BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia dikenal sebagai bangsa besar dengan masyarakat dan bahasa yang beragam. Di antara keragaman itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan sebagai alat komunikasi oleh semua masyarakat yang berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa buatan. Bahasa Indonesia adalah bahasa otentik yang berakar dari bahasa Melayu. Di Indonesia, bahasa Indonesia tidak hanya digunakan oleh orang Indonesia, tetapi juga oleh orang asing yang tinggal dan bergiat di Indonesia. Oleh karena itu, bahasa Indonesia menjadi bahasa asing yang dipelajari oleh banyak orang asing untuk berbagai tujuan. Bahasa dan budaya menjadi salah satu produk original indonesia yang kadang membuat warga dalam konteks ini mahasiswa asing harus ekstra dalam proses adaptasi saat mereka memutuskan menetap untuk kepentingan studi di Indonesia, untuk itu agar memudahkan proses nya Indonesia melalui Program Darmasiswa membuat sebuah terobosan yakni BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (selanjutnya disebut BIPA) adalah program pembelajaran bahasa Indonesia yang ditujukan kepada penutur bahasa selain bahasa Indonesia. BIPA sudah berkembang sejak tahun 1980-an di kota besar, contohnya di Yogyakarta, Malang, Bali, Jakarta, dan Bandung. BIPA di kota itu dilaksanakan oleh institusi pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta 1
Institusi pendidikan yang melaksanakan program pengajaran BIPA adalah Universitas Muhammadiyah Malang. BIPA yang diadakan oleh Universitas adalah salah satu program wajib bagi mahasiswa asing yang ingin belajar di Indonesia untuk memudahkan mereka dalam berkomunikasi dan mengikuti perkuliahan. Meskipun tidak menutup kemungkinan pelajar mengambil kursus bahasa Indonesia karena keinginan pribadi atau mengikuti program beasiswa untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia. Salah satu program beasiswa yang diberikan kepada pemuda dari negara asing yang menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia adalah beasiswa Darmasiswa. Program Darmasiswa diberikan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Nasional. Pengajaran BIPA untuk mahasiswa asing di Universitas Muhammadiyah Malang biasanya mencakup tiga kemahiran berbahasa dan kunjungan ke lapangan sebagai sarana praktik dan rekreasi. Pihak Universitas sudah menentukan tujuan pengajaran BIPA yang dilakukan yaitu 1). Membantu pemerintah dalam membangun citra positif Indonesia pada negara asing, khususnya negara peserta Program Darmasiswa. 2) Meningkatkan citra (image) Universitas Muhammadiyah Malang sebagai Lembaga Pendidikan Bertaraf International. 3) Menghasilkan lulusan Program Belajar Bahasa, Seni dan Budaya Indonesia yang berkualitas (sebagai duta Indonesia) Mahasiswa asing merupakan individu dimana setiap individu lahir di dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus bertindak agar dapat diterima dalam masyarakat. Dalam hal ini Mahasiswa Asing dalam program BIPA di UMM merupakan orang yang masuk 2
kedalam sebuah lingkungan baru. Dalam setiap diri seseorang mempunyai pengalaman pribadi yang berbeda-beda, itu terjadi karena faktor lingkungan dan keseharian ia bergaul, dan pada saat ia berkomunikasi dengan rekan sebaya atau rekan dimana tempat ia berkumpul dalam suatu kelompok, sehingga secara tidak langsung akan membentuk dan mempengaruhi dirinya. Hingga saat ini keberadaan mahasiswa asing pada umumnya dipersiapkan melalui Program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing), seperti yang telah berjalan di beberapa Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Program tersebut pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia penutur asing (termasuk mahasiswa asing). Pengamatan menunjukkan bahwa aspek budaya belum ditangani secara khusus. Seperti diketahui, masyarakat wilayah Malang dan sekitarnya memiliki spesifikasi dalam hal bahasa dan budaya Jawa yang bersifat high-context culture. Berbagai fenomena bahasa dan budaya tidak selalu dinyatakan secara eksplisit, dan terdapat norma tertentu dalam menyatakan kesantunan dan rasa hormat antar-penutur. Selain itu, masyarakat lokal di wilayah tersebut terbiasa menggunakan bahasa Indonesia bercampur dengan bahasa Jawa. Perilaku mereka pun terbiasa dengan pola tingkah laku masyarakat Jawa yang cenderung menomorduakan diri penutur untuk menyatakan sikap hormat kepada mitra tuturnya (Supomo Poedjosudarmo,1982). Karena itu prinsip kesantunan budaya Jawa perlu diterapkan pada sikap dan perilaku masyarakat dalam bertutur. Kondisi budaya itu mengakibatkan mahasiswa asing yang masuk untuk belajar di wilayah Kota Malang (Universitas 3
Muhammadiyah Malang) langsung menghadapi kendala lintas budaya yang kompleks. Di tempat studi yang baru dikenalnya, mahasiswa asing pasti merasakan kendala bahasa dan budaya ketika berkomunikasi dengan lingkungan multikultural yang masih asing baginya. Keberadaan mahasiswa asing tampaknya memang perlu mendapat perhatian melalui penyiapan dan pengenalan terhadap lingkungan baru, supaya mereka merasa nyaman di tempat belajarnya yang baru di Indonesia. Setiap individu biasanya memasuki periode ketidaknyamanan yang disebut gegar budaya (culture shock) dan kendala budaya (culture constraint), ketika mahasiswa asing ini masuk ke dalam lingkungan bahasa dan budaya yang berbeda dari yang biasa dikenalnya. Bahwa ada bagian dari budaya yang tampak (visible) dan tidak tampak (unvisible). Karena orang terbiasa dengan perspektif budayanya sendiri, ia cenderung merasakan keterasingan (strangerhood) ketika memasuki lingkungan budaya yang baru (Dayaksini, 2004:19). Perlu ada perubahan dari wawasan etik ke wawasan emik dalam pemahaman dan komunikasi antar-budaya, menunjuk pada gagasan Fishman di tahun 1974 supaya visi monokuler yang sempit, perlu dikembangkan menjadi berperspektif multi-dimensi bagi pemahaman lintas budaya Karenanya perlu dilakukan upaya yang terarah dan terencana mengenai pengembangan kemampuan komunikasi antar-budaya bagi mahasiswa asing. Selain memungkinkan berkembangnya pengalaman sosial-budaya masyarakat, kehadiran mereka dapat memacu suasana akademik setempat ke tingkat internasional dan menumbuhkan terbentuknya masyarakat kampus yang multi-kultural. Pada 4
gilirannya hal ini akan mendorong terciptanya peningkatan kualitas pendidikan tinggi Indonesia dan menjadi ajang promosi pendidikan tinggi Indonesia di manca negara (Dayaksini, 2004:17). Menurut Cohen (1985:2) adaptasi merupakan suatu proses yang dialami oleh sekelompok suku bangsa yang memasuki suatu daerah yang masih baru baginya, Dimana kebudayaanya itu terpisah secara fisik dengan kebutuhannya. Kelompok tersebut akan melakukan adaptasi terhadap lingkungan sosial budaya dan fisik ditempat yang baru. Bila suku pendatang ingin survive di tempat yang baru, biasanya mereka akan mengadaptasikan dirinya dengan lingkungan sosial budaya yang dimiliki suku bangsa setempat. Faktor positif antara lain adalah interaksi sosial dengan masyarakat di negara tujuan, pemahaman budaya dan partisipasi di negara tujuan, pengembangan dan penggunaan bahasa negara tujuan, serta identifikasi budaya negara tujuan. Sedangkan faktor negatif antara lain adalah interaksi sosial dengan sesama individu dari negara asal dan homesickness, yaitu perasaan tidak nyaman di lingkungan baru dan ingin segera kembali ke lingkungan asal yang telah dikenal dengan baik. Dalam hal ini pula tentunya bagaimana mahasiswa asing program BIPA di UMM dalam berinteraksi atau melakukan komunikasi dengan teman-temannya yakni dengan mahasiswa lokal dan lingkungannya, Komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Saat ini, mahasiswa asing dalam keadaan transisi dari kebudayaan yang telah membentuk 5
diri mereka sebelumnya dengan kebudayaan yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang karna masih tergolong pada tahun ajaran baru, kemudian mereka mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar dimana mereka berada. Mahasiswa asing membutuhkan hubungan sosial dengan mahasiswa lokal, karena budaya berkesinambungan dan hadir dimana-mana. Budaya juga berkenaan dengan bentuk fisik serta lingkungan sosial yang mempengaruhi hidup kita. budaya bisa berubah ketika orang-orang berhubungan antara yang satu dengan lainnya. Konsep komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui lambang lambang yang berarti, yaitu lambang verbal (lisan dan tulisan) dan lambang nonverbal (isyarat/gesture) dengan maksud untuk merubah tingkah laku. Sedangkan konsep kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. (Koentjaraningrat, 2000:78). Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis merasa perlu mengkaji lebih dalam penelitian yang berjudul : KOMUNIKASI MAHASISWA ASING DENGAN MAHASISWA LOKAL DI MALANG (Studi pada Mahasiswa Asing Program BIPA di UMM 2016) 6
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana komunikasi mahasiswa asing Program BIPA dengan mahasiswa lokal dalam berkomunikasi di Universitas Muhammadiyah Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Dengan latar belakang serta rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan penelian adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi mahasiswa asing Program BIPA dengan mahasiswa lokal dalam berkomunikasi di Universitas Muhammadiyah Malang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Dengan penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan tentang Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai kajian tentang Komunikasi, baik secara proses, bentuk dan hambatan komunikasinya. selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi serta menambah wawasan tentang sub culture dalam memahami mahasiswa asing untuk terhindar dari misscommunication dan ketegangan-ketegangan pada mahasiswa lokal akibat sikap etnosentrisme (penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri). 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi mahasiswa asing dengan mahasiswa lokal mengenai hubungan 7
komunikasi kedua belah pihak yakni antara mahasiswa asing dan mahasiswa lokal di UMM. 8