PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA SISWA DI SMK PUTRA SAMODERA YOGYAKARTA 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA 2014

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

Rina Indah Agustina ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP DAMPAK SEKS BEBAS SISWA KELAS X USIA TAHUN DI SEKOLAH MAN GANDEKAN BANTUL 2013

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

: THERESYA GATRA STERI

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PUTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

PENGARUH PENYULUHAN PENCEGAHAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DI SMA MA ARIF KOTA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA SMA KANJENG SEPUH GRESIK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R

Jurnal Kesehatan Masyarakat

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Davita Prasti Karolina

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI SMA NEGERI 2 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAMSUR RIJAL

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

EFEKTIFITAS PROGRAM PIK-KRR TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMU AL-WASLIYAH MEDAN TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International. berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA SISWA DI SMK PUTRA SAMODERA YOGYAKARTA 2013 Morina Handayani, Ismarwati STIKES Aisyiyah Yogyakarta Abstrak: Pengetahuan remaja tentang kesehatan repoduksi yang masih rendah akan mengakibatkan remaja terkena penyakit HIV/AIDS, hamil diluar nikah dan aborsi. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah melalui penyuluhan kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan pada siswa di SMK Purta Samodera Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode Quasi eksperimen dengan rancangan Pretest-Post test with control group. Hasil penelitian menunjukkan Hasil uji Mann-Whitney U diperoleh p-value 0,000 < 0,05. Ada pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi dengan tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi di SMA Putra Samudra Yogyakarta. Bagi SMK Putra Samodera Sleman hendaknya secara berkala mendatangkan petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja.. Kata kunci : kesehatan reproduksi, pengetahuan, penyuluhan Abstract: The knowledge of adolescents on health reproductive remains low i which will result in adolescents exposed to HIV / AIDS, pregnant outside marriage and abortion. One effort to increase knowledge about reproductive health is through reproductive health education. This study aimed to determine the effect of counseling on reproductive health knowledge to the students in vocational Purta Samodera Yogyakarta. This study uses a quasi experimental with pretest-post test design with control group. Statistical test showed that Results of Mann-Whitney U test p-value 0.000 obtained <0.05. There is an effect of education influences the students' level of knowledge about reproductive health in SMA Putra Samudra Yogyakarta. For SMK Putra Samodera Sleman should periodically bring health workers to provide health education on adolescent health repdouksi. Keywords : reproductive health, knowledge, education

PENDAHULUAN Remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia, jumlahnya mencapai 22,2% dari total populasi penduduk Indonesia (sekitar 44,6 juta penduduk), jumlah yang sangat besar dan sangat mempengaruhi kekuatan bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah yang berusia 10-24 tahun. Pada tahun 2007 jumlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar terdapat sekitar 64 juta atau 28,6% dari jumlah Penduduk Indonesia sebanyak 222 juta (Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025, BPS, Bappenas, UNFPA, 2005). Disamping jumlahnya yang besar, remaja juga mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja (BKKBN, 2008). National Surveys of Family Growth melaporkan bahwa 80% laki laki dan 70% perempuan melakukan hubungan seksual selama masa pubertas dan 20% dari mereka mempunyai empat atau lebih pasangan. Ada sekitar 53% perempuan berumur antara 15-19 tahun melakukan hubungan seksual pada masa remaja, sedangkan jumlah laki-laki yang melakukan hubungan seksual sebanyak dua kali lipat dari pada perempuan. Di Amerika Serikat setiap menit kelompok remaja melahirkan satu bayi dan 50 % dari mereka melahirkan anaknya dan sisanya tidak melanjutkan kehamilannya. Menurut Craig, kadang kadang remaja menemui pertentangan dari orang tua yang dapat menimbulkan konflik, namun orang tua dalam melalui proses tersebut berusaha meminimalkan konflik dan membantu anak remajanya untuk mengembangkan kebebasan berpikirnya dan kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri. (Soetjiningsih, 2004). Remaja dengan pengetahuan relatif rendah mempunyai peluang 11,90 kali berperilaku seksual berisiko berat dibandingkan pengetahuan relatif tinggi (95%CI=4,56-28,61). Pengetahuan remaja tentang kesehatan seksual masih rendah, umumnya yang menjawab benar dibawah 50%, hanya mengenai PMS, HIV-AIDS diatas 50%. Hal ini sejalan dengan penelitian Kitting dan Tanjung dan serta hasil Survai Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia tahun 2002-2003. Dampak dari pengetahuan rendah akan mengakibatkan terkena penyakit HIV/AIDS, hamil diluar nikah, ketergantungan obat, aborsi dan tawuran remaja, pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadapa suatu objek tertentu. Penelitian Pusat Ekologi Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Depkes R.I tahun 1990 terhadap siswa-siswa di Yogyakarta menyebutkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi remaja untuk melakukan senggama adalah : membaca buku porno dan menonton film biru / blue film adalah 49,2%. Motivasi utama melakukan senggama adalah suka sama suka (75,6%), kebutuhan biologis 14 18% dan merasa kurang taat pada nilai agama 20 26%. Pusat studi kriminologi Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta menemukan 26,35 % dari 846 peristiwa pernikahan telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah yang mana 50 % diantaranya menyebabkan kehamilan. Dari berbagai penelitian menunjukkan perilaku seksual pada remaja ini mempunyai korelasi dengan sikap remaja terhadap seksualitas (Soetjiningsih, 2004).

Studi pendahuluan dilakukan tanggal 29 Mei 2013 di SMK Purta Samudra Yogyakarta diperoleh dari keterangan dari Bapak Kepala Sekolah bahwasanya di SMK tersebut jarang sekali ada penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja, dan juga terhambatnya akses informasi yang kurang memadai serta letak sekolah yang kurang strategis. Dan beberapa informasi yang telah diperoleh dari guru BK (bimbingan Konseling) faktor yang mempengaruhi terjadinya seks bebas karena kurangnya pendidikan kesehatan reproduksi dan faktor lingkungan sekolah yang mayoritas berjenis kelamin laki-laki dimana dari 225 siswa kelas 1 dan 2 hanya terdapat 40 siswa perempuan. Dan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 10 siswa tentang kesehtan reproduksi hanya 30% siswa menjawab pertanyaan dengan benar dan 70% siswa menjawab pertanyaan salah. Penelitian terdahulu (Rulita Mayasari, 2011) meyebutkan ada hubungan antara peran orang tua dalam pengetahuan kesehatan reproduksi dengan tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi. Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang mengetahui perubahan pengetahuan dan persepsi sebelum dan sesudah di berikan penyuluhan pada siswa-siswi kelas I dan II SMK Putra Samudra Sleman. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui perubahan pengetahuan dan persepsi sebelum dan sesudah di berikan penyuluhan pada siswa-siswi kelas I dan II SMK Putra Samudra Sleman. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (Quasi eksperimen) rancanagna pretes-posttest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control group). Dalam rancangan ini dilakuakn randomisasi, artinya pengelompokan anggota-anggota kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner/angket. Pertanyaan yang ada pada kuesioner ini dibuat sesederhana mungkin agar mudah dipahami dan siswa dapat menjawab dengan baik. Dalam pelaksanaanya, penulis mengumpulkan data dengan cara penyebaran kuesioner pada siswa kelas 1 dan 2 SMK Putra Samodera Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proportional random sampling yaitu teknik penentuan sampel yang digunakan pada populasi yang dilakukan dengan membagi secara proporsional (Sugiyono, 2008). Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 86 responden, 43 pada kelompok eksperimen dan 43 pada kelompok kontrol. Analisis deskriptif digunakan untuk menghitung frekuensi dan proporsi dari masing-masing kelompok dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat menggunakan Mann-Whitney U-test, ini digunakan untuk menguji hipotesis kompratif dua sampel independen bila data nya berbentuk ordinal. (Sugiono, 2007: 153). Bila U hitung lebih kecil dari U table, di hitung U hitung yang paling kecil, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Apabila n 1 atau n 2 lebih besar dari 20, maka tidak dapat menggunakan table, karena dalam menggunakan table maksimal jumlah sampel adalah 20.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin di SMK Putra Samudra Yogyakarta Karakteristik Kontrol Intervensi F % F % Jenis kelamin Laki-laki 27 62,8 25 58,1 perempuan 16 37,2 18 41,9 Tabel 1. menunjukkan pada kelompok kontrol sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 27 orang (62,8%). Sedangkan jenis kelamin responden pada kelompok intervensi sebagian besar laki-laki sebanyak 25 orang (58,1%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Berdasarkan Umur di SMK Putra Samudra Yogyakarta Karakteristik Kontrol Intervensi F % F % Umur 15 tahun 20 46,5 22 51,2 16 tahun 14 32,5 14 32,6 17 tahun 9 20,9 7 16,3 Jumlah 40 100 40 100 Table 2. menunjukkan pada kelompok kontrol umur responden kebanyakan adalah 15 tahun sebanyak 20 orang (46,5%). Sedangkan umur responden pada kelompok eksperimen kebanyakan adalah 15 tahun sebanyak 22 orang (51,2%). Tabel 3. Distribusi Tingkat Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Di SMK Putra Samudra Sebelum Diberikan Penyuluhan Tingkat pengetahuan Kontrol Intervensi F % F % Baik 7 16,3% 5 11,6% Cukup 13 30,2% 14 32,6% Kurang 23 53,5% 24 55,8% Jumlah 43 100% 43 100% Tabel 3. menunjukkan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sebelum diberikan penyuluhan pada kelompok intervensi mayoritas sangat kurang yaitu sebanyak 24 (55,8%)5, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 23 (53,5%), dari kedua kelompok masih sama-sama kurang.

Tabel 4. Distribusi Tingkat Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Di SMK Putra Samudra Setelah Diberikan Penyuluhan Tingkat pengetahuan Kontrol Intervensi F % F % Baik 9 20,9% 31 72,1% Cukup 15 34,9% 4 9,3% Kurang 19 44,2% 8 18,6% Jumlah 43 100% 43 100%, Tabel 4. menunjukkan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi setelah diberikan penyuluhan pada kelompok intervensi mayoritas sudah baik yaitu sebanyak 31 (72,1%), sedangkan pada kelompok kontrol masih kurang yaitu sebanyak 19 (18,6%). Tabel 5. Hasil Uji Mann-Whitney U Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi di SMK Putra Samudra Yogyakarta Kategori N Mean Rank P value Kontrol Intervensi 43 43 27,78 59,22 0,000 Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Mann-Whitney U antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol diperoleh p-value sebesar 0,000 < (0,05) berarti ada pengaruh tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Hal ini menunjukkan pemberian pemberian penyuluhan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di SMK Putra Samudra Yogyakarta. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sebelum diberikan penyuluhan di SMK Putra Samudra Yogyakarta Mayoritas pada kedua kelompok intervensi dan kontrol sama-sama kurang. Banyaknya responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang disebabkan oleh faktor umur responden yang sebagian besar masih sangat muda yaitu 15 tahun, pada kelompok kontrol sebanyak 20 orang (46,5%) dan intervensi 22 orang (51,2%). Menurut Kartono (2006) salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia. Semakin dewasa usia akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki dan bagaimana cara mendapatkan informasi tersebut. Faktor lain yang menyebabkan kurangnya tingkat pengetahuan siswa adalah kurangnya informasi karena di sekolah jarang sekali ada penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja, dan juga keterbatasan buku tentang kesehtan reproduksi yang ada diperpustakaan dan kurangnya perhatian dari sekolah karena siswa SMK Putra Samodera Yogyakarta belum ada mata kuliah mengenai kesehatan reproduksi dan terhambatnya akses informasi yang kurang memadai

serta letak sekolah yang kurang strategis (Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah). Hal ini sesuai dengan teori Sukmadinata (2009) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah paparan media massa. Seseorang yang terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi setelah diberikan penyuluhan Mayoritas pada kelompok intervensi sudah baik yaitu sebanyak 31 (72,1%), sedangkan pada kelompok kontrol masih kurang yaitu sebanyak 19 (18,6%). Terjadi perubahan yang signifikan terutama pada kelompok eksperimen. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2007) bahwa pendidikan kesehatan merupakan pendekatan yang tepat dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan, karena pendidikan kesehatan lebih menitik beratkan pada upaya pencegahan. Pengetahuan siswa yang baik tentang kesehatan reproduksi diharapkan nantinya siswa memiliki sikap dan perilaku yang positif tentang kesehatan reproduksi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan setelah diberikan pendidikan kesehatan terdapat siswa yang tingkat pengetahuannya tidak mengalami peningkatan atau tetap. Tidak adanya peningkatan tingkat pengetahuan siswa setelah diberikan pendidikan kesehatan disebabkan oleh faktor karakteristik siswa, yaitu bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. Peningkatan pengetahuan siswa kelompok kontrol dikarenakan siswa telah menerima informasi yang disampaikan melalui leaflet. Sedangkan pada kelompok intervensi peningkatan pengetahuan remaja disebabkan remaja menerima informasi melalui leaflet dan informasi berupa suara dan gambar (LCD) yang disampaikan dalam penyuluhan kesehatan. Hasil analisis statistic Mann Whitney antara kelompok eksperimen dengan kelompok control menghasilkan nilai Z hitung sebesar -6,214 dengan taraf signifikansi p=0,000 (p<0,05), sedangkan nilai Z tabel sebesar -1,960. Hasil ini menunjukan bahwa Z hitung < Z tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan eksperimen dan kelompok kontrol dengan kata lain terdapat pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap peningkatan pengetahuan di SMK Putra Samodera Yogyakarta. Hasil penelitian ini juga menunjukan perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Rata-rata pada kelompok eksperimen sebesar 59,22% sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 27,78%. Hal ini membuktikan bahwa kelompok yang diberi intervensi berupa penyuluhan lebih tinggi perubahannya dari pada kelompok yang tidak diberi intervensi. Sehingga dapat dikatakan bahwa intervensi yang diberikan berhasil menambah tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi. Penyuluhan kesehatan khususnya mengenai kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian karena dengan adanya penyuluhan kesehatan maka diharapkan akan meningkatkan pengetahuan

remaja khususnya tentang kesehatan reproduksi. Hal ini mendukung pernyataan Depkes (2002) bahwa penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (2012) yang meneliti tentang pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap sikap seksual remaja di SMK piri Yogyakarta. Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap sikap seksual remaja. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa metode penyuluhan dapat merubah pengetahuan remaja dari yang kurang baik menjadi cukup atau bahkan baik. Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dapat mempengaruhi sikap seksual dikalangan remaja, sehingga terhindar dari hal-hal yang akan mengakibatkan penyimpangan yang tidak diinginkan. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Indar (2009) yang meneliti tentang pengaruh tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja kelas XI di SMA Negri 1 Tempel. Hasil penelitiannya menjelaskan adanya pengaruh tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian menunjukkan Tingkat pengetahuan siswa SMK Putra Samodera Yogyakarta setelah diberikan penyuluhan pada kelompok intervensi sudah baik yaitu sebanyak 31 (72,1%), sedangkan pada kelompok kontrol masih kurang yaitu sebanyak 19 (44,2%). Ada pengaruh pemberian penyuluhan dengan tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi di SMA Putra Samudra Yogyakarta, ditunjukkan dengan hasil uji Mann-Whitney U diperoleh p-value 0,000 < 0,05. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan agar Orang tua hendaknya turut berperan aktif untuk memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja kepada siswa. Bagi siswa SMK Putra Samudra hendaknya secara aktif meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan mengikuti berbagai kegiatan penyuluhan kesehatan yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan. Bagi SMK Putra hendaknya secara berkala mendatangkan petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja. BagiStikes Aisyiyah Yogyakarta hasil penelitian ini hendaknya digunakan sebagai referensi dan bahan bacaan adik-adik prodi kebidaan di perpustakaan. Bagi Peneliti berikutnya dapat menggunakan data yang diperoleh peneliti untuk mengembangkan penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA Alimul, Aziz H. 2007. Metopen kebidanan dan teknik analisis data. Surabaya: Salemba Medika. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2008. Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). edisi ke 2. Jakarta: BKKBN. Dieng, G. A. Nursal, 2007, Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Murid SMU Negri Kota Padang, Artikel Penelitian. Endarto, Y dan Purnomo, P. S, 2004, Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di SMK Negri 4 Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Hatta, A. (2009). Tafsiran Qur an Perkata. Jakarta: Maghfirah Pustaka. Kartono, K. (2006). Psikologi Wanita 1 Mengenal Gadis dan Remaja dan Wanita Dewasa. Mandar Maju: Bandung Machfoedz Ircham, Suryani Eko. 2006. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Poltekkes Depkes. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Yogyakarta: Salemba Medika. Purwoko, Chairunisa R. 2011, Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Di Universitas Esa Unggul. Riwidikdo,H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Trubus Agriwidya.. 2009. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suliha Uha, dkk. 2001. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: Buku kedokteran EGC. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung seto.

Suratini, Laili Rahayuwati, dan Maria Komariah. 2005. Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas 1 Sekolah Menengah Umum Pasundan Tanjungsari Kabupaten Sumedang Mengenai Kesehatan Reproduksi dalam Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah. Volume 1 nomor 1: 38-48. Yogyakarta. Triningsih, Ana. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Berpacaran Pada Remaja di SMA N 1 Tempel Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah: Yogyakarta. Widyastuti, Yani, Anita Rahmawati, dan Yuliasti Eka Purnamaningrum. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya..