ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK ITIK PETELUR SISTEM PEMELIHARAAN NOMADEN DI DESA KALIANG, KECAMATAN DUAMPANUA, KABUPATEN PINRANG

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI KECAMATAN GODONG BUSINESS REASONABLE ANALISYS OF BREEDING DUCK AT GODONG RESIDENCE

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

ANALISIS PROFITABILITAS DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI KABUPATEN SRAGEN TESIS

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK POTONG DI DESA HARJOWINANGUN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS TITIK IMPAS DAN RESIKO PENDAPATAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI DESA SUGIH WARAS KECAMATAN BELITANG MULYA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

MANAJEMEN PERMODALAN PADA ANGGOTA KTTI MAJU JAYA UNTUK PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN AMBUNTEN, KABUPATEN SUMENEP

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK ITIK PEDAGING BERDASARKAN SKALA USAHA YANG BERBEDA DI DESA SIPODECENG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDRAP

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

PROFITABILITAS USAHA ITIK PEDAGING DI DESA JULUK KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TERNAK ITIK DI KABUPATEN BANTUL PROFITABILITY ANALYSIS ON DUCK FARMING BUSINESS IN BANTUL DISTRICT

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PUYUH KELOMPOK PETERNAK TUNAS MEKAR KOTA KENDARI

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang)

PEMBERDAYAAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES Oleh: Oke Setiarso 1), Sudjarwanto 1), Dedy Supriyadi 1), Goro Binarjo 1) 1)

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

ECONOMIC ANALYSIS OF LAYER AT HS INDRA JAYA ENTERPRISE AT PONGGOK SUBDISTRICT BLITAR REGENCY

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ABSTRACT PENDAHULUAN EKO SETYO BUDI, ENDANG YEKTININGSIH, EKO PRIYANTO

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI PISANG AYAM DI DESA AWE GEUTAH PAYA KECAMATAN PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) USAHA PETERNAKAN ITIK DI KOTA TEGAL DAN KABUPATEN BREBES

Jawaban yang tidak sesuai dengan soal, tidak akan dikoreksi!!! TUGAS AKHIR ini dan Jawaban soal pada UAS, dikumpulkan SEMUA pada saat UAS!!!

Analisis Pendapatan Pendederan Benih Lele (Clarias sp.) padausaha Dagang Karya FatmiAcehBesar

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA TERNAK AYAM BROILER

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

POTENSI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK JANGKRIK DI KELURAHAN RANGKAPANJAYA BARU, KECAMATAN PANCORAN MAS, KOTA DEPOK SKRIPSI REINA SANTI SIREGAR

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan

23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

ANALISIS FINANSIAL PADA PETERNAKAN SAPI POTONG DENGAN SISTEM MANAJEMEN AMARASI DI KECAMATAN AMARASI BARAT KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR

Suheli, M. dkk., Analisis Kelayakan Usahatani...

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ABSTRACT. Keywords: profit, R/C ratio, Brean Even Point.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

Rinto., dkk. Analisis Komputasi Pendapatan...

I. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

ANALISIS KELAYAKAN PENGOLAHAN SUSU KEDELAI DI KOTA MEDAN JURNAL

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Penentuan Sampel

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

ANALISIS CURAHAN JAM KERJA DAN SUMBANGAN PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHA PENETASAN TELUR ITIK

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015/2016 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR CV. MENARA DI KOTA PALU

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DALAM DI KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JURNAL FEBRIANTIKA FITRI

ABSTRAK. Karakteristik Struktur Biaya, Tingkat Pendapatan, Pola Usaha Kemitraan dan Mandiri

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

ANALISIS FINANSIAL PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP DRIFT GILLNET DI KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN BANGKA BELITUNG

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

FINANCIAL PERFORMANCE VARIABILITY OF FATTENING SHEEP AT SENGON AND JARAK KULON VILLAGES JOMBANG DISTRICT

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

Transkripsi:

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER Hariadi Subagja 1, Novi Pradita Erlina 2, Erfan Kustiawan 1 1Jurusan Perternakan, Politeknik Negeri Jember 2Manajemen Bisnis Unggas, Politeknik Negeri Jember Email: novipradita.e31@gmail.com INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan dan kelayakan usaha peternak itik petelur di Jember. Metode yang digunakan adalah survei dengan 36 responden peternak itik petelur. Hasil analisis kelayakan usaha diperoleh rata-rata B/C sebesar 1,87, BEP (harga) Rp983,27, BEP (produksi) sebesar 9.726,19 butir, dan ROI sebesar 55,70%. Usaha itik petelur di beberapa kecamatan Kabupaten Jember menghasilkan pendapatan sebesar Rp656.408,00 (skala kurang dari 100 ekor), Rp2.346.371,00 (skala 100 sampai 500 ekor), dan Rp28.597.866,00 (skala lebih dari 500 ekor). Kata kunci: Itik Petelur, Kelayakan Usaha, Pendapatan, Usaha Peternakan ABSTRACT This study aimed to determine how much income and business feasibility of duck laying farmers in Jember. The method used was a survey with 36 respondents duck laying farmers. The results of business feasibility analysis were B/C of 1.87, BEP (price) Rp983.27, BEP (production) 9,726.19 eggs, and ROI 55.70%. The laying duck business in several districts of Jember had incomes Rp656,408.00 (scale less than 100 ducks), Rp2,346,371.00 (scale 100 to 500 ducks), and Rp28,597,866.00 (scale more than 500 ducks). Keyword: Laying Ducks, Feasibility, Income, Poultry Business PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan usaha peternakan unggas di Indonesia relatif lebih maju bila dibandingkan dengan usaha peternakan lainnya. Berdasarkan data sensus pertanian 2013 jumlah usaha peternakan unggas yang meliputi ternak ayam lokal, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, dan itik manila adalah 7,77 juta unit (Badan Pusat Statistik, 2013). Kontribusi peternakan unggas dalam menyumbang swasembada protein hewani terutama dalam pemenuhan kebutuhan makanan cukup tinggi. Peternakan unggas juga berperan sebagai sumber pendapatan, membuka kesempatan kerja, dan sebagai sumber protein hewani. Peternakan unggas menjadi usaha yang paling diminati karena selain pemeliharaan lebih mudah, perputaran investasi lebih cepat. Salah satu ternak unggas yang dipelihara oleh peternak yang ada di Indonesia adalah itik. Populasi ternak itik semakin meningkat dari tahun ke tahun khususnya pada Kabupaten Jember. Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur yang mempunyai total populasi ternak itik petelur sampai tahun 2014 39

sebanyak 180 ribu ekor dengan jumlah produksi sebanyak 1,17 juta kg (Dinas Peternakan Jawa Timur, 2014). Jumlah itik yang banyak menandakan bahwa Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah dengan potensi lingkungan yang baik untuk pemeliharaan itik. Usaha peternakan itik bukan hanya sebagai usaha sampingan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yaitu sebagai usaha pokok. Usaha budidaya itik cukup dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga, sehingga dalam mengembangkan usaha ternak itik penting diketahui analisis kelayakan usaha itik petelur dengan kelompok skala usaha yang berbeda. Hal inilah yang melatarbelakangi untuk dilakukannya penelitian pada peternakan itik petelur di Kabupaten Jember. Penelitian telah dilaksanakan di Kecamatan Mumbulsari, Panti, Sukorambi, Silo, Sumbersari, Rambipuji, dan Ajung di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Ketujuh kecamatan tersebut mewakili 19,50% dari total populasi itik di Kabupaten Jember (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Jember, 2011). Studi tersebut diharapkan memberikan gambaran yang akurat mengenai kelayakan usaha pada masing-masing kelompok skala usaha itik di Kabupaten Jember, sehingga peternak dapat memilih skala usaha itik petelur yang terbaik untuk dilakukan guna memenuhi kebutuhan hidup. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat penerimaan dan pendapatan peternak itik petelur di Kabupaten Jember. 2. Untuk mengetahui kelayakan usaha secara financial B/C, BEP, dan ROI peternak itik petelur di Kabupaten Jember. MATERI DAN METODE Penentuan Lokasi Lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dengan pertimbangan bahwa lokasi penelitian dikenal sebagai sentra itik petelur di Kabupaten Jember. Lokasi penelitian dilakukan di tujuh kecamatan berbeda, yaitu: Kecamatan Mumbulsari, Kecamatan Panti, Kecamatan Sukorambi, Kecamatan Silo, Kecamatan Sumbersari, Kecamatan Rambipuji dan Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Pengumpulan Data Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei yaitu penelitian dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Data primer yang meliputi identitas responden, pengeleloan itik petelur, penerimaan usaha itik petelur, pengeluaran usaha itik petelur, dan jumlah investasi peternak yang digunakan dalam usaha itik petelur dari hasil observasi serta wawancara dengan peternak. Data sekunder berkaitan dengan usaha ternak itik petelur 40

yang diperoleh dari observasi dan catatan pada instansi terkait. Pemeliharaan itik terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok I peternak itik dengan populasi kurang dari 100 ekor, kelompok II peternak itik dengan populasi 100 sampai 500, dan kelompok III peternak dengan populasi lebih dari 500 ekor. Analisis Data Penerimaan Penerimaan peternak itik petelur Kabupaten Jember dihitung menurut Soekartawi (2003). Total Penerimaan (TR) = Q x P Keterangan: TR =Total Revenue atau penerimaan (Rp/Bln) Q = Jumlah produksi P = Harga (Rupiah) Pendapatan Pendapatan peternak itik petelur Kabuapten Jember dihitung menurut Soekartawi (2003). Total Pendapatan (Pd) = TR C Keterangan: Pd = Total pendapatan yang diperoleh peternak (Rp/Bln) TR = Total Revenue atau penerimaan yang diperoleh peternak (Rp/Bln) TC = Total Cost atau biaya yang dikeluarkan peternak (Rp/Bln) Kelayakan usaha Kelayakan usaha ternak itik petelur secara financial BEP, B/C (Benefit Cost Ratio), dan ROI (Return on Invesment). B/C (Benefit Cost Ratio). B/C atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara tingkat keuntungan dan biaya. B/C Ratio = BEP (Break Event Point). BEP adalah suatu kondisi yang menggambarkan bahwa hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. BEP produksi = BEP harga. BEP harga menggambarkan harga terendah dari produk yang dihasilkan. BEP harga = ROI (Return on Invesment). Nilai ROI adalah analisis keuntungan usaha ternak itik petelur yang berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan. ROI = Total Keuntungan (Rp) Total Biaya (Rp) Total Biaya Produksi (Rp) Harga Jual (Rp/butir) Total Biaya Produksi (Rp) Total Produksi (butir) Laba Usaha Modal x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha itik petelur di beberapa kecamatan Kabupaten Jember memiliki prospek yang baik. Hasil analisis menunjukkan rata rata nilai B/C 1,87, nilai BEP harga Rp923,27/butir, nilai BEP produksi 9.726,19 41

butir dan ROI 55,70%. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 1. Biaya Produksi Total biaya produksi peternak kelompok III jauh lebih tinggi dibandingkan peternak kelompok I dan II. Sesuai dengan pernyataan Nurana et al. (2004) semakin banyak biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan maka semakin banyak total biaya yang dihasilkan. Biaya produksi itik petelur pada peternak kelompok III paling tinggi dibandingkan kelompok lainnya, karena skalanya paling besar sehingga membutuhkan biaya yang lebih besar pula. Penerimaan Perbedaan penerimaan pada masingmasing kelompok peternak terjadi karena penerimaan yang diterima sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi telur yang dihasilkan dan harga jual telur pada saat itu. Menurut Mongi (2014) penerimaan merupakan perkalian antara jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual, maka semakin banyak produk yang dihasilkan maka akan semakin besar pula jumlah penerimaan yang diperoleh. Penerimaan peternak itik petelur pada masing masing kelompok sangat bervariasi. Kelompok dengan penerimaan tertinggi ialah kelompok III, dikarenakan jumlah telur dan harga jual paling tinggi dengan jumlah produksi telur sebesar 42.760 butir/bulan dan harga jual Rp1.600,00/butir, sedangkan kelompok I dan II memiliki jumlah produksi dan harga jual yang lebih rendah. Kelompok I jumlah produksi telur sebasar 1.327 butir/bulan dan harga jual Rp1.567,00/butir. Kelompok II jumlah produksi telur sebesar 5.047 butir/bulan dan harga jual Rp1.412,00/butir. Saediman (2012) menyatakan bahwa total penerimaan harus tinggi dibandingkan total biaya karena total penerimaan akan dikurangi dengan biaya total untuk memperoleh keuntungan, sehingga semakin tinggi selisih antara total penerimaan dengan total biaya maka semakin tinggi pula keuntungan yang diperoleh peternak. Tabel 1. Hasil Analisis Usaha Itik Petelur di Kabupaten Jember/bulan Keterangan Kelompok I Kelompok II Kelompok III Rata - Rata Total Biaya Produksi (Rp) 1.422.036,00 4.777.840,00 39.818.134,00 15.339.337,00 Penerimaan (Rp) 2.078.444,00 7.124.211,00 68.416.000,00 25.872.855,00 Pendapatan (Rp) 656.408,00 2.346.371,00 28.597.866,00 10.533.548,00 Kelayakan Usaha 1. B/C 2,17 2,40 1,39 1,87 2. BEP Harga (Rp) 1.071,89 946,73 931,20 923,27 3. BEP Produksi 907,68 3.384,54 24.886,33 9.726,19 (butir) 4. ROI 46,16 49,11 71,82 55,70 42

Pendapatan Kelompok dengan pendapatan tertinggi ialah peternak itik petelur kelompok III, karena pendapatan yang diperoleh lebih tinggi dibangdingkan kelompok lainnya. Besarnya pendapatan yang diperoleh menunjukkan tingkat keberhasilan usaha tersebut. Menurut Rasyaf (2002) bahwa besarnya pendapatan dari usaha ternak itik merupakan salah satu pengukur yang penting untuk mengetahui seberapa jauh usaha peternakan itik mencapai keberhasilan. Kelayakan Usaha Nilai rata-rata B/C peternak itik di Kabupaten Jember sebesar 1,87 yang berarti bahwa pengeluaran biaya sebesar Rp15.339.337,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar 1,87 kali lipat atau selama pemeliharaan diperoleh hasil 187% dari modal yang dikeluarkan. Rata-rata BEP produksi peternakan itik petelur di Kabupaten Jember adalah 9.726,19 butir dan rata-rata BEP harga adalah Rp923,27. Ketiga kelompok peternak itik petelur tersebut layak untuk diusahakan karena semua rata-rata produksi telur dan harga telur yang berlaku saat itu berada di atas nilai BEP yang dimiliki masing-masing kelompok peternak. Kelompok III mempunyai nilai BEP harga dan nilai BEP produksi tertinggi, karena produksi dan harga telur yang berlaku memiliki selisih paling besar dengan nilai rata-rata BEP harga dan produksi. Menurut Sinaga, et al. (2013) suatu usaha dikatakan layak apabila nilai produksi ratarata lebih besar dari BEP produksi dan nilai BEP harga lebih kecil dari harga jual telur itik rata-rata. Kelompok peternak I, II, dan III mempunyai nilai ROI lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang berlaku dan selisih persentase antar kelompok peternak tidak terlalu besar. Kelompok III dibandingkan kelompok lainnya memiliki nilai rata-rata ROI yang paling tinggi sebesar 71,82%, yang menunjukkan bahwa kelompok III mempunyai investasi modal yang dikeluarkan lebih efisien bila dibandingkan dengan investasi usaha peternak itik kelompok lainnya. Menurut Wulandari, et al. (2014) jika nilai ROI lebih besar dari tingkat bunga deposito, maka usaha ternak itik yang dijalankan mampu menghasilkan laba yang sesuai harapan peternak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pendapatan peternak itik petelur dibeberapa kecamatan Kabupaten Jember pada kelompok skala usaha kurang dari 100 ekor sebesar Rp656.408,00, skala 100 sampai 500 ekor sebesar Rp2.346.371,00, dan skala lebih dari 500 ekor sebesar Rp28.597.866. Seluruh peternak itik dinyatakan layak untuk dijadikan usaha pokok berdasarkan analisis kelayakan usaha dengan rata-rata B/C, BEP harga, BEP produksi dan ROI masing-masing sebesar 1,87, Rp923,27, 9.726,19 butir, 55,70. 43

Saran Penelitian lebih lanjut diperlukan dengan menambah jumlah kecamatan yang diteliti agar lebih menggambarkan kelayakan usaha peternakan itik di Kabupaten Jember. DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Serdangbedagai. Journal on Social Economic of Agriculture and Agribusiness. 2(4). Wulandari. S.P., B.A., Nugroho, dan H.D Utami. 2014. Analisis profitabilitas usaha peternakan itik petelur di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang. Anonimus. 2015 a. Data produksi ternak Kab/Kota di Jawa Timur. http://disnak.jatimprov.go.id/web/laya nanpublik/datastatistik/ statistikproduksi. Diakses tanggal 7 April 2015. Anonimus. 2015 b. Data statistik populasi ternak Kab/Kota di Jawa Timur. http://disnak.jatimprov.go.id/web/ layananpublik/datastatistik/statistikpo pulasiternak. Diakses tanggal 7 April 2015. Kamid, R. A. A. 2002. Analisis kelayakan usaha ternak itik petelur pada kelompok tani ternak itik branjangan putih Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mongi, H. 2014. Analisis profitabilitas usaha peternakan ayam petelur bina ternak mandiri di Kelurahan Mapane Kecamatan Poso Pesisir. Jurnal Agro Peternakan. 11(1). Nurana, St. Rohani, dan K. Kasim. 2014. Analisis pendapatan peternak itik petelur sistem pemeliharaan nomaden di Desa Kaliang, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang. Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan. 1(3):263-271. Rasyaf, M. 2002. Beternak Itik. Edisi ke-16. Kanisius. Yogyakarta. Saediman. 2012. Pengaruh skala usaha terhadap pendapatan peternak ayam ras petelur di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidrap. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makasar. Sinaga, R., S.N. Lubis, dan H. Butar. 2013. Analisis usaha ternak itik petelur studi kasus Kecamatan Bandar Khalifah 44