BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Fenomena ini misalnya terlihat pada kasus penganut ajaran Sikh yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan yang berbeda-beda. Saat ini, pemerintah Indonesia mengakui adanya

India di perantauan indiadiaspora.nic.ind jumlah perantauan India di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai upacara ritual yang bersifat magis, adat istiadat maupun hiburan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan umat beragama. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajemukan, tetapi yang terpenting adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Agama seperti yang kita ketahui bahwa dalam perspektif umat merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia digolongkan kepada masyarakat yang bersifat

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan abad ke-19 sebagai sebuah kota berpenduduk majemuk, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA PADA SUKU MELAYU DI KELURAHAN PEKAN LABUHAN KECAMATAN MEDAN LABUHAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Negara tercinta Indonesia mempunyai berbagai macam agama yakni Islam,

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

PANCASILA PANCASILA DAN AGAMA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan metabolisme tubuh, atau hanya sekadar untuk menyenangkan perut.

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

Bab I. Pendahuluan. muncul adalah orang yang beragama Hindu. Dan identitasnya seringkali terhubung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, dan gambaran kehidupan orang Hindu. Agama ini juga

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB VI KESIMPULAN. sosial-politik yang melingkupinya. Demikian pula dengan Islamisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mengenai kependudukan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan

BAB VI KESIMPULAN. Proses mobilitas orang India ke Kota Medan dapat dibagi. dalam dua periode. Periode pertama, perpindahan orang India

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahluk individu dan juga mahluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ada disekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita yang telah

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. ini tercermin dari penetapan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Binjai merupakan kota multi etnik yang dihuni oleh etnis Melayu,

BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANTAN AIR KECAMATAN BANTAN. Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis yang mempunyai jumlah penduduk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan

INTERVIEW GUIDE KUESIONER UNTUK PENGURUS FKUB KOTA MEDAN PROFIL RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Latar Belakang Perumahan Bataranila dan Lokasi. Bataranila sendiri bediri pada tahun Pada saat ini penduduk Perumahan

Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi berbagai konflik sosial baik secara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Medan Helvetia, Kabupaten Medan

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB I PENDAHULUAN. ajarannya akan berbeda dengan mainstream, bahkan memiliki kemungkinan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengakuan terhadap 6 agama resmi di Indonesia membawa dampak tersendiri bagi penganut agama yang tidak termasuk dalam kategori agama yang diakui tersebut. Fenomena ini misalnya terlihat pada kasus penganut ajaran Sikh yang secara adminstratif berada dibawah naungan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Sikh berbeda dengan agama Hindu, akan tetapi dalam praktiknya penganut Sikh harus mengaku sebagai Hindu meskipun keduanya berbeda (Sihombing, dkk, 2008:4), sementara status di Kartu Tanda Penduduk (KTP) mereka dianggap sebagai penganut agama Hindu. Belum diperoleh informasi yang jelas tentang masuknya ajaran Sikh sebagai bagian dari PHDI, walaupun dalam catatan sejarah, kedua agama ini memiliki benang merah. Sebuah catatan tentang sejarah dan perkembangan agama-agama dunia menyebutkan, meskipun Sikh telah menyebar ke seluruh dunia namun nilai-nilai religiusnya di India dikalahkan oleh kebudayaan Hindu yang lebih dominan (Keene, 2006:166). Ada anggapan bahwa Sikh merupakan ajaran yang banyak dipengaruhi oleh agama Hindu dan Islam, terutama karena ajaran ini diyakini berasal dari pengaruh seorang reformis bernama Kabir yang banyak belajar tentang agama Islam dan Hindu (Manimaran, 1994:98). Guru Nanak yang diyakini sebagai pendiri ajaran Sikh banyak mengambil pelajaran dari pikiranpikiran Kabir tersebut. 1

Boleh jadi kedekatan sejarah antara Sikh dan Hindu di tanah kelahirannya melatarbelakangi anggapan bahwa kedua ajaran ini memiliki kesamaan. Apalagi, di Indonesia muncul istilah Hindu Sikh dengan asumsi bahwa Sikh merupakan salah satu sekte dalam agama Hindu. Ajaran Sikh sendiri, seperti ditegaskan di atas, berada di bawah naungan PHDI yang diketahui merupakan sebuah lembaga berbentuk majelis untuk agama Hindu di Indonesia. Keberadaan majelis inilah yang mengindikasikan adanya konflik tersembunyi di antara penganut Sikh dan penganut Hindu, terutama sangat terlihat di Kota Medan. Dalam penelitian yang dilakukan Aisyah (2015:211), diperoleh informasi bahwa kepengurusan PHDI lebih didominasi oleh penganut Hindu yang pengaruhnya sangat dirasakan oleh penganut Sikh. Konflik diantara umat Hindu dirasakan cukup tajam ketika diketahui berdiri sebuah majelis baru yang menjadi semacam tandingan bagi PHDI dan disebut sebagai Majelis Hindu Indonesia (MHI). Melalui sebuah wawancara dalam studi pendahuluan yang dilakukan terhadap salah seorang pendiri MHI, Bpk, Djendi Kumar, disebutkan bahwa penganut Sikh sempat terbelah menjadi dua dalam kaitannya dengan penerimaan mereka pada MHI. Sebagian penganut masih setia pada PHDI, namun sebagian lainnya mendukung terbentuknya MHI. Aisyah (2015:211) menyebutkan, perlawanan terhadap gagasan munculnya lembaga MHI bukan saja datang dari kalangan penganut Sikh yang pada umumnya berasal dari etnis India Punjabi, akan tetapi juga datang dari sebagian kalangan penganut Hindu yang umumnya berasal dari etnis India Tamil. Perseteruan kedua lembaga ini cukup sengit, bahkan sampai pada tingkat pengadilan yang melibatkan lembaga kerukunan umat beragama di Sumatera 2

Utara. Tidak cukup sampai di situ, pada tahun 2014 muncul kembali sebuah lembaga baru yang menyebut diri mereka sebagai Perhimpunan Umat Hindu Sikh Indonesia (PERUHSI) yang mengklaim siap untuk menaungi ribuan umat Sikh di Sumatera Utara (Analisadaily, 13 Maret 2014. Wagub: PERUHSI Harus Mampu Berbaur dengan Suku dan Agama Lain). Memang, berdirinya MHI merupakan permasalahan tersendiri dalam internal umat Hindu, akan tetapi sikap penganut Sikh yang sebagiannya mendukung berdirinya MHI dan sebagian lainnya tidak mendukung, diduga merupakan pengaruh yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Hindu, baik yang setia pada PHDI maupun yang sudah keluar dari PHDI. Bagi penganut Sikh yang mendukung berdirinya MHI, menganggap bahwa kepentingan Sikh pada PHDI tidak terlalu diperhitungkan, Gurdwara (rumah ibadah Sikh) yang terletak di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia didirikan atas biaya penganut Sikh sendiri tanpa pernah dibantu oleh PHDI, padahal keberadaan Sikh di bawah PHDI merupakan kepentingan agar umat Hindu terhitung banyak. Konflik yang terjadi antara penganut Sikh dan Hindu di Kelurahan Sari Rejo Medan bisa dikategorikan sebagai konflik tersembunyi (hidden conflict) karena tidak muncul ke permukaan sebagai konflik yang benar-benar terbuka. Akan tetapi, masih sulit untuk menempatkan konflik tersebut pada dua posisi yang sering dianggap sebagai konflik tersembunyi, yaitu konflik laten (laten conflict) dan konflik semu (pseudo conflict) atau yang disebut juga sebagai konflik batin. Konflik laten merupakan pembedaan yang dilakukan Fisher (2001) terhadap konflik yang terjadi di tengah masyarakat, sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat ke permukaan untuk ditangani secara efektif. Sementara itu, 3

pseudo conflict (konflik semu) merupakan pembedaan yang dilakukan Miller dan Steinberg, untuk menggambarkan konflik yang terjadi karena kesalahpahaman akibat kesalahan-kesalahan komunikasi (Beebe dan Masterson, 2003:260). Dugaan konflik tersembunyi yang terjadi antara penganut Sikh dan Hindu di Kota Medan, lebih disebabkan oleh kepentingan politik dan sentimen pengakuan. Paling tidak dugaan ini diperkuat dengan informasi yang pernah dikemukakan sebelumnya, bahwa telah terjadi pertentangan berkaitan dengan lembaga yang menaungi masing-masing agama. Sebagai informasi tambahan, dalam studi pendahuluan yang dilakukan diperoleh informasi bahwa PHDI sangat berkepentingan untuk mempertahankan agama Sikh di bawah naungannya terkait dengan bantuan dana yang diberikan oleh negara. Sementara sebagian pihak menganggap PHDI hanya memanfaatkan penganut Sikh agar secara kuantitas penganut agama Hindu terhitung lebih banyak. Namun demikian, penting pula dipertimbangkan adanya sentimen etnis dalam konflik tersembunyi yang terjadi antara penganut Sikh dan Hindu di Kelurahan Sari Rejo mengingat keduanya secara umum berasal dari etnis yang berbeda. Ajaran Sikh cenderung dianut oleh orang-orang dari kalangan etnis India Punjabi, sebaliknya Agama Hindu cenderung dianut oleh orang-orang dari kalangan etnis India Tamil. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli B. Lubis (2005) tentang komunitas Tamil dan Punjabi di Medan, memaparkan informasi serupa. Penelitian tersebut mengutip sebuah laporan yang mengungkapkan bahwa 66 persen penduduk Tamil yang berjumlah 33.000 jiwa di Medan dan sekitarnya merupakan penganut agama Hindu; 28 persen Agama Budha; 4,5 persen Katolik dan Kristen; serta 1,5 persen penganut Agama Islam (Lubis, 2005:140). Temuan 4

menarik dari laporan tersebut, tidak disebutkan dari persentase yang dikemukakan adanya orang-orang Tamil yang menganut agama Sikh. Sebaliknya, orang-orang Punjabi yang diperkirakan sebesar 5.000 jiwa, merupakan penganut Agama Sikh. Komunitas Punjabi ini sudah hadir di Sumatera Utara sejak awal perkebunan tembakau dibuka. Tidak seperti komunitas Tamil pada umumnya yang bermukim dengan pola menyatu, komunitas Punjabi lebih cenderung menyebar dan berbaur di pemukiman-pemukiman penduduk lainnya (Lubis, 2005: 142). Sentimen etnis antara India Tamil dan India Punjabi ini juga bisa diduga diakibatkan oleh perbedaan ekonomi. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Susi Mariani Harahap (2013), dengan judul: Perbedaan Motivasi Belajar pada India Tamil dan India Punjabi di Kota Medan. Dengan hipotesis motivasi berprestasi India Punjabi lebih tinggi daripada India Tamil, penelitian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang dibangun diterima melalui pengukuran di mana skor rata-rata motivasi berprestasi masyarakat India Punjabi adalah 108,41 dan skor rata-rata motivasi berprestasi India Tamil sebesar 92,53. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang diungkapkan McClelland (1966) bahwa masyarakat yang secara ekonomi lebih mapan mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi. Sementara pada kenyataannya, secara ekonomi masyarakat India Punjabi di kota Medan lebih mapan dibandingkan masyarakat Tamil, hal ini dapat terlihat dengan bertahannya toko-toko sport masyarakat Punjabi di kota Medan (Harahap, 2013:52). Deskripsi-deskripsi yang dipaparkan di atas merupakan latar belakang masalah yang penulis ungkapkan untuk menekankan minat mengajukan penelitian Skripsi 5

dengan mengambil judul: Konflik Tersembunyi antara Penganut Sikh dan Hindu di Kota Medan. 1.2. Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini dirumuskan ke dalam pernyataan konflik tersembunyi yang terjadi antara penganut Sikh dan Hindu di Kota Medan. Adapun pernyataan ini dapat dipecah pada beberapa pertanyaan khusus, yaitu: 1) Apa saja bentuk-bentuk konflik tersembunyi pada hubungan penganut Sikh dan Hindu di Kota Medan? 2) Apakah ada potensi konflik terbuka dari situasi konflik tersembunyi yang terjadi di antara keduanya? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan menjawab permasalahan yang diungkapkan pada perumusan masalah, yaitu untuk mengetahui konflik tersembunyi antara penganut agama Sikh dan agama Hindu di Kota Medan. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bentuk-bentuk konflik tersembunyi pada hubungan penganut Sikh dan penganut Hindu di Kota Medan. 2) Potensi konflik terbuka dari situasi konflik tersembunyi yang terjadi di antara keduanya. 6

1.4. Manfaat Penelitian Secara teoretis, penelitian ini diharapkan bermanfaat secara keilmuan bagi penelitian-penelitian berikutnya untuk menggali teori-teori tentang konflik sosial, terutama teori konflik tersembunyi. Penelitian ini juga diharapkan memberikan sumbangan baru untuk rujukan bagi mahasiswa S.1 Departemen Sosiologi (khususnya) dan mahasiswa lain dengan jurusan yang sama pada umumnya. Sementara itu, secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi masyarakat yang mengalami konflik untuk dapat mengambil langkahlangkah bijaksana menghindari terjadinya konflik terbuka. Terhadap pemerintah, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan untuk dijadikan acuan dalam upaya pembuatan kebijakan menghindari terjadi konflik yang terbuka. 1.5. Defenisi Konsep 1.5.1. Konflik Tersembunyi Konflik tersembunyi merupakan konflik yang sifatnya berawal dengan perasaan atau sikap ketidaksukaan suatu individu dan atau kelompok kepada individu dan atau kelompok lainnya yang tersembunyi (hidden conflict ) dalam alam bawah sadar masing-masing pihak, hal mana berpotensi untuk sewaktu-waktu dapat berubah menjadi konflik aktual (konflik terbuka atau manifes) apabila mendapatkan rangsangan sosial dari suatu keadaan atau karena dimotivasi oleh sementara pihak untuk maksud tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan keorganisasi, Wahyudi (2006:17) mengutip Stoner, menyebutkan konflik mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumber daya yang 7

langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian yang dimiliki oleh beberapa pihak. Dalam penelitian ini konflik tersembunyi melihat suasana batin, sikap dan perasaan antara penganut Sikh dan Hindu Tamil di Kota Medan. 1.5.2. Penganut Sikh Sikh merupakan sebuah agama atau kepercayaan, meskipun secara administratif ia tidak digolongkan sebagai agama di Indonesia. Guna mendapatkan pengakuan, Sikh di Indonesia kemudian berada di bawah naungan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) sehingga kepercayaan itu sering disamakan dengan salah satu aliran dalam agama Hindu. Sikh berbeda dengan Agama Hindu walaupun dalam praktiknya penganut Sikh harus mengaku sebagai Hindu (Sihombing, dkk., 2008:4). Dalam penelitian Skripsi yang ditulis Kaur Semanpreet (2012) dengan judul Kelas Sosial dan Interaksi Sosial pada Komunitas Agama Sikh di Medan, kata agama digunakan untuk menyebut kepercayaan ini. Semanpreet menegaskan, masyarakat Sikh di Kota Medan dan sekitarnya sering dipanggil dengan sebutan Benggali, padahal masyarakat Sikh sebenarnya bukan bersuku Benggali, melainkan bersuku Punjabi. Masyarakat Sikh ini berasal dari bagian utara India yaitu Punjab, oleh karena itu disebut sebagai orang Punjabi, sedangkan orangorang Benggali merupakan orang-orang yang berasal dari bagian tengah India. Orang Benggali ini memiliki kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat Punjabi, baik dari gaya bahasa maupun berpakaian (Semanpreet, 2012:3) 8

Sementara itu, penelitian yang dilakukan Yasir Maulana Rambe dalam Skripsi berjudul: Perkembangan Agama Sikh di Kota Medan, kata agama juga digunakan untuk menyebutkan kepercayaan tersebut. dalam penelitian itu disebutkan bahwa kedatangan orang-orang Punjabi di Kota Medan sudah dimulai sejak masa kolonial, sekitar tahun 1880-an. Secara umum mereka tidak datang dengan cara berkelompok dalam jumlah yang besar. Akan tetapi lama kelamaan komunitas Punjabi yang menganut Sikh menjadi cukup besar di Kota Medan (Rambe, 2014:68-69). Penganut Sikh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemeluk (umat) agama Sikh yang tinggal dan beraktifitas di rumah ibadah yang terletak di Kelurahan Karangsari Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan. 1.5.3. Penganut Hindu Agama Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Agama Hindu (disebut juga dengan istilah Hinduisme) merupakan agama dominan di Asia Selatan terutama di India dan Nepal yang mengandung aneka ragam tradisi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli B. Lubis (2005), dalam hubungannya dengan etnis India, agama Hindu di Kota Medan didominasi oleh tenis India Tamil dengan komposisi 66 persen. Penelitian yang dilakukan oleh S. Wani Maller (2016) dalam Skripsi berjudul: Organisasi Hindu Sabba di Medan 1913-1942 menyatakan bahwa di dalam etnis Tamil struktur kasta tradisional masih terus berlanjut. Kasta Sudra dan Adi Dravida dipisahkan oleh aktivitas agama, pekerjaan, dan tempat tinggal. Etnis Tamil yang beralih ke agama Kristen atau Buddha digolongkan oleh yang beragama Hindu ke dalam Adi Dravida karena melanggar adat istiadat yang telah 9

tercipta (Maller, 2016:27). Dalam penelitian ini, penganut Hindu yang dimaksud adalah pemeluk (umat) Agama Hindu yang tinggal dan beraktifitas di rumah ibadah yang terletak di Kelurahan Sari Rejo serta pengurus Hindu dalam wadah Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Majelis Hindu Indonesia (MHI). 10