BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin siswa. Karena disekolah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan Nasional merupakan salah satu dari tujuan kemerdekaan Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan Nasional sangat penting bagi kemajuan Indonesia kedepanya. Hakikatnya pendidikan adalah proses memanusiakan manusia dan proses menjadikan manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 angka 1 (2013, hlm. 110) Pendidikan Nasional adalah Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tangkap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membina karakter peserta didik yaitu dapat menjadikan manusia menjadi manusia yang berkualitas yang memiliki sifat dan Akhlak mulia, hal ini sejalan dengan tujuan dan fungsi pendidikan yang tertuang dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 (2013, hlm. 115) berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan pengetahuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkemga bangnya potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwah kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan apa yang telah digariskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional diatas bahwa pendidikan di Indonesia haruslah mencerminkan pada karakter kepribadian bangsa sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia mencerminkan jati diri bangsa. Pendidikan Nasional juga bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa, bermartabat dan bermoral yang mulia. Untuk tercapainya tujuan pendidikan 1

sebgaimana yang di uraikan di atas, maka di perukan kerja sama yang baik dan saling pengertian diantara ketiga lingkungan pendidikan yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan komponen yang sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin peserta didik. Karena disekolah peserta didik dibelajarkan tentang tata tertib dan kedisiplinan. Secara sederhana disiplin dapat diartikan sebagai sikap patuh, taat dan tertib terhadap peraturan yang berlaku. Komponen penting lainnya selain sekolah yaitu guru, dimana guru mempunyai peranan besar dalam membentuk karakter disiplin peserta didik. Peranan guru PPKn sangat penting, selain memberikan materi pelajaran guru PPKn pun berperan dalam membina kedisiplinan yang ada dalam diri peserta didik seperti disiplin waktu, disiplin berpakaian dan berprilaku disiplin yang berbasiskan nilai. Menurut Lukman Surya Saputra, Aa Nurdiman, dan salikun (2016, hlm. 6) PPKn memeiliki kedudukan dan fungsi sebagai berikut : a. PPKn merupakan pendidikan nilai, moral/karakter, dan kewarganegaraan khas Indonesiayang tidak sama atau tidak sebangung dengan civic education di USA, citizenship education di UK, talimatul muwatanah di negara-negara Timur Tengah, education civicas di Amerika Latin. b. PPKn sebagai wahana pendidikan nila, moral/karakter Pancasila dan pengembangan kapasitas psikososial kewarganegaraan Indonesia sangat koheren (runut dan terpadu) dengan komitmen perkembangan watak dan perdaban bangsa yang bermartabat dan perwujudan warga negara yang demokrais dan bertanggung jawab sebagaimana tercantum dalam pasal 3 UU No. 20 tahun 2003. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa guru PPKn harus bisa membina dan membentuk karakter disiplin yang baik pada peserta didiknya agar mempunyai kecerdasan yang tinggi, serta keterampilan yang bermanfaat. Guru sebagai penuntun moral dapat memberi dorongan kearah yang lebih baik harus terlebih dahulu melaksanakan nilai moral itu sendiri dalam kehidupannya, sehingga fungsi guru akan terlaksana dengan baik dan proporsional. Guru PPKn harus dapat memahami nilai-nilai karakter utama yang terkandung dalam mata pelajaran PPKn, menurut Departemen Pendidikan Nasional nilai-nilai karakter utama dalam mata pelajaran Pkn yaitu, kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, 2

3 kedemokratisan, nasionalisme, kepatuhan pada aturan sosial, menghargai keberagaman, kesadaran akan hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain. Karakter disiplin sangat diperlukan bagi berlangsungnya kehidupan suatu bangsa. Dalam konteks kehidupan, disiplin itu merupakan sikap yang sangat penting sehingga dapat mendukung kemajuan dan perkembangan suatu masyarakat ke arah yang lebih baik namun dalam mewujudkan semua itu perlu berbagai upaya yang harus dilakukan seperti membina, membentuk dan mengembangkan karakter disiplin peserta dididk baik dikehidupan individual, keluarga, sekolah,masyarakat, bangsa dan Negara. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Asy Mas udi (2000, hlm 88), Karakter disiplin adalah Kebiasaan seseorang yang menjadi satu dalam prilaku kehidupan dalam melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturaan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa ada paksaan dari siapapun. Dari Definisi diatas dapat dipahami bahwa karakter disiplin mengandung arti penting karena adanya kebiasaan untuk mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukan hanya karena adanya tekanan-tekanan dari luar, melainkan kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan. Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan di lokasi penelitian, di SMKN 1 Rengasdengklok Kabupaten Karawang, Peserta didik masih banyak yang cenderung bersikap tidak disiplin walaupun di sekolah tersebut sudah menekankan tentang kedisiplinan, mulai dari ketelambatan peserta didik datang kesekolah, telatnya mengerjakan tugas atau bahkan megabaikan tugas yang telah di berikan oleh guru, lebih banyak ribut di kelas ketimbang memperhatikan pembelajran PPKn, dikantin saat jam pembelajaran dan lain sebagainya yang melanggar tata tertib sekolah. Maka sebagai guru PPKn yang syarat dengan pendidikan karakter, nilai, norma, moral yang tinggi serta menerapkan peraturan yang belaku, sudah tentu harus dapat memecahkan masalah kedisiplinan dalam sekolah agar para peserta didik taat dan patuh terhadap peraturan yang ada di sekolah, sehingga Peserta didik mulai terbiasa dan dapat menerapkan kedisiplinan, kushusnya di lingkungan sekolah dan umumnya di lingkungan masyarakat sehari-hari. Jika

4 masalah kurangnya kedisiplinan ini di biarkan berlarut-larut akan menjadi kebiasaan buruk bagi peserta didik kedepannya, dampak jangka panjang akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang miskin disiplin dan akan melahirkan warga negara yang tidak taat dan tertib pada pertaturan yang belaku sehingga akan terbiasa melanggar norma yang ada seperti yang sering kita liat dalam masyarakat. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakuan penelitian dengan judul, Peran Guru PPKn dalam upaya meningkatkan disiplin Peserta didik (studi Deskritif di Kelas X SMKN 1 Rengasdengklok). Pada penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana tingkat kedisiplinan peserta didik SMKN 1 Rengasdengklok serta mengetahui bagaimana upaya dialakukan guru PPKn SMKN 1 Rengasdengklok untuk meningkatkan disiplin peserta didik. B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalahyang telah dijelaskan sebelumnya dapat identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Tingkat kedisiplinan peserta didik rendah. 2. Masih banyak peserta didik yang tidak disiplin, mulai dari ketelambatan Peserta didik datang kesekolah, telatnya mengerjakan tugas atau bahkan megabaikan tugas yang telah di berikan oleh guru, lebih banyak ribut di kelas ketimbang memperhatikan pembelajran PPKn, dikantin saat jam pembelajaran. 3. Sebagai guru PPKn yang syarat dengan pendidikan nilai, norma, moral yang tinggi serta menerapkan peraturan yang belaku, memiliki peran yang penting dalam menikatkan kedisiplinan peserta didik sehingga Peserta didik mulai terbiasa dan dapat menerapkan kedisiplinan, kushusnya di lingkungan sekolah dan umumnya di lingkungan masyarakat sehari-hari. 4. Kendala-kendala yang dihadapi guru PPKn dalam mendisiplinkan peserta didik.

5 C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi kedisiplinan peserta didik? 2. Bagaimana peran guru PPKn dalam meningkatkan disiplin Peserta didik? 3. Apa yang menjadi kendala guru PPKn dalam meningkatkan disiplin Peserta didik? 4. Bagaiman upaya guru PPKn mengatasi kendala-kendala dalam meningkatkan disiplin Peserta didik? D. Tujuan Penelitian Dengan melihat rumusan masalah diatas maka penelitian mengemukakan beberapah tujuan penelitian yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi kedisiplinan peserta didik 2. Untuk mengetahui bagaimana peran guru PPKn dala meningkatkan disiplin peserta didik 3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru PPKn dalam upaya menikatkan disiplin peserta didik. 4. Untuk mengetahui upaya guru PPKn dalam mengatasi kendalakendala dalam menikatkan disiplinan Peserta didik. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diarapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat dari segi teori Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan menambah dan memberikan kontribusi bagi penelitian sebelum mengenai apa yang kurang atau belum ada dalam penelitian sebelumnya dalam kajian mengenai kedisiplinan selain itu kegunaan dari penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi dan sumbangan terhadap perkembangan dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang siap menghadapi tangtangan saat ini dan dimasa yang akan datang, dimulai dengan meningkatkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari terutama di sekolah dan kepada generasi muda yang merupakan penerus bangsa.

6 2. Manfaat dari segi kebijakan Diharapkan ada manfaat dari segi kebijakan yaitu dengan adanya penelitian ini di sekolah ataupun guru PPKn meningkatkan kebijakan untuk mendisiplinkan peserta didik disekolah agar lebih baik dari yang sudah ada pada saat ini. 3. Manfaat dari segi praktis Manfaat dari segi praktis setelah adanya penelitian ini tingkat kedisiplinan peserta didik disekolah kedepanya dapat meningkat dari yang sudah ada saat ini sebelum penelitian. 4. Manfaat dari segi isu dan aksi sosial Manfaat dari hasil penelitian ini adalah penelitian ini sangat mendukung segala upaya yang dilakukan sekolah khususnya guru PPKn dalam upaya meningkatkan disiplin Peserta didik disekolah. F. Definisi Oprasional 1. Soerjono Soekanto (2009, hlm. 212) Mengatakan, peran adalah aspek dinamis dari kedudukan setatus. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukanya maka dia akan menjalankan suatu peran. Dalam penelitian ini peran yang dimaksud adalah Tingkahlaku yang dilakukan guru PPKn dalam mendisiplinkan peserta didik di sekolah. 2. UU No. 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen pasal 1 angka 1 (2015, hlm. 1) mengatakan, Guru adalah Pendik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi, peserta didik pada pendidikan anak usia dinj jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. Dari penjelasan di atas Guru adalah profesi bidang pendidikan yang memiliki tugas untuk meberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan melalu proses pembelajaran selain itu guru juga memiliki kewajiban memberikan pendidikan nilai, norma, moral yang baik. 3. Samsuri (2011, hlm. 28) mengatakan bahwa pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat diartikan sebuah cara untuk mempersiapkan genrasi penerus bangsa demi menjadi seorang warga negara yang memiliki

7 kecakapan dan pengetahuan serta nilai-nilai yang guna berpartisifasi aktif didalam masyarakat. 4. http://kbbi.web.id/upaya (6 Mei 2017, jam 11.02) upaya diartikan sebagai usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Upaya dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan guru dalam menikatkan disiplin peserta didik. 5. Http://kbbi.web.id/tingkat (8 Mei 2017, jam 16.47) Menikatkan adalah mengenai, mempertinggi, memperhebat, peningkatan, menggambarkan perubahan diri keadaan atau sifat yang negatif. 6. Imron ( 2011, hlm. 173 ) menyatakan Disiplin siswa sebagai suatu sikap tertib dan teratur yang dimiliki oleh siswa disekolah, tanpa ada pelanggara-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan. 7. UU RI No 20 Tahun 2003 pasal 1 angka 4 (2013,hlm. 3) Peserta didik adalah yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang jenis pendidikan tertentu.

8 5. Sistem Matika Skripsi 1. BAB I : Pendahuluan. Dalam Bab ini akan diuraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian dan Stuktur Organisasi Penelitian. 2. BAB II : Kajian Pustaka. Dalam Bab ini akan diuraikan mengenai konsepkonsep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini, serta penelitian terdahulu yang menunjang penelitian ini 3. BAB III : Metode penelitian. Dalam bab ini dijelaskan definisi operasional, metode, jenis pengumpulan data dan sumber-sumber apa yang digunakan dalam penelitian ini. 4. BAB IV : Dalam Bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasannya 5. BAB V : Dalam Bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan penelitian ini dan saran dari peneliti. 6. Daftar Pustaka : Memuat semua sumber tertulis (buku, jurnal, dokumen resmi atau sember-sumber lain dari internet)