BAB I PENDAHULUAN. guru dalam proses pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas pendidikan bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tajam dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, motivasi, komitmen yang tinggi, disiplin diri, dan semangat kerja

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. B A B I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BABI. dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan. penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas pula.

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

baik, maka diharapkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan mencapai tujuan yang di inginkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI. Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman post modern manusia cenderung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Guru mempunyai posisi

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu bekerja keras dan mempunyai produktivitas yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai tujuan organisasi. Kedisiplinan juga merupakan salah satu faktor dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

DAMPAK STATUS AKRIDITASI SEKOLAH, SARANA PRASARANA DAN KOMPETENSI SOSIAL TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SD KECAMATAN KEDUNGTUBAN BLORA TESIS.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin kelas, dan berbagai peran lainnya. Sejatinya guru adalah sebagai. penjamin mutu pendidikan yang paling terdepan.

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menghadapi pesatnya persaingan pendidikan di era modern ini, semua

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK PENGAWASAN DAN KEPUASAN KERJA DALAM MEMPENGARUHI DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendisendi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh peran seorang guru dalam proses pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru tidak hanya dituntut menguasai bahan ajar, tetapi guru harus memiliki kepribadian dan integritas yang dapat dihandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi peserta didik, keluarga maupun masyarakat yang mana seharusnya dapat memberikan kontribusi didalam kemajuan pendidikan. Peran seorang guru sangat penting sekali dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus memiliki sejumlah kompetensi dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya. undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 10 tentang guru dan dosen menyebukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Nomor16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru point B disebut standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dan terintegrasi ke dalam disiplin kerja guru. Selanjutnya Peraturan Pemetintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 disebutkan pendidikan harus memiliki kualitas akademik dan kompetensi pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidkan nasional. Dengan kemampuan yang dimiliki guru, seharusnya setiap guru menunjukkan disiplin yang optimal dalam melaksankan tugas sebagai tenaga pendidik. Dalam proses pembelajaran di sekolah guru harus mampu menerapkan kedisiplinannya kepada siswa-siswanya dan dapat menjadi contoh yang baik bagi yang lainnya. 1

2 Didalam masyarakat guru ditempatkan pada posisi yang terhormat, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat mendapat ilmu pengetahuan yang baik dan seorang guru harus dapat menyelesaikan permasalahan, khususnya yang berkenaan pada dunia pendidikan. Disiplin kerja guru merupakan salah satu faktor yang menjadi tolak ukur dari keberhasilan sekolah. Disiplin kerja guru yang dimaksud adalah kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan oleh sekolah atau lembaga. Dengan adanya disiplin yang baik maka akan memudahkan guru dalam melaksanakan rutinitas yang positif yang dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Dalam lingkungan sekolah kedisiplinan juga sangat dibutuhkan, baik disiplin kerja kepala sekolah maupun disiplin kerja guru, karena mereka adalah bagian dari organisasi sekolah, maka khususunya seorang guru harus berusaha menciptakan suasan kerja yang harmonis yang nyaman bagi dirinya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Martono (2002: 92) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan disiplin kerja yaitu suatu keadaan yang menunjukkan suasan tertib dan teratur yang dihasilkan oleh orang-orang yang berada dalam sebuah organisasi karena peraturanperaturan yang berlaku harus dihormati dan diikuti. Disiplin merupakan suatu masalah penting, disiplin erat kaitannya dengan adanya kesadaran akan keharusan melaksankan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya. Proses belajar tidak mungkin mencapai target maksimal tanpa adanya disiplin yang baik. Jika disiplin merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam keberlangsungan kegiatan belajar di kelas, maka disiplin harus ditanamkan oleh setiap guru, dan juga seluruh siswa. Denagan adanya disiplin yang baik akan

3 memungkinkan seorang siswa untuk belajar dengan kebiasaan yang positif dan dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungan. Guru yang baik adalah guru yang berhasil menegakkan disiplin bagi dirinya dan dapat memberi contoh yang positif kepada siswa dan teman yang lain. Artinya guru harus menanamkan kesadaran dan nilai-nilai akan arti pentingnya disiplin kepada sisiwa, terlabih dahulu guru harus membiasakn dirinya taat dan patuh kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku. Guru menjadi contoh bagi sisiwanya dan bagi guru-guru yang lain oleh sebab itu guru yang priofesional adalah guru yang mampu memberikan contoh baik kepada siswanya. Jika disiplin ditegakkan, maka akan tercipta kerja sama dan interaksi yang baik antara guru dan siswa di kelas. Sehingga hal ini menyebabkan proses belajar akan berlangsung dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Siswanto (2001:278) menyatakan disiplin kerja adalah sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat kepada peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta mampu menjalankannya dan tidak mudah mengelak untuk menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar peraturan dan wewenang yang diberikan kepadanya. Tindakan pendisiplinan merupakan suatu usaha untuk menegakkan peraturan dan tata tertib, termasuk sejumlah langkah untuk membina guru seperti memberi sanksi kepada guru yang melanggar peraturan sekolah, sehingga seluruh guru yang ada memiliki sikap patuh terhadap peraturan dan sikap taat terhadap pekerjaan. Tujuan penegakan disiplin dalam bekerja idealnya yaitu untuk memperbaiki mental dan moral para guru sehingga tunduk dan patuh pada peraturan yang telah ditetapkan disamping menumbuhkan rasa saling menghormati dan membangun rasa percaya antara atasan dan bawahan.

4 Pada studi pendahuluan yang dilakukan melalui kunjungan di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota pada bulan Oktober 20013, dimana tujuan peneliti yaitu untuk melakukan observasi guna memperoleh keterangan yang pasti yang penulis teliti. Hasil observasi menunjukkan 25% guru terlambat dalam kehadiran, 20% guru masuk tanpa ijin, data diperoleh dari daftar absen tahun ajaran 2012/2013. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah guna memperoleh keterangan yang dapat dijadikan bahan kajian dalam studi kasus ini. Dari hasil keterangan yang diberikan kepada penulis, beliau mengatakan bahwa kepatuhan dan ketaatan guru terhadap peraturan yang berlaku sangat rendah, seperti masuk dan keluar dari kelas yang tidak sesuai dengan jam yang sudah diberlakukan tidak ditaati, memperlihatkan bahwa disiplin kerja guru yang ada di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota masih rendah dan tingkat kedisiplinannya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Supervisi pendidkan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap profesional guru. Sikap profesional guru merupakan hal yang amat penting dalam memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh pada perilaku dan aktivitas keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih di wujudkan dalam diri guru apabila intitusi tempat ia bekerja memberi perhatian lebih banyak pada pembinaan, pembentukan, dan pengembangan sikap profesional (Pidarta 2008:380)

5 Kegiatan supervisi kepala sekolah berpengaruh secara psikologi terhadap disiplin kerja guru. Guru merasa puas dengan pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya tinggi, maka ia akan bekerja dengan sukarela dan membuat produktifitas kerja guru meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah, hal ini mengakibatkan produktivitas guru menurun Supervisi kepala sekolah merupakan salah satu tugas kepala sekolah dalam membina guru melalui fungsi pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada intinya yaitu melakukan pembinaan, bimbingan untuk memecahkan masalah pendidikan termasuk masalah yang dihadapi guru secara bersama dan bukan mencari kesalahan guru-guru yang mempunyai persepsi yang baik terhadap supervisi pengajaran maka guru akan mengajar dengan baik, karena supervisi itu berarti pembinaan kepada guru ke arah perbaikan dalam mengajar. Sebaiknya jika saran dan advis dari kepela sekolah diabaikan oleh guru maka bisa berdampak pada kegiatan mengajarnya yang kurang baik. Keberhasilan guru dalam mengajar karena motivasi ini sebagain pertanda apa yang dilakukan oleh guru itu telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru yang diminatinya karena sesuai dengan kebutuhannya, Jika orang lain tidak minat menjadi guru, hal ini disebabkan karena kebutuhan tidak sesuai dengan kepentingan sendiri. Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi. Faktor lain yang dianggap mempengaruhi disiplin kerja guru adalah motivasi kerja. Motivasi dipandang sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat kerja secara langsung dan dapat mengarahkan potensi yang telah ada dari dalam diri guru

6 kedalam suatu kegiatan yang mana target akhir untuk mencapai tujuan sekolah. Dengan adanya motivasi kerja yang baik dari guru diharapkan akan mendorong disiplin kerja guru menjadi lebih baik. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu, motivasi mampu mendorong sesorang untuk berbuat atau tidak berbuat, mampu membuat manusia semangat atau tidak semangat melakukan sesuatu. Motivasi dapat naik dan dapat turun. Hal ini sesuai dengan pendapat Clelland dalam Robbin (2001:61) menyatakan bahwa individu yang tinggi kepada situasi yang sederhana yaitu kemungkinanan derajat mencapai keberhasilan dan kegagalan adalah sama.sebaliknya orang-orang yang rendah motivasi kerjanya suka kepada situasi yang sangat sukar atau sangatn mudah mencapai keberhasilan dan kegagalan adalah sama. Sebaliknya orang-orang yang rendah motivasi kerjanya suka kepada situasi yang sangat sukar atau sangat mudah tidak mudah mencapai keberhasilan. Menurut Winardi (2004:541) motivasi kerja guru merupakan salah satu indikasi dari komitmen guru. Guru dengan komitmen yang tinggi adalah yang memiliki semangat kerja yang tinggi, begitupun sebaliknya. Semangat kerja yang tinggi ditandai dengan adanya disiplin tinggi, minat kerja, antusiasme dan motivasi yang tinggi untuk bekerja, terpacu untuk berpikir kreatif dan imajinatif, konsekuen dan selalu berusaha mencari alternatif dalam metode pengajarannya. Guru dengan semangat kerja yang rendah akan menunjukkan perilaku indisipliner, hanya terpaku pada satu metode mengajar, kurang kreatif, kurang berusaha, dan kurang motivasi. Dengan adanya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah yang baik diharapkan dapat mendorong motivasi guru untuk lebih semangat kerja dalam melaksanakan aktivitas tugasnya sebagai tenaga pengajar dan semakin tinggi pula

7 disiplin kerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah, untuk menncapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa penting untuk mengadakan penelitian hubungan Sikap Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi faktor apa saja yang mempengruhi disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota antara lain: Apakah terdapat hubungan tingkat pendidikan guru-guru dengan disiplin kerja guru?, Apakah terdapat hubungan masa kerja guru-guru dengan disiplin kerja guru?, Apakah supervisi akademik kepala sekolah berhubungan dengan disiplin kerja guru?, Apakah supervisi akademik kepala sekolah berhubungan dengan disiplin kerja guru?, Apakah tingkat kepuasan berhubungan dengan disiplin kerja guru?, Apakah terdapat hubungan tingkat motivasi kerja dengan disiplin kerja guru?, Apakah guru-guru mendapatkan motivasi dari kepala sekolah untuk meningkatkan disiplin kerja guru?, Apakah terdapat hubungan sikap guru-guru dengan supervisi akademik yang dilaksanakan kepala sekolah?. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, diketahui banyak faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota, namun dalam penelitian ini tidak dilakukan pada semua faktor yang ada, karena peneliti lebih mengedepankan faktor-faktor yang

8 dominan yang diduga berhubungan langsung dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota. Oleh karaena itu peneliti membatasi masalah penelitian ini, pada sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah, motivasi kerja, disiplin kerja guru. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat di rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota? 2. Apakah terdapat hubungan motivasi kerja dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota? 3. Apakah terdapat hubungan sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dibahas, penelitian ini betujuan untuk mengetahui secara jelas dan akurat mengenai: 1. Untuk mengetahi hubungan sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota. 2. Untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan disiplin kerja gru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota.

9 3. Untuk mengetahui hubungan sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dapat digunakan dalam menguji kebenaran hubungan variabel sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja sebagai variabel bebas terhadap disiplin kerja guru sebagai variabel terikat. Maka hasil penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis,sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Menambah khasanah pengetahuan mengenai sikap tentang sipervisi akademik kepala sekolah, motivasi kerja, disiplin kerja guru. b. Bahan acuan bagi peneliti lain tentang supervisi akademik, motivasi kerja, disiplin kerja guru. 2. Manfaat Praktis Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah terutama: a. Kepala sekolah, hasil penelitian menjadi masukan dalam hal bagaimana upaya-upaya yang mungkin untuk dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. b. Guru, hasil penelitian ini memberikan pengetahuan yang berarti untuk memahami secara lebih komprehensif mengenain proses dan berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan, motivasi dan kedisiplinan kerja guru.

10 c. Dinas pendidikan, hasil pendidikan ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah guna peningkatan motivasi dan kedisiplinan kerja guru. d. Peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian lanjutan sehingga memperoleh hasil penelitian yang tidak sempurna.