Respons Pertumbuhan Bud Set Tebu (Sacharum officinarum L.) Pada Beberapa Umur Bahan Tanam dan Konsentrasi IBA

dokumen-dokumen yang mirip
Growth Response Of Sugar Cane Bud Set Material (Saccharum Officinarum L.) with Naphthalene Acetic Acid (NAA) +Naphthalene Acetamide (NAAm) Application

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (39):

PERTUMBUHAN BIBIT BUD CHIPS TEBU (Saccharum officinarum L. ) PADA BERBAGAI UMUR BAHAN TANAMAN DENGAN PEMBERIAN BAP

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh dan Sumber Bud Chips Terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum) di Pottray

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (582) :

Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TEBU BUCHIP (Saccharum officinarum L.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat dan perekonomian Indonesia baik sebagai kebutuhan pokok maupun

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Lama Perendaman Auksin pada Bibit Tebu Teknik Bud Chip

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

BAB I PENDAHULUAN. menargetkan produksi gula 5,7 juta ton pada tahun 2015 nanti. Salah satu upaya

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

Respons Pertumbuhan Setek Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) pada Berbagai Bahan Tanam dan Konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (564) :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

PENGARUH TAKARAN KOMPOS BLOTONG DAN UMUR SIMPAN MATA TUNAS TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TEBU (Saccharum officinarum L.)

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan kayu di Indonesia setiap tahun meningkat dan diperkirakan kebutuhan

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013).

SKRIPSI. Persyaratan Sarjana-1. Disusun Oleh: VINA A FAKULTA

PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN LIMBAH KOPI DAN TEPUNG DARAH SAPI SKRIPSI OLEH :

UJI DAYA TUMBUH BIBIT TEBU YANG TERSERANG HAMA PENGGEREK BATANG BERGARIS (Chilo sacchariphagus Bojer.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

Tipe perkecambahan epigeal

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA (Mucuna bracteata D.C) SECARA STEK PADA MEDIA TANAM LIMBAH KELAPA SAWIT DAN MIKORIZA SKRIPSI OLEH :

SKRIPSI : GRANDY BASAROJI NPM JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

PENGARUH BAHAN SETEK DAN PEMBERIAN ZPT NAA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAHNAGA MERAH(Hylocereus costaricensis (Web) Britton & Rose)

PENGARUH JENIS ZAT PENGATUR TUMBUH DAN UKURAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN NAGA SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Pengaruh Jenis Bahan Tanam dan Takaran Kompos Blotong terhadap Pertumbuhan Awal Tebu (Saccharum officinarum L.)

286. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI KALIUM NITRAT TERHADAP VIABILITAS BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) DAN ROBUSTA (Coffea robusta L) SKRIPSI OLEH :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data Iklim Lahan Penelitian, Kelembaban Udara (%)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

SKRIPSI OLEH : ANI MEGAWATI SIMBOLON** BDP-AGRONOMI

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

I. PENDAHULUAN. Tanaman panili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Respons Wadah dan Komposisi Media Pembibitan Terhadap Pertumbuhan Bibit Bud Chip Tebu (Saccharum officinarum L.)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN UKURAN BIBIT PADA PERTUMBUHAN PEMBIBITAN TEBU (Saccharum officinarum L.)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP BEBERAPA KOMPOSISI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO DENGAN SUBSOIL ULTISOL DAN PUPUK DAUN

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN PERLAKUAN PEMACU PERKECAMBAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT TEBU

PENGARUH MEDIA DAN SUMBER BAHAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LIDAH MERTUA (Sansevieria trivaciata Lorentii ) Oleh:

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH ASAM GIBERELAT (GA 3 ) DAN PUPUK NPK PADA PENYAMBUNGAN TANAMAN MANGGA (Mangifera indica L.)

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki

~. ~ ~ ~, ~~~~ ~~ ~~ ~ ~,~-.

PEMBENIHAN TEBU BUD CHIPS

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH PEMBERIAN ZPT 2,4 D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN METABOLIT KALUS KEDELAI PADA PROSES HYPOXYDA SKRIPSI OLEH:

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.4, Oktober 2017 (101):

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Repositori FMIPA UNISMA

THE INFLUENCE OF CONCENTRATION AND INTERVAL APPLICATION OF FERMENTED COW URINE ON THE GROWTH OF SUGAR CANE SEEDLINGS

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian energi global saat ini mencapai sekitar 400 Exajoule (EJ)

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

I. PENDAHULUAN. spesies) Indonesia yang ditetapkan sebagai maskot Sumatera Barat. Sumatera Barat erat kaitannya dengan budaya dan adat istiadat

PENGARUH MACAM BIBIT DAN POSISI PENANAMAN TERHADAP PERTUNASAN DAN PERTUMBUHAN AWAL BIBIT TEBU (Saccharum officinarum L.)

LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG HIJAU (Phaseolus radiatusl.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK GUANO SKRIPSI OLEH:

RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK (Vanda douglas L.) TERHADAP PEMBERIAN HORMON TUMBUH ROOT-UP

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

PENGGANDAAN TUNAS KRISAN MELALUI KULTUR JARINGAN MULTIPLICATION OF CRISAN BUD THROUGH TISSUE CULTURE. Yekti Maryani 1, Zamroni 1

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

I. PENDAHULUAN. Pisang (Musa paradisiacal Linn) merupakan jenis buah yang paling umum

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

PENGARUH BERBAGAI MACAM PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGUR (Vitis vinivera L.)

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen

PENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KRANJI (Pongamia pinnata Merril)

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Transkripsi:

Respons Pertumbuhan Bud Set Tebu (Sacharum officinarum L.) Pada Beberapa Umur Bahan Tanam dan Konsentrasi IBA Growth response of sugarcane bud set (Sacharum officinarum L.) with different plant material ages and IBA concentrations Jerry Afrimsa Sijabat, Meiriani *, Lisa Mawarni Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author: meiriani_smb@yahoo.co.id ABSTRACT The research purpose to study the growth response of sugarcane budset with different plant material ages and IBA concentrations. This research had been conducted at experimental field of USU agriculture faculty, started from May to August used a factorial randomized block design with two factors, the first factor were plant material ages (6,7,8 months) and the second factors were IBA concentrations (100,200,300 ppm). Used 6 month plant material had germination percentage and germination rate significantly better than others plant material ages.using without IBA gave the best germination rate. Interaction between the different planting materials ages and IBA concentrations had no significantly effect at all parameters.the sugarcane propagation with budset should used 6 month plant material and without IBA. Keywords: budset, IBA, the age of planting materials ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan bud set tebu pada beberapa umur bahan tanam dan konsentrasi IBA. Penelitian dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian USU, dimulai Mei Agustus menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor yaitu umur bahan tanam (6,7,8 bulan) dan konsentrasi zat pengatur tumbuh IBA (100,200,300 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase bibit berkecambah, dan laju perkecambahan bibit bibit nyata lebih baik pada bahan tanam bud set umur 6 bulan. Laju perkecambahan nyata lebih baik tanpa pemberian IBA. Interaksi antara umur bahan tanam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter. Pada perbanyakan tebu dengan menggunakan bahan bud set disarankan menggunakan bahan yang berumur 6 bulan tanpa pemberian IBA. Kata kunci :budset, IBA, umur bahan tanam PENDAHULUAN Tebu adalah tanaman penghasil gula yang menjadi salah satu sumber karbohidrat.tanaman ini sangat dibutuhkan sehingga terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Menurut Putri, et al (2013) pada tahun 2015 konsumsi gula nasional sebesar 2,72 juta ton atau meningkat 3,65% dibandingkan tahun 2014 sebesar 2,63 juta ton dengan luasan lahan yang digunakan diseluruh wilayah Indonesia pada tahun 2014 dan 2015 sebesar 477.881 Ha dan 487.095 Ha.. Namun peningkatan konsumsi gula belum dapat diimbangi oleh produksi gula dalam negeri.hal tersebut terbukti pada tahun 2014 produksi gula hanya mencapai 2.575.390ton (BPS, 2015). Penyebab rendahnya produksi gula dalam negeri salah satunya dapat dilihat dari sisi on farm, penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu.penyiapan bibit yang dilakukan dengan metode konvensional (bagal) sangat berpengaruh terhadap waktu pembibitan karena membutuhkan waktu 7 bulan untuk satu kali periode tanam (Putri,et al., 2013). 750

Solikhah dan Imam (2015) menyatakan metode konvensional memiliki beberapa kelemahan yaitu waktu pembibitan yang dibutuhkan lebih lama, seta membutuhkan lahan pembibitan yang luas dan bibit yang dihasilkan relatif tidak seragam. Guna meningkatkan produksi gula nasional diperlukan dukungan lahan perkebunan sehingga diperlukan teknologi penyiapan bibit yang singkat dan tidak memakan tempat. Indrawanto et al,. (2001) menyatakan bibit tebu selain bibit bagal dikenal juga bibit tebu yang berasal dari satu mata tunas yaitu mata ruas tunggal (bud set) dan mata tunas tunggal (bud chip). Namun pengembangan budchip tidak sesuai dengan yang diharapkan dikarenakan pertumbuhannya yang tidak maksimal. Berdasarkan penelitian Irda (2015) menyatakan bahwa salah satu kendala pembibitan tebu dengan metode budchip adalah pertumbuhan akar dan tunas yang tidak seragam dan agak lambat pada budchip yang berasal dari bagian tengah batang serta pertumbuhan anakannya masih sedikit. Maka pengembangan budchip kurang diminati dari pada bud set. Hal ini disebabkan bud set cendrung lebih mudah untuk tumbuh karena masih memiliki cadangan makanan yang lebih besar dibandingkan dengan budchip. Permasalahan yang ada dalam memperbanyak tanaman secara vegetatif adalah sulitnya pembentukan akar dan usaha mempercepat terbentuknya akar dapat dilakukan dengan menggunakan zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh tanaman adalah senyawa organik yang bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologis tumbuhan. Untuk mendapatkan hasil perbanyakan bibit yang baik selain perlu memperhatikan media tumbuh,diperlukan zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Auksin merupakan salah satu hormon yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan akar, perkembangan tunas, kegiatan sel-sel meristem, pembentukan bunga, pembentukan buah dan terhadap gugurnya daun dan buah (Sumardi, et al.,2014). IBA mempunyai sifat yang lebih baik dan efektif dari pada IAA dan NAA.Dengan demikian IBA paling cocok untuk merangsang aktivitas perakaran, karena kandungan kimianya lebih stabil dan daya kerjanya lebih lama. Pemberian ZPT IBA meningkatkan persenjadi stek batang gofasa ( Vitex cofassus Reinw ), dimana rata-rata persen jadi stek yang berakar mencapai 85 persen. ZPT IBA menghasilkan akar yang lebih panjang tetapi tidak meningkatkan jumlah akar dari stek batang (Irwanto, 2003). Biasanya bahan tanaman untuk tebu yang digunakan adalah bahan tanam berumur 7 bulan, menurut Purlani, et al (2016), bahan benih tebu yang ideal diambil dari kebun induk pada umur 7 bulan dengan tingkat ketuaan yang cukup kulit tebu belum terlalu keras dengan mata tunas tidur segar. Tetapi hal ini dianggap kurang efektif karena harus menunggu waktu yang cukup lama hingga berumur 7 bulan. Pemakaian mata tunas tunggal sebagai bahan tanam dapat meningkatkan produktivitas tebu karena dapat menghasilkan jumlah anakan pertanaman yang lebih banyak dibandingkan dengan bibit bagal. Berdasarkan hal di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul respon pertumbuhan bud set tebu (Saccharum officinarum L) pada berbagai umur bahan tanam dan konsentrasi IBA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan bud set tebu (Saccharum officinarum L) pada berbagai umur bahan tanam dan konsentrasi IBA. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.Pada ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2016. Bahan yang digunakan adalah bud set tebuvarietas BZ 134, top soil, pasir, polybag,iba, airdan bahan pendukung lainnya. 751

Alat yang digunakan adalah cangkul, meja potong, parang, penggaris,gelas ukur, jangka sorong, oven,timbangan, kertas dan alat pendukung lainnya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan Faktor I yaitu Umur Bahan Tanam Bud set 6, 7 dan 8 bulan dan faktor II yaitu Konsentrasi ZPT IBA :0 ppm(a0), 100 ppm (A1), 200 ppm (A2), 300 ppm(a3). Tabel 1.Persentase perkecambahan bibit dan laju perkecambahan bibit bud set tebu pada beberapa umur bahan tanam dan konsentrasi IBA Persentase Laju Perkecambahan Perkecambahan Umur Bahan Tanam : % hari U1 :6 Bln 92.67 a 4.96 a U2:7 Bln 88.00 a 4.76 b U3:8 Bln 69.00 b 10.16 c Konsentrasi IBA(ppm) : A0(0) 81.33 5.75 a A1(100) 86.67 7.25 b A2(200) 83.56 6.68 b A3(300) 81.33 6.82 b HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase perkecambahan bibit Data persentase perkecambahan bibit bud set dan sidik ragamnya (Tabel 1) menunjukkan perlakuan perlakuan umur bahan tanam berbeda nyata sedangkan perlakuan konsentrasi IBA dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap persentase perkecambahan bud set. Persentase bibit jadi terbanyak adalah 95,33% di peroleh pada perlakuan umur bahan tanam 6 bulan (U1) sedangkan persentase bibit jadi terkecil adalah 66,00% yang di peroleh dari perlakuan umur bahan tanam 8 bulan (U3) Laju perkecambahan bibit Data laju perkecambahan bibit bud set dan sidik ragamnya (Tabel 1) menunjukkan perlakuan perlakuan umur bahan tanam dan perlakuan konsentrasi IBA berpengaruh nyata tetapi interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap laju perkecambahan bud set. Tabel 1 menunjukkan laju perkecambahan bibit tercepat diperoleh pada penggunaan bibit tanaman umur 6 bulan (U1) yang berbeda nyata dengan 7 bulan (U2), dan 8 bulan (U3). Tabel 1 juga menunjukkan laju perkecambahan bibit tercepat di peroleh pada penggunaan IBA 0 ppm (A0) yang berbeda nyata dengan konsentrasi lainnya sedangkan konsentrasi IBA 100 ppm (A1) berbeda tidak nyata dengan konsentrasi IBA 200 ppm (A2) dan IBA 300 ppm (A3). Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa laju perkecambahanbibit bud set tercepat pada konsentrasi 0 melambat pada konsentrasi 100 ppm. 752

Gambar5. Hubungan konsentrasi IBA dengan laju perkecambahan Tabel 2. Panjang bibit, jumlah daun bibit dan diameter bibit pada beberapa umur bahan tanam dan konsentrasi IBA Panjang Jumlah daun Diameter cm helai mm Umur Bahan Tanam : U1 :6 Bln 127.30 7.42 a 9.10 x U2 :7 Bln 131.60 7.37 a 9.08 x U3 :8 Bln 121.62a 7.48 a 8.82 x Konsentrasi IBA (ppm) : A0(0) 122.56 7.33 8.7 6 x A1(100) 125.09 7.42 9.00 x A2(200) 132.51 7.49 9.41 x A3(300) 127.20 7.44 8.83 x Panjang bibit Data panjang bibit bud set dan sidik ragamnya (Tabel 2) menunjukkan berbeda tidak nyata perlakuan konsentrasi IBA dan int eraksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap panjang bibit bud set. Panjang bibit menunjukkan tertinggi pada 2 MST pada perlakuan umur bahan tanam 7 bulan (U2) dan terendah pada perlakuan umur bahan tanam 8 bulan (U3). Hal utama yang paling penting dalam perbanyakan bibit secara vegetative bentuk setek adalah pembentukan akar. Hal ini menunjukkan bahwa umur bibit tanaman yang semakin muda mampu meningkatkan kemungkinan keberhasilan bibit serta menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik di bandingkan dengan bibit yang berusia lebih tua. Sesuai dengan pendapat Arismasetiowati dan Fitria (2012) yang menyatakan bahwa faktor dalam yang mempengaruhi dalam pembiakan setek adalah macam bahan setek, umur bahan setek, kandungan zat pengatur tumbuh dan terbentuknya kalus. Jumlah daun bibit Jumlah daun terbanyak pada perlakuan umur bahan tanam 8 bulan (U3) sedangkan jumlah daun terkecil di peroleh pa da perlakuan umur bahan tanam 7 bulan (U2) (Tabel 2). Ini menunjukkan bahwa kandungan auksin yang terdapat pada usiabud set yang 753

masih muda mampu menghasilkan pertumbuhan yang lebih responsif. Hal ini sesuai dengan pendapat Arismasetiowati dan Fitria (2012) yang menyatakan bahwa Selain pertumbuhan panjang akar auksin juga berpengaruh pada pertumbuhan daun. Diameter bibit Diameter tanaman tertinggi di peroleh pada perlakuan konsentrasi IBA U1 dan yang terkecil didapatkan pada perlakuan (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa IBA mampu meningkankan kemampuan bud set, auksin di IBA mampu menigkatkan diameter bud set tebu bila di berikan pada jumlah yang tepat sehingga memberikan pertumbuhan yang optimum. Hal ini sesuai dengan pendapat Arismasetiowati dan Fitria (2012) yang menyatakan bahwa penambahan konsentrasi yang optimal untuk pertumbuhan akar berbeda pada masing-masing tanaman. Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa umur bahan tanam bud set berpengaruh nyata pada parameter persentase perkecambahan, laju perkecambahan. panjang bibit, jumlah daun bibit, diameter bibit berpengaruh tidak nyata pada penggunaan umur bahan tanam bud set. Syakir et al., (1992) menyatakan bahwa keberhasilan setek membentuk akar dipengaruhi oleh umur tanaman, fase pertumbuhan dan perbedaan bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan setek. Hal tersebut berhubungan dengan kandungan berbagai zat yang berperan dalam pembentukan akar dan tunas seperti auksin, karbohidrat, dan nitrogen. Kemampuan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang diatur oleh ZPT yang mana dapat di peroleh dari tanaman itu sendiri (endogen) maupun dengan pemberian dari luar (eksogen) namun dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian IBA tidak mampu untuk menunjukkan perbedaan yang nyata walaupun di kombinasikan dengan umur bahan tanam, ini kemungkinan di sebabkan oleh ZPT endogen pada bibit tebu masih mampu untuk menunjukkan pertumbuhan yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Davies, (1995) zat pengatur tumbuh tanaman berperan penting dalam mengontrol proses biologi dalam jaringan tanaman. Perannya antara lain mengatur kecepatan pertumbuhan dari masing-masing jaringan dan mengintegrasikan bagian-bagian tersebut guna menghasilkan bentuk yang kita kenal sebagai tanaman. SIMPULAN Persentase bibit berkecambah dan laju perkecambahan bibit nyata lebih baik pada bahan tanam bud set umur 6 bulan, laju perkecambahan nyata lebih baik tanpa pemberian IBA, interaksi umur bahan tanam dan konsentrasi IBA berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter. DAFTAR PUSTAKA Arismarsetiowati, R. dan Fitria. 2012.Pengaruh Penambahan Auksin Terhadap Pertunasan dan Perakaran Kopi arabika Perbanyakan Somatik Embriogenesis.Pelita Perkebunan.Vol.28. Hlm 82-90. BPS, 2015.Statistik Tebu Indonesia (Indonesian Sugar Cane Statistic).Diakses dari https://www.bps.go.id/website/pdf_publi kasi/statistik-tebu-indonesia-2015--.pdf. Davies,P.J.1995. The plant hormone their nature accurence and function plant hormon and their role in plant growth development.dordrecht Martinus Nijhoff Publisher. Indrawanto,Chandra.,Purwono,Siswanto, M.Syakir., Widi Rukmini. 2010.Budidaya dan Pasca Panen Tebu.Eka Media, Jakarta.Hal.1-10. Irda, Meiriani dan Yaya. 2014. Keragaan Bibit Bud Chip Tebu (Sacharum officinarum L.) dengan Perlakuan Lama Perendaman dan Konsentrasi IAA. Jurnal Online 754

Agroekoteknologi. Vol 3.No.2 :489-498. Irwanto,2003.PengaruhHormon IBA (Indole Butyric Acid) terhadapkeberhasilanstekgofasa.amb on.hal.4-5 Purlani, Edi., Dawang, istiana, dan subiyakto. 2016. Pembenihan Tebu Bud chips.http://www.litbang.pertanian.go.id /berita/one/2326/file/perbenihan-tebubud-chips.pdf. LitbangPertanian. Diakses pada tanggal 16 Maret 2016. Putri, A. D., Sudiarsodan T. Islami. 2013. PengaruhKomposisi Media TanamPadaTeknikBud ChipTigaVarietasTebu (SaccharumofficinarumL.). JurnalProduksiTanaman 1(1).UniversitasBrawijaya.Malang.Hal.1-2. Sholikhah, Ummi., Imam.2015. Kelompok Petani Tebu Rakyat di Kecamatan Semboro Kabupaten Jember.Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Vol.4 Hal.47-54. Sumardi., I. Umarie., dan I. Wijaya, 2014. Respon Pertumbuhan Bibit Tebu Single BudPlanting Terhadap Pemberian Auxin dan Urea.Universitas Muhammadiah Jember. Syakir, M., M.H. Bintoro, D., dan Amrin, Y. D. 1992.Pengaruh Berbagai Zat Pengatur Tumbuh dan Bahan Setek terhadap Pertumbuhan Setek Cabang Buah Lada. Pembr.Littri. Bogor. Hal 59-65 755