BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

dokumen-dokumen yang mirip
MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB III DESKRIPSI TENTANG PENERAPAN AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BEN IMAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya persoalan itu bagi kehidupan manusia. Cita-cita di bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

HILMAN FAJRI ( )

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURĀBAḤAH DALAM BENTUK PERJANJIAN PIUTANG MURĀBAḤAH

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UANG MUKA KPR OLEH NASABAH DENGAN AKAD (Studi Kasus di BMT MUDA JATIM SURABAYA)

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. melalui paket-paket kebijakan untuk mendorong kehidupan sektor usaha

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB I PENDAHULUAN. nasional memposisikan bank sebagai lembaga intermediasi dan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen risiko dalam Lembaga Keuangan Syari ah mempunyai karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking. 1 Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era modern ini perbankan syariah telah menjadi fenomena global,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang sudah diatur dalam Undang-undang Perbankan. Namun pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB IV ANALISIS TERHADAP UPAYA PENGOVERAN BUKTI FISIK TRANSAKSI MURA>BAH{AH DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB IV PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan sindikasi yang dilakukan BPRS Madina Mandiri. Sejahtera, BPRS Bangun Drajat Warga dan BPRS Mitra Amal Mulia

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan salah satu kegiatan muamalah yang telah diatur di dalam syari ah Islam, yang di antaranya mencakup konsumsi, investasi, dan simpanan. Seiring dengan kemajuan zaman, kebanyakan masyarakat modern melakukan investasi melalui suatu lembaga keuangan. Transaksi di lembaga keuangan sering terjadi disebabkan karena lembaga keuangan sangat diperlukan dalam perekonomian modern sebagai mediator antara kelompok masyarakat yang mempunyai modal dan kelompok masyarakat yang memerlukan dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1 Terwujudnya perkembangan lembaga keuangan syari ah, selain karena ada kebutuhan di masyarakat juga karena berlakunya dual banking system (bank syari ah dan bank konvensioanl) dalam perbankan nasional. Sistem perbankan nasional telah menempatkan sub sistim syari ah sebagai alternatif dari sub sistim konvensional, khususnya dalam pelayanan baik dalam memenuhi kebutuhan (permintaan) dana maupun memanfaatkan kelebihan (penawaran) dana di masyarakat. 1 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari ah (Jakarta: Alvabet, 2002), 25. 1

2 Sebagai sistim, antar sub sistim syari ah dan konvensional terdapat perbedaan yang terletak pada kaidah dan prinsip yang digunakan sebagai landasan transaksinya. Dalam sistim syari ah tidak dikenal adanya transaksi yang memakai dasar perkiraan maupun perhitungan bunga (yang umumnya menjadi dasar perhitungan dalam bisnis keuangan simpan pinjam secara konvensional). Konsep bunga dalam ajaran Islam dianggap mengandung aspek (riba>) yang diharamkan. Seperti firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah ayat 275, yaitu : Artinya : Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. 2 Dengan demikian, dalam konsep syari ah semua aplikasi transaksi yang berkaitan dengan komponen bunga dihindari. 3 Umat Islam yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan adanya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syari ah, salah satu diantaranya adalah koperasi jasa keuangan syari ah (KJKS). koperasi jasa keuangan syari ah (KJKS) merupakan lembaga keuangan yang beroprasi dalam kegiatan usahanya berdasarkan prinsipprinsip syari ah dan kompilasi hukum ekonomi syari ah (KHES) yang 2 Departemen Agama RI, Al-qur an dan Terjemah (Surabaya : Al-Hidayah, 1971), 69. 3 Suhartono, Koperasi Jasa Keuangan Syariah, dalam http://variakoperasi.blogspot.com/2009/06/koperasi-jasa-keuangan-syariah.html, diakses pada 23 Oktober 2013.

3 mengacu pada al-qur an dan hadith, yang berfungsi sebagai investor, jasa keuangan dan sosial. Konsep operasional dari koperasi jasa keuangan syari ah adalah sebagai alat rumah tangga anggota untuk mandiri dalam mengatasi masalah kekurangan modal (bagi anggota pengusaha) atau kekurangan likuiditas (bagi anggota rumah tangga) sehingga berlaku asas self help. 4 Untuk memenuhi kebutuhan modal dan pembiayaan, KJKS memiliki ketentuan-ketentuan yang berbeda dengan koperasi konvensional. Secara umum KJKS terdiri atas tiga kategori produk, yaitu: a. Produk penghimpunan dana (Funding) b. Produk penyaluran dana (Lending) c. Produk jasa (Services) Berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) tentang KJKS, produk penghimpunan dana di KJKS berupa akad transaksi Mud}a>rabah dan Wadi> ah, KJKS dapat menghimpun dana dari anggota, calon anggota, koperasi lainnya, dan atau anggotanya dalam bentuk tabungan dan simpanan berjangka. Sedangkan produk penyaluran dana di KJKS dilakukan dengan metode, seperti: jual beli, bagi hasil, pembiayaan, pinjaman, dan investasi khusus. Dalam penyaluran dana nasabah, secara 4 Standar Operasional Prosedur (SOP) KJKS dan UJKS Koperasi, 22.

4 garis besar produk pembiayaan syari ah terbagi ke dalam empat kategori, yaitu : 5 1. Mura>bah}ah, salam, istithna 2. Ija>rah 3. Mud}a>rabah dan musya>rakah 4. Qard} Salah satu produk pembiayaan pada koperasi jasa keuangan syari ah (KJKS) adalah pembiayaan mura>bah}ah yang didasarkan atas prinsip jual beli, yang memakai prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati oleh pihak KJKS selaku penjual dan nasabah selaku pembeli. Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan juga melakukan akad jual beli pada pembiayaan mura>bah}ah untuk usaha perikanan, yaitu pembiayaan yang dilakukan untuk pembelian barangbarang yang dibutuhkan dalam usaha perikanan, misalnya bibit ikan, bibit udang dan pakan ikan. Pembelian barang tersebut dikuasakan/diwakilkan sepenuhnya kepada nasabah, karena keterbatasan waktu dan kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang ada di Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan. 5 Ibid., 25.

5 Contoh kasus, Muhammad Isnan warga Pucangro Kalitengah Sukodadi Lamongan mengajukan pembiayaan mura>bah}ah di Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan untuk beli bibit ikan. Pengajuan permohonan pembiayaannya sebesar Rp. 2.000.000 dan jangka waktu angsurannya selama 4 bulan. Jumlah tersebut belum ditambahkan dengan margin keuntungannya. Jika sudah ditambahkan dengan margin keuntungan maka jumlahnya menjadi Rp. 2.240.000, karena pihak koperasi menetapkan margin sebesar 3%. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut: Jumlah margin x jangka waktu angsuran x pokok pinjaman 3% x 4 x 2.000.000 Jadi Muhammad Isnan harus mengembalikan pembiayaannya sebesar Rp. 2.240.000, dan diangsur dalam jangka waktu 4 bulan. Kemudian Muhammad Isnan menulis permohonannya pada surat permohonan pembiayaan serta membawa persyaratan yang sudah ditentukan oleh pihak koperasi. Jika permohonan Muhammad Isnan disetujui oleh pihak koperasi, maka Muhammad Isnan harus menandatangani surat perjanjian pembiayaan dari pihak koperasi. 6 Di dalam surat perjanjiannya terdapat salah satu pasal yang menerangkan bahwa: 6 Rama Widiati, wawancara, Lamongan, 11-04-2014.

6 Nasabah atas nama Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman membeli barang dari pemasok untuk kepentingan nasabah dengan pembiayaan disediakan Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman dan selanjutnya Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga pokok dan margin keuntungan jual beli yang disepakati oleh nasabah dan Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman. 7 Setelah kedua belah pihak sudah sepakat dengan perjanjian pembiayaan tersebut maka pihak Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan memberikan uang kepada Muhammad Isnan, karena pembelian bibit ikannya dikuasakan/diwakilkan sepenuhnya kepada Muhammad Isnan. Namun setelah penulis melakukan wawancara kepada Muhammad Isnan, ternyata pembelian bibit ikannya atas nama Muhammad Isnan sendiri, dan uang dari Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman dibelikan bibit ikan semua, bahkan kata Muhammad Isnan uang Rp. 2.000.000 dari Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman itu kurang untuk membeli bibit ikannya, karena Muhammad Isnan membeli bibit ikannya sebanyak 15 rean, yang 1 reannya seharga Rp. 150.000. 8 Dari penjabaran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penerapan Akad Mura>bah}ah dalam pembiayaan Usaha Perikanan dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan). 7 Dokumen, Akad Pembiayaan Mura>bah}ah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Ben Iman Lamongan. 8 Muhammad Isnan, wawancara,lamongan, 13-04-2014.

7 B. Identifikasi Masalah Dari paparan latar belakang masalah di atas dapat diketahui bahwa pokok masalah yang ingin dikaji adalah: 1. Penandatanganan akad mura>bah}ah sebelum penjual melakukan pengadaan barang. 2. Penerapan akad waka>lah dalam pembelian barang tidak dilakukan atas nama koperasi. 3. Realisasi pembelian barang yang harga dan jenis barangnya tidak sesuai dengan akad mura>bah}ah yang sudah disepakati. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan akad mura>bah}ah sebelum penjual melakukan pengadaan barang? 2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap penerapan akad waka>lah yang dilakukan dalam pembelian barang yang tidak dilakukan atas nama koperasi? 3. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap realisasi pembelian barang yang harga dan jenis barangnya tidak sesuai dengan akad mura>bah}ah yang sudah disepakati? D. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini bukan merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah

8 ada. 9 Penelitian mengenai masalah ini bukanlah yang pertama yang pernah dilakukan, ada penelitian yang dilakukan dan mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain, diantaranya yaitu : Skripsi yang ditulis oleh Syamsuddin berjudul Penerapan Pembiayaan Mura>bah}ah Dengan Akad Kuasa (Studi Analisis PT. BPR Syariah Amanah Sejahtera Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik) dengan kesimpulan bahwa penerapan pembiayaan mura>bah}ah dengan akad kuasa di PT. BPR Syariah Amanah Sejahtera Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik dilarang, karena dilihat dari penerapan kuasanya pihak nasabah bertindak sebagai penjual sekaligus pembeli, sehingga syarat dan rukun jual belinya tidak terpenuhi. 10 Skripsi yang ditulis oleh Hopi Ludhin berjudul Aplikasi Mura>bah}ah Dengan Sistem Akad Waka>lah Di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bhakti Sumekar Sumenep Dalam Perspektif Fatwa DSN MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Mura>bah}ah dengan kesimpulan bahwa praktek akad mura>bah}ah dilakukan pada barang yang secara prinsip belum sah menjadi milik bank. Hal ini tidak sejalan dengan fatwa DSN MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah. 11 9 Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi (Surabaya: Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, 2014), 8. 10 Syamsuddin, Penerapan Pembiayaan Mura>bah}ah Dengan Akad Kuasa (Studi Analisis PT. BPR Syariah Amanah Sejahtera Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik) (Sripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya 2002). 11 Hopi Ludhin, Aplikasi Mura>bah}ah Dengan Sistem Akad Waka>lah Di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bhakti Sumekar Sumenep Dalam Perspektif Fatwa DSN MUI Nomor 04/DSN- MUI/IV/2000 Tentang Mura>bah}ah (Sripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya 2012).

9 Skripsi yang ditulis oleh Ummi Hanik dengan judul Analisis Mura>bah}ah Bil Waka>lah Dalam Pembiayaan Unit Mikro Syariah di BPRS Capem Diponegoro Surabaya. Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan mura>bah}ah dengan akad waka>lah yang pembahasannya lebih fokus terhadap pembiayaan unit mikro syariah di BPRS Capem Diponegoro Surabaya. Dalam hal ini bank menyerahkan sepenuhnya kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhannya, namun kenyataannya dana yang diberikan oleh pihak bank kepada wakil tidak digunakan sebagaimana akad perjanjian yang telah disepakati, melainkan perubahan obyek akad secara sepihak tanpa sepengetahuan pihak bank. Pembiayaan yang dilakukan dalam bentuk mura>bah}ah bil wa>kalah di Unit Mikro Syariah ini dapat dilaksanakan karena antara salah satu pihak (bank atau nasabah) tidak ada unsur yang saling merugikan walaupun terdapat penyalahgunaan akad awal oleh pihak nasabah, yang dalam hal ini tidak merubah esensi dari akad mura>bah}ah bil waka>lah tersebut. 12 Skripsi yang ditulis oleh Risma Helni dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Aplikasi Penetapan Harga Pembiayaan Mura>bah}ah di Koperasi Simpan Pinjam Syariah Ben Iman Lamongan. Skripsi ini membahas tentang penetapan harga pembiayaan mura>bah}ah di Koperasi Simpan Pinjam Syariah Ben Iman Lamongan yang dilakukan oleh pihak koperasi dengan nasabah pembiayaannya, dalam hal ini margin keuntungannya tidak ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama, 12 Ummi Hanik, Analisis Mura>bah}ah Bil Waka>lah Dalam Pembiayaan Unit Mikro Syariah di BPRS Capem Diponegoro Surabaya (Sripsi--IAIN Sunan Ampel,Surabaya 2009).

10 melainkan ditetapkan sendiri oleh pihak koperasi. Penetapan margin pada pembiayaan mura>bah}ah di Koperasi Simpan Pinjam Syari ah Ben Iman Lamongan adalah diperbolehkan menurut hukum Islam karena tidak ada dalil yang melarang penetapan margin yang terlampau tinggi dibandingkan harga pasar dan dalam hal ini juga tidak bertentangan dengan fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 tentang mura>bah}ah. 13 Skripsi yang ditulis oleh Ainul Yaqin dengan judul Kajian Hukum Islam Terhadap Aplikasi Pembiayaan Mura>bah}ah di Koperasi Simpan Pinjam Pondok Pesantren Kramat Kab. Pasuruan. Skripsi ini membahas tentang aplikasi mura>bah}ah pada Koperasi Simpan Pinjam Pondok Pesantren Kramat Kab. Pasuruan, dimana penyaluran pembiayaannya dilakukan dengan cara memberikan pembiayaan kepada nasabah dalam pembelian barang dan menjual kembali barang yang sudah dibeli oleh nasabah kepada Koperasi Simpan Pinjam Pondok Pesantren Kramat Kab. Pasuruan. Berdasarkan kajian hukum Islam terhadap Aplikasi Pembiayaan Mura>bah}ah di Koperasi Simpan Pinjam Pondok Pesantren Kramat Kab. Pasuruan tidak tepat diterapkan untuk skema modal kerja. 14 13 Risma Helni, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Aplikasi Penetapan Harga Pembiayaan Mura>bah}ah di Koperasi Simpan Pinjam Syariah Ben Iman Lamongan (Sripsi--IAIN Sunan Ampel,Surabaya 2008). 14 Ainul Yaqin, Kajian Hukum Islam Terhadap Aplikasi Pembiayaan Mura>bah}ah di Koperasi Simpan Pinjam Pondok Pesantren Kramat Kab. Pasuruan (Sripsi--IAIN Sunan Ampel,Surabaya 2011).

11 Dari pembahasan skripsi-skripsi di atas belum ada yang spesifik membahas tentang judul Penerapan Akad Mura>bah}ah dalam Pembiayaan Usaha Perikanan Dalam Perspektif Hukum Islam yang intinya adalah penulis membahas tentang penerapan akad mura>bah}ah pada pembiayaan usaha perikanan yang dilakukan oleh pihak Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan dengan nasabah pembiayaan tersebut, yang pada realisasinya ternyata nasabah tidak melakukan pembelian barang sesuai dengan akad yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. E. Tujuan Penelitian Pada intinya tujuan penelitian ini adalah meneliti apa yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah yaitu: 1. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan akad mura>bah}ah sebelum penjual melakukan pengadaan barang. 2. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap penerapan akad waka>lah yang dilakukan dalam pembelian barang yang tidak dilakukan atas nama koperasi. 3. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap realisasi pembelian barang yang harga dan jenis barangnya tidak sesuai dengan akad mura>bah}ah yang sudah disepakati.

12 F. Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan bernilai dan bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut: 1. Dari segi teoritis, berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, menambah wawasan mengenai pembiayaan mura>bah}ah, serta dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan menjadi bahan landasan pemahaman ilmu pengetahuan pada penelitian berikutnya yang mempunyai minat pada subyek yang sama yakni mura>bah}ah. 2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan masukan bagi pengelola Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan. G. Definisi Operasional Penerapan akad mura>bah}ah adalah penerapan akad yang didasarkan pada transaksi jual-beli di mana harga dan keuntungan disepakati antara penjual yaitu Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan dan pembeli yaitu nasabah. Pembiayaan usaha perikanan adalah pembiayaan yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan kepada nasabah yang membutuhkan barang-barang untuk usaha perikanannya.

13 Hukum Islam adalah peraturan dan ketentuan yang berdasarkan pada al- Qur an dan hadith. 15 H. Metode Penelitian 1. Data Yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif yang terdiri dari: a. Data tentang pelaksanaan akad mura>bah}ah sebelum penjual melakukan pengadaan barang. b. Data tentang penerapan akad waka>lah yang dilakukan dalam pembelian barang yang tidak dilakukan atas nama koperasi. c. Data tentang realisasi pembelian barang yang harga dan jenis barangnya tidak sesuai dengan akad mura>bah}ah yang sudah disepakati. 2. Sumber Data Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain: a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti, baik dari pribadi maupun dari suatu instansi yang mengolah dan untuk keperluan penelitian, seperti dengan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang 15 Sudarsono, Kamus Hukum Islam (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 12.

14 dilakukan, 16 yakni sumber data yang dikumpulkan langsung dari Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan yang terdiri dari: 1) Wawancara dengan Rama Widiati, S.E, jabatannya sebagai asisten manager Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan. 2) Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 3) Wawancara dengan tiga orang nasabah yang melakukan pembiayaan mura>bah}ah di Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan, yaitu Muhammad Isnan, Nur Chamim, dan Sujari. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama dan telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis. 17 Berupa literatur-literatur yang terkait dengan pembahasan, antara lain: 1) Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta: Alvabet, 2002. 2) Departemen Agama RI, Al-qur an dan Terjemah, Surabaya : Al-Hidayah, 1971. 16 Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 62. 17 Ibid, 65.

15 3) Standar Operasional Prosedur (SOP) KJKS dan UJKS Koperasi. 4) Sudarsono, Kamus Hukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1992 5) Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian lapangan tentang Penerapan Akad Mura>bah}ah dalam Pembiayaan Usaha Perikanan dalam Perspektif Hukum Islam ini diperlukan tahapan-tahapan tertentu sehingga berbagai indikasi dan identifikasi akan menempati proporsinya secara tepat dan dalam hal ini pengumpulan data menggunakan teknik sebagai berikut: a. Wawancara/Interview Yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 18 Dengan metode ini maka seseorang pewawancara akan dapat mencatat informasi selengkap mungkin. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Rama Widiati, SE., jabatannya sebagai asisten manager Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan, kemudian wawancara kepada para pihak nasabah yang pernah mengajukan pembiayaan mura>bah}ah di Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan yaitu Muhammad Isnan, Nur Chamim, dan Sujari. 18 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), 231.

16 b. Dokumentasi Yakni cacatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. 19 Dalam hal ini dokumen yang terkumpul adalah berkaitan dengan penerapan akad mura>bah}ah dalam pembiayaan usaha perikanan di Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam skripsi ini menggunakan metode deskriptif dengan pola pikir induktif dan deduktif. a. Metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan hasil penelitian mengenai fakta yang terjadi pada penerapan akad mura>bah}ah dalam pembiayaan usaha perikanan di Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan. b. Pola pikir induktif yaitu pola pikir yang digunakan untuk menyatakan fakta-fakta atau kenyataan di lapangan yaitu di Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan yang selanjutnya dianalisis dari segi hukum Islam. 19 Ibid., 240.

17 c. Pola pikir deduktif yaitu pola pikir yang yang menggunakan hukum Islam sebagai acuan untuk menganalisis hasil penelitian dari kenyataan yang terjadi di lapangan yaitu di Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan. I. Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran yang lebih luas tentang skripsi ini. Penulis mencoba untuk menggunakan isi uraian pembahasan sebagai berikut: Bab pertama, memuat pendahuluan yang berisi tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua, bab ini memuat tentang hukum Islam jual beli mura>bah}ah dan waka>lah yang di dalamnya memaparkan sub bab-sub bab sebagai berikut: jual beli Mura>bah}ah, dalam bahasan ini memuat tentang: pengertian jual beli mura>bah}ah, dasar hukum jual beli mura>bah}ah, rukun dan syarat jual beli mura>bah}ah, dan jual beli yang dilarang dalam Islam. Kemudian waka>lah, yang memuat tentang pengertian waka>lah, dasar hukum waka>lah, rukun dan syarat waka>lah, mewakilkan untuk membeli berakhirnya waka>lah. Bab ketiga, berisi tentang hasil penelitian gambaran umum Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman Lamongan yang memuat profil: sejarah berdirinya, pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syari ah

18 Ben Iman, dasar hukumnya, prinsip-prinsipnya, konsep pendiriannya, visi dan misi, dan tujuannya, fungsi dan perannya, landasan Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman, draft susunan pengurus Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman, struktur organisasinya, produk-produknya, dan penerapan akad mura>bah}ah dalam pembiayaan usaha perikanan di Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Ben Iman. Bab keempat, berisi tentang analisa terhadap hasil penelitian lapangan yang terdiri dari analisis tentang pandangan hukum islam terhadap pelaksanaan akad mura>bah}ah sebelum penjual melakukan pengadaan barang, pandangan hukum Islam tentang penerapan akad waka>lah dalam pembelian barang yang tidak dilakukan atas nama koperasi, dan pandangan hukum Islam tentang realisasi pembelian barang yang harga dan jenis barangnya tidak sesuai dengan akad mura>bah}ah yang sudah disepakati. saran. Bab kelima, bab ini merupakan penutup, berisi kesimpulan dan