BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

CITY HOTEL BINTANG 4 DI SOLO TA-135

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BUDAYA CIREBON. Tabel 7.1 Total Kebutuhan Luas Bangunan Taman Budaya Cirebon

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Ruang Kapasitas Unit Ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN UNDIP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KONVENSI DAN PAMERAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

TUGAS AKHIR PERIODE 128/

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB VI. KONSEP DESAIN MUSEUM dan PUSAT PELATIHAN BENCANA di YOGYAKARTA

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

Lapas Kelas I A Kedungpane

Transkripsi:

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Sentra Batik Tulis Lasem yaitu: 1) Pengunjung 2) Karyawan showroom 3) Karyawan restoran 4) Pelatih batik 5) Pengelola 6) Petugas lapangan 5.1.2 Kelompok Kegiatan Aktivitas yang berlangsung di Sentra Batik Tulis Lasem dibagi menjadi: A. Kegiatan Utama Kegiatan utama merupakan kegiatan inti yang terdiri dari: 1) Kegiatan wisata sejarah dan koleksi batik tulis Lasem 2) Kegiatan pelatihan membatik/workshop B. Kegiatan Pendukung Kegiatan pendukung adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendukung berlangsungnya kegiatan utama. Kegiatan pendukung terdiri dari: 1) Kegiatan pemasaran 2) Kegiatan pengelolaan C. Kegiatan Penunjang Kegiatan penunjang dilakukan untuk melengkapi berlangsungnya kinerja sentra batik dan melayani pengunjung. Terdiri dari: 1) Parkir kendaraan 2) Kegiatan makan dan minum 3) Kegiatan ibadah 4) Kegiatan penarikan/transfer uang D. Kegiatan Servis Kegiatan servis bertujuan untuk menunjang berlangsungnya kinerja sentra batik dan melayani pengunjung secara tidak langsung. 1) Kegiatan keamanan 2) Kegiatan kebersihan 3) Kegiatan mekanikal dan elektrikal 5.1.3 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang BESARAN RUANG KEGIATAN UTAMA 92

No. Kelompok Kegiatan/Ruang Luas Total Museum 1. Ruang Penerima Hall 40 m² Loket 2,5 m 2 Informasi 2,5 m² Penitipan Barang 2,5 m 2 2. Ruang Pamer Tetap Ruang Introduksi 7,5 m 2 Ruang Pamer 1 60 m² Ruang Pamer 2 87 m² Ruang Pamer 3 45 m² Ruang Pamer 4 100 m 2 Ruang Pamer Temporer 100 m² 3. Ruang Audiovisual Ruang Audience 75 m² Ruang Proyektor 4 m² Stage 15 m² Ruang Sound System 2 m² Ruang Penyimpanan 6 m² 4. Ruang Perpustakaan Hall 20 m² Ruang Kepala 4 m 2 Ruang Karyawan 8 m 2 Ruang Penitipan Barang 1,25 m 2 Ruang Baca 104 m 2 Ruang Rak Buku 4,5 m 2 Gudang 12 m 2 5. Ruang Pengelolaan Benda Koleksi Ruang Penerimaan dan Pengiriman 10 m² Ruang Penyimpanan 10 m² 6. Ruang Staff 20 m² 7. Lavatory Pria 9 m² 3 m² 1,5 m² Lavatory Wanita 18 m² 6 m² Gedung Pelatihan Membatik 1. Resepsionis 2,5 m² 2. Lobby 32 m² Sub Total 780,25 m² Sirkulasi 30% 234,075 m² TOTAL 1.014,325 m² 93

3. Ruang Pelatihan Studio Gambar 142 m² Ruang Membatik 122 m² Ruang Pewarnaan 73 m² Ruang Perebusan 93 m² Ruang Pencucian 116 m² Ruang Jemur 73 m² 4. Ruang Workshop 60 m² 5. Ruang Loker 8 m² 6. Gudang Alat dan Bahan 9 m² 7. Gudang Barang Jadi/Setengah Jadi 9 m² 8. Lavatory Pria 5,4 m² 1,8 m² 0,9 m² Lavatory Wanita 9 m² 1. Ruang Kerja Kantor Pengelola 3 m² Ruang Ketua 15 m² Ruang Wakil Ketua 15 m² Ruang Sekretaris 13,4 m² Rung Bendahara 6,7 m² Ruang Manajer 9,3 m² Ruang Kabag 46,5 m² Ruang Staff 60 m² 2. Ruang Rapat Pengelola 58 m² 3. Ruang Tamu/Ruang Tunggu Sub Total 759,6 m² Sirkulasi 30% 227,88 m² TOTAL 987,48 m² 10 m² 4. Ruang Rapat Anggota 180 m² 5. Lavatory Pria 5,4 m² 1,8 m² 0,9 m² Lavatory Wanita 9 m² 3 m² Sub Total 434 m² Sirkulasi 30% 130,2 m² TOTAL 564,2 m² TOTAL KELOMPOK RUANG KEGIATAN UTAMA 2.566 m² BESARAN RUANG KEGIATAN PENDUKUNG Showroom 94

1. Area Pemasaran Kios 456 m² Souvenir Shop 32 m² 2. Resepsionis 5 m² 3. Lobby 40 m² 4. Loading Dock 74 m 2 5. Lavatory Pria 9 m² 3 m² 1,5 m² Lavatory Wanita 9 m² Restoran 6 m² 1. Ruang Makan 150 m² 2. Kasir 2,5 m² 3. Dapur 20 m² 4. Gudang 9 m² 5. Lavatory Pria 5,4 m² Sub Total 635,5 m² Sirkulasi 30% 190,65 m² TOTAL 826,15 m² 1,8 m² 0,9 m² Lavatory Wanita 9 m² 3 m² TOT AL KELOMPOK RUANG KEGIATAN PENDUKUNG 1. Parkir pengelola Sub Total 201,6 m² Sirkulasi 30% 60,48 m² BESARAN RUANG KEGIATAN PENUNJANG Parkir Parkir motor 30 m² Parkir mobil 37,5 m² 2. Parkir karyawan Parkir motor 126 m² 3. Parkir pengunjung Parkir motor 200 m 2 Parkir mobil 375 m 2 Parkir bus 60 m 2 Mushola 1. Ruang Sholat Imam 0,96 m² TOTAL 262,08 ~ 262 m² 1.088,15~ 1.088 m² Sub Total 828,5 m 2 Sirkulasi 100% 828,5 m 2 TOTAL 1.657 m 2 95

2. Ruang Sholat Pria 19,2 m² 3. Ruang Sholat Wanita 19,2 m² 4. Ruang Wudhu Pria 12 m² 5. Ruang Wudhu Wanita 12 m² Sub Total 63,36 m² Sirkulasi 20% 12,672 m² TOTAL 76,03 ~ 76 m² TOT AL KELOMPOK RUANG KEGIATAN PENDUKUNG 1.733 m² BESARAN RUANG KEGIATAN SERVIS 1. Janitor 4 m² 2. Ruang Genset 16 m² 3. Ruang Panel 9 m² 4. Ruang PABX 6 m² 5. Ruang Water Treatment 15 m² 6. Ruang Pompa 9 m² 7. Ruang Mesin AC 4 m² Sub Total 63 m² Sirkulasi 20% 12,6 m² TOTAL 75,6 m² TOTAL KELOMPOK RUANG KEGIATAN SERVIS 75,6 m² TOTAL KESELURUHAN: 5.462,6 m² ~ 5.463 m² Lokasi berada di Kecamatan Lasem dengan peraturan KDB maksimal 60%, RTH minimal 40% dan KLB = 3,0 dengan luas total bangunan 5.463 m 2. Direncanakan luas bangunan yang berada di lantai dasar sebesar 4.916,7 m 2 (90% dari total keseluruhan). Sehingga: KLB = Luas lantai dasar : Luas tapak minimal Luas tapak minimal = Luas lantai dasar : KLB = 4.619,7 m 2 : 0,6 = 8.194,5 m 2 Maka kebutuhan lahan minimal adalah +8.195 m 2. 5.1.4 Hubungan Kelompok Ruang A. Hubungan Kelompok Ruang Makro Hubungan kelompok ruang makro merupakan hubungan kelompok ruang yang dibedakan menurut jenis kegiatannya secara makro yaitu kegiatan utama, kegiatan pendukung dan kegiatan servis. B. Hubungan Kedekatan Ruang Mikro 96

Hubungan kelompok ruang mikro merupakan hubungan kelompok ruang yang dibedakan menurut jenis kegiatannya mikro pada masing-masing kelompok kegiatan makro, misalnya kelompok kegiatan pemasaran dan kelompok kegiatan pengelola tergolong dalam kelompok kegiatan utama. C. Organisasi Ruang R. Servis Restoran Mushola Museum G. Pelatihan Pengelola Showroom Parkir Main Entrance Gambar 5.1 Organisasi Ruang 5.1.5 Lokasi dan Tapak Tapak berada di Jl. Bonang, Desa Tasiksono, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang dengan luas lahan +18.000 m 2. Gambar 5.2 Tapak terpilih dan kondisi sekitarnya Sumber: Google Earth diakses pada tanggal 13 April 2016 Batas tapak adalah sebagai berikut Sebelah Utara : Lahan pertanian dan tambak garam 97

Sebelah Timur : Lahan pertanian Sebelah Selatan : Lahan pertanian Sebelah Barat : Lahan pertanian Tapak berada di SWP II dengan peraturan bangunan KDB maksimal 60%, KLB = 3,0 dan RTH minimal 40%. Tapak berada di antara lahan pertanian dan tambak garam. 5.2 Konsep Perancangan 5.2.1 Sistem Utilitas A. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami dimaksimalkan melalui bukaan-bukaan pada permukaan dinding yang lebar serta penggunaan material kaca sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan. Pencahayaan buatan dilakukan dengan menempatkan titik-titik lampu pada ruang-ruang yang tidak terjangkau cahaya matahari. Pencahayaan buatan juga dimanfaatkan untuk aspek estetika misalnya penggunaan decorative lighting untuk area pamer, showroon dan titik-titik tertentu. B. Sistem Penghawaan Sistem penghawaan menggunakan penghawaan alami dan buatan. Penghawaan alami yang diterapkan berupa cross ventilation. Dapat dibantu dengan penggunaan roster untuk memasukkan angin ke dalam bangunan. Penggunaan roster disesuaikan dengan orientasi bangunan dan arah angin untuk memaksimalkan angin yang masuk. Penghawaan buatan terdiri dari AC dan exhaust fan. AC digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan pengkondisian udara secara total dan pada ruangan dengan barang-barang elektronik. Sedangkan exhaust fan digunakan untuk menghisap udara di dalam ruang untuk dikeluarkan sekaligus menarik udara segar dari luar agar masuk ke dalam ruangan. C. Jaringan Air Bersih Kebutuhan air bersih diperoleh dari dua sumber yaitu PDAM dan air tanah. Sumber air bersih ditampung di dalam ground tank, kemudian dipompa ke roof tank dan selanjutnya dialirkan ke ruang-ruang yang membutuhkan seperti lavatory dan mushola. PAM PAM Meteran Pompa Roof tank Ground tank Pompa Distribusi Distribusi Gambar 5. 3 Skema jaringan air bersih D. Jaringan Air Kotor 98

Air kotor terdiri dari limbah cair, limbah padat dan air hujan. Limbah cair berasal dari pembuangan air lavatory/pantry/wastafel, limbah atau kotoran padat dari WC dan air hujan yang jatuh ke area bangunan. Limbah cair dialirkan menuju saluran drainase untuk kemudian disalurkan ke riol kota sedangkan limbah padat ditampung ke sumur peresapan kemudian meresap ke peresapan. Air hujan ditampung dengan talang air kemudian dialirkan menuju saluran drainase dan disalurkan menuju riol kota. Untuk air hujan yang langsung jatuh ke tanah dapat ditampung oleh bak kontrol kemudian disalurkan ke drainase dan riol kota. Limbah Padat Septictank Peresapan Limbah Limbah Cair Saluran Drainase Riol Kota Air Hujan Talang Air/ Bak Kontrol Gambar 5. 4 Skema jaringan air kotor E. Jaringan Listrik Sumber energi listrik diperoleh dari PLN, sedangkan sumber tenaga cadangan didapatkan dari generator set (genset). Genset digunakan saat aliran listrik dari PLN terputus. Untuk bangunan berlantai dua atau lebih, energi listrik disalurkan dari gardu PLN ke Main Distributuion Panel (MDP) yang terletak di lantai dasar bangunan kemudian disalurkan ke panel-panel listrik atau Sub-Distribution Panel (SDP) yang berada di setiap lantai bangunan. PLN Trafo Meteran Penerangan Genset Automatic Transfer Switch MDP SDP Pompa AC Gambar 5. 5 Skema jaringan listrik F. Jaringan Limbah Limbah proses membatik dapat ditangani dengan cara sebagai berikut: Limbah cair Limbah cair sisa proses membatik tidak merusak lingkungan karena proses pembatikan menggunakan bahan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan. Limbah-limbah cair tersebut ditangani dengan cara dialirkan menuju saluran drainase untuk kemudian disalurkan ke riol kota. Limbah padat 99

Limbah padat berupa cairan malam yang mengeras. Cairan malam bekas pakai dapat ditampung dan disimpan untuk kemudian dilelehkan sebagai bahan pembuatan batik dengan kualitas yang lebih rendah. G. Jaringan Sampah Sistem pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah menurut jenisnya ke dalam tempat sampah kertas, sampah plastik/kaca dan sampah organik. Tempat sampah disediakan di tiap lantai gedung dan di luar bangunan di pinggir jalur sirkulasi. Pengumpulan sampah dilakukan setelah jam kerja, dilakukan seleksi untuk sampah yang bisa didaur ulang sedangkan sampah yang tidak bisa didaur ulang akan dibuang di TPS dan akan diangkut angkut oleh petugas sampah kota menuju ke TPA. Tempat sampah kertas Tempat sampah plastik/kaca Tempat seleksi TPS TPA Tempat sampah organik Penampungan sampah daur ulang Gambar 5. 6 Skema jaringan sampah H. Sistem Pencegahan Bahaya Kebakaran Jenis-jenis pencegahan bahaya kebakaran yang akan digunakan adalah: Fire safety plan. Berupa perencanaan bangunan dengan memperhatikan jalur evakuasi/penyelamatan (evacuation escape). Sistem yang digunakan adalah interin evacuation escape berupa tangga darurat dalam massa bangunan yang lebih dari satu lantai. Fire alarm. Sistem deteksi yang digunakan berupa fire/heat detector dan smoke detector yang dipasang di plafon. Fire protection. Sistem yang bekerja saat kebakaran terjadi dalam gedung yang terdiri dari sprinkler system dipasang pada dinding dan plafon, fire extinguiser yang dapat diletakkan dimana saja berbentuk tabung CO 2 untuk kebakaran setempat, hydrant box cabinet yang ditempatkan di sekitar bangunan dengan radius jangkauan 30 meter, serta hydrant plillar yang ditempatkan di luar bangunan dengan suplay air dari dinas pemadam kebakaran setempat. I. Sistem Telekomunikasi Jaringan komunikasi harus memiliki kemudahan dan kecepatan dalam penyampaian informasi intern maupun ekstern serta biayanya yang murah. Untuk alat komunikasi dalam (intern) digunakan intercom pada ruang-ruang yang membutuhkan. Sedangkan untuk komunikasi luar (ekstern) menggunakan jaringan 100

telepon dari PT Telkom dengan sistem SLTO (Sentral Telepon Langganan Otomatis) dengan sistem jaringan seperti berikut ini: P Distribusi Jaringan TELKOM PABX P Distribusi P Distribusi Gambar 5. 7 Skema jaringan telekomunikasi J. Sistem Keamanan Untuk sistem keamanan digunakan bantuan satpam dan pemasangan kamera CCTV pada spot-spot tertentu yang butuh pengawasan ketat. CCTV dapat dilihat di ruang kontrol keamanan. K. Jaringan Transportasi Jaringan transportasi dalam bangunan menggunakan tangga dan ramp untuk transportasi vertikal. Sedangkan transportasi luar bangunan digunakan stepping stone untuk area hijau dan penghubung gedung. 5.2.2 Struktur Bangunan Sistem struktur yang digunakan adalah sistem strungkur standar untuk bangunan 1-2 lantai dan struktur untuk tanah berkontur seperti penggunaan talud. Untuk modul bangunan, modul horizontal didapatkan dengan memperhitungkan modul ruang yang efektif, sedangkan modul vertikal ditentukan dengan mempertimbangkan sistem utilitas (terutama plumbing) dan ketinggian bukaan-bukaan pada bangunan. Penggunaan bahan bangunan yang digunakan akan lebih dominan ke bahan-bahan alam atau bahan-bahan yang menonjolkan kesan tradisional. 5.2.3 Konsep Arsitektural Konsep arsitektural berhubungan dengan pola sirkulasi yang berupa pencapaian frontal dan pola konfigurasi organik yang responsif terhadap kondisi tapak. Penekanan pada aspek desain disesuaikan dengan konsep arsitektur neo vernakular. Karakter yang ditunjukkan oleh langgam ini adalah perpaduan antara tradisional dengan modern. Bangunan tidak sepenuhnya menggunakan prinsip-prinsip bangunan tradisional tapi menampilkan bentuk karya baru dengan dasar prinsip tradisional tersebut. Ciri-ciri arsitektur neo vernakular: 1) Menggunakan atap bubungan 2) Menggunakan material batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal) 3) Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan 4) Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan 5) Warna-warna yang kuat dan kontras 101

6) Susunan masa yang indah 102