULAU BANGKA

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BAB 6 PENUTUP. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA SITUS ASTANA GEDE KAWALI OLEH DINAS PARIWISATA KABUPATEN CIAMIS SANDI ADHITYA PRATAMA ABSTRAK

BAB V PENUTUP. Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka. dalam penulisan tesis ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2015 DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVNSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan semakin luas bidang aplikasinya. Dalam dunia modern ini, baru dalam meningkatkan interaksi atau komunikasi dengan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terkait evaluasi pelaksanaan kebijakan moda

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG

EVALUASI PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA ATLETIK DI PPLP KOTA KEDIRI

LAPORAN AKHIR TAHUN PROGRAM PENGELOLAAN KEKAYAAN BUDAYA DAERAH PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

Transkripsi:

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disusun oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Kulon Progo dominan sebagai fasilitator dibandingkan dengan peran lainnya yaitu sebagai motivator dan dinamisator. Peran sebagai fasilitator ini terlihat terutama pada hal penyediaan sarana prasarana obyek yang sebagian besar masih ditanggung oleh Dinas, fasilitas penyaluran bantuan dana stimulan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan sebuah obyek wisata, upaya promosi obyek wisata, serta fasilitas yang diberikan pada pihak ketiga seperti investor dan pengusaha wisata untuk mengembangkan usaha wisatanya di Kabupaten Kulon Progo. Berikut ini merupakan tiga peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Kulon Progo :

2 a. Sebagai Fasilitator Dalam rangka melaksanakan perannya sebagai fasilitator, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga mewujudkannya dengan cara menyediakan fasilitas sarana prasarana di obyek wisata, memberikan fasilitas kepada para investor dan pengusaha wisata berupa kebijakan dan peraturan yang dapat melindungi serta menguntungkan pihak investor dan pengusaha wisata, memasarkan obyek wisata, memfasilitasi kelompok masyarakat sadar wisata agar mendapatkan dana stimulant, dan lain sebagainya. Hal tersebut penting untuk dilakukan agar investor dan pengusaha wisata di Kabupaten Kulon Progo dapat mengembangkan usahanya secara maksimal, sehingga obyek wisata dapat berkembang dengan baik. b. Sebagai Motivator Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga sebagai salah satu stakeholder pariwisata di Kabupaten Kulon Progo dibutuhkan perannya dalam rangka memotivasi masyarakat, investor dan pengusaha wisata. Pentingnya kesadaran masyarakat Kabupaten Kulon Progo akan pentingnya pariwisata menuntut peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga agar

3 terus memberikan motivasi, baik itu berupa sosialisasi, pelatihan maupun dana stimulant. Motivasi juga perlu untuk terus diberikan kepada para investor dan pengusaha wisata di Kabupaten Kulon Progo agar investor dan pengusaha wisata tersebut tertarik mengembangkan usaha wisatanya di Kabupaten Kulon Progo, dan secara tidak langsung juga dapat meringankan beban anggaran dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam rangka pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo. c. Dinamisator Sebagai upaya dinamisasi antar stakeholder pengembang pariwisata di Kabupaten Kulon Progo, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga selama ini telah melakukan berbagai hal terkait dengan kerja sama antar sektor, baik itu sektor swasta, sektor pemerintahan lainnya, maupun masyarakat. Upaya dinamisasi ini utamanya diwujudkan melalui dialog pada saat penyelenggaran event promosi wisata, dialog pada saat sosialisasi dan pelatihan pada masyarakat, serta peningkatan kerja sama dengan instansi pemerintah lain seperti Dinas Pekerjaan Umum

4 sebagai penyedia sarana prasarana umum penunjang kebutuhan pengembangan pariwisata. 2. Hambatan yang dihadapi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam perannya untuk mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo a. Kapasitas anggaran yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga kurang, sehingga berdampak pada terhambatnya penyelenggaraan penyediaan sarana prasarana dan promosi wisata b. Kapasitas sumber daya manusia di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo masih kurang dalam segi kuantitas, sehingga menghambat optimalisasi peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam mengembangkan potensi pariwisata yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. c. Masyarakat Kulon Progo sebagai aktor utama yang langsung berhadapan dengan wisatawan di obyek wisata dilihat belum cukup siap. Kesiapan ini dapat berupa kesiapan dalam menerima perubahan, kesiapan dalam mendukung program dari pemerintah

5 daerah, sampai dengan kesiapan mental dalam pengelolaan obyek wisata agar dapat memiliki nilai ekonomi bagi mereka sendiri d. Sampai saat ini kemitraan yang terjalin antara Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dengan pihak lain, baik itu pengusaha ataupun pemilik modal masih kurang. Investor sebagai salah satu mitra pemerintah daerah yang diharapkan peranannya mampu untuk bersinergi untuk mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo masih sangat terbatas jumlahnya, sehingga untuk saat ini Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo masih kesulitan mengembangkan obyek wisata, karena keterbatasan dana yang dimiliki. 3. Cara mengatasi hambatan yang dihadapi oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam peranannya mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo a. Merencanakan penggunaan anggaran secara efektif dan efisien. Perencanaan program dilakukan setiap tahun secara rutin, dan penentuan skala prioritas pengembangan potensi pariwisata. b. Melibatkan masyarakat sipil dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

6 Olahraga, seperti pelibatan masyarakat sebagai pemungut retribusi masuk obyek wisata, pelibatan masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan promosi wisata, dan lain sebagainya. c. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepariwisataan kepada masyarakat lokal. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran wisata masyarakat lokal. d. Memberikan kesempatan pada pihak ketiga (swasta) untuk turut mengelola dan mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo B. Implikasi Dalam penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pelaksanaan peran sebagai fasilitator yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam pengembangan potensi pariwisata cenderung dominan dibandingkan dengan pelaksanaan perannya sebagai motivator dan dinamisator. Penyediaan sarana prasarana yang tidak diiringi dengan pengelolaan yang baik menyebabkan banyak sarana prasrana di obyek wisata yang tidak terawat atau rusak. Dominasi peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga sebagai fasilitator juga mempengaruhi kurangnya partisipasi masyarakat, investor

7 serta pengusaha wisata untuk dapat turut serta mengembangkan obyek wisata di Kabupaten Kulon Progo. C. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diambil diatas, maka saran yang peneliti berikan dalam penelitian ini adalah : a. Intensitas sosialisasi dan pelatihan mengenai kepariwisataan perlu ditingkatkan agar semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya pariwisata dan memiliki kemampuan untuk melihat serta mengelola potensi wisata ekonomi di daerahnya b. Mengingat terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, maka perlu untuk menarik investor, terutama dalam hal pengembangan obyek wisata buatan dan penyediaan fasilitas c. Mengingat banyaknya kekurangan dalam hal sarana prasarana wisata, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga perlu untuk melakukan perbaikan dan penambahan secepat cepatnya agar wisatawan lebih nyaman dalam berwisata d. Walaupun jumlah wisatawan tiap tahun selalu meningkat, namun bagian promosi perlu mengadakan program promosi yang lebih inovatif dan kreatif, seperti menyelenggarakan suatu paket wisata khusus di Kabupaten

8 Kulon Progo, serta meningkatkan promosi melalui internet terutama promosi obyek wisata minat khusus yang memiliki keunggulan komparatif lebih tinggi

9 DAFTAR PUSTAKA Davey, Kenneth J. 1998. Pembiayaan Pemerintahan Daerah, Praktek- Praktek Internasional dan Relevansinya Bagi Dunia Kerja, Jakarta: UI Press Gamal Suwantoro. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata, Yogyakarta: Andi Hetifah Sumarto. 2003. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance : 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Inu Kencana Syafiie. 2009. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia ( SANRI ), Jakarta : PT Bumi Aksara Moh Nazir. 2003. Metode Penelitian, Jakarta: PT Ghalia Indonesia Moleong, Lexy J. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya Nyoman S. Pendit. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Pradnya Paramita Oka A. Yoeti. 2001. Manajemen Pariwisata, Jakarta: Pradnya Paramita Prijono Tjiptoherijanto. 1993. Reformasi dan Pembangunan Nasional, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Pitana, I Gede, dan Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi Sadewo. 1997. Pembinaan Administrasi Barang Milik atau Kekayaan Negara, Jakarta: CV Panca Indra Sedarmaryanti. 2004. Good Governance Kepemerintahan Yang Baik, Bandung: Mandar Maju Sondakh, Angelina. 2010. Jendela Pariwisata Angelina Sondakh : Perkembangan Pariwisata Indonesia, Jakarta : Kesaint Blanc

10 Sondang P. Siagian. 1992. Kerangka Dasar Ilmu Administrasi, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003. Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi dan Strateginya, Jakarta: PT Bumi Aksara Spillane, James J. 1987. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, Yogyakarta: Kanisius Wahyudi Kumorotomo. 1992. Etika Administrasi Negara, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Yus Badudu. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Yekti Dwi Andayani ( 2003 ) dengan judul Kinerja Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Informasi Kabupaten Purworejo Dalam Mengembangkan Potensi Pariwisata. Ilmu Administrasi Negara Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Irfan Kusuma ( 2006 ) dengan judul Pengembangan Desa Wisata Nganggring di Kabupaten Sleman. Ilmu Administrasi Negara Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Statistik Kepariwisataan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011 Instruksi Presiden Inpres No 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Kulon Progo Undang - Undang No. 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah