BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara sedang berkembang yang menganut perekonomian terbuka, Indonesia berperan serta dalam perdaganagan internasional. Indonesia kian giat meningkatkan volume ekspor dan menekan laju impor guna meningkatkan pembangunan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat. Hakim, 2002 dalam Aditasari (2011) menjelaskan bahwa syarat pembangunan ekonomi negara adalah adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat negara tersebut, sedangkan ukuran peningkatan kesejahteraan dapat dilihat atau dicerminkan dari adanya pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan. Perdagangan internasional atau ekspor impor merupakan salah satu jalan bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Ekspor yang juga ditujukan sebagai perwujudan dari keikutsertaan bangsa Indonesia untuk berperan aktif dalam perekonomian dunia mengharuskan Indonesia menjadi negara eksportir yang mampu bersaing dengan negara-negara produsen lain di dunia. Salah satu komoditas yang menjadi unggulan ekspor bagi Indonesia dalam bidang non-energi adalah karet. Karet merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia yang cukup menjanjikan di pasar internasional. Hingga saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua terbesar pengekspor karet dunia setelah Thailand. Beberapa keunggulan yang dimiliki Indonesia memungkinkannya menjadi negara pengekspor karet terbesar dunia. Salah satunya adalah ketersediaan sumber 1
2 daya. Selain itu faktor cuaca dan iklim yang dimiliki Indonesia juga menjadi salah satu pendukung keberagaman sumber daya yang ada, termasuk karet. Perkembangan produksi tanaman karet di Indonesia setiap tahunnya cenderung meningkat. Berdasarkan penelitian Sholeh (2015) menuliskan bahwa produksi karet Indonesia pada tahun 2014 mencapai angka 2.555,4 ribu ton, dengan rata-rata pertumbuhan produksi pada periode tahun 2000-2014 sebesar 1.966,1 ribu ton per tahun. Pertumbuhan jumlah produksi karet Indonesia tak lepas dari ketersediaan lahan tanam. Hal ini ditunjukkan dari luas lahan tersedia pada tahun 2014 seluas 543.300 ha. Perkembangan produksi yang didukung dengan ketersediaan lahan yang memadai menjadikan Indonesia berpotensi untuk menjadi negara eksportir utama komoditas karet dunia. Negara-negara tujuan utama ekspor karet Indonesia adalah Amerika, Jepang dan Tiongkok. Pada tahun yang sama, 2014 tercatat volume eskpor karet Indonesia ke tiga negara importir tersebut adalah sebesar 571.200 ton, 401.600 ton dan 357.800 ton. Sedangkan pada negara di kawasan ASEAN, yang menjadi tujuan ekspor utama adalah Singapura dengan volume ekspor mencapai 14.200 ton. Nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan volume ekspor di negara-negara ASEAN lainnya. Selain itu, prospek volume ekspor karet dikatakan menjanjikan bagi Indonesia dikarenakan karet pada tahun-tahun terakhir menjadi komoditas yang lebih diminati daripada bahan tambang seperti batu bara. Seprti dinyatakan dalam Sindo news (2017) bahwa penyokong komoditas Sumatera Selatan
3 sebagai wilayah perkebunan karet terbesar di Indonesia adalah hasil karet itu sendiri. Karet sebagai komoditas perkebunan menjadi primadona ekspor karet di Sumsel melebihi CPO atau minyak sawit dan batu bara. Peningkatan permintaan karet dunia juga dikatakan lebih banyak daripada batu bara untuk saat ini, dikarenakan peraturan pemerintah yang mengharuskan mengiriman ekspor batu bara yang harus dilakukan dalam wujud setengah jadi atau briket (cair). Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Sumsel pembuatan kebijakan pemerintah terkait ekspor batu bara akan menurunkan volume ekspor batu bara hingga 5-10%. Penelitian lainnya oleh (Atika, 2014) menyimpulkan hasil proyeksi pertumbuhan produksi karet Indonesia diperkirakan mencapai 3% per tahunnya. Sedangkan untuk negara pesaing, Thailand diperkirakan pertumbuhan produksinya adalah sebesar 1%. Hal ini dimungkinkan karena keterbatasan lahan dalam upaya perluasan areal perkebunan karet di Thailand. Lain halnya dengan Malaysia, diperkirakan penurunan produksi karet di Malaysia dipicu oleh kebjakan pemerintahan yang lebih berorientasi kepada perkembangan industri hilir. Selain itu pemerintahan Malaysia juga telah mengalihkan sebagian lahan karet menjadi areal kelapa sawit. Peluang-peluang yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu eksportir karet terbesar dunia tentunya memiliki beberapa hal yang dimungkinkan akan mempengaruhi besaran volume ekspor karet dalam pasar internasional. Beberapa faktor yang menentukan ekspor karet Indonesia antara lain adalah jumlah produksi karet itu sendiri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
4 selaku mata uang utama dalam perdagangan internasional dan harga karet dunia. Beberapa faktor tersebut dimungkinkan dapat menjadi faktor yang berpengaaruh terhadpa volume ekspor karet alam Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditarik rumusan bahwa penulisan penelitian bertujuan untuk menganalisis keterkaitan faktor-faktor yang telah disebutkan terhadap volume ekspor karet Indonesia sekaligus melakukan proyeksi kemungkinan peningkatan volume ekspor karet Indonesia untuk periode yang akan datang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar volume ekspor karet Indonesia, jumlah produksi, nilai tukar Rupiah dan harga karet dunia pada kurun waktu 1980-2015? 2. Apakah jumlah produksi, nilai tukar Rupiah dan harga karet dunia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor karet Indonesia? 3. Bagaimana prospek volume ekspor karet Indonesia? C. Batasan Masalah Permasalahan ekspor impor merupakan permasalahan yang kompleks karena menyangkut beberapa negara di dunia. Hal ini dapat dikaitkan dengan ekonomi secara murni maupun sosial, bahkan pemerintahan terkait dengan hukum dan ketentuan-ketentuan peraturan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ditentukan batasan masalah mengenai keterkaitan antara faktor jumlah produksi, nilai tukar Rupiah dan harga karet dunia terhadap volume ekspor karet Indonesia pada periode tahun 1980-2015. Selanjutnya berdasarkan data
5 tahun yang sama, akan dilakukan metode peramalan (forecasting) untuk melihat proyeksi volume ekspor karet. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang tertulis di atas, dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut: a. Mengetahui perubahan baik peningkatan, penurunan maupun fluktuasi dari variabel penelitian yang terdiri dari volume ekspor karet Indonesia, jumlah produksi, nilai tukar Rupiah dan harga karet dunia dalam kurun waktu tahun 1980-2015. b. Menguji dan menganalisis pengaruh antara faktor jumlah produksi, nilai tukar Rupiah dan harga karet dunia terhadap volume ekspor karet Indonesia. c. Mengetahui prospek volume ekspor karet Indonesia. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat diuraikan dalam beberapa sisi yang berbeda sebagai berikut: a. Manfaat teoritis Manfaat penulisan penelitian secara teoritis adalah diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan secara umum. Khususnya pada penerapan teori-teori yang digunakan yang berkaitan dengan perekonomian internasional atau perdagangan internasional.
6 b. Manfaat praktis 1) Bagi pemerintah Diharapkan penulisan penelitian mampu menjadi bahan pertimbangan pemerintah terkait ekspor komoditas karet Indonesia baik dari sisi produksi, distribusi maupun ketentuan-ketentuan lainnya. Terutama setelah melihat hasil dari analisis peramalan prospek ekspor karet Indonesia, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam menentukan kebijakan yang seharusnya dilakukan bagi keberlangsungan ekspor karet Indoensia. 2) Bagi petani karet Penelitian diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan dan memberikan gambaran untuk menemukan solusi yang tepat dalam upaya peningkatan produk karet baik dari segi kuantitas maupun kualitas. 3) Bagi eksportir Penelitian diharapkan mampu menjadi acuan dalam pengamilan keputusan yang bijak dari pihak-pihak eksportir dalam menangani dilema-dilema dalam proses espor karet Indonesia. 4) Bagi penelitian selanjutnya Penulisan penelitian diharapkan mampu menjadi referensi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang sejenis maupun yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan.