meningkatkan pembangunan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat. dicerminkan dari adanya pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

VI. PERKEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Indonesia

1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis ekspor karet dan pengaruhnya terhadap PDRB di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

PELUANG INVESTASI BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA. Makalah. Disusun Oleh : Imam Anggara

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri.

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

PERNYATAAN ORISINALITAS...

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, sabuk

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

Analisis Perkembangan Industri

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

Upaya Menuju Kemandirian Pangan Nasional Jumat, 05 Maret 2010

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara sedang berkembang yang menganut perekonomian terbuka, Indonesia berperan serta dalam perdaganagan internasional. Indonesia kian giat meningkatkan volume ekspor dan menekan laju impor guna meningkatkan pembangunan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat. Hakim, 2002 dalam Aditasari (2011) menjelaskan bahwa syarat pembangunan ekonomi negara adalah adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat negara tersebut, sedangkan ukuran peningkatan kesejahteraan dapat dilihat atau dicerminkan dari adanya pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan. Perdagangan internasional atau ekspor impor merupakan salah satu jalan bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Ekspor yang juga ditujukan sebagai perwujudan dari keikutsertaan bangsa Indonesia untuk berperan aktif dalam perekonomian dunia mengharuskan Indonesia menjadi negara eksportir yang mampu bersaing dengan negara-negara produsen lain di dunia. Salah satu komoditas yang menjadi unggulan ekspor bagi Indonesia dalam bidang non-energi adalah karet. Karet merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia yang cukup menjanjikan di pasar internasional. Hingga saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua terbesar pengekspor karet dunia setelah Thailand. Beberapa keunggulan yang dimiliki Indonesia memungkinkannya menjadi negara pengekspor karet terbesar dunia. Salah satunya adalah ketersediaan sumber 1

2 daya. Selain itu faktor cuaca dan iklim yang dimiliki Indonesia juga menjadi salah satu pendukung keberagaman sumber daya yang ada, termasuk karet. Perkembangan produksi tanaman karet di Indonesia setiap tahunnya cenderung meningkat. Berdasarkan penelitian Sholeh (2015) menuliskan bahwa produksi karet Indonesia pada tahun 2014 mencapai angka 2.555,4 ribu ton, dengan rata-rata pertumbuhan produksi pada periode tahun 2000-2014 sebesar 1.966,1 ribu ton per tahun. Pertumbuhan jumlah produksi karet Indonesia tak lepas dari ketersediaan lahan tanam. Hal ini ditunjukkan dari luas lahan tersedia pada tahun 2014 seluas 543.300 ha. Perkembangan produksi yang didukung dengan ketersediaan lahan yang memadai menjadikan Indonesia berpotensi untuk menjadi negara eksportir utama komoditas karet dunia. Negara-negara tujuan utama ekspor karet Indonesia adalah Amerika, Jepang dan Tiongkok. Pada tahun yang sama, 2014 tercatat volume eskpor karet Indonesia ke tiga negara importir tersebut adalah sebesar 571.200 ton, 401.600 ton dan 357.800 ton. Sedangkan pada negara di kawasan ASEAN, yang menjadi tujuan ekspor utama adalah Singapura dengan volume ekspor mencapai 14.200 ton. Nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan volume ekspor di negara-negara ASEAN lainnya. Selain itu, prospek volume ekspor karet dikatakan menjanjikan bagi Indonesia dikarenakan karet pada tahun-tahun terakhir menjadi komoditas yang lebih diminati daripada bahan tambang seperti batu bara. Seprti dinyatakan dalam Sindo news (2017) bahwa penyokong komoditas Sumatera Selatan

3 sebagai wilayah perkebunan karet terbesar di Indonesia adalah hasil karet itu sendiri. Karet sebagai komoditas perkebunan menjadi primadona ekspor karet di Sumsel melebihi CPO atau minyak sawit dan batu bara. Peningkatan permintaan karet dunia juga dikatakan lebih banyak daripada batu bara untuk saat ini, dikarenakan peraturan pemerintah yang mengharuskan mengiriman ekspor batu bara yang harus dilakukan dalam wujud setengah jadi atau briket (cair). Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Sumsel pembuatan kebijakan pemerintah terkait ekspor batu bara akan menurunkan volume ekspor batu bara hingga 5-10%. Penelitian lainnya oleh (Atika, 2014) menyimpulkan hasil proyeksi pertumbuhan produksi karet Indonesia diperkirakan mencapai 3% per tahunnya. Sedangkan untuk negara pesaing, Thailand diperkirakan pertumbuhan produksinya adalah sebesar 1%. Hal ini dimungkinkan karena keterbatasan lahan dalam upaya perluasan areal perkebunan karet di Thailand. Lain halnya dengan Malaysia, diperkirakan penurunan produksi karet di Malaysia dipicu oleh kebjakan pemerintahan yang lebih berorientasi kepada perkembangan industri hilir. Selain itu pemerintahan Malaysia juga telah mengalihkan sebagian lahan karet menjadi areal kelapa sawit. Peluang-peluang yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu eksportir karet terbesar dunia tentunya memiliki beberapa hal yang dimungkinkan akan mempengaruhi besaran volume ekspor karet dalam pasar internasional. Beberapa faktor yang menentukan ekspor karet Indonesia antara lain adalah jumlah produksi karet itu sendiri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

4 selaku mata uang utama dalam perdagangan internasional dan harga karet dunia. Beberapa faktor tersebut dimungkinkan dapat menjadi faktor yang berpengaaruh terhadpa volume ekspor karet alam Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditarik rumusan bahwa penulisan penelitian bertujuan untuk menganalisis keterkaitan faktor-faktor yang telah disebutkan terhadap volume ekspor karet Indonesia sekaligus melakukan proyeksi kemungkinan peningkatan volume ekspor karet Indonesia untuk periode yang akan datang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar volume ekspor karet Indonesia, jumlah produksi, nilai tukar Rupiah dan harga karet dunia pada kurun waktu 1980-2015? 2. Apakah jumlah produksi, nilai tukar Rupiah dan harga karet dunia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor karet Indonesia? 3. Bagaimana prospek volume ekspor karet Indonesia? C. Batasan Masalah Permasalahan ekspor impor merupakan permasalahan yang kompleks karena menyangkut beberapa negara di dunia. Hal ini dapat dikaitkan dengan ekonomi secara murni maupun sosial, bahkan pemerintahan terkait dengan hukum dan ketentuan-ketentuan peraturan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ditentukan batasan masalah mengenai keterkaitan antara faktor jumlah produksi, nilai tukar Rupiah dan harga karet dunia terhadap volume ekspor karet Indonesia pada periode tahun 1980-2015. Selanjutnya berdasarkan data

5 tahun yang sama, akan dilakukan metode peramalan (forecasting) untuk melihat proyeksi volume ekspor karet. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang tertulis di atas, dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut: a. Mengetahui perubahan baik peningkatan, penurunan maupun fluktuasi dari variabel penelitian yang terdiri dari volume ekspor karet Indonesia, jumlah produksi, nilai tukar Rupiah dan harga karet dunia dalam kurun waktu tahun 1980-2015. b. Menguji dan menganalisis pengaruh antara faktor jumlah produksi, nilai tukar Rupiah dan harga karet dunia terhadap volume ekspor karet Indonesia. c. Mengetahui prospek volume ekspor karet Indonesia. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat diuraikan dalam beberapa sisi yang berbeda sebagai berikut: a. Manfaat teoritis Manfaat penulisan penelitian secara teoritis adalah diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan secara umum. Khususnya pada penerapan teori-teori yang digunakan yang berkaitan dengan perekonomian internasional atau perdagangan internasional.

6 b. Manfaat praktis 1) Bagi pemerintah Diharapkan penulisan penelitian mampu menjadi bahan pertimbangan pemerintah terkait ekspor komoditas karet Indonesia baik dari sisi produksi, distribusi maupun ketentuan-ketentuan lainnya. Terutama setelah melihat hasil dari analisis peramalan prospek ekspor karet Indonesia, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam menentukan kebijakan yang seharusnya dilakukan bagi keberlangsungan ekspor karet Indoensia. 2) Bagi petani karet Penelitian diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan dan memberikan gambaran untuk menemukan solusi yang tepat dalam upaya peningkatan produk karet baik dari segi kuantitas maupun kualitas. 3) Bagi eksportir Penelitian diharapkan mampu menjadi acuan dalam pengamilan keputusan yang bijak dari pihak-pihak eksportir dalam menangani dilema-dilema dalam proses espor karet Indonesia. 4) Bagi penelitian selanjutnya Penulisan penelitian diharapkan mampu menjadi referensi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang sejenis maupun yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan.