PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DISERTAI DRILLS PADA POKOK BAHASAN TEKANAN DI SMP. Abstract

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB INTERAKTIF DENGAN APLIKASI E-LEARNING MOODLE PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN CONCEPT MAPPING DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT PADA POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DI DMP

PENGEMBANGAN VITUR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

PENGEMBANGAN MODUL IPA DENGAN TEKNIK KOMIK DISERTAI KARTU SOAL DI SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY (SETS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BAB ALAT OPTIK DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MAJALAH SISWA PINTAR FISIKA (MSPF) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP (Pokok Bahasan Gerak Pada Benda)

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH DENGAN TAMPILAN SLIDE POWERPOINT PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA MODUL BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

BAB I PENDAHULUAN. adanya kecenderungan masyarakat Indonesia yang ingin menimba ilmu diluar

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SETS UNTUK MENINGKATKAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING SKILLS SISWA SMP PADA POKOK BAHASAN CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian pengembangan (research

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, MASYARAKAT) DI SMP

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BERUPA KOMIK EDUKASI PADA POKOK BAHASAN OBJEK IPA DAN PENGAMATANNYA DI SMP

PENGEMBANGAN LKS MULTIREPRESENTASI BERBASIS PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Abstract

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPBOOK PADA MATERI GERAK BENDA DI SMP

PENGEMBANGAN APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TIK (MICROSOFT EXCEL

PERAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA INTERAKIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA KELAS X SMA

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA/MA. Abstract

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

BAB I PENDAHULUAN. dibuka secara elektronik melalui komputer sesuai dengan perkembangan teknologi

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) MATERI LISTRIK DINAMIS UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS ARTICULATE STORYLINE PADA MATA DIKLAT TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 JETIS MOJOKERTO

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

PENGEMBANGAN MODUL MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING DI MADRASAH ALIYAH NEGERI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK BERBASIS IT PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Syitaul Umaha, Sri Wahyuni, Subiki

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEB PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA N 2 PADANG

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INSTRUCTIONAL GAME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Ahmad Fauzi Hendratmoko, Albertus Djoko Lesmono, Yushardi

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM BENTUK MACROMEDIA FLASH MATERI TABUNG UNTUK SMP KELAS IX. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LIPATAN SERBET BERBASIS ADOBE FLASH PADA SISWA KELAS JASA BOGA SMK N 3 KLATEN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (LKS) E-LEARNING BERBASIS MOODLE SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MATERI TERMODINAMIKA DI SMA ABSTRAK

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i2 (95-102)

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA BERBASIS CULTURAL PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP. Abstract

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN NOTEPAD++ PADA MATERI PROTOZOA UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis 3D ebook sebagai Buku Penunjang Siswa SMP/ MTs Materi Fisika Listrik Dinamis

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

BAB I PENDAHULUAN. Komputer merupakan produk kemajuan teknologi yang mampu. melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.

PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA/MA

PENGEMBANGAN MODUL IPA DISERTAI PUZZLE PADA POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA DI SMP

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

FEKTIVITAS PENGEMBANGAN MODUL PERKULIAHAN DASAR ELEKTRONIKA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang. Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

ABSTRACT. Keywords : Learning media, Video and animation, Learning media result.

Pengembangan Media Cd Interaktif...(Ketut Erni Suardani)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS CONCEPT MAPPING PADA MATERI ELASTISITAS DI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono

KELAYAKAN MEDIA VIDEO FLASH PENCEMARAN UDARA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERDASARKAN WHOLE BRAIN TEACHING POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG KELAS IX SMP

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

COMMITTING INTERACTIVE INSTRUCTIONAL MEDIA COMPACT DISC (CD) USING ADOBE FLASH ON RESPIRATION MATTER OF SCIENCE SUBJECT ATCLASS VII SMPN 12 BATAM

PENGEMBANGAN MODUL MATA KULIAH ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN (PEMROGRAMAN C++)

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA 1) Tri Wahyuni, 1) Sri Wahyuni, 1) Yushardi 1) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Email : triwahyu.ni@yahoo.com Abstract This research was the development research to produce multimedia interactive modules based e-learning on the subject amount and units in senior high school that aimed to: 1) validation of multimedia interactive modules, 2) the effectiveness of learning, and 3) learning outcomes. The results of this research were: validation expert multimedia interactive modules based on e-learning reached 3,95 with a valid enough category and validation user reached 4,38 with a valid category; result of the effectiveness of learning as value of validation audience reached 67,62 with valid category or can be used with small revision; and result of learning outcomes reached 84,72 with high categories. Key words: module, multimedia interactive, e-learning PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau Information and Technology Communication (ICT) memberikan dampak besar dalam berbagai sendi kehidupan, termasuk dunia pendidikan yang memberikan banyak tawaran dan pilihan dalam menunjang proses pembelajaran. Perkembangan teknologi ini khususnya internet memberi peluang dunia pendidikan untuk mengakses berbagai informasi baik berbentuk teks, gambar, simulasi, maupun suara (Sujanem, 2012). Pengintegrasian ICT dalam dunia pendidikan, khususnya berkaitan dengan kemasan pembelajaran berbasis web membawa revolusi baru dan memberi peluang pencapaian pemahaman dan hasil belajar yang lebih tinggi (Sujanem, 2012). Hal tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian Abdullah et al (2013), dimana bahan ajar cetak dapat dikembangkan menjadi program interaktif termasuk membuat modul interaktif berbasis komputer. Dikatakan interaktif karena pengguna akan mengalami interaksi dan bersikap aktif misal aktif memperhatikan gambar, memperhatikan tulisan yang bervariasi warna atau bergerak, suara, animasi bahkan video dan film. Selain itu, banyak model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran atau lebih dikenal dengan e-learning. E- learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan computer lain (Hartley dalam Hamdani, 2011:105). Berdasarkan hasil wawancara terbatas yang telah dilakukan dengan beberapa siswa (78% dari jumlah siswa) di SMA Negeri 2 Jember kelas XI IPA 1, menyatakan bahwa minat baca siswa terhadap buku pelajaran kurang. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Sari et al (2015:63), dimana faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran fisika adalah motivasi dan minat siswa. Buku yang digunakan juga masih merupakan buku ajar cetak tanpa memanfaatkan ICT. Bahan ajar cetak ini berupa buku paket yang berisi penjelasan 404

405 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 4, Desember 2017, hal 404-410 materi pembelajaran yang rumit dan berukuran tebal sehingga dalam penerapannya siswa terkadang meninggalkan buku cetak ini di sekolah. Siswa menyatakan bahwa isi buku paket tersebut kurang dimengerti secara mandiri tanpa adanya bimbingan dari guru sehingga siswa tidak mampu mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Guru perlu mencari atau merancang media pembelajaran yang inovatif dan menarik agar dapat membangkitkan minat serta motivasi siswa (Hasanah dan Nulhakim, 2015). Untuk itu diperlukan suatu bahan ajar yang baik yang dapat digunakan untuk membantu menyampaikan informasi dari guru kepada siswa sebagai penerima pesan serta diperlukan inovasi pada bahan ajar yang diterima siswa (Febriandika et al, 2016). Salah satu inovasi untuk mengurangi permasalahan di atas yaitu dengan mengembangkan bahan ajar modul. Modul merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Penggunaan modul dalam pembelajaran fisika tidak hanya bertujuan untuk memberi materi saja, tetapi juga sebagai wahana bagi siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri (Nurdiasari dan Sudarti, 2017). Modul yang dimaksud adalah modul multimedia interaktif yang mengkombinasikan berbagai macam aspek. Modul multimedia interaktif ini memiliki beberapa kelebihan. Adapun kelebihan modul ini adalah (1) menggabungkan komponen modul dengan teks, grafik gambar animasi dan suara untuk memotivasi minat belajar siswa; (2) komposisi warna yang cerah dan beragam menarik minat siswa untuk mempelajarinya; (3) penggunaan praktikum animasi lebih memperkuat pemahaman siswa dalam mempelajari materi; (4) adanya soal-soal latihan yang dapat dijadikan acuan tingkat pemahaman siswa dalam belajar mandiri; dan (5) tampilan yang user friendly membuat siswa mudah untuk mengoperasikannya. Disamping kelebihan - kelebihan yang dimiliki media ini, modul multimedia interaktif juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan modul multimedia interaktif adalah diperlukannya PC (Personal Computer) yaitu komputer individu untuk menunjang keberhasilan pemanfaatan media tersebut. Modul multimedia interaktif ini dikembangkan dengan berbantuan macromedia flash. Penggunaan animasi macromedia flash dimaksudkan agar modul terlihat lebih menarik dan menyenangkan sehingga pencapaian tujuan pembelajaran lebih optimal. Penggunaan modul akan lebih baik jika siswa tidak hanya memperoleh informasi di dalamnya, namun juga ada interaksi secara aktif antara modul dan siswa. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan modul multimedia interaktif berbasis e-learning yang merupakan modul pembelajaran yang menggabungkan berbagai aspek bahan ajar yang dimodifikasi dengan menggunakan animasi macromedia flash dan berbantuan web yang dimungkinkan dalam penggunaanya dapat membantu siswa dalam belajar secara mandiri. Beberapa penelitian serupa tentang modul software berbasis multimedia interaktif yang pernah dilakukan oleh Suwindra (2012), dimana pada penelitaian ini siswa mengalami peningkatan dalam pemahaman konsep maupun hasil belajar. bahan ajar yang disampaikan pada penelitian ini hanya berupa audio maupun video dalam bentuk film yang disimpan dan diperbanyak dalam bentuk CD. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menghasilkan modul multimedia interaktif berbasis e-learning pada pokok bahasan besaran dan satuan di SMA yang valid, (2) mendeskripsikan efektifitas pembelajaran setelah menggunakan modul multimedia interaktif berbasis e-learning pada pokok bahasan besaran dan satuan di SMAdan (3) mendeskripsikan hasil belajar setelah

Wahyuni, Pengembangan Modul Multimedia... 406 pembelajaran menggunakan modul pada pokok bahasan besaran dan satuan di SMA. METODE Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan modifikasi model pengembangan 4-D. Model pengembangan ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate. Kemudian, dimodifikasi oleh peneliti menjadi 3 tahap yaitu: (1) tahap pendefinisian; (2) tahap perencanaan; dan (3) tahap pengembangan. Pada penelitian ini tahap penyebaran tidak dilaksanakan karena keterbatasan waktu dan dana yang dimiliki peneliti. Terdapat lima langkah dalam tahap define yaitu: analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas, spesifikasi tujuan pembelajaran. Tahap perancangan terdiri dari tiga langkah, yaitu: pemilihan media, pemilihan format, analisis awal. Tahap pengembangan meliputi langkah validasi ahli dan uji pengembangan, dengan analisis sebagai berikut: 1. Validasi Data validasi ahli dan pengguna diperoleh dari hasil validasi oleh dosen dengan instrument lembar validasi, maka dapat dianalisis menggunakan rumus: V a = n i=1 A i... (1) n Dengan V a adalah nilai rata-rata total untuk semua aspek A i adalah rata-rata nilai aspek ke-i n adalah jumlah aspek Tabel 1. Kriteria validitas Kriteria Tingkat validitas 1 V a < 2 tidak valid 2 V a < 3 kurang valid 3 V a < 4 cukup valid 4 V a < 5 valid V a = 5 sangat valid (Hobri, 2010:52-53) 2. Efektifitas Pembelajaran Data efektifitas pembelajaran diperoleh dengan cara menggunakan lembar penilaian efektifitas pembelajaran siswa, maka dapat dianalisis keefektifannya menggunakan rumus: P = V 1+V 2 +.+V 35... (2) 35 dengan: P = nilai akhir efektifitas pembelajaran V 1 = nilai siswa 1 V 2 = nilai siswa 2 V 35 = nilai siswa 35 Tabel 2. Kriteria keefektifan Kriteria Tingkat Validitas Validitas 75,00 < x 100,0 Sangat valid, atau dapat digunakan tanpa revisi 50,00 < x 75,00 Valid, atau dapat digunakan namun perlu direvisi kecil 25,00 < x 50,00 Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena perlu revisi besar 00,00 < x 25,00 Tidak valid atau tidak boleh dipergunakan (Akbar, 2013:42) 3. Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa diperoleh dari tiga ranah yaitu ranah kognitif dengan post-test, ranah psikomotor berasal dari penilaian oleh observer dan portofolio, dan ranah afektif berasal dari penilaian observer, berdasarkan observasi di SMAN 2 Jember, maka dapat dianalisis menggunakan rumus: HB = NK+NP+NA...(3) 3 Dengan HB = Nilai akhir hasil belajar siswa NK = Nilai kognitif siswa NP = Nilai Psikomotor siswa NA = Nilai afektif siswa

407 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 4, Desember 2017, hal 404-410 Tabel 3. Kategori Hasil Belajar Kategori Interval Hasil Belajar Sangat 0 HBS < 40 Rendah Rendah 40 HBS < 60 Sedang 60 HBS < 75 Tinggi 75 HBS < 90 Sangat Tinggi 90 HBS < 100 (Hobri, 2010:58) HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan produk berupa Modul Multimedia Interaktif Berbasis E-Learning pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan di SMA. Modul yang dikembangkan merupakan modul yang digunakan di kelas X untuk jenjang SMA. Pada tahap pengembangan produk awal dilakukan validasi ahli dan validasi pengguna. Validasi ahli bertujuan untuk menghasilkan produk yang valid, sehingga dapat diujicobakan. Penilaian pada validasi ahli meliputi empat aspek diantaranya meliputi format, ilustrasi, bahasa, dan isi. Tabel 4. Hasil Kriteris Validasi Ahli Aspek Validator Ai Kriteria Validasi 1 2 Format 4 4 4 Valid Ilustrasi 3,75 4 3,88 Cukup valid Bahasa 4 4 4 Valid Isi 3,75 4 3,88 Cukup valid V a 3,95 Cukup valid Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa modul multimedia interaktif berbasis e- learning pada pokok bahasan besaran dan satuan di SMA adalah cukup valid, atau terdapat revisi dengan skor akhir 3,95. Tahap revisi dilakukan sebelum validator memberi nilai pada modul. Hal yang perlu direvisi diperoleh dari hasil konsultasi setelah menyerahkan produk yang akan divalidasi dan instrumen validasi. Hasil konsultasi ini berupa saran dan komentar yang digunakan sebagai bahan untuk melakukan revisi terhadap modul multimedia interaktif yang dikembangkan. Setelah dilakukan validasi ahli maka tahapan selanjutnya adalah validasi pengguna. Validasi pengguna adalah validasi yang dilakukan oleh guru mata perlajaran fisika yang mengajar di sekolah. Hasil analisis penilaian validasi pengguna dapat ditunjukkan dalam tabel berikut. Tabel 5. Hasil Analisis Data Validasi Pengguna Validator Aspek Validasi Kriteria 1 Format 4,6 Valid Ilustrasi 4,5 Valid Bahasa 4 Valid Isi 4,4 Valid V p 4,38 Valid Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa kriteria modul multimedia interaktif berbasis e-learning pada pokok bahasan besaran dan satuan di SMA adalah valid, dengan skor akhir 4,38. Hasil validitas ahli dan pengguna adalah 3,95 dan 4,38. Dengan demikian modul multimedia interaktif berbasis e-learning pada pokok bahasan besaran dan satuan di SMA adalah valid dan dapat digunakan pada langkah selanjutnya yaitu dalam pembelajaran di kelas sebagai uji lapangan. Tahap selanjutnya yaitu tahap uji lapangan yang dilakukan di kelas. Modul digunakan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran sebagai nilai dari validasi audience. Data hasil efektifitas tersebut dapat dilihat dalam Tabel 6. Tabel 6. Hasil Analisis Efektifitas Modul P Kriteria Efektifitas Pembelajaran 67,6 2 Valid, atau dapat digunakan namun perlu direvisi kecil

Wahyuni, Pengembangan Modul Multimedia... 408 Efektifitas diukur melalui kegiatan post test diakhir pembelajaran. Berdasarkan hasil post test siswa, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 67,26, sehingga berdasarkan kriteria validasi audience nilai tersebut masuk dalam kategori valid atau dapat digunakan dengan revisi kecil. Hasil validasi tersebut tidak mencapai nilai maksimal karena siswa terbiasa menggunakan buku ajar dengan panduan guru. Siswa belum terbiasa menggunakan modul dan masih menyesuaikan menggunakannya untuk belajar secara mandiri sesuai dengan fungsi modul sesuai dengan hasil penelitian Kuswandari et al (2013:41) bahwa penggunaan modul dapat melatih kemandirian siswa dalam belajar kelompok maupun mandiri. Hal yang perlu direvisi diantaranya seperti keruntutan konsep dan panduan penggunaan yang kurang jelas. Selain digunakan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran, modul ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan modul multimedia interaktif berbasis e- learning pada pokok bahasan besaran dan satuan di SMA. Hasil belajar siswa diukur melalui tiga ranah yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Perolehan data hasil belajar siswa dilakukan kepada siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 4 Jember selama proses kegiatan pembelajaran. Analisis hasil belajar siswa untuk setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Belajar Siswa untuk Tiap Aspek Aspek Hasil Kategori Ranah 67,26 Sedang Kognitif Ranah Psikomotor 92 Ranah Afektif 94,92 Hasil Belajar Klasikal Sangat Tinggi Sangat Tinggi 84,72 Tinggi Data hasil belajar di atas menunjukkan hasil belajar klasikal dengan rata-rata 84,72 dapat dikategorikan hasil belajar tinggi karena masuk dalam interval 75 HBS < 90. Berdasarkan hasil post test sebagai nilai dari ranah kognitif diperoleh hasil terendah dengan 67,26. Hal ini disebabkan siswa terbiasa menggunakan buku ajar dengan panduan guru. Dalam mengerjakan soal juga terlatih dengan bantuan guru. Modul sendiri berfungsi untuk melatih kemandirian siswa. Pada awalnya siswa kurang terbiasa untuk mandiri tanpa bantuan guru, sehingga siswa kurang terlatih dalam menyelesaikan soal sendiri. Tingkat kesulitan konsep materi di dalam modul juga semakin meningkat, sehingga siswa cenderung sulit memahami dan menyelesaikan kasus soal yang sulit. Ranah psikomotor dinilai berdasarkan dua aspek yaitu lembar observer melalui observasi dan portofolio, sehingga berdasarkan hasil analisa ranah psikomotor diperoleh hasil 92 dengan kategori pencapaian sangat tinggi. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan modul multimedia interaktif yang disertai kegiatan praktikum, dapat menumbuhkan keingintahuan siswa untuk aktif secara langsung dalam kegiatan praktikum sehingga dapat membuktikan teori yang sudah dipelajari menggunakan modul multimedia interaktif tersebut. Analisis ranah afektif disajikan berdasarkan lembar observasi yang dilakukan oleh observer. Hasil yang diperoleh mencapai 94,92 dengan kategori sangat tinggi. Apabila ditinjau secara umum, nilai psikomotor siswa pada saat kegiatan praktikum berlangsung secara keseluruhan dalam kategori yang sangat baik. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan modul melalui praktikum berpengaruh terhadap peningkatan nilai afektif siswa. Berdasarkan uraian ketiga ranah yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan afektif, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan modul

409 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 4, Desember 2017, hal 404-410 dapat mencapai hasil 84,72 dengan kategori tinggi. Penelitian lain dilakukan oleh Suwindra tahun 2012 tentang software berbasis multimedia interaktif terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa penggunaan software berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa (Suwindra, 2012). KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Modul multimedia interaktif berbasis e-learning ini telah melalui tahap validasi ahli dan dikategorikan valid dengan nilai validasi sebesar 4,1. Secara keseluruhan modul multimedia interaktif berbasis e-learning telah dikategorikan baik dan dapat digunakan pada kegiatan pembelajaran; (2) Efektifitas pada validasi audience modul multimedia interaktif berbasis e-learning pada pokok bahasan besaran dan satuan di SMA termasuk dalam kriteria efektif; dan (3) Hasil belajar siswa setelah menggunakan modul dapat dikategorikan hasil belajar tinggi dengan nilai rata-rata 87,14 dengan nilai ranah kognitif 67,26, ranah psikomotor 92, dan ranah afektif sebesar 94,92. Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: (1) Pemberian modul hendaknya dilakukan seminggu sebelum kegiatan pembelajaran agar siswa mempelajari terlebih dahulu isi modul tersebut; (2) Sarana dan prasarana yang diperlukan dan manajemen waktu perlu diperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar; (3) Modul multimedia interaktif berbasis e-learning tidak harus berupa digital (flash) jika tidak memungkinkan untuk sekolah yang dalam proses pembelajarannya masih menggunakan fasilitas belajar yang masih minim. Modul multimedia interaktif berbasis e-learning dapat berbentuk cetak saja, namun video dan animasi penunjang pada bahan ajar dapat ditampilkan; dan (4) Modul multimedia interaktif berbasis e- learning perlu lebih banyak lagi diujicobakan pada beberapa sekolah yang berbeda dengan pokok bahasan yang berbeda pula untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaannya. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Herpratiwi, dan Tarkono. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Modul Interaktif Konsep Dasar Kerja Motor 4 Langkah Kelas X Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjungkarang. Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan. Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Febriandika, T., Wahyuni, S., dan Lesmono, A.D. 2016. Pengembangan Modul IPA Dengan Teknik Komik Disertai Kartu Soal Di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 4(4): 282-287. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hasanah, U., dan Nulhakim, L., 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Film Animasi Sebagai Media Pembelajaran Konsep Fotosintesis. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA. Vol. 1(1):91-106. Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan. Jember: Pena Salsabila. Kuswandari, M., Sunarno, W., dan Supurwoko. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Pengukuran Besaran Fisika.

Wahyuni, Pengembangan Modul Multimedia... 410 Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 1 (2):41. Nurdiasari, D., dan Sudarti. 2017. Pengambangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Kontekstual Disertai Cergam Materi Listrik Dinamis SMA Kelas X. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 6(1): 24-32. Sari, D., Suparmi, dan Surwanto. 2015. Pengembangan Modul Fisika Berbasis Problem Solving Materi Elastisitas Untuk Siswa Kelas X SMA/MA. Jurnal Inkuiri. Vol 4 (1):63-72. Sujanem, R. 2012. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Vol. 1 (2) : 103-117. Suwindra. 2012. Pengembangan Modul Software Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XII SMA. Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol 1 (1): 25.