BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diselenggarakan dalam bentuk studi kasus dengan tipe the

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penerimaan Diri pada Narapidana Remaja Rutan Negara Kelas II B Salatiga,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi kasus.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dimana subjek penelitian ini merupakan orang yang mengalami masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Dimas Wardana SM, 2015 PROFIL PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA TUNGGAL BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek misalnya motivasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus deskriptif. Sugiyono (2011)

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif dengan desain penelitian kualitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian. penelitian kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa, bagaimana manusia meletakkan makna pada peristiwa yang terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan pengamatan dan mencari data deskriktif berupa kata-kata tertulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN. dengan metode studi kasus. Menurut Sugiyono (2009:09) penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan audit atas laporan keuangan pada KAP Drs. Joseph Munthe, M.S.,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. program pelatihan dengan mendeskripsikan hasil temuan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diuraikan secara aplikatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang penulis. Adapun tujuan metode penulisan adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data kemudian data dianalisis menggunakan metode deskripsi,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bagian ini akan diuraikan lokasi penelitian dan subjek penelitian. yang terdiri dari populasi dan sampel penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut sugiyono penelitian kualitatif adalah,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB 3 METODE PENELITIAN. ini akan menjelaskan tentang metode penelitian kualitatif. atau sudut melalui sudut pandang subyek penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

BAB III METODE PENELITIAN. Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dusun Puron memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memakai bentuk studi kasus (case study). Maksudnya adalah dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. keluarga yang sering mengikuti kegiatan parenting, alasan penulis menjadikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peranan metode sangat penting dalam suatu penelitian. Berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini diselenggarakan dalam bentuk studi kasus dengan tipe the uncontrolled case study berjenis singgle subject design mengacu pada rumusan Hepnner (2008), mengenai penyelenggaraan studi kasus dengan subyek tunggal. Penulis memilih metode ini dengan tiga pertimbangan, yaitu 1) yang diteliti adalah fenomena sosial sebagaimana Sugiyono (2008), mendefinisikan studi kasus sebagai salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial, 2) yang diteliti adalah situasi sosial yang kompleks sebagaimana pendapat Wittgenstein (dalam Thomas, 2011), penelitian studi kasus untuk meneliti sesuatu yang kompleks, dan 3) situasi sosial yang diteliti menunjukkan hal yang biasa atau istimewa sebagaimana pendapat Thomas (2011), penelitian studi kasus diselenggarakan karena ada sesuatu hal yang berbeda dari biasanya. Definisi teknis studi kasus menurut Yin (2011), suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan di mana multi sumber bukti dimanfaatkan. Surakhmad (1980), mendefinisikan studi kasus dari sifatnya yang memusatkan perhatian pada satu kasus secara intensif dan mendetail menghasilkan gambaran yang longitudinal yakni hasil dan pengumpulan data kasus dalam satu jangka waktu. Sejalan dengan pendapat di atas Thomas (2011), studi kasus sebagai jenis penelitian yang 18

berkonsentrasi pada satu hal, melihat hal tersebut secara detail, bukan untuk membuat generalisasi dari hal tersebut. 3.2. Subyek Penelitian Penentuan subyek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposivesampling, sebab dalam penelitian ini membuat suatu generalisasi (Sugiyono, 2008). Namun merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik dan menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul (Maleong, 2004). Selanjutnya Surakhmad (1980), menyatakan karena sifat studi kasus yang mendalam dan mendetail tersebut, maka kasus dapat terbatas pada satu orang, peristiwa atau lembaga. Sementara itu menurut Thomas (2011) studi kasus sifatnya particular bukan general maka hal yang diselidiki dalam studi kasus bisa berupa seseorang, sebuah kelompok atau suatu institusi. Demikian juga pendapat Sanjaya (2013), bahwa subyek dalam studi kasus bisa individu. Dengan demikian subyek dalam penelitian ini adalah seorang narapidana remaja Rutan Negara Kelas II B Salatiga yang berinisial AGN. Pertimbangan penulis dalam memilih AGN sebagai subyek mengacu pada rumusan Thomas (2011), mengenai bagaimana menentukan subyek studi kasus, yaitu 1) yang hendak diteliti menunjukan sesuatu yang berbeda atau isitmewa atau lain dari biasanya. AGN sebagai narapidana di usia remaja memiliki sikap yang istimewa atau biasa dibandingkan dengan narapidana remaja lainnya yaitu menunjukkan sikap yang ceria dan penuh tawa meskipun subyek berada di Rutan. Seolah-olah kehidupan Rutan 19

menjadi beban baginya, namun sebaliknya subyek bersyukur atas keberadaannya di Rutan menjadi narapidana sementara dua narapidana remaja yang lain menunjukkan hal tersebut, 2) Antara peneliti dan penulis sudah terhubung dengan baik. Penulis dan AGN terhubung dengan baik sejak penulis melakukan PPL Konseling di Rutan, dan 3) Satu-satunya yang menjadikan sampel penelitian studi kasus relevan adalah di mana peneliti dapat menemukan subyek yang tepat dari kasus yang menarik bagi penulis. Penulis tertarik meneliti penerimaan diri AGN karena berstatus narapidana di usia remaja di mana subyek sedang dalam fase mencari identitas diri. Status narapidana dapat menimbulkan cap negatif bagi diri subyek baik cap yang datang dari dalam diri maupun dari orang lain. Cap dari orang lain dapat mempengaruhi konsep subyek mengenai dirinya. Lundin dan Merry (dalam Jarvis, 2006), menuliskan bahwa seseorang dipengaruhi oleh cara pandangnya mengenai dirinya sendiri yang berasal dari cara orang lain memperlakukannya. Jika perlakuan yang diterima individu berupa penerimaan, cinta dan kasih sayang maka subyek akan merasa diterima dan berharga. Selain itu penulis memilih AGN sebagai subyek karena AGN akan bebas pada bulan Mei 2014 sementara dua narapidana lainnya telah bebas pada tahun 2013. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas maka AGN dapat dijadikan subyek dalam penelitian ini. 3.3. Desain Penelitian Desain penelitian adalah logika keterkaitan antara data yang harus dikumpulkan (kesimpulan-kesimpulan yang akan dihasilkan) dan pertanyaan 20

awal suatu penelitian (Yin, 2011). Penelitian ini didesain mengacu pada desain penelitian studi kasus oleh Yin yang kemudian penulis sesuaikan dengan kebutuhan dalam penelitian ini. Tahap persiapan penulis terlebih dahulu menuliskan definisi penerimaan diri dan menjabarkan aspek-aspeknya lalu menentukan jenis alat pengumpul data. Dalam setiap proses pengumpulan data dari aspek-aspek penerimaan diri tersebut penulis membuat laporan kasus individu yang penulis identifikasi selama proses pengambilan data. Selain itu dalam proses pengambilan data penulis menilai kecocokan antara data yang terkumpul dengan rumusan teori. Apabila data yang diperoleh masih kurang atau lengkap maka penulis melakukan penggalian data kembali dengan terlebih dahulu melihat kesesuaian alat pengumpul data sehingga penulis dapat memutuskan apakah diperlukan tambahan alat pengumpul data atau sumber data. Selanjutnya penulis melihat kesesuaian data-data yang terkumpul dengan pola yang ada. Dari penjodohan pola tersebut kemudian peneliti membuat suatu kesimpulan gambaran penerimaan diri subyek terhadap dirinya yang berstatus narapidana diusia remaja. Desain penelitian dalam penelitian ini seperti yang digambarkan pada tabel 3.1. 21

Table 3.1 Desain Penelitian Individu menerima diri tanpa syarat Laporan kasus individu Penerimaan diri Aspek-aspek Penerimaan diri Penentuan Jenis alat Pengumpul Data - Wawancara - Observasi partisipatif - Dokumentasi - Skala Penerimaan Diri (CASSA) Individu menyadari kemanusiaannya - Wawancara - Observasi partisipatif - Dokumentasi - Survei SA - Skala Penerimaan Diri (CASSA) Individu menilai harga diri secara global - Wawancara - Observasi partisipatif - Dokumentasi - Skala Penerimaan Diri (CASSA) Individu menyadari diri sebagai pribadi yang berharga - Wawancara - Observasi partisipatif - Dokumentasi - Skala Penerimaan Diri (CASSA) Penjodohan pola Laporan kasus individu Penjodohan pola Laporan kasus individu Penjodohan pola Laporan kasus individu Penjodohan pola Konklusi 22

Table 3.2 Penjabaran Aspek-aspek Penerimaan Diri No Variable Sub variable I II III IV Individu menerima diri tanpa syarat Individu menyadari kemanusiaannya Individu memberi penilaian positif atau negative terhadap harga diri secara global Individu menyadari sebagai pribadi yang berharga 1. Ketika individu mampu berperilaku cerdas atau 2. Ketika individu mampu berperilaku tepat atau 3. Ketika individu mampu berperilaku sempurna atau 4. Orang lain mengakui individu atau 5. Orang lain menghargai individu individu atau 6. Orang lain mencintai individu atau 7. Manusia rentan berbuat salah 8. Manusia memiliki kekurangan 9. Manusia akan mengalami kegagalan 10. Individu memberi penilaian negative terhadap harga diri secara global 11. Individu memberi penilaian positif terhadap harga diri secara global 12. Individu menyadari dirinya berharga hanya karena individu ada di dunia 13. Individu menghargai diri meski telah melakukan kesalahan 23

3.4. Definisi Operasional Penerimaan diri adalah kondisi individu yang mampu menghayati esensi nilai diri sebagai manusia berdasarkan pada kecakapan diri, pencapaian dan kepemilikan mengenai apa yang dianggap baik dan baik, tetapi lebih kepada kesadaran mengenai nilai absolut diri manusia yang dapat dirubah oleh apapun. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data berupa triangulasi teknik yaitu pengumpulan data dengan teknik yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama (Sugiyono, 2009). Berikut teknik pengumpulan data penelitian ini, yaitu: 1. Observasi Partisipatif. Nasution (dalam Sugiyono, 2009), observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Melalui observasi seorang peneliti mempelajari apa yang ada di sekitarnya. Sebagaimana Marshal (dalam Sugiyono, 2009), menuliskan melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Dari data hasil observasi ini, penulis akan mengidentifikasi perilaku subyek. Observasi dilakukan dengan metode partisipatif secara tersamar yaitu pada saat penulis mengadakan wawancara dan mengikuti kegiatan subyek di Rutan untuk mengungkap data yang disamarkan oleh subyek. Yin (2011), untuk meningkatkan reliabilitas bukti observasi penulis perlu melibatkan pihak lain. Pihak yang dilibatkan dalam proses observasi 24

adalah teman kuliah penulis. Mengacu pada rumusan Rahardjo dan Gudnanto (2011), penulis menggunakan beberapa alat bantu observasi, yaitu 1) catatan anekdotal untuk mencatat perilaku individu yang khusus atau istimewa baik yang secara sengaja atau insidental teridentifikasi oleh penulis, dan 2) daftar cek individual yang disusun berdasarkan aspekaspek penerimaan diri menurut Albert Ellis. Observee dalam penelitian ini adalah 1) subyek, 2) Keluarga subyek pada saat berkunjung ke Rutan, 3) petugas Rutan pada saat berhubungan dengan subyek. Pedoman observasi dapat dilihat pada table 3.3 dan 3.4 Table 3.3 Daftar Cek Individual No I Aspek- aspek Observasi Individu mengucapkan menerima diri tanpa syarat ketika: 1. Mampu berperilaku cerdas atau 2. Mampu berperilaku tepat atau 3. Mampu berperilaku sempurna atau 4. Orang lain mengakui individu atau 5. Orang lain menghargai individu atau Observer: 1. 2. 1 2 Tgl: Tgl: 25

II III IV 6. Orang lain mencintai individu atau Individu mengakui dengan sadar kemanusiaannya: 7. Manusia rentan berbuat salah 8. Manusia memiliki kekurangan, 9. Manusia akan mengalami kegagalan Individu memberi penilaian terhadap harga diri secara global 10. Individu TIDAK memberi penilaian negative 11. Individu TIDAK memberi penilaian positif Individu menyadari sebagai pribadi yang berharga: 12. Individu menyatakan dirinya berharga hanya karena individu ada di dunia 13. Individu menghargai diri meskipun melakukan kesalahan Table 3.4 Catatan anekdotal Nama : Hari, tanggal :..,.. 2014 Tempat : Peristiwa : Interpretasi : 26

2. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan dengan tiga cara yaitu tak terstruktur, semiterstruktur dan terstruktur. Penulis menggunakan ketiga metode tersebut untuk menciptakan proses wawancara yang terfokus. Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2009), Wawancara tak terstruktur digunakan pada tahap awal karena peneliti belum mengetahui data apa saja yang akan diperoleh, sehingga dapat diperoleh informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek yang diteliti. Dengan demikian peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variable apa yang harus diteliti. Tahap semi terstruktur untuk memperoleh pemahaman yang lebih lengkap dan terarah. Pada tahap wawancara terstruktur, peneliti melakukan wawancara menggunakan pedoman wawancara. Jenis pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara menurut Patton dan Molleong (dalam Sugiyono, 2009), ada enam yaitu 1) pertanyaan terkait dengan pengalaman, 2) pertanyaan terkait dengan pendapat 3) pertanyaan terkait dengan perasaan, 4) pertanyaan terkait dengan pengetahuan, 5) pertanyaan terkait dengan indera, dan 6) pertanyaan tentang latar belakang. Oleh karena itu penulis akan menggunakan keenam jenis pertanyaan tersebut dalam menyusun pertanyaan wawancara untuk menggali penerimaan diri subyek berdasarkan konsep penerimaan diri oleh Albert Ellis. 27

Wawancara merupakan sumber bukti yang esensial bagi studi kasus karena umumnya berkenaan dengan urusan kemanusiaan. Urusan kemanusiaan ini harus dilaporkan dan diinterpretasikan melalui penglihatan pihak yang diwawancara dan responden lain yang mempunyai informasi dan dapat memberikan keterangan-keterangan penting dengan baik (Yin, 2011). Oleh karena itu, responden wawancara dalam penelitian ini adalah 1) subyek penelitian sebagai sumber utama informasi, 2) orangtua subyek sebagai pihak yang mengetahui keseharian subyek di rumah dan sebagian aktivitas subyek di sekolah, 3) Adik subyek sebagai pihak yang memiliki hubungan cukup dekat dengan kehidupan subyek yang masih remaja, 4) petugas Rutan Negara Kelas II B Salatiga yang melihat keseharian subyek di Rutan. Pedoman wawancara dapat dilihat pada table 3.4 Table 3.5 Pedoman Wawancara Aspek-aspek Penjabaran Indikator Individu menerima diri tanpa syarat Kemampuan individu menerima diri tanpa memberikan syaratsyarat tertentu seperti kemampuan dalam bersikap benar, tepat, sempurna atau, Individu mampu menerima diri ketika 1. Mampu berperilaku cerdas atau 2. Mampu berperilaku tepat atau 3. Mampu berperilaku 28

serta bergantung pada pengakuan, penghargaan dan kasih dari orang lain. sempurna atau 4. Orang lain mengakui atau 5. Orang lain menghargai atau Individu menyadari kemanusiaannya Individu memberi penilaian terhadap harga diri secara global Individu memiliki kesadaran mengenai esensi kemanusiaannya bahwa manusia rentan berbuat salah, memiliki kekurangan dan suatu saat akan gagal Individu memahami bahwa harga dirinya secara keseluruhan dapat diukur dengan menilai sisi positif dan negatif dirinya. 6. Orang lain mencintai atau 1. Manusia rentan berbuat salah 2. Manusia memiliki kekurangan atau sempurna 3. Manusia akan mengalami kegagalan 1. Individu memberi penilaian positif 2. Individu memberi penilaian negatif terhadap harga diri 29

Individu menyadari sebagai pribadi yang berharga Kemampuan individu untuk menghargai diri semata-mata hanya karena individu hidup atau ada di dunia meskipun melakukan kesalahan. 1. Individu berharga hanya karena hidup dan ada di dunia 2. Individu tetap menghargai diri meskipun berbuat salah 3. Dokumentasi Untuk studi kasus penggunaan dokumen sangat penting dalam mendukung dan menambah bukti dari sumber lain (Yin, 2011). Penulis akan menggunakan dokumen-dokumen terkait dengan subyek yang dapat diperoleh dengan seijin dari pihak Rutan Negara Kelas II B Salatiga. 4. Skala Penerimaan Diri dengan Child and Adolescent Survey of Self- Acceptance (CASSA) CASSA dikembangkan oleh Bernard yang telah diuji dan mendapat persetujuan dari tiga ahli Rational Emotive Behaviour Therapy. Skala ini terdiri dari 16 pernyataan dengan empat pilihan jawaban pada masing-masing pernyataan, dan digunakan untuk mengukur positif selfregard dan negative self-evaluation subyek. Kisi-kisi skala penerimaan diri dapat dilihat pada table 3.6 30

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Skala Penerimaan Diri CASSA Faktor-faktor Dimensi Nomor item Positive selfregard Negative selfevaluation Penerimaan individu terhadap setiap pengalaman subyektifnya baik pengalaman negatif atau positif dengan hangat dan dengan pemahaman yang menghakimi Penilaian diri secara global sebagaimana pentingnya pendapat orang lain dan ferforma diri sebagai dasar untuk menentukan nilai diri seseorang. 1, 3, 6, 8, 9, 12, 14, 15 2, 4, 5, 7, 10, 11, 13, 16 3.6.Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data studi kasus, Yin (2011), menyarankan untuk menggunakan teknik analisis Miles dan Huberman. Data-data yang terkumpul di analisis dengan tiga langkah mengikuti model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009), yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. 31