BAB II GAMBARAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA. serta menetap di Tanah Karo. Menurut orang tua dahulu, Togan Raya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SEI. INJAB KELURAHAN TERKUL. luas wilayah Hektar (Ha). Secara georafis, Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

BAB IV PETA SOSIAL KOMUNITAS KELURAHAN REJOSARI KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB I PENDAHULUAN. 2) Sebelah selatan dusun gunung rawas. 3) Sebelah timur dusun siwalan.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ha. Terbagi menjadi 14 RW dan 28 RT. Desa Banguncipto yang dibatasi oleh : 1) Sebelah Utara Desa Wijimulyo

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Selo Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah. Desa Tlogolele merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Simpang Baru merupakan salah satu kelurahan yang terletak di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. batas antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar pada tanggal 14 Mei

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB IV SELAYANG PANDANG DESA PARAKAN. Kecamatan Trenggalek. Desa ini berdekatan dengan alun-alun kota atau pusat

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lintongnihuta. Mengenai nama desa Dolok Margu, menurut hasil wawancara

BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186 Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah 724,2 Ha, berada pada ketinggian kurang lebih 1200 m di atas permukaan laut. Dengan suhu minimum 18 0 C dan suhu maksimum 32 0 C, serta kurang lebih 96 0-85 0 Bujur timur, dan antara 3 0 4 dan 3 0 25 Lintang Utara. Luas daerah tersebut telah termasuk di dalamnya hutan, perumahan serta lahan pertanian yang terdapat di desa tersebut Desa Sukanalu terdiri atas empat dusun, 8 RW dan 17 RT. Jarak dari Desa Sukanalu ke ibukota Kecamatan Barus Jahe sekitar 5 kilometer, sedangkan ke ibukota Kabupaten Karo yaitu Kaban Jahe sekitar 12 kilometer dan jarak ke kota Medan yang merupakan ibukota propinsi sekitar 88 kilometer. Kaban Jahe merupakan pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan, sedangkan pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan kecamatan adalah Tiga Jumpa yang berjarak lebih kurang 2 kilometer dari Desa Sukanalu. Batas-batas Desa Sukanalu adalah sebagai berikut; Sebelah barat berbatasan dengan kota Sebaraya dan Desa Tiga Panah Sebelah timur berbatasan dengan Desa Barus Jahe Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kubucolia dan Desa Kubu Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sukadame dan Desa Sinaman

Perincian tentang pengelolaan alam Desa Sukanalu dengan masing-masing luasnya dapat kita lihat dalam tabel II-1: Tabel II-1 Pengelolaan alam Desa Sukanalu No Fungsi tanah Luas lahan ( Ha ) % 1 Perumahan/ bangunan 10,7 1,48 2 Pertanian 692 95,55 3 Pekuburan 1,5 0,21 4 Tanah kosong 20 2,76 jumlah 724,2 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Sukanalu tahun 2006 Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa sebagian besar Desa Sukanalu merupakan lahan pertanian atau perladangan dan daerah persawahan. Tanahnya yang subur sehingga menguntungkan bagi masyarakat dapat kita lihat bahwa sebagian besar Sukanalu merupakan lahan pertanian atau perladangan dan daerah persawahan. Tanahnya yang subur sehingga menguntungkan masyarakat. 2.1.2 Sejarah Desa Sukanalu Desa Sukanalu didirikan tahun 1210 oleh seorang pemuda bermarga Sitepu. Pemuda ini berasal dari Desa Sukanalu Teran, Kecamatan Simpang Empat, yang terletak dibawah kaki Gunung Sinabung. Dalam adat masyarakat Karo pada saat itu,

seorang pemuda yang sudah cukup umur namun belum membina rumah tanga tidak diperbolehkan untuk tinggal di rumah. Sang pemuda yang harus menaati adat yang berlaku melakukan perjalanan panjang selama berhari-hari dihutan luar Desa Sukanalu Teran tersebut. Tanpa sengaja sang pemuda menemukan tempat yang mirip dengan desanya itu dan kemudian mendirikan desa baru. Desa baru tersebut dinamakan Desa Sukanalu di kemudian hari. Hal tersebut dikarenakan lingkungan fisik seperti tanah, tanaman-tanaman yang ada di desa baru tersebut mirip dengan yang ada di Desa Sukanalu Teran. Setelah pemuda tersebut menemukan desa baru itu, sang pemuda kembali ke desa asalnya yaitu Desa Sukanalu Teran dan mengajak beberapa saudaranya yang bermarga Sitepu untuk mendirikan desa baru di tempat yang baru ditemukan pemuda bermarga Sitepu tersebut. Setelah desa tersebut dibangun, marga-marga lain pun berdatangan untuk mencari tempat tinggal yang cukup berpotensi menghidupi mereka. Marga marga tersebut antaraq lain adalah marga Tarigan, Ginting dan Barus. Mereka datang dari Desa Sukanalu Teran dan ada pula yang dari desa desa lainya. Marga Sitepu yang dianggap sebagai penemu dan pendiri desa ini, kemudian ditetapkan sebagai merga taneh, sedangkan merga Barus dan Ginting ditetapkan sebagai Kalimbubu (kelompok yang memberikan anak gadis). Merga Tarigan ditetapkan sebagai Anak Beru ( Kelompok pengambil anak beru) dan merga Karo-karo ditetapkan sebagai Senina ( kelompok semarga)

2.2. Tata Pemukiman Pola pemukiman masyarakat desa ini adalah mengelompok padat dimana sebagian besar masyarakat terkonsentrasi tinggal pada suatu bagian desa sedangkan bagian lainnya digunakan sebagai lahan pertanian dan untuk aktivitas kehidupan lainya. Pada saat ini, desa ini sudah tertata dengan cukup teratur, dimana hampir setiap kegiatan dilakukan ditempat yang sama sehingga dapat dilakukan dengan lebih efisien, bahkan desa ini telah dijadikan desa percontohan bagi desa-desa lainnya di Kabupaten Karo. Untuk sumber airnya sendiri, sebagian besar masyarakat di desa ini sudah dapat memanfaatkan air bersih dari PDAM sepanjang tahun. Sebagian besar rumah warga juga sudah memiliki WC dan kamar mandi sendiri, namun masih ada juga sebagian kecil yang memanfaatkan air hujan dan air sungai pada kemarau panjang. 2.3. Mata Pencaharian Penduduk Kesuburan tanah Desa Sukanalu menjadikan mayoritas penduduk desa ini kedalam tipe masyarakat agraris. Penduduk Desa Sukanalu sebagian besar hidup dengan bertani. Lebih spesifik lagi, penduduk sebagian besar bertani ladang dengan komoditas tanaman hortikultur seperti sayur-sayuaran, buah-buahan. Pada umumnya petani didesa ini akan mengikutsertakan keluarganya untuk turut bekerja diladang. Meskipun pada kenyataannya anak yang masih kecil tidak terlalu membantu, namun dengan berada diladang dan mengambil sebagian kecil pekerjaan tentunya hal tersebut telah membantu petani. Selain itu, dengan membantu orang tuanya, anak tersebut juga telah belajar untuk bertani dikemudian hari.

Pada umumnya pekerjaan disektor pertanian, tidak terus menerus membutuhkan perhatian dan tenaga. Ada saat dimana petani dan keluarganya tidak mempunyai sesuatu untuk dikerjakan, misalnya pada saat petani menunggu panen, maka petani biasanya akan mengambil pekerjaan lain seperti menjadi buruh tani diladang orang lain (aron). Meskipun pada awalnya aron berarti gotong royong, namun pada saat ini kata tersebut labih bermakna sebagai tenaga upahan. Dengan melakukan pekerjaan ini, petani mempunyai tambahan penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebelum masa panen datang. Selain bertani, penduduk desa ini juga ada yang bekerja sebagai pegawai pemerintahan, pegawai swasta, bahkan berwiraswasta. Namun, meskipun mereka mempunyai pekerjaan, terkadang mereka juga memiliki ladang yang dikerjakan sendiri untuk menambah penghasilan atau sekedar menyalurkan hobi saja. Biasanya yang mereka lakukan tidak seserius yang dilakukan oleh petani asli, dan tentu saja hasilnya untuk dikonsumsi sendiri. Berbeda halnya dengan petani yang memang pekerjaan utamanya adalah bertani, mereka menjual hasil taninya keluar kota atau untuk memudahkan mereka kerap menjualya langsung ke pedagang pengumpul yang datang ke ladang mereka masingmasing. Tetapi ada juga sebagian yang menjualnya langsung kepada konsumen di ibukota kabupaten. Lebih jelasnya dapat kita lihat data penduduk sesuai dengan mata pencahariannya pada tabel II-2 :

Tabel II-2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) % 1 Pegawai Negeri Sipil 55 1,78 2 Pensiunan 15 0,49 3 Wiraswasta 250 8,11 4 Buruh 55 1,78 5 Bertani 154 50,71 6 Tidak Bekerja 1145 37,13 Jumlah 3084 100 Sumber: Kantor kepala Desa Sukanalu tahun 2006 2.4 Sarana dan Prasarana Serta Infra Sruktur Sosial 2.4.1. Sarana Transportasi Sarana transportasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Desa Sukanalu. Hal ini dikarenakan hasil hasil pertanian yang diproduksi oleh masyarakat Sukanalu sebagian besar dijual kepada konsumen yang berada diluar desa Sukanalu bahkan sampai ke Kota Medan yang Jauh dari Desa Sukanalu. Tanpa adanya sarana transportasi yang layak tentu saja pemasaran hasil-hasil pertanian tidak dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Selain tu sarana transportasi juga sangat menentukan perkembangan desa itu sendiri. Dengan adanya sarana transportasi yang baik tentu saja akses dari luar menjadi lebih mudah sehingga dapat dilaksanakan pembangunan itu sendiri. Untuk mendukung semua hal tersebut, desa ini

memiliki sarana transportasi berupa jalan beraspal sepanjang 5 km yang berada ditengah desa yang merupakan jalan lintas dari ibukota Kecamatan Barus Jahe hingga keluar Desa Sukanalu, 4 km jalan berbatu, 30 km jalan bertanah serta 1 buah jembatan. Kondisi dari semua jalan tersebut secara keseluruhan baik dan dapat digunakan dengan baik, meskipun ada sedikit yang berlubang. Masyarakat desa juga menyadari akan pentingnya jalan bagi kehidupan, sehingga mereka terkadang sring melakukan perawatan terhadap jalan seperti dengan menimbun jalan yang berlubang, membersihkan pinggir jalan dari rerumputan dan lain sebagainya. 2.4.2. Sarana Kesehatan Beberapa sarana kesehatan yang terdapat di Desa Sukanalu antara lain adalah Puskesmas, klinik bersalin dan BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak) yang masingmasing berjumlah satu buah. Sarana kesehatan tersebut dalam keadaan baik, fisiknya serta pelayanannya meskipun tenaga ahlinya masih belum mencukupi. Berdasarkan pengamatan penulis, sarana kesehatan di Desa Sukanalu sudah cukup memadai karena hanya ada satu orang bidan dan di bantu oleh beberapa perawat yang bertugas di dalamnya. Pada hari-hari biasa, Puskesmas dan BKIA mulai dibuka pada pukul 08.00-14.00 WIB, sedangkan pada hari-haru besar tutup. Namun terkadang bila terdapat situasi yang cukup darurat maka petugas akan bersedia melayani apakah itu di puskesmas sendiri bahkan untuk dipanggil ke rumah pasien..

2.5 Keadaan Penduduk Penduduk Desa Sukanalu pada tahun 2006 berjumlah 3084 jiwa dan terdiri dari 955 kepala keluarga. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin terdapat selisih yang cukup tajam yakni dengan jumlah laki-laku sebanyak 1359 jiwa dan perempuan sebanyak 1725 jiwa. Penduduk Desa Sukanalu termasuk tipe yang heterogen, dimana terdapat begitu banyak karakter yang membedakan penduduk secara keseluruhan. Perbedaan tersebut meliputi suku, agama. Suku mayoritas di Desa Sukanalu ini adalah suku Batak Karo, yang sisanya yang berjumlah tidak banyak seperti suku Batak Toba, Simalungun, Jawa. Meskipun perbedaan tersebut ada ditengah-tengah masyarakat, namun penduduk dapat menjalin hubungan yang harmonis. Hal ini terjadi dikarenakan penduduk pendatang yang bukan suku Batak Karo mampu beradaptasi dengan penduduk yang Suku batak Karo. Wujud-wujud adaptasi ini dapat dilihat dengan bahasa yang digunakan seharihari. Meskipun bukan suku batak Karo namun mereka dapat berbahasa Karo dengan fasih. Selain itu, suku Batak Toba ataupun Simalungun juga terkadang merubah marganya menjadi marga Karo yang memang disamakan dengan marganya. Komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianutnya, menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Desa Sukanalu menganut agama Kristen Protestan yang berjumlah 1493 jiwa dan kemudian dilanjuti dengan Kristen Katolik sebanyak 1418 jiwa dan yang terakhir adalah agama Islam sebanyak 153 jiwa. Namun ada juga yang mengaku tidak menganut agama apapun yakni sebanyak 20 jiwa. Untuk melaksanakan ibadah masing-masing, di desa ini terdapat rumah-rumah ibadah Kristen ada 4 buah gereja yaitu 1 buah gereja GBKP, 1 buah gereja Katholik, 1

buah gereja GPDI, 1 buah gereja Pantekosta. Sedangkan bagi pemeluk agama Islam ada 1 buah Musholah. Secara umum bila ditinjau berdasarkan usia dan jenis kelamin jumlah penduduk yang terbanyak terdapat pada penduduk yang berusia produktif yaitu yang berumur 20-35 tahun dan 35-49 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel yang tersedia: Tabel II-3 Komposisi Penduduk Menurut Umur No Umur ( Tahun ) Jumlah ( jiwa ) % 1 0-1 105 3,41 2 1-3 95 3,08 3 3-5 165 5,36 4 5-15 399 12,94 5 15-20 381 12,35 6 20-35 751 24,33 7 35-49 582 18,87 8 50-60 456 14,79 9 60 keatas 150 4,87 Jumlah 3084 100 Komposisi penduduk desa berdasarkan tingkat pendidikannya menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Desa Sukanalu sudah mengenyam pendidikan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga SLTA bahkan cukup banyak yang mampu mencapai

tingkat perguruan tinggi. Namun tetap saja masih ada yang belum pernah mengenyam pendidikan apapun yang menyebabkan mereka masih buta huruf saat ini. Biasanya mereka yang buta huruf adalah mereka yang sudah terlalu tua yang sudah sulit untuk mengikuti proses belajar lagi. Untuk lebih jelasnya, komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel II-4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Jenis Pendidikan Jumlah ( Jiwa ) % 1 Sekolah Dasar 1053 34,14 2 SLTP 337 10,93 3 SLTA 637 20,65 4 Akademi 53 1,72 5 Perguruan Tinggii 45 1,46 6 Kejar paket A 150 4,86 7 Buta Huruf 444 14,40 8 Belum sekolah 364 11,80 9 SLB 1 0,04 Jumlah 3084 100