UJI BEDA SENSITIVITAS SEFTRIAKSON DENGAN LEVOFLOKSASIN PADA KUMAN NEISSERIA GONORRHOEAE SECARA IN VITRO

dokumen-dokumen yang mirip
UJI BEDA SENSITIVITAS SEFTRIAKSON DENGAN LEVOFLOKSASIN PADA KUMAN NEISSERIA GONORRHOEAE SECARA IN VITRO LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae, yaitu

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SEFTRIAKSON DENGAN SIPROFLOKSASIN PADA KUMAN NEISSERIA GONORRHOEAE SECARA IN VITRO

UJI BEDA SENSITIVITAS KANAMISIN DENGAN SEFTRIAKSON PADA KUMAN NEISSERIA GONORRHOEAE SECARA IN VITRO LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, yaitu. kepada janin saat proses melahirkan pervaginam.

DAFTAR PUSTAKA. [dikutip 22 Nov 2015]: Didapat dari:

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penellitian dilaksanakan di Griya ASA PKBI Kota Semarang dan Laboratorium

UJI BEDA SENSITIVITAS AZITROMISIN DENGAN SEFTRIAKSON PADA KUMAN NEISSERIA GONORRHOEAE SECARA IN VITRO LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita pekerja seks menunjukan bahwa prevelensi gonore berkisar antara 7,4% -

UJI BEDA SENSITIVITAS KUMAN NEISSERIA GONORRHOEAE TERHADAP LEVOFLOKSASIN DENGAN TIAMFENIKOL SECARA IN VITRO

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular seksual yang sering dilaporkan di Amerika Serikat. Penyakit ini

DAFTAR PUSTAKA. Infectious Disease. Vol. 7, No. 2, Maret - April Neissera gonorrhoeae Secara In Vitro. Semarang: Fakultas Kedokteran

BAB IV. Kariadi Semarang Griya ASA PKBI Kota Semarang pada bulan April Juni 2015.

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN POPULASI BAKTERI PADA CHEST PIECE STETOSKOP DI RUANGAN ICU DAN HCU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP MEROPENEM

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

ABSTRAK KORELASI ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DAN PERILAKU LAKI-LAKI SEKS DENGAN LAKI-LAKI MENGENAI GONORE DI YAYASAN X BANDUNG

PERBEDAAN SENSITIVITAS METRONIDAZOL DAN MEROPENEM

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum Sanctum L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Neisseria gonorrhoeae SECARA IN VITRO

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN

25 Universitas Indonesia

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

ABSTRAK. Kiky Fitria, Pembimbing I : dr. Fanny Rahardja,M.Si. Pembimbing II : dr. Dani, M.Kes.

BAB IV METODE PENELITIAN. 1. Pengambilan data berupa sampel swab nasofaring dan kuesioner diadakan di

DAYA HAMBAT EKSTRAK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN

Angka Kejadian, Karakteristik dan Pengobatan Penderita Gonore di RSUD Al- Ihsan Bandung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

GAMBARAN BAKTERI YANG TERDAPAT DI TOILET UMUM DI DUA PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI KOTA MEDAN DAN POLA KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIK OLEH:

KARAKTERISTIK PENDERITA GONORE DI POLIKLINIK PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA ESKTRAK ETANOL CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP Salmonella typhi

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO

ANGKA KEJADIAN KLEBSIELLA PNEUMONIAE PENYANDI KLEBSIELLA PNEUMONIAE CARBAPENEMASE PADA PASIEN INFEKSI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PERBEDAAN DERAJAT KEASAMAN URIN PADA PENDERITA PEMBESARAN PROSTAT JINAK DENGAN BAKTERIURIA RENDAH DAN TINGGI SKRIPSI

ABSTRAK. EFEK INHIBISI EKSTRAK ETANOL BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella Typhi SECARA In Vitro

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia. Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli secara In. Vitro. Oleh: MICHAEL

SKRIPSI SOFIA ADHITYA PRADANI K Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanamisin termasuk dalam golongan aminoglikosida. 14

ABSTRAK. Veronica Patricia Tanod, 2007, Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II: Francisca S.T., dr., SpPK., M.Si.

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

GAMBARAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: JANE TETRAULINA SILITONGA

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) TERHADAP Enterococcus faecalis

ABSTRAK AKTIVITAS TEH HIJAU SEBAGAI ANTIMIKROBA PADA MIKROBA PENYEBAB LUKA ABSES TERINFEKSI SECARA IN VITRO

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN LIDAH BUAYA. TERHADAP BAKTERI PENGHASIL EXTENDED SPECTRUM β- LACTAMASE (ESBL) ISOLAT INFEKSI LUKA OPERASI

BAB I Pendahuluan. Penyakit gonore adalah penyakit infeksi menular. yang disebabkan oleh infeksi bakteri

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) PADA ACNE VULGARIS YANG TERINFEKSI Staphylococcus sp.

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: Kiky Putri Anjany J

3. METODOLOGI PENELITIAN

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG NAPZA DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA SISWA SMA NEGERI 3 SEMARANG SKRIPSI

SENSITIVITAS BAKTERI Staphylococcus aureus HASIL ISOLASI SPUTUM PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KEMBARAN I KABUPATEN BANYUMAS TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK

ABSTRAK. Kata kunci: Staphylococcus aureus, buah andaliman, antibakteri.

ABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes

Oleh: Esti Widiasari S

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RSUP H.ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009.

ABSTRAK. KEBERADAAN Salmonella DAN BAKTERI Coliform PADA BUMBU KACANG BASO TABU. INDRAWATY, 2002, PEMBIMBING: PHILIPS ONGGOWIDJAJA, S.Si, M.Si.

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

TES RESISTENSI SAlMONELLA 1YPHI PENDERITA OEMAM TIFOIO TERHADAP BEBERAP A ANTIBIOTIKA

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

ABSTRAK ASPEK KLINIK PEMERIKSAAN ANTIGEN NS-1 DENGUE DIBANDINGKAN DENGAN HITUNG TROMBOSIT SEBAGAI DETEKSI DINI INFEKSI DENGUE

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDI DI BANGSAL BEDAH RSUP Dr. KARIADI LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TERJADINYA KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam tifoid merupakan suatu infeksi tropis yang masih menjadi

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

KARTHIKEYAN A/L KALIMUTU

POLA KUMAN PENYEBAB BAKTEREMIA PADA NEONATUS DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSUP H

: PAMBUDI EKO PRASETYO

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEWASA DENGAN PENYAKIT GONORE DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI 2013-JULI 2016 SKRIPSI

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuman Neiserria gonorrhoeae. Kuman ini hanya mempunyai satu host, yaitu

ABSTRAK. EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

ABSTRAK KONTAMINASI MIKROORGANISME PADA BEDAK PADAT YANG SUDAH DIGUNAKAN

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ABSTRAK. PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTICANDIDA INFUSA DAUN SIRIH (Piper betle Lynn) SEGAR DENGAN SABUN CAIR PEMBERSIH VAGINA KEMASAN SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

PERBEDAAN DERAJAT DISMENORE PADA WANITA YANG MENGIKUTI SENAM YOGA DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM YOGA

Abstrak. Santi, 2007; Pembimbing 1 : Philips Onggowidjaja, S.Si., M.Si. Pembimbing 2 : Widura, dr., M.S.

12. Ohnishi M, Saika T, Hoshina S, Iwasaku K, Nakayama S, Watanabe H, et al. Ceftriaxon- Resistance Neisseria Gonorrhea, Japan.

AKTIVITAS ANTIMIKROBA PADA PUTIH TELUR DARI BEBERAPA JENIS UNGGAS TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF SKRIPSI CHAIRUL

Transkripsi:

UJI BEDA SENSITIVITAS SEFTRIAKSON DENGAN LEVOFLOKSASIN PADA KUMAN NEISSERIA GONORRHOEAE SECARA IN VITRO Dewi Ulfa Mei Saroh 1, Muslimin 2, Purnomo Hadi 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokeran, Universitas Diponegoro 2 Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 3 Staff Pengajar Ilmu Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto., SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. (024) 76928010 ABSTRAK Latar Belakang : Penyakit gonore merupakan penyakit menular seksual yang terus mengalami peningkatan di berbagai negara di dunia. Pengobatan lini pertama yang dianjurkan untuk mengobati penderita gonore adalah antibiotik seftriakson. Tingginya angka resistensi terhadap antibiotik seftriakson mengharuskan dokter mencari alternatif baru untuk pengobatan gonore. Levofloksasin merupakan salah satu obat alternatif untuk pengobatan gonore. Tujuan : Menilai perbedaan sensitivitas levofloksasin dengan setriakson pada kuman Neisseria gonorrhoeae. Metode : Penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional design. Sampel yang diambil sebanyak 60 pasien positif duh purulen. Setelah itu dilakukan pengecatan Gram dan didapatkan kuman diplococcus gram negatif. Sebanyak 29 sampel yang ditemukan kemudian dibiakkan pada Media Thayer Martin dan diinkubasi pada suhu 37 selama 48 jam. Setelah tumbuh koloni, dilakukan tes definitif yaitu tes oksidasi dan tes fermentasi glukosa. Setelah sebanyak 26 sampel dinyatakan positif Neisseria gonorrhoeae, koloni pada media Thayer Martin dibiakkan pada media Mueller Hinton untuk uji sensitivitas. Setelah inkubasi selama 24 jam, zona hambat telah terbentuk dan dapat diukur diameternya. Hasil : Jumlah sampel yang sensitif terhadap levofloksasin 19 (73%) dan resisten sebanyak 7 (27%) sampel. Pada seftriakson sebanyak 20 (77%) sampel mengalami resisten dan hanya 6 (23%) yang sensitif terhadap antibiotik seftriakson. Kesimpulan : Terdapat perbedan sensitivitas yang bermakna antara antibiotik seftriakson dan levofloksasin terhadap kuman Neisseria gonorrhoeae secara in vitro. Levofloksasin memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan seftriakson. Kata Kunci : Neisseria gonorrhoeae, seftriakson, levofloksasin, sensitivitas ABSTRACT DIFFERENT TEST SENSITIVITY OF NEISSERIA GONORRHOEAE TOWARDS CEFTRIAXONE AND LEVOFLOXACIN IN VITRO Background : Gonorrhea is a sexually transmitted diseae that is increasing in many countries around the world. The recommended first line treatment for treating patients with gonorrhea is ceftriaxone. The high rate resistance of ceftriaxone requires doctors search for new alternatives for the treatment of gonorrhea. Levofloxacin is one alternative medicine for the treatment of gonorrhea. Aim : To assess the difference in sensitivity of Neisseria gonorrhoeae towards levofloxacin and ceftriaxone in vitro. Methods : This research used a cross sectional, analytic observasional study which examined 60 subject with positive purulent discharge. The samples obtained Gram staining to find 665

negative gram diplococci bacteria. A total of 29 samples were found then cultured on Thayer Martin and incubated at 37 celcius for 48 hours. After growing colonies, samples tested for devinitive test that consist of oxidation and fermentation test. Then a total of 26 samples tested positive for Neisseia gonorrhoeae, colonies on Thayer Martin cultured on Mueller Hinton for sensitivity testing. After 24 hours incubation, the inhibition zone formed on the colony samples was being measured. Results : K group showed most of liver histological structure suffered heavy damag. Levofloxacin has 19 (73%) sensitive Neisseria gonorrhoeae samples while the 7 (27%) others were resistant. Ceftriaxone were shown resistant to 20 (77%) samples and only 6 (23%) samples was sensitive. Conclusions : There is a marked difference in sensitivity for Neisseria gonorrhoeae towards ceftriaxone and levofloxacin in in vitro. Levofloxacin has higher sensitivity than ceftriaxone. Keywords : Neisseria gonorrhoeae, ceftriaxone, levofloxacin, sensitivity. PENDAHULUAN Gonore merupakan salah satu penyakt infeksi menular seksual terbanyak kedua di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae, yaitu bakteri diplokokus gram negatif yang banyak menyebabkan uretritis pada laki-laki dan servisitis pada wanita. 1,2 Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan permukaan mukosa orang yang menderita atau terinfeksi gonore, biasanya melalui kontak seksual, dapat juga ditularkan pada janin pada saat proses kelahiran berlangsung. 2,3 Angka kejadian penyakit gonore terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Centre of Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa angka kejadian penyakit ini di Amerika Serikat terus mengalami kenaikan dari tahun 2010-2014. Terdapat 309.341 kasus pada tahun 2010, 321.849 kasus pada tahun 2011, 334.826 kasus pada tahun 2012, 333.004 kasus pada tahun 2013, dan 350.062 kasus terjadi pada tahun 2014. 4 Berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit di seluruh kota Semarang tercatat terdapat sebanyak 140 kasus penderita gonore pada tahun 2010 dari total penderita IMS sebanyak 2376 kasus dan mengalami penurunan menjadi 97 kasus pada tahun 2011 dari jumlah penderita yang mengalami kenaikan sebanyak 4773 kasus. 5,6 Banyaknya kejadian resistensi terhadap pengobatan gonore khususnya antibiotik lini pertama mengharuskan para ahli dan peneliti mencari alternatif pengobatan yang tepat untuk penyakit ini. Beberapa pilihan antibiotik telah diusulkan sebagai pengganti obat lini pertama sebagai alternatif pengobatan. Salah satu pilihan antibiotik yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore adalah levofloksasin. Levofloksasin merupakan antibiotik golongan 666

fluoroquinolon yang mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif dan gram positif, termasuk bakteri anaerob. Mekanisme kerja levofloksasin yang utama adalah melalui penghambatan DNA gyrase bakteri (DNA topoisomerase II), sehingga terjadi penghambatan replikasi dan transkripsi DNA. 7 METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional design. Jumlah sampel menurut perhitungan statistik adalah 54 sampel. Sampel pada penelitian adalah pasien wanita penderita gonore. Penelitian dilakukan di Laboraturium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Tembalang Semarang dan Gria ASA PKBI kota Semarang pada bulan Maret sampai dengan Juni 2016. Variabel bebas pada penelitian ini adalah antibiotik seftriakson dan antibiotik levofloksasin yang mana dari kedua antibiotik akan diuji sensitivitasnya pada media Mueller Hinton agar. Ukuran zona hambat antibiotik levofloksasin dinyatakan sensitif apabila memiliki diameter zona hambat sebesar 36 mm 8, sedangkan antibiotik seftriakson dapat dinyatakan sensitif apabila memiliki diameter zona hambat sebesar 35 mm. 8 Variabel terikatnya adalah kuman Neisseria gonorrhoeae yang akan diambil dengan media Amies ditumbuhkan pada media Thayer Martin agar. Setelah tumbuh koloni dilakukan tes definitif antara lain tes oksidasi dan tes fermenasi glukosa. Data yang telah dikumpulkan diedit, dikoding ditabulasi dan entering. Analisa data dalam penelitian ini meliputi analisa deskriptif dan uji hipotesis menggunakan chi square ( uji ) dengan derajat kemaknaan p< 0,05 dengan uji alternatif adalah kappa test. Data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS 18,00 for windows. HASIL Sebanyak 59 sampel atau subyek penelitian yang teridentifikasi duh purulen dilakukan pengecatan gram. Hasil dari pengecatan gram dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Dari total sampel sebanyak 29 sampel ditemukan adanya diplokokus gram negatif. Setelah itu pada sampel yang teridentifikasi diplokokkus gram negatif dibiakkan pada media Thayer Martin dan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37 0 C. Koloni yang tumbuh didalam media Thayer Martin berupa koloni yang konveks, mengkilat, meninggi, dan mukoid diuji dengan tes oksidasi dan tes fermentasi glukosa. Dari tes oksidasi dan tes fermentasi glukosa hanya terdapat 26 667

sampel yang dinyatakan positif Neisseria gonorrhoeae. Koloni yang tumbuh pada media Thayer Martin dipindahkan ke media Mueller Hinton agar untuk dilakukan uji sensitivitas terhadap antibiotik levofloksasin dengan seftriakson. Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dilakukan pengukuran zona hambat untuk masing-masing antibiotik. Tabel 1. Data hasil penelitian SAMPEL KE- LEVOFLOKSASIN SEFTRIAKSON KESIMPULAN (mm) (mm) KESIMPULAN 1 35 R 26 R 2 33 R 24 R 3 37 S 25 R 4 39 S 30 R 5 32 R 36 S 6 40 S 26 R 7 34 R 26 R 8 39 S 23 R 9 39 S 25 R 10 40 S 37 S 11 35 R 39 S 12 42 S 24 R 13 41 S 26 R 14 40 S 26 R 15 37 S 25 R 16 39 S 25 R 17 38 S 39 S 18 40 S 25 R 19 42 S 23 R 20 38 S 25 R 21 37 S 26 R 22 40 S 38 S 23 34 R 25 R 24 37 S 37 S 25 38 S 27 R 26 32 R 20 R Keterangan : S=Sensitif, R=Resisten 668

Dari penelitian ini diperoleh 26 sampel positif dan dilakukan uji sensitivitas antibiotik, dimana terdapat sebanyak 19 sampel (73%) sensitif terhadap levofloksasin dan 7 sampel (27%) resisten terhadap levofloksasin. Sedangkan untuk antibiotik seftriakson terdapat sebanyak 6 sampel (23%) sensitif dan 20 sampel (77%) resisten. Ukuran zona hambat antibiotik levofloksasin dinyatakan sensitif apabila memiliki diameter zona hambat sebesar 36 mm, 8 sedangkan antibiotik seftriakson dapat dinyatakan sensitif apabila memiliki diameter zona hambat sebesar 35 mm. 8 Pada analisis statistik SPSS tabel 2x2 yang didapatkan, uji chi square tidak layak didapatkan karena nilai p=1,000. Uji hipotesis dianggap bermakna secara statistik dengan nilai p<0,05. Karena nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna mengenai sensitivitas pada antibiotik levofloksasin dengan seftriakson. Karena uji statistik menggunakan chi square tidak berbeda, maka dapat dilakukan uji yang lain yaitu dengan uji kappa. Dari uji kappa didapatkan nilai kappa sebesar -0,047 atau 4,7%. Uji kappa dikatakan baik atau tidak berbeda dengan nilai kappa >0,75 atau >75%. Karena nilai kappa didapatkan <75% maka penilaian ini termasuk dalam penilaian yang buruk, dengan begitu dapat ditarik kesimpulan terdapat perbedaan bermakna antara levofloksasin dengan seftriakson. PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan sensitivitas antara antibiotik levofloksasin dengan seftriakson pada kuman Neisseria gonorrhoeae secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sensitivitas bermakna antara antibiotik levofloksasin dengan seftriakson yaitu sebesar 73% sensitif terhadap levofloksasin dan 23% sensitif terhadap seftriakson. Secara statistik perbedaan ini dianggap bermakna sehingga dikatakan penelitian ini sesuai dengan hipotesis. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa antibiotik seftriakson yang menjadi pengobatan lini pertama rekomendasi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah mengalami resistensi yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh Dayinta Rahma dan Evinda Vipascita yang berlangsung pada bulan April sampai Juni 2015 yang menyatakan bahwa tingkat resistensi antibiotik seftriakson cukup tinggi dan hanya mencapai prosentase sensitivitas sebesar 7,7% dari total sampel yang positif. 669

Rata-rata ukuran diameter zona hambat antibiotik seftriakson terhadap kuman Neisseria gonorrhoeae ternyata kurang dari 30 mm, sedangkan ukuran zona hambat antibiotik seftriakson agar dapat dinyatakan sensitif adalah sebesar 35 mm. 9 Penelitian tentang kuman Neisseria gonorrhoeae merupakan penelitian yang jarang dilakukan. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Keterbatasan biaya menjadi hal yang utama dalam keterbatasan penelitian ini. Selain itu, keterbatasan waktu juga merupakan kendala karena seharusnya penelitian dilakukan secara berkala agar dapat terkontrol. Pasien juga harus kooperatif karena tidak semua pasien bersedia untuk menjadi sampel penelitian. Disamping itu media penumbuh kuman seperti Thayer Martin dan Mueller Hinton harus segera digunakan. Penggunan darah domba untuk nutrisi bakteri harus pada saat pengambilan dan harus steril, karena kalau tidak media akan terkontaminasi dan tidak dapat digunakan. Oleh karena itu sebelum dilakukan pengambilan sampel harus terlebih dahulu membuat media penumbuh bakteri, media transport, tes fermentasi, reagen oksidasi, dan menyiapkan beberapa reagen untuk pengecatan Gram. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan sensitivitas yang bermakna antara levofloksasin dan seftriakson terhadap kuman Neisseria gonorrhoeae secara in vitro. Dari data yang diperoleh membuktikan bahwa kuman Neisseria gonorrhoeae lebih sensitif terhadap antibiotik levofloksasin dibandingkan dengan antibiotik seftriakson. Penulis memiliki beberapa saran untuk penelitian selanjutnya antara lain penelitian dilakukan di beberapa tempat yang sering terjadi infeksi atau penyakit menular seksual, sehingga subjek penelitian lebih banyak, penelitian dilakukan secara berkala sebagai kontrol pengobatan, mencari kemungkinan penggunaan antibiotik lain yang bisa digunakan untuk terapi gonore sehingga mendapatkan pemilihan antibiotik yang tepat. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dr. Muslimin, Sp.KK, dr. Purnomo Hadi, M.Si, Sp.MK, dr. Buwono Puruhito, Sp.KK, Saebani, S.KM, M.Kes, seluruh staf Laboratorium Mikrobiologi RSUP Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, dan pihakpihak lain yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung hingga penelitian dan penulisan artikel ini dapat terselesaikan dengan baik. 670

DAFTAR PUSTAKA 1. Unemo M, William M. Antibiotic Resistance in Neisseria gonorrhoeae : Origin, Evolution, and Lessons Learned for the Future. [internet]. 2011. [dikutip 22 Nov 2015]: Didapat dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc4510988/ 2. Knilans K, Ventevogel M, Zhu W, Anderson J, Oldach L, Hobbs M, et al. Neisseria gonorrhoeae Supresses Dendritic Cell Induced, Antigen-Dependent CD4 T Cell Proliferation. [internet]. 2012. [dikutip 22 Nov 2015]: 7(7):2. Didapat dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc3402525/ 3. Unemo M, William M. Antibiotic Resistance in Neisseria gonorrhoeae in the 21st Century: Past, Evolution, and Future. [internet]. 2014. [dikutip 23 Nov 2015]: 27(3):587. Didapat dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc4135894/ 4. Centers for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Disease Surveilance : Gonorrhea : Reported Cases and Rates of Reported Cases by State/Area and Region in Alphabetical Order, Unites States and Outlying Areas, 2010-2014. [internet]. 2014. [dikutip 17 Nov 2015]: Didapat dari: http://www.cdc.gov/std/stats14/tables/14.htm 5. Semarang Public Health. Health Profile in 2010 [internet]. Semarang: Semarang Public Health;2010. [dikutip 06 Des 2015]: Didapat dari: www.dinkes-kotasemarang.go.id. 6. Semarang Public Health. Health Profile in 2011 [internet]. Semarang: Semarang Public Health;2011. [dikutip 06 Des 2015]: Didapat dari: www.dinkes-kotasemarang.go.id 7. Ohnishi M, Golparian D. Is Neisseria gonorrhoeae Initiating a Future Era of Untreatable Gonorrhea?: Detailed Characterization of the First Strain with High-Level Resistance to Ceftriaxone. [internet]. 2011. [dikutip 01 Jan 2016]: Didapat dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc3122416/ 8. Wikler M. Performance Standards for Antimicrobial Suspectibility Testing, Clinical and Laboratory Standards Institute. Edisi ke-16. New York: Cornell Inc; 2011. 178. 9. Vipascita E. The Difference in Sensitivity of Neisseria gonorrhoeae towards Azithromycin and Ceftriaxone in In vitro.[internet]. 2015. [dikutip 21 Des 2015]: Didapat dari: eprints.undip.ac.id. 671