BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, dengan tahun pengamatan dari Januari 2014 sampai Mei 2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data laporan bulanan yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu untuk data variabel (X) yakni Nilai Tukar Rupiah dan variabel (Y) Nilai Ekspor Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pengelolaan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menggunakan statistik melalui aplikasi SPSS versi 16.00. B. Jenis Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan tingkat penjelasan deskriptif yang dapat digunakan untuk metodologi penelitian survey maupun metodoogi penelitian eksperimen. Penjelasan deskriptif dari objek yang diteliti semata-mata menjelaskan karakter dari objek yang diteliti tersebut tanpa membandingkan dengan karakter objek lainnya maupun menghubungkan dengan karakter objek lainnya. 1 Metode deskriptif ditunjukkan untuk memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai bagaimana Pengaruh 1 Ali Idris Soentoro, Metodologi Penelitian dengan Aplikasi Statistika Edisi Pertama (Depok: PT. Taramedia Bakti Persada, 2015), 165. 55
56 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Nilai Ekspor Indonesia serta menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan. C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 2 Dalam penelitian ini populasi berupa file-file, dokumen atau pencatatan yang dapat dipandang sebagai objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan nilai tukar rupiah dan nilai ekspor Indonesia. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, atau sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. 3 Sampel dalam penelitian ini adalah data Nilai Tukar Rupiah dan Nilai Ekspor Indonesia pada Januari 2014 sampai Mei 2017 dengan jumlah data sebanyak 41. D. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan untuk menganalisa dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang dinyatakan dalam ukuran 2 V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 13. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D (Bandung: Alfabeta, 2012), 81.
57 angka untuk mendeskripsikan suatu fenomena yang sudah dirinci kedalam variabel secara kuantitatif. 4 Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara, data sekunder pada umumnya berbentuk catatan atau laporan data dokumentasi oleh lembaga tertentu yang telah dipublikasikan. 5 Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yang merupakan data berupa data deret waktu (time series) mulai Januari 2014 sampai Mei 2017. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan sekunder. Dalam suatu penelitian, pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. 6 Pengumpulan data adalah suatu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, selalu terdapat hubungan antara metode 4 Ali Idris Soentoro, Metodologi Penelitian dengan, 19. 5 Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 138. 6 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta: Kencana, 2013), 16.
58 pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan Pengumpulan data dengan cara mempelajari, membaca dan menganalisis buku-buku, makalah, tulisan ilmiah dan lain-lain yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. 2. Dokumentasi Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Data berupa laporan keuangan, rekapitulasi personalia, struktur organisasi, peraturan-peraturan, data produksi, dan sebagainya. 7 Dokumentasi ini berbentuk laporan bulanan dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik, Selanjutnya data tersebut dipelajari, diklasifikasikan kemudian dianalisis oleh penulis. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti 7 Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Salemba Empat, 2014), 114.
59 populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data menggunakan perhitungan statistik. 8 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Pada dasarnya, uji normalitas membandingkan antara data yang dimiliki dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data yang ada. 9 Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendeteksi normal. Beberapa cara untuk pengambilan keputusan dalam mendeteksi normalitas dengan melihat sebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. 1) Data yang normal berarti mempunyai sebaran di sekitar garis diagonal, data tersebut dianggap mengikuti asumsi normalitas. 2) Data yang tidak menunjukkan pola distribusi normal, titik sebaran jauh menyebar dari garis diagonal, maka data tersebut tidak dianggap memenuhi asumsi klasik. 8 Ali Idris Soentoro, Metodologi Penelitian dengan, 19. 9 Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, SPSS vs LISREL (Jakarta: Salemba Empat, 2013), 53.
60 b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varian variabel tidak sama untuk semua pengamatan/observasi. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedatisitas. 10 Terdapat beberapa metode untuk mengidentifikasi adanya heteroskedastisitas, antara lain metode Park, metode Glesjer, metode rank Spearman, metode Lagranging Multiflier (LM test) dan white heteroscedasticity test. 11 Pada pembahasan ini akan dilakukan uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Spearman s rho, yaitu mengoreksi nilai residual (unstandardized residual) dengan masing-masing variabel independen. Jika signifikasi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi heteroskedastisitas. 12 c. Uji Autokorelasi Menurut Wijaya, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu. Pada metode t dan kesalahan penggangu pada periode sebelumnya (t- 10 Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, SPSS vs LISREL, 66. 11 Nury Effendi dan Maman Setiawan, Ekonometrika (Jakarta: Salemba Empat, 2014), 63. 12 Duwi Priyatno, Paham Analisis Statistik data dengan SPSS, (Yogyakarta: Media Kam, 2010), 84.
61 1). 13 Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin- Waston (DW), dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 3.1 Uji Durbin-Waston (DW) HIPOTESIS NOL KEPUTUSAN KRITERIA Ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada Tidak ada autokorelasi keputusan positif dl < d < du Ada autokorelasi negative Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada Tidak ada 4-du < d < 4- autokorelasi keputusan dl negative Tidak ada autokorelasi Jangan tolak du < d < 4-du Sumber : Penulis 13 Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, SPSS vs LISREL, 80.
62 1. Jika nilai DW terletak diantara batas bawah dan batas atas (dl<d<du) atau DW terletak diantara 4-dU dan 4-dL (4-dU<DW<4-dL), hasilnya tidak dapat disimpulkan karena berada pada daerah yang tidak meyakinkan (inconclusive). 2. Jika nilai DW melampaui 4-dL (DW>4-dL berarti ada autokorelasi negatif. 3. Jika nilai DW terletak antara antara batas atas dan 4- du (du<dw<4-du), berarti tidak terdapat autokorelasi. Jika regresi memiliki masalah autokorelasi, ada beberapa opsi dalam penyelesaiannya, antara lain (Imam Ghazali): 1) Tentukan apakah autokorelasi yang terjadi merupakan pure autocorrelation dan bukan karena kesalahan spesifikasi model regresi. Pola residual dapat terjadi karena adanya kesalahan spesifikasi model yaitu ada variabel penting yang tidak dimasukan ke dalam model atau dapat juga karena bentuk fungsi persamaan raegresi tidak benar. 2) Jika yang terjadi adalah pure autocorrelation, maka solusi autokorelasi adalah dengan
63 mentransformasi model awal menjadi model difference. 14 Pengobatan adanya autokorelasi ini, nilai p (rho) harus diketahui terlebih dahulu. Nilai p diestiminasikan berdasarkan hasil dari Cochrane Orcutt Step 1. Cochrane Orcutt yaitu menggunakan nilai estimasi residual untuk memperoleh informasi nilai p. 15 2. Analisis Regresi Linear Sederhana Regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel satu dengan variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel terikat atau variabel dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel independen. 16 Regresi linear sederhana terdiri atas dua variable, satu variabel yang berupa variabel terikat diberi simbol Y dan variabel kedua yang berupa variabel bebas diberi simbol X. Regresi sederhana menyatakan hubungan kausalitas anatara dua variabel dan memperkirakan nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas. Persamaan yang dipergunakan untuk memprediksi nilai variabel Y disebut dengan persamaan regresi. 17 14 Imam Ghozali, Multivariate dengan Program IMB SPSS 19 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), 121. 15 Imam Ghozali, Multivariate dengan Program, 123. 16 V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika untuk, 83. 17 Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian, 131.
64 Model persamaan regresi linear sederhana dengan rumus sebagai berikut: Y = a + bx Keterangan: Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi a = Harga Y ketika harga X=0 (harga konstan) b = Angka arah atau koefesien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis menurun. X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. 18 Dalam penelitian ini dapat dijabarkan : Y = Nilai Ekspor a = Konstansa (Perpotongan garis Y) b = Angka arah atau koefisien regresi X = Nilai Tukar Rupiah 3. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis merupakan suatu prosedur berdasarkan pada bukti sampel dan teori probabilitas untuk menentukan apakah suatu hipotesis merupakan 18 V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika untuk, 84.
65 pernyataan yang tepat. 19 Dalam penelitian ini, penulis melakukan uji statistik agar hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat terjawab, uji statistik yang digunakan adalah uji t. Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung. Sebelum melakukan pengujian biasanya dibuat hipotesis terlebih dahulu, hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: : βi = 0, maka variabel independen tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. : βi 0, maka variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai t hitung > t tabel, maka ditolak dan diterima, berarti variabel bebas (X) berpengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y). Begitu pula sebaliknya, jika t hitung < t tabel, maka diterima dan ditolak, berarti variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap variael terikat (Y). 19 Douglas A. Lind, dkk, Teknik-Teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi (Jakarta: Salemba Empat, 2015), 361.
66 4. Uji t Uji-t merupakan jenis pengujian statistika untuk mengetahui apakah ada perbedaan dari nilai yang diperkirakan dengan nilai hasil perhitungan statistika. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Pengujian ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung dengan t tabel. Untuk mengetahui apakah hipotesis ditolak atau diterima dengan membandingkan antara nilai t hitung dan nilai t tabel dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel, maka variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). b. Jika nilai t hitung < t tabel atau -t hitung > -t tabel, maka variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap variael terikat (Y). Jika nilai t hitung negatif (-) maka pengujian dilakukan di sisi kiri, sedang nilai t hitung positif (+),maka pengujian dilakukan disisi kanan. Untuk melakukan pengujian hipotesis dilakukan disisi kiri kurva jika t hitung ditemukan negatif (-). Bilangan
67 negatif t tidak bermakna minus (hitungan) tetapi mempunyai makna bahwa pengujian hipotesis dilakukan di sisi kiri kurva regresi. Gambar 3.1 Kriteria Pengujian 5. Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi (R) adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: Interval Koefisien Tabel 3.2 Interpretasi korelasi 20 Tingkat Hubungan 0,00 0,19 Sangat Rendah 1,20 0,39 Rendah 0,40 0,59 Sedang 0,60 0,79 Kuat 0,80 1,00 Sangat Kuat 20 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 184.
68 6. Pengujian Koefisien Determinasi ) Uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Koefisien determinasi (R 2 ) ini merupakan proporsi untuk menentukan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X yang dikaitkan 100%. Kd = R 2 x 100% Keterangan : D = Determinasi R = Nilai Korelasi Berganda 100% = Persentase kontribusi Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R 2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R 2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R 2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R 2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.
69 G. Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. 21 Dalam penelitian yang akan dilakukan penulis memiliki dua variabel, yaitu: 1. Variabel Independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). 22 Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Nilai Tukar Rupiah. 2. Variabel Dependen Variabel ini sering disebut variabel output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat.variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 23 Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Nilai Ekspor. 21 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 38. 22 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 39. 23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 39.