Disusun oleh:
PERKEMBANGAN PERSONAL DAN SOSIAL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIAL PERKEMBANGAN PERASAAN DAN EMOSI PERKEMBANGAN MORAL
No Tahap Perkembangan 1. Kepercayaan vs ketidakpercayaan TAHAP PERKEMBANGAN PERSONAL DAN SOSIAL MENURUT ERIKSON Periode Perkembangan Bayi (tahun pertama) 2. Otonomi vs ragu dan malu Masa bayi (tahun kedua) 3. Inisiatif vs rasa bersalah Kanak-kanak awal (3-5 tahun) 4. Upaya vs inferioritas Kanak-kanak pertengahan-akhir (6 tahun sampai puber) 5. Identitas vs kebingungan Remaja (10-20 tahun) 6. Imitasi vs isolasi Dewasa awal (20-30 tahun) 7. Generativitas vs stagnasi Dewasa pertengahan (40-50 tahun) 8. Integritas vs putus asa Dewasa akhir (60 tahun ke atas)
PERKEMBANGAN SOSIAL PADA REMAJA DIWARNAI DENGAN DUA AKTIVITAS KONTRADIKTIF YAITU: OTONOMI KETERIKATAN Mengatur diri sendiri dan mencapai kebebasan Keterhubungan pada orang tua dlm perkembangan remaja
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIAL KELUARGA SEKOLAH MASYARAKAT
Hubungan pribadi di lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan sosial anak. Cara pendidikan anak yang digunakan oleh orang tua sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak.
Guru mulai memasukan pengaruh terhadap anak, meskipun pengaruh teman sebaya lebih kuat. Pengaruh yang kuat dari kelompok teman sebaya sebagian berasal dari keinginan anak untuk dapat diterima oleh kelompok, dan sebagian lagi dari kenyataan bahwa anak menggunakan waktu lebih banyak dengan
Masyarakat turut mempengaruhi perkembangan berbagai macam perilaku sosial. Di samping membantu anak menjadi pribadi yang mampu bersosialisasi, juga menopang perkembangan perilaku tertentu yang kurang baik.
PERKEMBANGAN PERASAAN DAN EMOSI PENGERTIAN PERASAAN DAN EMOSI HUBUNGAN ANTARA EMOSI DAN TINGKAH LAKU FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM PERKEMBANGAN EMOSI
PENGERTIAN PERASAAN DAN EMOSI Max Scheber (1990:79) membagi perasaan ke dalam empat kelompok.
Lanjutan PENGERTIAN PERASAAN DAN EMOSI Chaplin (1989:163) menyatakan pengertian emosi. Suatu keadaan terangsang dari organisme, mencakup pengalaman yang disadari yang bersifat mendalam, dan memungkinkan terjadinya perubahan perilaku
Lanjutan PENGERTIAN PERASAAN DAN EMOSI Menurut Poerbakawatja (1982:92), emosi adalah Suatu respon thd suatu perangsang yg dpt menyebabkan perubahan fisiologis, disertai dg perasaan yg kuat, biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus.
HUBUNGAN ANTARA EMOSI DAN TINGKAH LAKU Teori yang membahas hubungan emosi dengan tingkah laku: Teori Sentral Teori Perifir Teori Kedaruratan Emosi Kejasmanian timbul akibat emosi Emosi terjadi akibat perubahan fisiologis Emosi akibat situasi darurat
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI Emosi dominan Kondisi kesehatan Suasana rumah Cara mendidik anak Hubungan dg keluarga Hubungan dg teman Perlindungan Aspirasi orang tua Bimbingan Emosi menguat Kondisi Fisik Kondisi Psikologis Kondisi Lingkungan
PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM PERKEMBANGAN EMOSI Faktor penyebab terjadinya perbedaan a. Kondisi dasar individu. b. Kondisi psikis individu pada suatu waktu. c. Kondisi jasmani individu.
PERKEMBANGAN MORAL PANDANGAN PIAGET PANDANGAN KOHLBERG
TAHAPAN PERKEMBANGA N MORAL MENURUT PANDANGAN PIAGET 1. Moralitas heteronomous (tahap realisme moral/moral ralism) 2. Moralitas otonomous.
Tahapan perkembangan moral yang dikembangkan Piaget Heteronomous Penalaran moral didasarkan pada hubungan keterpaksaan. Penalaran moral didasarkan pada realisme moral. Aturan dipandang sebagai sesuatu yang kaku, berasal dari luar dirinya dan dipegang oleh orang yang memiliki kekuasaan, tidak terbuka untuk bernegosiasi, dan kebenaran itu berkaitan dengan ketaatan pada orang dewasa dan aturan. Otonomous Penalaran moral didasarkan pada hubungan kerjasama, pengakuan bersama antar individu, dan setiap individu dianggap sama. Penalaran moral direfleksikan pada sikap moral yang rasional. Aturan dipandang sebagai produk dari kesepakatan bersama, terbuka untuk bernegosiasi ulang, dilegitimasi oleh setiap orang, dan kebenaran itu berkaitan dengan kegiatan yang sesuai dengan persyaratan kerjasama
Lanjutan Tahapan perkembangan moral yang dikembangkan Piaget Heteronomous Kejahatan dinilai dari konsekuensi atas tindakan, keadilan disamakan dengan isi keputusan orang dewasa, kesewenang-wenangan dan hukuman dipandang sebagai keadilan. Hukuman dipandang sebagai konsekuensi dari pertahanan. Otonomous Kejahatan dipandang sebagai perilaku yang bersifat relatif, keadilan diperlakukan secara sama, atau memperhitungkan kebutuhan individu, dan kewajaran hukuman dimaknai melalui kelayakan terhadap pertahanan
TAHAPAN PERKEMBANGA N MORAL MENURUT PANDANGAN KOHLBERG 1. Preconventional reasoning (penalaran prakonvensional). 2. Conventional reasoning (penalaran konvensional) 3. Pascaconventional reasoning (Penalaran
Tahapan perkembangan moral yang dikembangkan Kohlber LEVEL 1 PRAKONVENSIONAL Tidak ada internalisasi Tahap 1 Heteronomous morality Anak patuh karena orang dewasa menyuruuh mereka untuk patuh. Orang mendasarkan pada keputusan hukumannya karena takut akan hukuman. Tahap 2 Individualisme, tujuan, dan pertukaran Individu mengejar kepentingannya sendiri, tetapi membiarkan orang lain melakukan hal yang sama. Apa yang benar mengakibatkan pertukaran yang seimbang.
Lanjutan Tahapan perkembangan moral yang dikembangkan Kohlber LEVEL 2 KONVENSIONAL Internalisasi pertengahan Tahap 3 Ekspektasi interpersonal mutual, hubungan, dan konformitas interpersonal. Individu menggunakan rasa percaya, perhatian, dan loyalitas kepada orang lain sebagai basis untuk penilaian moral. Tahap 4 Moralitas sistem sosial Penilaian moral didasarkan pada pemahaman dan aturan sosial, hukum, keadilan, dan kewajiban.
Lanjutan Tahapan perkembangan moral yang dikembangkan Kohlber LEVEL 3 PASKAKONVENSIONAL Internalisasi penuh Tahap 5 Kontrak sosial/utilitas dan hak individu Individu memahami bahwa nilai, hak, danprinsip mendasari atau mengatasi hukum. Tahap 6 Prinsip etika universal Orang telah mengembangkan penilaian moral berdasarkan hak asasi manusia yang universal ketika berhadapan dengan dilema antara hukum dan kesadaran individual seseorang.
Referensi Rifa i, Ahmad, Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU & MKDK LP3 Universitas Negeri Semarang
THE END