BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN. mulai pudar karena perkembangan bahasa yang pesat dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang

ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu objek kajian yang selalu menarik untuk diteliti karena karya sastra mengisyaratkan gambaran hidup dan kehidupan manusia yang luas dan kompleks. Seperti yang dikatakan Emir dan Rohman (2015:5) bahwa sastra adalah kata yang berasal dari bahasa Jawa Kuna yang berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama. Akar kata bahasa Sansekerta adalah sas yang berarti mengarahkan, mengajar atau memberi petunjuk atau instruksi. Sementara itu, akhiran tra biasanya menunjukan alat atau sarana. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sastra merupakan alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau buku pengajaran. Sebagai karya seni, karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang berhubungan erat dengan sosial budaya bangsa yang memilikinya. Dengan demikian karya sastra juga berbicara tentang manusia, peristiwa, dan lingkungan hidup manusia. Karya Sastra adalah penciptaan yang disampaikan oleh seorang penulis untuk tujuan estetika. Karya sastra mengungkapkan realitas kehidupan masyarakat secara kiasan. Artinya karya sastra merupakan representasi atau cerminan dari masyarakat (Emzir dan Rohman,2015:254). Dikenal karya sastra dalam dua bentuk, yaitu fiksi dan nonfiksi. sastra fiksi prosa, puisi, dan drama. Sementara contoh nonfiksi sastra adalah biografi, otobiografi, esai, dan kritik sastra. Objek dalam penelitian ini adalah mengenai sastra fiksi yaitu cerita pendek (cerpen). 1

2 Cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang membatasi diri dalam membahas salah satu unsur fiksi dalam aspeknya yang terkecil. Kependekan sebuah cerita pendek bukan karena bentuknya yang jauh lebih pendek dari novel, tetapi karena aspek masalahnya yang sangat dibatasi (Sumardjo, 1983: 69). Dilengkapi dengan pendapat dari Suyanto (2012:46) yang menyatakan sesuai dengan namanya, cerita pendek dapat diartikan sebagai cerita berbentuk prosa yang pendek. Ukuran pendek di sini bersifat relatif. Menurut Edgar Allan Poe dalam (Suyanto, 2012:46), sastrawan kenamaan Amerika, ukuran pendek di sini adalah selesai dibaca dalam sekali duduk, yakni kira-kira kurang dari satu jam. Jadi jika disimpulkan berdasarkan pendapat para ahli, bahwa cerita pendek merupakan cerita fiksi yang berbentuk prosa pendek dalam aspek yang terkecil dan hanya memerlukan waktu yang sebentar untuk membacanya. Terdapat banyak cerita pendek (cerpen) yang ada di Indonesia. Salah satu contohnya dan juga menjadi objek penelitian kali ini adalah cerita pendek yang berjudul Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. Ahmad Tohari adalah sastrawan Indonesia yang lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah pada tanggal 13 Juni 1948. Ahmad Tohari terkenal sebagai penulis yang menggunakan lantaran gaya bahasanya lugas, jernih, dan juga sederhana, disamping kuatnya metafora dan ironi. Kekuatan lainnya terletak pada penggambaran latar alam pedesaan yang lengkap dengan potret dunia flora dan fauna. Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin dipilih sebagai objek kajian dalam penelitian ini karena beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan cerminan dari apa yang ada dalam suatu masyarakat, sehingga munculnya sebuah karya sastra yang

3 diilhami oleh realita selalu memiliki makna mendalam yang diungkapkan oleh pengarang. Kedua, dalam Kumpulan cerpen Senyum Karyamin ini juga banyak menceritakan mengenai dunia pedesaan yang lugu, kumuh, telanjang, bodoh, alami, dan ternyata masih tetap menjanjikan kedamaian yang tulus dan tanpa pamrih. Menurut Tohari (1989:vii) dunia pedesaan adalah dunia jujur, dan senantiasa mengutamakan keharmonisan dan keselarasan hubungan dengan makhluk dan dunia sekitarnya. Kekuatan latar tersebut terasa lebih pas karena yang tampil sebagai tokoh sentralnya adalah warga desa dari kalangan wong cilik. Ahmad Tohari seolah-olah mewakili teriakan rakyat kecil atau masyarakat petani yang miskin, bodoh, dan melarat. Dengan demikian, terasa amat menyentuh masalah-masalah manusia yang paling asasi. Penelitian ini terdapat dalam lingkup sosiologi sastra. Sebagai produk budaya yang berupa tulisan bermedia bahasa, sastra tidak bisa lepas dengan genetisnya, yaitu manusia sebagai pengarang. Sastra eksis karena ada yang manusia yang menulisnya (penulis), dan penulis itu hidup dalam sistem sosial masyarakatyang menjadikan kajian sosiologi. Oleh karena itu, sastra selalu hidup dan dihidupi oleh masyarakat sebagai produk budaya. Menurut Sapardi Djoko Damono, relasi sosiologi degan sastra dimediasi oleh pengarang. Kenyataanya, penulis karya sastra adalah pengarang sebagai individu yang hidup dalam konteks masyarakat. Oleh karena itu, pikiran dan perasaan yang ditulis pengarang dala karya sastra selalu merepresentasikan pandangan-pandangan pada masyarakat tempat pengarang itu eksis (Kurniawan, 2012:6). Hal ini menunjukan bahwa karya sastra hakikatnya adalah sebuah bentuk refleksi keadaan, nilai, dan kehidupan masyarakat yang menghidupi penulisnya, atau paling tidak, pernah mempengaruhi penulisnya.

4 Perkembangan karya sastra di Indonesia juga banyak memasukkan sistem nilai-nilai kebudayaan. Penelitian ini secara umum akan membahas mengenai kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan dibagi menjadi tiga wujud. Wujud yang pertama adalah wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Wujud kedua yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ketiga adalah wujud kebudayaan sebagai bendabenda hasil karya manusia. Ketiga wujud dari kebudayaan tersebut dalam kenyataan kehidupan masyarakat tentu tak terpisahkan satu dengan lain. Wujud kebudayaan tersebut mengatur dan memberi arah kepada perbuatan dan karya manusia. Kebudayaan masyarakat Jawa dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin menggunakan gaya yang tampak lebih kental, padat dan langsung ke pokok masalahnya, sehingga makin mempertegas nilai-nilai kebudayaanya. Ketigabelas cerpen yang dihimpun dalam buku ini pun jelas tidak jauh beranjak dari sistem nilai-nilai tersebut dan dalam penelitian ini dikhususkan terhadap sistem nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini berawal dari prinsip bahwa karya sastra merupakan cerminan dari realita sosial yang secara potensial mengemban gambaran objek, gagasan, pesan dan sistem nilai tertentu. Sebagai bagian dari adat-istiadat dan wujud ideel dari kebudayaan, sistem nilai budaya seolah-olah berada di luar dan di atas diri para individu yang menjadi warga masyarakat yang bersangkutan. Menurut Koentjaraningrat (1984:25) Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsikonsepi, yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi

5 kelakuan manusia. Dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin tentunya terdapat masalah mengenai nilai budaya yang hidup dalam sebagian besar warga masyarakat. Masalah tersebut akan diteliti sehingga dapat diketahui sistem nilai budaya yang terkandung di dalamnya. C Kluckhohn, pendiri teori sistem nilai budaya mengatakan tiap sistem nilai budaya dalam tiap kebudayaan itu mengenal lima masalah dasar dalam kehidupan manusia. Atas dasar konsepsi itu, bersama dengan istrinya, F. Kluckhohn, ia menyatakan bahwa tiap sistem nilai budaya dalam tiap kebudayaan itu mengenai lima masalah dasar dalam kehidupan, dan kemudian ia mengembangkan suatu kerangka yang dapat dipakai oleh para ahli antropologi untuk menganalisa secara universal tiap variasi dalam sistem nilai budaya dalam semua macam kebudayaan yang terdapat di dunia. Kerangka mengenai sistem nilai budaya tersebut terdiri dari yang pertama hakikat hidup manusia (MH), hakikat karya manusia (MK), hakikat waktu manusia (MW), hakikat alam manusia (MA) dan hakikat hubungan manusia (MM). Kelima kerangka tersebut menjadi dasar penelitian ini untuk mengetahui sistem nilai budaya Jawa yang terkandung dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari. Menurut penjelasan Selo Soemardjan dan Soemardi (1964;dalam Lutan Rusli,2001) yakni terdapat dua teori, teori yang pertama adalah cultural determinsm yang berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh adanya kebudayaan. Teori yang kedua adalah social determinism yakni unsur kemasyarakatanlah yang mendorong para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dalam sikap, cara berpikir dan berperilaku pada lingkungan kemsyarakatannya.

6 Berdasarkan paparan teori tersebut menjelaskan bahwa pentingnya kedudukan kebudayaan dalam kehidupan ini. Masyarakat harus menerapakan nilai-nilai di dalam segala hal agar tercipta lingkungan yang harmonis. Sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman hidup manusia dalam masyarakat, sebagai suatu konsep dalam masyarakat, suatu nilai budaya juga bersifat umum, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan biasanya sulit untuk diterangkan secara nyata dan rasional. Namun karena sifatnya yang umum, luas dan tidak konkret itu maka nilai-nilai budaya dalam daerah emosional dari alam jiwa para individu yang menjadi warga dan kebudayaan bersangkutan. Menurut Koentjaraningrat (1994:437) menyatakan bahwa orang Jawa memiliki etos kerja yang khas. Orang Jawa suka bekerja keras, terutama orang pedesaan. Bekerja selalu didorong oleh upaya mencari makan. Oleh karena itu masyarakat Jawa berusaha agar selalu hidup rukun antara satu sama lain. Terdapat penelitian sebelumnya mengenai Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin. Penelitian tersebut merupakan jurnal artikel hasil penelitian yang dilakukan oleh (Prasetyo:2009), dalam penelitian tersebut diberi judul Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Pada Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari dan Skenario Pembelajarannya di Kelas X SMA. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendiskripsikan unsur intrinsik cerpen meliputi tema, tokoh, alur, sudut pandang dan latar. Selain itu juga penelitian tersebut juga mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan dan skenario pembelajaran di kelas terkait tentag Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari terdapat nilai pendidikan yang dapat dijadikan pelajaran kehidupan bagi kehidupan manusia. Kumpulan cerpen Senyum Karyamin dapat

7 digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra karena memenuhi kriteria bahan ajar. Bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami dan banyaknya nilai pendidikan pada kumpulan cerpen Senyum Karyamin. Terdapat pula penelitian sebelumnya mengenai Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin berupa Skripsi yang ditulis oleh (Nugroho;2008), dengan judul Nilai Edukatif Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari: Analisis Semiotik Analisis Semiotik dan Implikasinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui struktur yang membangun, nilai edukatif yang terkandung, dan juga implikasi nilai edukatif Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari sebagai materi pembelajaran Sastra Indonesia di SMA. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari terdapat nilai edukatif yang dapat dijadikan pelajaran kehidupan bagi kehidupan manusia. Kumpulan cerpen Senyum Karyamin dapat diimplikasikan sebagai bahan ajar pembelajaran dalam sastra Indonesia. Penelitian-penelitian sebelumnya seperti yang dibahas di atas tentunya mempunyai tujuan-tujuan tersendiri yaitu aspek pendidikan dan edukatifnya. Penelitian tersebut mempunyai aspek-aspek tersendiri untuk diteliti. Penelitian ini tentunya berbeda dengan penelitian sebelumnya, hal itu dapat dilihat dari tujuan dan juga fokus permasalahannya. Dalam penelitian kali ini bertujuan untuk menggali mengenai bagaimana sistem nilai budaya Jawa yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin. Jadi penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dan menjadi referensi dalam hal nilai budaya Jawa dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari.

8 Terlepas dari semua permasalahan tersebut yang paling penting adalah bagaimana penelitian ini dapat mendeskripsikan sitem nilai budaya Jawa dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari. Berlatar belakang dari permasalahan di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul Analisis Sistem Nilai Budaya Jawa Dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. 1.2 Pembatasan Masalah Luasnya permasalahan yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin ini yang terdiri dari sistem nilai budaya Jawa mengenai hakikat dari hidup manusia, hakikat dari karya manusia, hakikat dari waktu manusia, hakikat dari alam manusia, dan hakikat dari hubungan manusia. Oleh karena itu analisis pada Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin ini tidak dikaji dari semua aspek secara keseluruhan. Penelitian ini akan memusatkan analisisnya pada permasalahan yang terdapat dalam hakikat hidup, karya dan hubungan manusia dikarenakan ketiga hal tersebut menjadi faktor penting dalam sistem nilai budaya Jawa dalam kehidupan masyarakat Jawa yang terkandung pada kumpulan cerpen ini. Permasalahan-permasalahan pada penelitian berjudul Analisis Sistem Nilai Budaya Jawa dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari agar penelitian ini lebih terarah, terfokus dan tidak meluas, maka penulis membatasi dengan menganalisis diantaranya: 1) Sistem nilai budaya Jawa pada masalah mengenai hakikat dari hidup manusia dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. 2) Sistem nilai budaya Jawa pada masalah mengenai hakikat dari karya manusia dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari.

9 3) Sistem nilai budaya Jawa pada masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. 1.3 Rumusan Masalah Pembahasan dalam penelitian ini adalah menganalisis sistem nilai budaya Jawa pada tokoh yang terkandung dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka rumusan masalah yang ada di dalam penelitian ini, diantaranya: 1) Bagaimana sistem nilai budaya Jawa mengenai hakikat dari hidup manusia dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari? 2) Bagaimana sistem nilai budaya Jawa mengenai hakikat dari karya manusia dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari? 3) Bagaimana sistem nilai budaya Jawa mengenai hakikat dari hubungan manusia dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan sistem nilai budaya Jawa pada masalah mengenai hakikat dari hidup manusia dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. 2) Mendeskripsikan sistem nilai budaya Jawa pada masalah mengenai hakikat dari karya manusia dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. 3) Mendeskripsikan sistem nilai budaya Jawa pada masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari.

10 1.5 Manfaat Penelitian ini tentunya akan memberi manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Manfaat Teoretis a) Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan-perkembangan penerapan ranah ilmu sastra serta studi tentang sastra. b) Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka menganalisis sistem nilai budaya Jawa yang terkandung dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. c) Menambah khasanah pustaka sastra Indonesia agar nantinya dapat digunakan sebagai sumber penelitian sastra selanjutnya. 2) Manfaat Praktis a) Sebagai sarana kajian peneliti dalam menerapkan salah satu pendekatan dalam karya sastra. b) Memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca berapresiasi terhadap Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin. c) Pembaca dapat mengambil nilai-nilai positif dan lebih bijaksana dalam merefleksikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata. 1.6 Penegasan Istilah Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengambil arti dan maksud istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini dan untuk membatasi permasalahan atau objek kajian yang akan di teliti agar tidak meluas dan lebih terarah, maka perlu dijelaskan beberapa

11 istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, dapat diuraikan definisi istilah yang berkaitan sebagai berikut: 1) Sistem Nilai Budaya konsepsi-konsepi, yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup (Koentjaraningrat, 1984:25). 2) Hakikat Hidup Manusia Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrim ada yang berusaha untuk memadamkan hidup dan adapula yang menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik. 3) Hakikat Karya Manusia Setiap kebudayaan hakikatnya berbeda-beda ada yang beranggapan karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi. 4) Hakikat Hubungan Manusia Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia secara horisontal, maupun secara vertikal, adapula yang berpandangan individualistis.