BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi tetapi juga untuk tindakan. Tindakan melalui tuturan ini disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain. Untuk mewujudkannya digunakanlah media

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

TEKS PIDATO SOEKARNO TENTANG LAHIRNYA PANCASILA TINJAUAN PRGAMATIK

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Berbahasa dalam bentuk berbicara merupakan bagian dari keterampilan yang akan menghasilkan suatu tuturan. Tindak tutur dapat dilihat dan didengar secara langsung, misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupun di tempat lainnya. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh Searle (1975) ketika seseorang berbicara, ia tidak hanya menyampaikan sebuah ujaran tetapi juga melakukan tindakan dengan ujaran tersebut. Pendapat ahli tersebut kemudian dikenal dengan istilah Speech Acts atau tindak tutur. Menurut Austin (1962) ada tiga macam tindak tutur (speech acts), yaitu: locutionary acts, ilocutionary acts, dan perlucotionary acts. Ketiga tindak tutur tersebut berlangsung dalam sebuah peristiwa. Chaer (2004:53) mengatakan bahwa tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya diidentifikasi dengan kalimat perfomatif yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi biasanya berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh, menawarkan, dan menjanjikan. Dengan kata lain tindak tutur ilokusi berarti melakukan tindakan dalam mengatakan sesuatu (Leech, 1993:316). 1

Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan (Rustono, 1999: 37). Tindak tutur ilokusi tidak mudah diidentifikasi karena tindak ilokusi ini berkaitan dengan siapa yang bertutur dan kepada siapa tuturan tersebut ditujukan. Tindak tutur ilokusi juga membutuhkan konteks di mana tuturan tersebut berlangsung. Oleh karena itu, dalam menganalisis tindak tutur ilokusi perlu ditentukan konteks tuturan dalam situasi tutur. Searle (1975: 345-355) menggolongkan tindak tutur ilokusi ke dalam lima macam bentuk tuturan. Masing-masing memiliki fungsi komunikatif, diantaranya tindak tutur representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan tindak tutur deklaratif. Dalam berinteraksi antar sesama manusia, tuturan digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi. Tuturan dapat diujarkan anak normal dengan baik. Namun, anak autistik hiperaktif mengalami kesulitan pada saat bertutur kepada orang lain walaupun dalam bentuk yang sederhana. Hal ini disebabkan anak autistik hiperaktif pada umumnya mengalami kerusakan bahasa. Simanjuntak (2009:248) mengatakan kerusakan bahasa (language disorder) pada dasarnya disebabkan keretakan atau kelainan medan-medan bahasa di korteks yang mendasari bahasa. Misalnya kerusakan pragmatik bahasa, seperti kesukaran pemakaian bahasa dalam konteks yang sering terjadi pada anak-anak penderita autisme dan cacat akal. Selanjutnya, Tiel (2011:176) mengatakan penderita autistik hiperaktif mengalami gangguan kemampuan pragmatik bahasa, maksudnya adalah gangguan pada penggunaan bahasa secara tepat untuk tujuan- 2

tujuan dan fungsi tertentu, seperi fungsi ekspresi, fungsi pengaturan, dan fungsi menampilkan diri. Sumarti (2012) menyatakan bahwa gangguan kemampuan pragmatik pada anak autistik hiperaktif menyebabkan anak autistik hiperaktif tidak dapat memproduksi semua jenis tindak tutur ilokusi. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan perkembangan pada kesulitan berbahasa, keterampilan kognitif (pengertian), motorik (gerakan), berpikir, dan hubungannya dengan masyarakat. Maulana (2007) menjelaskan bahwa anak autistik hiperaktif membutuhkan perilaku yang khusus dalam berinteraksi. Hal ini dipertegas lagi oleh Prasetyono (2008) yang menyebutkan bahwa ada beberapa perilaku yang khusus dilakukan oleh anak autistik hiperaktif diantaranya sulit sekali tetap duduk seperti yang diharapkan, suka berlari-lari atau memanjat pada saat kondisi yang tidak tepat, sulit melakukan kontak mata dengan orang lain saat diberi arahan, serta sulit bermain dengan tenang dan sering bertingkah laku seolah-olah sedang mengendarai mobil dan berbicara lebih banyak dari yang diperlukan. Sumarti (2012) menjelaskan bahwa keterbatasan kognitif yang terjadi pada anak autistik hiperaktif berupa keterbatasan pemahaman, perilaku, cara beradaptasi, dan berinteraksi pada lingkungan sekitarnya. Kemudian, Sumarti (2012) menyebutkan bahwa banyak pandangan yang berbeda dari masyarakat mengenai anak autistik hiperaktif. Mereka sering dikucilkan dengan anak normal pada umumnya. Kemudian, diperlakukan berbeda seolah anak autistik hiperaktif mempunyai dunianya sendiri dan tidak dapat berbaur dengan anak normal lainnya. 3

Sumarti (2012) menyatakan bahwa faktor yang ditimbulkan dari anggapan buruk masyarakat terhadap anak penderita autistik hiperaktif berdampak pada psikologis penderita dan orang tua penderita. Hal ini mengakibatkan orang tua sering merasa malu mempunyai anak penderita autistik hiperaktif, padahal orang tua seharusnya memotivasi serta menjadi pembimbing bagi penderita. Prasetyono (2008) menyatakan bahwa akibat dari perlakuan buruk masyarakat tersebut, anak penderita autistik hiperaktif semakin tertutup dan jarang berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini juga memberi dampak berupa kurangnya perkembangan perilaku yang baik, serta kurangnya perkembangan bahasa yang diperoleh anak penderita autistik hiperaktif, Prasetyono (2008). Penelitian mengenai tindak tutur sudah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Namun, penelitian ini memiliki perbedaan dari penelitian sebelumnya, yaitu peneliti mengkaji tentang tindak tutur dua orang anak autistik hiperaktif yang bersekolah di SLB Al-Azhar Kota Bukittinggi. Anak autistik hiperaktif yang peneliti amati dalam penelitian ini adalah Niko dan Kevin. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk, strategi, dan fungsi tutur anak autistik hiperaktif. Berdasarkan hal tersebut, judul dari penelitian ini adalah Kajian Pragmatik Tindak Tutur Anak Autistik Hiperaktif dalam Interaksi di Sekolah Studi Kasus: Niko dan Kevin. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 4

1. Apa sajakah bentuk tindak tutur anak autistik hiperaktif dalam interaksi di sekolah? 2. Apa sajakah strategi tutur anak autistik hiperaktif dalam interaksi di sekolah? 3. Bagaimanakah fungsi tindak tutur anak autistik hiperaktif dalam interaksi di sekolah? 1.3 Tujuan penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi bentuk tindak tutur anak autistik hiperaktif dalam interaksi di sekolah. 2. mendeskripsikan strategi tutur anak autistik hiperaktif dalam interaksi di sekolah. 3. Menjelaskan fungsi tindak tutur anak autistik hiperaktif dalam interaksi di sekolah. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak, baik manfaat secara praktis maupun teoretis. Secara teoritis manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya: menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dalam memahami hasil penelitian. Sebagai referensi dalam bidang pragmatik sehingga dapat meningkatkan dan menambah wawasan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan pada 5

umumnya dan khususnya bagi penyandang autistik hipraktif. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran umum tuturan yang diproduksi oleh anak autistik hiperaktif. Kemudian, secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi para orang tua, khususnya para orang tua yang memiliki anak penyandang autistik hiperaktif. Kemudian, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi program studi di luar Linguistik mengenai produksi tindak tutur pada anak autistik hiperaktif. Penelitian ini dapat dijadikan sumber acuan bagi peneliti selanjutnya tentang produksi tindak tutur pada anak autistik hiperaktif. 6