Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KONFIGURASI LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN GPON

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY

BAB II DASAR TEORI. Komunikasi data telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK

(Gigabit Passive Optical Network)

BAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien.

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI v. ABSTRAK.. i ABSTRACK. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR TABEL. x BAB I PENDAHULUAN BAB II TEORI PENUNJANG

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON)

BAB III GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY

PERENCANAAN JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM PADA PERUMAHAN GRAND SHARON BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA KONFIGURASI, JARAK KEMAMPUAN, DAN INTERFACE

BAB II GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP)

Fahmi Pahlawan*, Dwi Astuti Cahyasiwi, Kun Fayakun

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM

STUDI PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI WILAYAH PERMATA BUAH BATU II, BANDUNG

Analisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM

TUGAS AKHIR ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK. Puti Mayangsari Fhatony NIM :

Oky Anderson / Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Krtisten Maranatha,

ANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI

BAB 2. LANDASAN TEORI

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK PERUMAHAN JINGGA BANDUNG

ANALISIS KINERJA TRANSMITTER OPTIK LASER PADA TEKNOLOGI XG-PON. Analysis Of Optical Transmitter Laser Performance In XG-PON Technology

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA SARIWANGI ASRI GEGERKALONG BANDUNG

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2011

BAB II DASAR TEORI. adalah dengan menggunakan teknologi serat optik. Teknologi serat optik

Pengenalan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON)

BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK

BAB III METODE ANALISIS

ANALISIS PERFORMANSI MIGRASI JARINGAN DSLAM CASCADE KE JARINGAN GPON UNTUK MENDUKUNG LAYANAN TRIPLE PLAY

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO DAGO KE PERUMAHAN DAGO ASRI DAN CISTU INDAH BANDUNG

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH

Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

ANALISIS PERANCANGAN TEKNOLOGI HYBRID GPON DAN XGPON PADA JARINGAN FTTH DI PERUMAHAN BATUNUNGGAL

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON)

BAB I PENDAHULUAN. pada media konduktor terbilang cukup cepat, yaitu 2.25x10 8 m/s, atau 75% dari. sangat sering dipergunakan sampai sekarang.

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM

WAN (Wide Area Network)


LAPORAN KERJA PRAKTIK JARINGAN AKSES WIFI PT TELKOM INDONESIA WITEL BANTEN BARAT

Jaringan Akses (GPON dan GEPON)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY

BAB 4 Hasil Dan Pembahasan. 1. Optical Line Termination (OLT)

ANALISIS PERFORMANSI SERAT OPTIK PADA LINK CIJAURA - BOJONGSOANG PERFORMANCE ANALYSIS OF FIBER OPTIC LINK CIJAURA - BOJONGSOANG

BAB II DASAR TEORI. Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME UNTUK TEKNOLOGI GPON DAN MSAN DI STO DARUSSALAM

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... Error! Bookmark not defined.

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK

ANALISA JARINGAN FTTH STO JOHAR KE MG SETOS BERDASARKAN TEKNOLOGI GPON DI PT. TELKOM AKSES DIGITAL LIFE REGIONAL IV JATENG DAN D.I.

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN OPTIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON STUDI KASUS CENTRAL OFFICE TURANGGA

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PANJANG GELOMBANG DOWNSTREAM DAN UPSTREAM PADA SISTEM JARINGAN NG-PON 2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PRIVATE VILLAGE, CIKONENG

1 BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG. Yara romana rachman

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk

ANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) ABSTRAK

ANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. :

BAB 2 DASAR TEORI. luar yang disebut Cladding. Cladding adalah selubung dari inti (core). Indeks

BAB II LANDASAN TEORI

JARINGAN AKSES BROADBAND

BAB II DASAR TEORI. Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide)

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)

ANALISIS DAN PERBANDINGAN JARINGAN IPTV GPON DAN DSLAM DI PT. TELKOM

BAB II DASAR TEORI. Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan. menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote

Jaringan Komputer Multiplexing

BAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2

ANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA

Analisis Perencanaan Jaringan Akses Fiber-tothe-Home Berdasarkan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di STO Banyumanik Semarang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1824

BAB 1 PENDAHULUAN. praktis, mudah, dan efisien meningkat. Kebutuhan pelanggan (user) yang

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI

BAB II LANDASAN TEORI

Jaringan Kabel Optik

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY. Fratika Arie Yolanda NIM :

UNIVERSITAS GUNADARMA

Perancangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabyte Passive Optical Network (GPON) pada Mall Park23 Tuban

ANALISIS PERFORMANSI JENIS FORMAT MODULASI PADA NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar-dasar GPON GPON atau Gigabit Passive Optical Network merupakan sebuah arsitektur point-to-multipoint yang menggunakan media transmisi berupa fiber optik. GPON mampu mendukung koneksi internet yang cepat, stabil, dan murah. GPON dikembangkan dan distandarisasi oleh International Telecommunication Union-Telecommunication disingkat ITU-T melalui ITU-T G.984. Untuk membuat GPON bekerja lebih baik lagi, ITU-T melanjutkan pengembangan standarisasi GPON menjadi beberapa bagian, yaitu mulai dari ITU-T G.984.1 hingga ITU-T G.984.4. Pada arsitektur GPON, peralatan transmisi aktif yang digunakan hanya terdiri dari Optical Line Termination (OLT) dan Optical Network Unit atau Optical Network Termination (ONU/ONT). OLT adalah sebuah perangkat optik yang menjadi titik akhir atau endpoint dari sebuah Optical Distribution Network (ODN), endpoint yang dimaksud di sini terletak di sisi penyedia layanan atau Internet Service Provider (ISP). ONU juga merupakan sebuah perangkat optik yang menjadi titik akhir atau endpoint dari ODN, bedanya dengan OLT, ONU terletak di sisi pengguna atau user. Pada gambar 2.1 menggambarkan tentang sistem GPON secara umum. Gambar 2.1 Sistem GPON Secara Umum Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user. Service 6

7 Node Interface (SNI) adalah ISP. Sedangkan User Network Interface (UNI) adalah pelanggan atau user. GPON menggunakan teknologi Wavelength-Division Multiplexing (WDM) untuk mengirimkan data secara upstream dan downstream melalui fiber optik single mode. Untuk memisahkan sinyal upstream dan downstream dari user yang berbeda melalui fiber optik yang sama, GPON menggunakan Broadcast Technology untuk transmisi data downstream dan menggunakan Time Division Multiple Access (TDMA) untuk transmisi data upstream. 2.2 Operating Wavelength Wavelength yang beroperasi pada arsitektur GPON berada pada rentang 1480-1500 nm untuk transmisi data downstream dan pada rentang 1260-1360 nm untuk transmisi data upstream. Dengan tambahan, wavelength pada rentang 1550-1560 nm bisa digunakan untuk downstream video distribution. 2.3 Data Rates GPON membenarkan adanya variasi dalam penggunaan bandwidth untuk transmisi data upstream dan downstream. Data Rates GPON berada pada rentang 622 Mbps (seperti pada arsitektur terdahulu Broadband PON (BPON)) hingga 2,488 Mbps untuk transmisi data downstream. Seperti pada BPON, variasi data rates ini dapat digunakan pada transmisi simetris dan asimetris. Transmisi simetris yaitu penggunaan data rates yang sama antara transmisi upstream dan downstream yang berada pada rentang 622 Mbps hingga 2.488 Mbps. Sedangkan transmisi asimetris yaitu penggunaan bandwidth yang berbeda antara transmisi upstream dan downstream yang bisa dilihat pada tabel 2.1.

8 Tabel 2.1 Data Rates Transmisi Asimetris Transmisi Downstream Upstream Data Rates 1.244 Mbps 2.488 Mbps 622 Mbps 1.244 Mbps 2.488 Mbps 2.4 Forward Error Correction (FEC) FEC adalah teknik yang secara matematika memproses sinyal yang menyandikan data (data encoding) sehingga kesalahan atau error dapat dideteksi dan dikoreksi. Dengan FEC, data yang tidak terpakai atau redundant information ditransmisikan bersama dengan informasi aslinya, ukuran dari redundant information sangatlah kecil. FEC menghasilkan peningkatan pada link budget sekitar 3-4 db. Untuk itu, bandwidth yang lebih tinggi dan jarak yang jauh dari OLT ke ONU bisa diaplikasikan, begitu juga dengan jumlah pembagian per 1 pohon atau tree GPON yang lebih tinggi. 2.5 Transmission Containers (T-CONT) T-CONT digunakan untuk manajemen alokasi bandwidth untuk transmisi upstream GPON. T-CONT utamanya digunakan untuk meningkatkan bandwidth transmisi upstream yang digunakan pada GPON. ONU akan mengirimkan transmisi menggunakan 1 atau lebih T-CONT, kemudian T-CONT mengaktifkan implementasi dari Quality of Service (QoS) untuk transmisi upstream. 2.6 Dynamic Bandwidth Allocation (DBA) DBA adalah sebuah proses dimana OLT mendistribusikan kapasitas upstream dari fiber optik diantara lalu lintas data di dalam ONU berdasarkan indikasi dinamis dari aktivitas ONU dan juga konfigurasinya. Proses DBA dapat dilihat pada gambar 2.2.

9 Gambar 2.2 Proses DBA 2.7 Keamanan Pada ITU-T G.984.3, dijelaskan bahwa penggunaan mekanisme keamanan informasi untuk meyakinkan bahwa pengguna atau user tersebut hanya diizinkan untuk mengakses data dari hasil transmisi yang ditujukan kepada mereka. Algoritma enkripsi yang digunakan pada GPON adalah Advanced Encryption Standard (AES). AES key yang bisa digunakan bervariasi, mulai dari 128, 192, hingga 256 bit dimana membuat enkripsi sangat sulit untuk ditembus. Key yang digunakan bisa diganti secara berkala tanpa mengganggu transmisi data untuk meningkatkan keamanan. 2.8 Transmisi GPON Dalam hal transmisi, GPON menggunakan GPON Encapsulation Method (GEM) sebagai metode dimana dapat mengenkapsulasi data melalui GPON. Meskipun tipe data apapun dapat dienkapsulasi, jenis yang sebenarnya tergantung dari kondisi dari ISP. GEM menyediakan komunikasi berorientasi pada sambungan koneksinya. Metode ini berdasarkan pada versi yang sedikit dimodifikasi dari standar ITU-T G.7041 mengenai Generic Framing Procedure, yaitu spesifikasi untuk mengirimkan paket Internet Protocol (IP) melalui jaringan Synchronous Digital Hierarchy (SDH).

10 Downstream GPON Frame Format. Transmisi downstream disiarkan dari OLT ke semua ONU. Setiap ONU harus memperhatikan bahwa hanya frame yang ditujukan kepadanya berdasarkan apa yang telah ditetapkan oleh metode enkripsi yang berlaku. Frame downstream terdiri dari Physical Control Block Downstream (PCBd), bagian Asynchronous Transfer Mode (ATM), yaitu sebuah standar internasional untuk cell relay dimana terdapat berbagai tipe layanan (audio, video, maupun data), dan bagian GEM. Frame downstream menyediakan referensi waktu yang sama untuk GPON dan menyediakan kontrol sinyal yang sama untuk upstream. Upstream GPON Frame Format. Pada transmisi upstream, setiap ONU memiliki transmiter atau pemancar optikal tersendiri untuk berkomunikasi dengan OLT. Karena hanya ada 1 penerima optikal atau optical receiver pada OLT, maka ONU harus bergantian dalam mengirimkan transmisi data ke OLT. Transmisi upstream menggunakan TDMA, dibawah kendali dari OLT, dimana OLT yang menetapkan variabel slot jangka waktu ke setiap ONU untuk mentransmisikan datanya. GEM Segment. GPON mendukung 2 metode dari enkapsulasi yaitu metode ATM dan metode GEM. Dengan GEM, semua transmisi data dipetakan di jaringan GPON menggunakan Synchronous Optical Networking/Synchronous Digital Hierarchy (SONET/SDH) yaitu suatu protokol standar untuk mentransfer lebih dari 1 bit digital secara sinkron melalui fiber optik. GEM mendukung transmisi audio, video, dan data tanpa perlu menambahkan metode ATM. 2.9 Optical Line Termination (OLT) Optical Line Termination atau disebut OLT adalah sebuah perangkat aktif yang menjadi titik akhir atau endpoint dari sebuah Optical Distribution Network (ODN), endpoint yang dimaksud di sini terletak di sisi penyedia layanan atau Internet Service Provider (ISP). Beberapa fungsi utama dari OLT adalah sebagai berikut: A. Melakukan konversi antara sinyal elektrik dengan sinyal optik atau sinyal cahaya yang digunakan dalam proses transmisi pada jaringan GPON.

11 B. Mengkoordinasikan multiplexing pada perangkat-perangkat ONT, seperti memasukkan data pelanggan, dan juga fungsi manajemen lainnya. C. Menyediakan interface seperti layanan data, video, dan juga suara/telepon. 2.10 Optical Network Termination (ONT)/Optical Network Unit (ONU) Optical Network Termination atau disebut ONT adalah perangkat aktif yang dipasang di sisi pelanggan dimana memiliki fungsi sebagai pengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik dan juga sebagai alat demultiplex. Keluaran dari perangkat ONT dapat berupa layanan telepon, data dan internet, dan IPTV. 2.11 Optical Distribution Network (ODN) Optical Distribution Network atau disebut ODN adalah penghubung antara perangkat OLT dengan perangkat ONT. Di bagian ODN inilah percabangan dalam GPON dilakukan, dimana sebuah sambungan dari perangkat OLT dibagi menjadi beberapa sambungan ke masing-masing perangkat ONT. 2.11.1 Optical Splitter Optical Splitter merupakan salah satu perangkat yang terdapat pada ODN, dimana arsitektur GPON menghubungkan 1 fiber optik dari perangkat OLT ke banyak perangkat ONU. Konektivitas point-tomultipoint antara OLT dan perangkat-perangkat ONU diperoleh dengan menggunakan 1 atau lebih perangkat percabangan pasif dalam jalur transmisi fiber optik. Yang digunakan pada GPON disebut dengan Passive Optical Splitter. Perangkat ini memiliki 1 masukan dan banyak keluaran. Biasanya jumlah keluarannya adalah 2 n (contoh n=2, 4, 8, dan seterusnya) dan daya atau power dibagi sama rata pada setiap keluaran. Optical Splitter adalah perangkat 2 arah, karena itu kadang-kadang disebut sebagai splitter/coupler. Sinyal optik dikecilkan atau diredam dengan jumlah yang sama untuk keluaran dari perangkat tersebut.

12 2.12 Indikator Pengujian Pada pengujian dan analisis yang akan dilakukan ini, menggunakan beberapa indikator untuk menentukan kualitas dari model GPON yang dibuat pada simulator. Diantaranya adalah Link Power Budget, Bit Error Rate, dan Optical Signal-to-Noise Ratio. 2.12.1 Link Power Budget Link Power Budget adalah untuk mengukur daya yang akan diterima dari masing-masing perangkat ONT serta mengukur total redaman yang terjadi selama proses transmisi berlangsung. Total redaman yang terjadi selama proses transmisi sesuai dengan standarisasi rekomendasi ITU-T G.984.2 tidak lebih besar dari 28 db. Terdapat rumus matematika untuk mengukur Link Power Budget secara manual dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: α total = L.α serat + Nc. α c + Ns. α s + α sp... (Persamaan 2.1) Keterangan: - α total = total redaman pada sistem (db) - L.α serat = total redaman pada kabel fiber optik, total panjang kabel x redaman pada serat optik (db) - Nc. α c = total redaman pada connector, jumlah connector x redaman pada connector (db) - Ns. α s = total redaman pada sambungan kabel, jumlah sambungan x redaman sambungan (db) - α sp = total redaman pada Splitter (db) P rx = P tx - α total SM... (Persamaan 2.2) Keterangan: - P rx = total daya yang diterima (db) - P tx = total daya yang dikeluarkan (db)

13 - SM = Safety Margin, sebuah nilai yang digunakan sebagai langkah antisipasi dalam sistem, jika setelah dikurangi SM nilai Link Power Budget masih berada dalam standar. 2.12.2 Bit Error Rate (BER) Bit Error Rate atau disebut BER merupakan kumpulan dari bit digital yang memiliki nilai tinggi pada jaringan transmisi, ditafsirkan dalam keadaan rendah atau sebaliknya. Pengukuran BER adalah untuk menentukan kualitas penerimaan data pada masing-masing perangkat ONT selama proses transmisi berlangsung. Sesuai dengan standarisasi rekomendasi ITU-T G.984.2, dimana nilai BER harus kurang dari 10-10 selama proses transmisi berlangsung. Dalam BER terdapat Eye Diagrams, dimana Eye Diagrams merupakan sebuah pembukaan kurva yang terdapat pada simulator. Pembukaan kurva ini juga digunakan sebagai indikator kualitas pada BER. Contoh Eye Diagrams dengan pembukaan kurva yang jelas dapat dilihat pada gambar 2.3 Gambar 2.3 Pembukaan Kurva Eye Diagrams

14 2.12.3 Optical Signal-to-Noise Ratio (OSNR) Optical Signal-to-Noise Ratio atau disebut OSNR merupakan pengukuran dengan membandingkan tingkat kekuatan sinyal dengan tingkat Noise yang terjadi selama proses transmisi berlangsung. Pengukuran OSNR menggunakan standarisasi rekomendasi ITU-T G.698.2, dimana kualitas nilai OSNR yang baik dan layak harus lebih besar dari 21 db.