BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan, tidak hanya oleh pihak manajemen suatu entitas tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban kepada banyak pihak yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh semakin berkembangmya teknologi informasi yang memungkinkan masyarakat untuk menilai dan membandingkan suatu entitas dengan entitas lain, untuk itu tuntutan penyediaan informasi termasuk informasi keuangan dan akuntansi semakin dibutuhkan. Selain perusahaan swasta, peran akuntansi dibutuhkan juga oleh instansi pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar pengelolaan keuangan instansi pemerintah semakin baik. Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategi yang telah ditetapkan. Dalam rangka pertanggungjawaban tersebut diperlukan penerapan sistem pelaporan keuangan yang tepat, jelas dan teratur sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Upaya reformasi dan pengembangan, khususnya di bidang akuntansi kepemerintahan yang berkesinambungan sangat diperlukan sehingga terbentuk suatu sistem yang tepat (Mardiasmo, 2004). Dalam praktik akuntansi yang dilakukan oleh entitas-entitas tersebut memiliki banyak perbedaan khususnya dalam proses pelaporan keuangannya karena tidak semua negara menerbitkan standar baku akuntansi untuk mengatur 1
praktik akuntansi bagi organisasi sektor publik. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terdapat hubungan terkait Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Laporan Keuangan, yaitu: Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut SAP dalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan di pemerintah. Maka standar akuntansi pemerintah merupakan landasan dalam membuat laporan keuangan di pemerintahan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, maka Pemerintah Pusat akan menerapkan akuntansi berbasis akrual. Penerapan SAP berbasis akrual dalam lingkungan pemerintahan adalah untuk mengetahui seberapa besarnya biaya yang diperlukan untuk menghasilkan pelayanan untuk kepentingan publik. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa basis akrual dapat memberikan informasi keuangan yang lebih lengkap daripada basis lainnya. Selain itu, laporan keuangan berbasis akrual juga menyediakan informasi mengenai kegiatan operasional pemerintah, evaluasi efisiensi dan efektivitas serta ketaatan terhadap peraturan. Dengan adanya SAP berbasis akrual ini dapat menghasilkan informasi keuangan berupa laporan keuangan pemerintah daerah yang bersifat relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami untuk pengambilan keputusan baik ekonomi, sosial, maupun politik (Nurhayati, 2013). Pada tahun 2015 setiap entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada pemerintah pusat akan mulai menerapkan basis akrual dalam penyusunan laporan 2
keuangan pemerintah. Dalam penyusunan laporan keungan kompetensi staf akuntansi menjadi salah satu faktor yang penting dalam menghasilkan kualitas laporan keuangan, sehingga laporan keuangan dapat digunakan oleh pengguna informasi laporan keuangan. Sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah mengenai pengelolaan keuangan pemerintah daerah, maka harus menyerahkan laporan keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK) kepada Dewan Perwakilan Rakyar Daerah (DPRD). BPK adalah Badan pemeriksa keuangan pemerintah baik pusat maupun daerah. Untuk memudahkan dalam pemeriksaan, dilakukan reviu dan koreksi terlebih dahulu atas laporan keuangan pemerintah. Setelah dilakukan review dan koreksi atas laporan keuangan pemerintah daerah, kemudian BPK melakukan pemeriksaan dan mengeluarkan opini terhadap laporan keuangan pemerintah daerah tersebut. Meskipun perangkat perundangan dan peraturan mengenai pengelolaan keuangan telah memadai, pelaksanaan pengelolaan keuangan masih rentan terhadap penyimpangan dan penyalahgunaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian mengenai pengaruh perubahan standar akuntansi dari basis kas menjadi basis akrual khususnya di pemerintah kota Yogyakarta dengan judul Pengaruh Perubahan Standar Akuntansi Basis Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dan Kebermanfaatan Laporan Keuangan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 3
1. Apakah perubahan akuntansi ke basis akrual berpengaruh terhadap peningkatan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) pada pemerintah Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta? 2. Apakah perubahan akuntansi ke basis akrual berpengaruh terhadap kebermanfaatan Laporan Keuangan Pemreintah Daerah (LKPD) pada pemerintah kota (Pemkot) Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaruh penerapan akrual basis terhadap kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) pada pemerintah Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaruh penerapan akrual basis terhadap kebermanfaatan pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) pemerintah Pemerintah Kota (Pemot) Yogyakarta. 1.4 Fokus Penelitian Untuk mempermudah penulis dalam menganalisis hasil penelitian, maka Penelitian ini difokuskan pada laporan keuangan di Pemerintah Kota Yogyakarta yang meliputi peningkatan kualitas dan kebermanfaatan laporan keuangan. Penelitian dilakukan di DPRD Kota Yogyakarta, DPDPK Kota Yogyakarta sebagai perwakilan Pemerintah Kota Yogyakarta dan BPK-RI perwakilan Yogyakarta. 4
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dengan penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoretis, yakni penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembuktian empiris tentang pengaruh perubahan perubahan standar akuntansi dari basis kas ke basis akrual mempengaruhi kualitas dan kebermanfaatan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). b. Manfaat Praktis, yakni penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam hal penerapan standar akuntansi berbasis akrual. 1.6 Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Latar Belakang, bersisi tentang menggambarkan latar belakang masalah yang diteliti, yang diperoleh dari historical, ekonomi, sosal, budaya, fenomena sosial, fakata-fakata empirik, kejadian-kejadian dalama masyarakat, yang telah terpublikasi dalam media masa, buku, jurnal. Rumusan Masalah, berisi pertanyaan-pertanyaan dasar yang hendak dicari jawabannya dari penelitian kualitatif. Tujuan Penelitian, merupakan operasionalisasi dari rumusan masalah yang menjadi tujuan akhir penelitian kualitatif. Manfaat, manfaat secara teoritis dan secara praktis praktis bagi pihakpihak yang memiliki implikasi secara langsung maupun tidak langsung dengan hasil penelitian Bab II. Tinjauan pustaka berisi tentang teori yang akan digunakan sebagai landasan penelitian, berisi teori, hasil penelitian maupun pendapat ahli (praktisi, 5
ilmuwan dll). Menjelaskan alur pemikiran dalam bentuk diagram maupun diskripsi. Bab III. Metode penelitian terdiri atas Objek dan metode penelitian, metode pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan, populasi dan sampel adalah LKPD di Pemerintahan Yogyakarta, sampel yang digunakan adalah LKPD di Pemerintah Kota Yogyakarta, jenis dan sumber data yang digunakan yaitu data primer, metode pengumpulan data menggunakan metode surve, metode analisis data menggunakan uji statistik deskriptif. Bab IV. Hasil dan pembahasan menjelaskan tentang gambaran umum penelitian, uraian tentang identitas subyek dan hasil observasi serta wawancara, analisis (coding sesuai dengan hasil interviu) dan pembahasan atau penjelasan tentang hasil analisis. Bab V. Kesimpulan dan saran, bab ini akan berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpiulan merupakan jawaban dari fokus penelitian dalam bentuk temuan penelitian berupa konsep atau teori yang kemungkinan pengembangannya di masa mendatang. Saran merupakan suatu implikasi dari hasil penelitian dan diselaraskan dengan manfaat penelitian, saran yang dibuat berdasarkan hasil temuan dan pertimbangan peneliti, ditujukan kepada para pihak yang mungkin memanfaatkan hasil penelitian. 6