MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR Oleh : Kelompok 9 Maratus Sholihah (115061100111019) Hairunisa Agnowara (125061100111033) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi fosil akhir-akhir ini khususnya di Negara berkembang mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Contohnya di negara Indonesia, kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin lama semakin meningkat. Seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di suatu negara, semakin besar juga ketergantungan negara tersebut terhadap bahan bakar fosil. Buktinya adalah penggunaan bahan bakar/ energi di Indonesia cenderung meningkat. Pada tahun 2010, konsumsi energi per kapita masyarakat Indonesia sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa masyarakat masih dapat dibilang kurang 1
menghemat energi. Nilai yang tinggi ini didominasi oleh kendaraan yang banyak.( Handbook of Energy & Economics Statistics of Indonesia, 2011) Kendaraan yang menjadi pengguna bahan bakar minyak sangat bervariasi jenisnya. Mulai dari kendaraan tua, sampai yang baru saja di produksi sama-sama menggunakan bahan bakar minyak. Seperti yang kita tahu, kualitas emisi kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar minyak bervariasi menurut jenis, pabrik, dan tahun pembuatannya. Semakin baru kendaraan tersebut, semakin irit dan baik kualitas emisinya. Kualitas emisi ini merupakan sorotan utama yang sangat berpengaruh dalam perubahan lingkungan di sekitarnya. Bank Dunia merilis penilaian tentang masa depan bumi jika tidak ada tindakan untuk mengurangi laju emisi karbon. Rata-rata suhu permukaan bumi diperkirakan naik sebesar 3 derajat Celsius atau lebih. Kondisi ini akan menyebabkan berbagai dampak yang ekstrem, seperti gelombang panas, kekeringan parah, dan banjir besar di berbagai daerah.(tempo, 2012) Maka dari itu dibutuhkan suatu teknologi yang ramah lingkungan dan mampu menghasilkan energi yang cukup besar untuk digunakan sehari-hari. Salah satu teknologi tersebut adalah fuel cell. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang proses pengolahan hydrogen dalam fuel cell hingga menjadi air murni sebagai hasil sampingnya. Dengan pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan ilmu yang bermanfaat mengenai teknologi fuel cell. 1.2 Tujuan - Untuk mengetahui proses yang terjadi fuel cell (perubahan hydrogen menjadi air murni). - Untuk mengetahui aplikasi penggunaan fuel cell. 2
1.3 Manfaat - Mampu memahami proses yang terjadi dalam fuel cell (perubahan hydrogen menjadi air murni). - Mampu memahami aplikasi penggunaan fuel cell. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fuel Cell Fuel cell adalah suatu perangkat pembangkit listrik mandiri, yang dapat menghasilkan listrik untuk perumahan, komersial, industri dan transportasi. Sebuah fuel cell dapat mengkonversikan hydrogen secara langsung menjadi listrik yang dapat digunakan sebagai sumber listrik sebagai contoh pada mobil listrik atau rumah. Dalam fuel cell, penggunaan hidrogen, sebagai sumber bahan bakar, menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil. Fuel cell mengkonversikan energi secara efisien, yang mana membantu konservasi sumber energi. Dan produk samping yang dihasilkan dari proses elektrokimia yang berlangsung adalah air murni yang merupakan suatu keuntungan yang jelas bagi alam. Layaknya sebuah baterai, segala jenis fuel cell memiliki elektroda positif dan negatif atau disebut juga katoda dan anoda. Reaksi kimia yang menghasilkan listrik terjadi pada elektroda. Selain elektroda, satu unit fuel cell terdapat elektrolit yang akan membawa muatan-muatan listrik dari satu elektroda ke elektroda lain, serta katalis yang akan mempercepat reaksi di elektroda. Umumnya yang membedakan jenis-jenis fuel cell adalah material elektrolit yang digunakan. Arus listrik serta panas yang dihasilkan setiap jenis fuel cell merupakan produk samping reaksi kimia yang terjadi di katoda dan anoda. Karena energi yang diproduksi fuel cell merupakan reaksi kimia pembentukan air, alat konversi energi elektrokimia ini tidak akan menghasilkan efek samping yang berbahaya bagi lingkungan seperti alat konversi energi konvensional (misalnya proses pembakaran pada mesin mobil). Sedangkan dari segi efisiensi energi, penerapan fuel 4
cell pada baterai portable seperti pada handphone atau laptop akan sepuluh kali tahan lebih lama dibandingkan dengan baterai litium. Dan untuk mengisi kembali energi akan lebih cepat karena energi yang digunakan bukan listrik, tetapi bahan bakar berbentuk cair atau gas. Ada banyak keuntungan dari penggunaan teknologi fuel cell untuk kendaraan bermotor, antara lain ramah lingkungan, bersih, lebih aman, dan resiko yang relatif kecil. FCVs sangat kecil melepaskan dan ke lingkugan dan mempunyai resiko kebakaran yang cukup kecil dibandingkan dengan mobil mesin bakar internal ICE (internal combustion engine). Satu hal yang cukup mengesankan adalah unjuk kerja FCVs sangat baik saat berjalan dan berhenti. Hal ini tidak dimiliki oleh mobil dengan sistem mesin konvensional ICE. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Argonne National Laboratory diperkirakan bahwa mobil fuel cell mempunyai efisiensi energi 2,1 2,6 kali lebih besar dari mobil ICE sedangkan data menurut The Pembina Institute diperkirakan 1,76 kali lebih besar dari sistem ICE. 2.2 Hidrogen Hidrogen adalah unsur yang paling melimpah di alam semesta ini dengan persentase 75% dari barion berdasarkan massa dan lebih dari 90% berdasarkan jumlah atom. Unsur ini ditemukan dalam kelimpahan yang besar di bintang-bintang dan planetplanet gas raksasa. Awan molekul dari H2 diasosiasikan dengan pembentukan bintang. Hidrogen memainkan peran penting dalam pemberian energi bintang melalui reaksi proton-proton dan fusi nuklir daur CNO. Di seluruh alam semesta ini, hidrogen kebanyakan ditemukan dalam keadaan atomic dan plasma yang sifatnya berbeda dengan molekul hidrogen. Sebagai plasma, elektron hidrogen dan proton terikat bersama, dan menghasilkan konduktivitas elektrik yang sangat tinggi dan daya pancar yang tinggi (menghasilkan cahaya dari matahari dan bintang lain). Partikel yang bermuatan dipengaruhi oleh medan magnet dan medan listrik. Sebagai contoh, dalam angin surya, partikel-partikel ini berinteraksi dengan 5
magnetosfer bumi dan mengakibatkan arus Birkeland dan fenomena Aurora. Hidrogen ditemukan dalam keadaan atom netral di medium antarbintang. Sejumlah besar atom hidrogen netral yang ditemukan di sistem Lyman alpha teredam diperkirakan mendominasi rapatan barionik alam semesta sampai dengan pergeseran merah z=4. Dalam keadaan normal di bumi, unsur hidrogen berada dalam keadaan gas diatomik, H2. Namun, gas hidrogen sangatlah langka di atmosfer bumi (1 ppm berdasarkan volume) oleh karena beratnya yang ringan yang menyebabkan gas hidrogen lepas dari gravitasi bumi. Walaupun demikian, hidrogen masih merupakan unsur paling melimpah di permukaan bumi ini. Kebanyakan hidrogen bumi berada dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain seperti hidrokarbon dan air. Gas hidrogen dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri dan ganggang. 2.3 Proses kerja 6
Cara kerja suatu unit fuel cell dapat diilustrasikan dengan jenis PEMFC (proton exchange membrane fuel cell). Jenis ini adalah jenis fuel cell yang menggunakan reaksi kimia paling sederhana. PEMFC memiliki empat elemen dasar seperti kebanyakan jenis fuel cell. Pertama, anoda sebagai kutub negatif fuel cell. Anoda merupakan elektroda yang akan mengalirkan elektron yang lepas dari molekul hidrogen sehingga elektron tersebut dapat digunakan di luar sirkuit. Pada materialnya terdapat saluran-saluran agar gas hidrogen dapat menyebar ke seluruh permukaan katalis. Kedua, katoda sebagai kutub elektroda positif fuel cell yang juga memiliki saluran yang akan menyebarkan oksigen ke seluruh permukaan katalis. Katoda juga berperan dalam mengalirkan elektron dari luar sirkuit ke dalam sirkuit sehingga elektron-elektron tersebut dapat bergabung dengan ion hidrogen dan oksigen untuk membentuk air. Ketiga, elektrolit. Yang digunakan dalam PEMFC adalah membran pertukaran proton (proton exchange membrane/pem). Material ini berbentuk seperti plastik 7
pembungkus yang hanya dapat mengalirkan ion bermuatan positif. Sedangkan elektron yang bermuatan negaif tidak akan melalui membran ini. Dengan kata lain, membran ini akan menahan elektron. Keempat, katalis yang digunakan untuk memfasilitasi reaksi oksigen dan hidrogen. Katalis umumnya terbuat dari lembaran kertas karbon yang diberi selapis tipis bubuk platina. Permukaan katalis selalu berpori dan kasar sehingga seluruh area permukaan platina dapat dicapai hidrogen dan oksigen. Lapisan platina katalis berbatasan langsung dengan membran penukar ion positif, PEM. Pada ilustrasi cara kerja PEMFC, diperlihatkan gas hidrogen yang memiliki tekanan tertentu memasuki fuel cell di kutub anoda. Gas hidrogen ini akan bereaksi dengan katalis dengan dorongan dari tekanan. Ketika molekul kontak dengan platinum pada katalis, molekul akan terpisah menjadi dua ion dan dua elektron ( ). Elektron akan mengalir melalui anoda, elektron-elektron ini akan membuat jalur di luar sirkuit fuel cell dan melakukan kerja listrik, kemudian mengalir kembali ke kutub katoda pada fuel cell. Di sisi lain, pada kutub katoda fuel cell, gas oksigen ( ) didorong gaya tekan kemudian bereaksi dengan katalis membentuk dua atom oksigen. Setiap atom oksigen ini memiliki muatan negatif yang sangat besar. Muatan negatif ini akan menarik dua ion keluar dari membran PEM, lalu ion-ion ini bergabung dengan satu atom oksigen dan elektron-elektron dari luar sirkuit untuk membentuk molekul air (H 2 O). Pada satu unit fuel cell terjadi reaksi kimia yang terjadi di anoda dan katoda. Reaksi yang terjadi pada anoda adalah Sementara reaksi yang terjadi pada katoda adalah. Sehingga keseluruhan reaksi pada fuel cell adalah. Hasil samping reaksi kimia ini adalah aliran elektron yang menghasilkan arus listrik serta energi panas dari reaksi. Satu unit fuel cell ini menghasilkan energi kurang lebih 0,7 volt. Karena itu untuk memenuhi energi satu baterai handphone atau menggerakkan turbin gas dan 8
mesin mobil, dibutuhkan berlapis-lapis unit fuel cell dikumpulkan menjadi satu unit besar yang disebut sebagai fuel cell stack. 2.5 Macam Fuel Cell berdasarkan elektrolitnya Fuel cell dibedakan berdasarkan zat elektrolit yan digunakannya. Berikut adalah beberapa jenis elektrolit yang digunakan. 1. AFC (Alkaline Fuel Cell) Menggunakan KOH sebagai elektrolit. 2. PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) Bekerja pada range suhu 50-100 C. menggunakan membrane polimer elektrolit. 3. PEFC (Polimer Electrolyte Fuel Cell) Bekerja pada suhu dibawah 100 C, membran polimer sebagai elektrolitnya. Karena menggunakan lapisan tipis membran polimer, ukuran secara kesulurahan sangatlah kecil. 4. PAFC (Posporic Acid Fuel Cell) Bekerja pada suhu 200 C, dan asam fosfat (H3PO4) sebagai elektrolitnya. 5. MCFC (Molten Carbonate Fuel Cell) Bekerja pada suhu 650 C, dan elektrolit yang digunakan adalah garam karbonat(li2co3, K2CO3, dll) dalam bentuk larutan. 6. SOFC (Solid Oxide Fuel Cell) Bekerja pada suhu 1000C, dengan keramik padat (misal, ZrO2 ) sebagai elektrolitnya. 9
2.4 Aplikasi penggunaan fuel cell Saat ini, penerapan fuel cell sebagai sumber energi sudah banyak digunakan di seluruh belahan dunia, antara lain pada mesin mobil, bus, baterai portable untuk handphone, laptop, PDA, pembangkit energi listrik, atau generator-generator pada gedung-gedung, rumah sakit, bandara, dan rumah tangga. Di Amerika Serikat sudah digunakan sebagai bahan bakar kapal selam militer laut (Navy USA). Di Jepang digunakan oleh salah satu perusahaan otomotif ternama sebagai teknologi pada mobil hybrid terbarunya. Sementara di Indonesia, pengembangan fuel cell baru memasuki tahap pengembangan pembangkit listrik skala kecil atau sekira 2 kw. 10
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam fuel cell terdapat proses elektrokimia yang merubah hidrogen menjadi air. Proses yang terjadi adalah hidrogen masuk ke dalam fuel cell lalu berdifusi, menghilangkan elektron dengan katalis dan melewati mebran agar dapat bereaksi dengan oksigen yang berasal di alam, sehingga akan membentuk air murni ( ). Aplikasi fuel cell sebagai sumber energi dapat digunakan pada mesin mobil, bus, baterai portable untuk handphone, laptop, PDA, pembangkit energi listrik, atau generatorgenerator pada gedung-gedung, rumah sakit, bandara, dan rumah tangga. 11
BAB IV DAFTAR PUSTAKA Batan. 2012. Prospek Metanol untuk Bahan Bakar. Diakses dari http://www.batan.go.id/mediakita/current/mediakita.php?group=artikel%20lepas&arti kel=tk1&hlm=1 pada tanggal 19 Mei 2013 Chevron. 2013. Fuel Cells. Diakses dari http://www.chevron.com/deliveringenergy/fuelcells/ pada tanggal 19 Mei 2013 ESDM. 2011. Handbook of Energy & Economics Statistics of Indonesia. Diakses dari www.esdm.go.id pada tanggal 19 Mei 2013 Martaningtyas, Dewi. 2005. Energi Hijau Berlimbah Uap Air. diakses dari http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1111012997&6 pada tanggal 19 Mei 2013 Tempo. 2012. Mengapa Emisi Karbon Dunia Harus Ditekan?. Diakses dari http://www.tempo.co/read/news/2012/11/26/061444129/mengapa-emisi-karbon- Dunia-Harus-Ditekan pada tanggal 19 Mei 2013 12