BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan digunakan sebagai indikator kemajuan suatu bangsa yang

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menjalani kehidupan. Era ini memiliki banyak tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian di teruskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan dalam

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Siswa sekolah menengah kejuruan pada dasarnya di persiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan berfungsi sebagai upaya sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

NIM /2007 : K

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar sejak manusia lahir hingga akhir hayatnya. Havighurst dalam Bimo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sugihartono dkk, 2007:3-4), Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menghasilkan individu-individu yang mampu menumbuhkembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. ( Suryabrata, 2002 : 293 ).

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

PENERAPAN MODEL KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA SERING TIDAK MASUK SEKOLAH KELAS X SMK NU LASEM REMBANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu proses pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan digunakan sebagai indikator kemajuan suatu bangsa yang sangat penting dalam mendukung pembangunan, dan merupakan fondasi kompetensi suatu bangsa. Dengan pendidikan manusia dapat menghadapi dan memcahkan masalah serta tantangan yang dihadapinya. Berbicara pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan berkulitas. Maka dari itu lembaga pendidikan saat ini dituntut untuk dapat menghasilkan manusia yang mampu mengemban tugas negara sebagai pelaksana dalam pembangunan, karena pada dasarnya proses pembangunan sangat membutuhkan peran aktif dari sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu dari lembaga pendidikan yang diharapkan dapat mencetak tenaga-tenaga terampil yang siap pakai sebagai tenaga menengah dalam berbagai bidang. Sesuai dengan landasan ekonomi dalam penyusunan kurikulum SMK, Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) menyiapkan siswa menjadi manusia yang produktif, yang langsung dapat bekerja dibidangnya. Setelah melalui prosedur pendidikan yang ada, sehingga sangat jelas bahwa pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional yang memerlukan kesadaran warga negara Indonesia sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab 1

2 sekaligus produktif. Syarat untuk mengemban tugas tersebut dapat dilakukan apabila siswa memiliki motivasi. Motivasi menurut Suryabrata (2011:71) dalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Motivasi itu sendiri menurut Syah, (2008:134), terbagi dalam dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrisik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Sedangkan motivasi ekstrisik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Adanya motivasi akan mendorong siswa untuk maju dan berprestasi. Karena motivasi yang akan dibahas dalam bidang pembelajaran untuk mencapai hasil yang terbaik, maka motivasi yang timbul adalah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan hal yang terpenting dalam proses belajar karena motivasi berprestasi bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku dalam belajar. Menurut Djaali (2011:107): Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai dorongan untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan. Motivasi berprestasi bukan sekedar dorongan untuk berbuat, tetapi mengacu kepada suatu ukuran keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang. Pembentukan motivasi berprestasi yang tinggi khususnya pada siswa SMK mutlak diperlukan. Pembentukan motivasi berasal dari keluarga yaitu perhatian

3 orang tua. Perhatian orang tua adalah faktor motivasi eksternal yang cukup berpengaruh besar. Menurut Suryabrata (2011:233) bahwa perhatian orang tua dengan penuh kasih sayang terhadap pendidikan anaknya, akan menumbuhkan aktivitas anak sebagai suatu potensi yang sangat berharga untuk menghadapi masa depan. Setiap orang tua memiliki cara tersendiri dalam pemberian perhatian kepada anaknya berupa mengasuh, mendidik, dan membimbing anggota keluarga khususnya anak dengan cara yang berbeda antara orang tua yang satu dengan yang lain. Orang tua yang menuntut prestasi belajar yang tinggi sebagai standar keunggulan anak, akan menumbuhkan semangat dan dorongan bagi individu untuk senantiasa mencapai standar keunggulan tersebut. Ini dapat diartikan perhatian orang tua diimplementasikan dengan banyaknya sumber bacaan di rumah, anggota keluarga gemar belajar dan membaca akan memberikan standar unggulan individu anak lebih baik. Anak tidak lagi menjadikan standar unggulan siswa hanya untuk memenuhi kewajiban berangkat ke sekolah tetapi lebih baik lagi yaitu dengan membaca dan belajar di rumah untuk mendapatkan prestasi di sekolah sehingga motivasi berprestasi anak tinggi. Apabila tuntutan dari orang tua akan prestasi belajar anak tinggi maka berdampak pada standar keunggulan yang tinggi sehingga motivasi berprestasi anak tinggi. Sebaliknya bila tuntutan dari orang tua akan prestasi belajar anaknya rendah maka berdampak pada standar keunggulan yang rendah sehingga motivasi berprestasi anak rendah. Untuk itu perhatian orang tua sangat mempengaruhi motivasi berprestasi anak. Faktor lain yang mempengararuhi motivasi berprestasi adalah konsep diri. konsep diri dalam diri akan membentuk minat untuk memiliki prestasi yang baik.

4 Konsep diri yang dimiliki individu akan menganggap bahwa dirinya mampu untuk melaksanakan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya. Menurut Djali (2006:129) konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut tentang apa yang diketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta pada aktivitas dalam belajar yang penuh tanggungjawab sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi. Setiap orang bertingkah laku sebisa mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seorang siswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, maka siswa tersebut akan berusaha mendatangi pembelajaran secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari pelajaran dengan sungguhsungguh, sehingga memperoleh nilai akademik yang baik. Konsep diri dapat dibagi menjadi dua, yaitu konsep diri negatif dan konsep diri positif. Konsep diri negatif cenderung peka pada kritik, responsif sekali terhadap pujian, cenderung tidak disenangi orang lain, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi. Sebaliknya orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan yakin akan kemampuan mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat, dan mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Hubungan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi juga dapat dilihat berdasarkan Atkinson (dalam Djaali, 2011:106) berpendapat bahwa : seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi pada umumnya harapan

5 akan suksesnya selalu mengalahkan rasa takut akan mengalami kegagalan. Ia selalu merasa optimis dalam mengerjakan setiap apa yang dihadapinya, sehingga setiap saat selalu termotivasi untuk mencapai tujuannya Konsep diri yang positif akan berdampak pada motivasi berprestasi yang tinggi, sebaliknya jika konsep dirinya negatif maka akan berdampak motivasi berprestasi yang rendah. SMK BM Nusantara Lubukpakam, yang merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Kabupaten Deli Serdang. SMK BM Nusantara Lubukpakam memiliki program studi Admintrasi Perkantoran dan Akuntansi. Ada beberapa permasalahan yang terkait dengan rendahnya motivasi berprestasi siswa di SMK BM Nusantara. Permasalahan ini bisa dilihat dari beberapa sudut pandang, misalnya dari siswa: masih banyak siswa yang kurang bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh guru, siswa kurang aktif dalam belajar, banyak siswa yang tidak mempersiapkan perlengkapan belajar seperti buku pelajaran, buku tulis dan alat tulis, siswa yang tidur dikelas, dan siswa yang ribut saat mengikuti pelajaran. Permasalahan yang berasal dari sekolah : masih banyak fasilitas belajar yang belum memadahi, media pembelajaran praktik yang kurang memadai, suasana kelas yang tidak tenang disebabkan berada dipusat kota, dan guru yang terlambat datang ke kelas. Permasalahan yang berasal dari lingkungan di luar sekolah: orang tua siswa yang kurang memperhatikan anaknya, ini dibuktikan masih banyak orang tua siswa yang tidak menghadiri panggilan dari pihak sekolah, misalnya pengambilan rapot.

6 Faktor dari perhatian orang tua dapat dilihat dari kenyataan bahwa orang tua tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan ketika anak menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan. Banyak yang menganggap anaknya telah beranjak dewasa sehingga cenderung dibiarkan mandiri. Padahal dalam menghadapi berbagai tekanan di bangku sekolah dan tantangan kehidupan, siswa masih memerlukan pendamping terutama orang tua, khususnya dalam memberikan dorongan motivasi Faktor dari konsep diri, dari aspek akademik siswa menganggap dirinya tidak mampu memecahkan tugas yang diberikan oleh guru sehingga banyak siswa tidak menyelesaikannya, merasa orang lain lebih pintar darinya sehingga menganggap dirinya bodoh, jika diberikan kritikan tidak menerima sehingga tidak terjadi perubahan yang lebih baik, aspek sosial siswa leben cenderung membentuk kelompok-kelompok, sedangkan aspek kepercayaan diri dan penampilan yaitu siswa masih kurang percaya diri terhadap kemampuan akan untuk berprestasi, cara berpakaian yang kurang sesuai sebagai pelajar. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul Pengaruh Tentang Perhatian Orang Tua dan Konsep Diri terhadap motivasi berprestasi Kelas XII BM di SMK BM Nusantara Lubukpakam Tahun Ajaran 2014/2015

7 1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana perhatian orang tua siswa kelas XII di SMK BM Nusantara Lubukpakam T.A 2014/2015? 2. Bagaimana konsep diri siswa kelas XII di SMK BM Nusantara Lubukpakam T.A 2014/2015? 3. Bagaimana Motivasi berprestasi siswa kelas XII di SMK BM Nusantar Lubukpakam T.A 2014/2015? 4. Bagaimana pengaruh perhatian orang tua dan konsep diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas XII di SMK BM Nusantar Lubukpakam T.A 2014/2015? 1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penelian ini. Maka penelitian ini berfokus pada 1. Perhatian orang tua siswa kelas XII di SMK BM Nusantara Lubukpakam T.A 2014/2015. 2. Konsep diri siswa kelas XII di SMK BM Nusantara Lubukpakam T.A 2014/2015. 3. Motivasi berprestasi siswa kelas XII di SMK BM Nusantara Lubukpakam T.A 2014/2015

8 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah 1. Apakah ada pengaruh perhatian orang tua terhadap motivasi berprestasi siswa kelas XII di SMK BM Nusantara Lubukpakam T.A 2014/2015? 2. Apakah ada pengaruh konsep diri siswa kelas XII di SMK BM Nusantara Lubukpakam T.A 2014/2015? 3. Apakah ada pengaruh perhatian orang tua dan konsep diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas XII di SMK BM Nusantara Lubukpakam T.A 2014/2015? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap motivasi berprestasi siswa kelas XII di SMK BM Nusantara Lubukpakam T.A 2014/2015 2. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas XII di SMK BM Nusantara Lubukpakam T.A 2014/2015 3. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua dan konsep diri siswa terhadap motivasi berprestasi siswa kelas XII di SMK BM Nusantar Lubukpakam T.A 2014/2015

9 1.6 Manfaat penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, sebagai bahaan masukan untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan serta pengalaman mengenai perhatian orang tua, konsep diri dan motivasi berprestasi 2. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan informasi mengenai pengetahuan perhatian orang tua dan konsep diri dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa. 3. Bagi instansi UNIMED, sebagi tambahan literature dibidang penelitian mengenai pengaruh perhatian orang tua dan konsep diri terhadap motivasi berprestasi 4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi penelitaian berikutnya yang melakukan penelitian yang ada hubungan dengan penelitian ini.