PELATIHAN MAWASHI GERI JODAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008).

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan masing-masing kelompok 1 dengan pelatihan berjalan dengan

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

TESIS PELATIHAN MAWASHI GERI JODAN

PELATIHAN LARI AMPLOP MENINGKATKAN KELINCAHAN SISWA PUTRA PESERTA EKSTRA KURIKULER PENCAK SILAT SMA DWIJENDRA DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGANDONG SAMBUK TERHADAP KEMAMPUAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER V KELAS A TAHUN 2015

PELATIHAN LARI-LOMPAT DI PASIR MENINGKATKAN JARAK CAPAIAN LOMPAT JAUH LEBIH PANJANG DARIPADA LARI RINTANGAN PADA SISWA SMPN-11 DENPASAR

Volume 1, No. 1 : 33 37, Juni 2013

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

Volume 1, No. 1 : 8 19, Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

Volume 1, No. 2 : 19 26, Nopember 2013

Oleh: I Made Karna Laksana*, I P G Adiatmika**, I W Weta***

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting

ANAK AGUNG GEDE ANOM NIM:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

I Pt. Adi Gunawan*, I.A.Kd. Arisanthi Dewi **, Ngurah Adi Santika***

BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada

Oleh : N. Gimbar Adi Putra*, J. Alex Pangkahila**, I P G. Adiatmika*** Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

Oleh : I Made Raka *, Ni Ketut Ayu Juliasih** *SMAN-2 Badung, **Fakultas MIPA Universitas Hindu Indonesia

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP LEBIH MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH DARI PADA PELATIHAN PLYOMETRIC BOX JUMP

PELATIHAN LARI SAMBUNG BACK TO BACK

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 3, No.1, Hal , Juni 2017

Oleh Martina Dewi Lengo*,B.K Satriayasa **N. U. Badu** *Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana*

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. variabel umur, berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh disajikan pada. Tabel 5.1 Data Karakteristik Fisik Subjek

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Pre and Post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa.

*SMAN1 Kupang. **Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana *** FKIP PGRI Kupang, NTT. ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Randomized Pre and Post Test Control Group Design

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Menurut Arikunto Suharsimi (2010:203) metode penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

BAB III METODOLOGI. kemudian dilihat pengaruhnya. Kedua kelompok tersebut dibagi berdasarkan hasil tes awal,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot.

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. atletik itu terkandung unsur-unsur gerak dasar yang dibutuhkan oleh semua cabang

A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGALA- GALA TERHADAP KEMAMPUAN KELINCAHAN MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER VI KELAS A TAHUN 2015

Oleh : Ni Luh Gde Widiantari*, I D P. Sutjana**, I P G Adiatmika***

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK SINGLE LEG HOP DAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN WAKTU TEMPUH PELARI 110 METER GAWANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIGZAG RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA SEKOLAH SEPAK BOLA GUNTUR

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

KONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

DAFTAR PUSTAKA. 1. Giriwijoyo S, Sidik DZ. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja Rosdakarya; h

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Yan Indra Siregar. Abstrak

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SIT-UP THROW TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PUNGGUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN SPLIT JUMP TERHADAP POWER TUNGKAI PADA KARATEKA DI SMP NEGERI 3 GORONTALO NI WAYAN SUMIASIH AHMAD LAMUSU MARSA LIE TUMBAL

PENINGKATAN PEMBINAAN PRESTASI LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BERBEBAN SECARA PERIODIK PADA ATLETIK USIA ANAK REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

Transkripsi:

PELATIHAN MAWASHI GERI JODAN SIKAP KAMAE-TE DENGAN BEBAN 0,5 Kg DI KAKI DAPAT MENINGKATKAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PELATIHAN KARATE SISWA SMP N 11 DENPASAR I Made Bagia, SE., M.Fis. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Ksehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan, Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi PENDAHULUAN Olahraga karate merupakan salah satu olahraga yang membutuhkan kecepatandan lebih dominan kecepatan gerakan tunggal tapi berbeda gerak. Gerakan tunggal yang berbeda gerak dapat di lihat dari tendangan oshiro geri, kekomi geri, ashi mawashi geri dan mawashi geri. 1 Power juga salah satu unsur yang sangat penting dalam olahraga karate seperti yang tertuang dalam buku program latihan fisik penunjang atlet karate bahwa power adalah hasil dari kekuatan dan kecepatan yang dipadu pada kesempatan yang sama. Jadi teknik dalam karate sangat memerlukankekuatan, kecepatan dan apabila dipadukan akan menghasilkan power (Nala, 2011). Pada saat ini kecepatan tendangan mawashi geri jodandari karateka di SMP N 11 Denpasar masih di bawah 4 m/dt. Hal ini jauh dari kecepatan tendangan karateka tingkat nasional yang mencapai 6,67 m/dt maka dapat disimpulkan bahwa jodansiswa SMP N 11 Denpasar masih kurang maksimal. Artinya kecepatan tendangan siswa masih perlu ditingkatkan dengan bentukbentuk pelatihan yang mendukung kepada kecepatan tendangan mawashi geri jodan. Untuk memaksimalkan frekuensi tendangan pada teknik karatemawashi geri jodan sikap kamae-te dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan beban 0,5 kg pada pergelangan kaki, sehingga gerakan kaki akan lebih cekatan ketika beban dilepas.dengan latihan menggunakan pemberat kaki diharapkan kecepatan tendangan dapat meningkat karena didalamnya terdapat latihan kombinasi yaitu kombinasi antara kuda-kuda, konsentrasi, dan keseimbangan. Berdasarkan permasalahan di lapangan tersebut, dalam penelitian ini dicoba diberikan metode pelatihan mawashi geri jodan sikap kamae-te dengan beban 0,5 kg di pergelangan kaki kanan, 10 repetisi empat set dan pelatihan tanpa beban sebagai kontrol. Besaran repetisi dan set dipilih karena pelatihan ini diberikan terhadap siswa SMP N 11 Denpasar sebagai atlet pemula supaya semua sampel yang dipilih dapat melakukan pelatihan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: apakah pelatihanmawashi geri jodan sikap kamae-te dengan beban 0,5 kg di kaki dapat meningkatkan kecepatan tendangan pada pelatihan karate siswa SMP N 11 Denpasar? 2

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pelatihanmawashi geri jodan sikap kamae-te dengan beban 0,5 kg di kaki dapat meningkatkan kecepatan tendangan pada pelatihan karate siswa SMP N 11 Denpasar. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian, Populasi, dan Sampel Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan peneilitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Poccock, 2008). Masingmasing kelompok yang terdiri dari l0 orang yaitu Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol. Kelompok Perlakuan diberikan pelatihan dengan beban 0,5 kg di kaki sebanyak 10 repetisi empat set dan Kelompok Kontrol diberikan pelatihan tanpa bebandi kaki sebanyak 10 repetisi empat set. Variabel Penelitian Variabel penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Variabel bebas yaitu : pelatihan kecepatan tendangan dengan beban 0,5 kg di kaki dan pelatihan kecepatan tendangan tanpa beban di kaki sebanyak 10 repetisi empat set, tiga kali per minggu selama enam minggu. 2. Variabel tergantung yaitu : hasil kecepatan tendangan. 3. Variabel kontrol yaitu : jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh, tinggi badan, berat badan dan kebugaran fisik. 4. Variabel rambang yaitu: suhu lingkungan, kelembaban relatif udara, ketinggian tempat di atas permukaan laut, arah dan kecepatan angin. Definisi Operasional Variabel 1. Pelatihan Pelatihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Arifqi, 2011). Tujuan utama pelatihan dalam olahraga prestasi adalah untuk mengembangkan kemampuan biomotorik ke standar yang paling tinggi, atau dalam arti fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya. 2. Mawashi Geri Jodan Mawashi geri jodan adalah tendangan samping, sehingga lontaran yang menendang membentuk jalur melengkung seperti busur dari luar ke dalam, dengan sasaran yang ada di depan atau samping. Tendangan mawashi geri jodanmenggunakan punggung kaki untuk mengenai sasaran seperti muka/kepala (Sastroasmoro dan Ismail, 2010). 3. Sikap Kamae-te Sikap kamae-te adalah sikap kuda-kuda dimana tungkai kiri di depan, lutut ditekuk 135 o sedangkan posisi tungkai kanan lurus di belakang dengan jarak selebar bahu. Dalam posisi ini berat badan berada di tengah antara kedua kaki. Posisi kedua lengan ditekuk dengan sikap siap di depan dada. 4. Beban di kaki Beban di kaki merupakan bentuk latihan dengan menggunakan kettler (pemberat)seberat 0,5 kg merek suzuki buatan Indonesia yang dipasangkan di pergelangan kaki kanan. 5. Kecepatan Tendangan 3

Kemampuan dari siswa dalam melakukan gerakan teknik mawashi geri jodansikap kamaete dalam waktu sesingkat mungkin. Kecepatan umumnya dihitung dalam meter per detik atau kilometer per detik. Dalam penelitian ini kecepatan tendangan dihitung dalam m/detik karena jarak jangkauan subjek dari posisi kamae-te sampai kaki kanan mendarat disasaran sama, yang merupakan titik akhir dari tendangan yang sudah terpasang alat Reaction Timer buatan Indonesia yang telah dimodifikasi dengan ketelitian 0,01 milidetik. 6. Umur adalah usia yang dinyatakan dalam tahun berdasarkan tanggal bulan kelahiran yang diambil dari akte kelahiran berkisar 13-15 tahun. 7. Jenis kelamin adalah laki-laki 8. Berat badan adalah bobot tubuh orang coba yang diukur dengan timbangan badan elektronik. 9. Tinggi badan adalah tinggi tubuh yang diukur dengan antropometer dengan ketelitian 0,1 cm. 10. Kebugaran fisik dalam penelitian ini diuji melalui tes lari sejauh 2,4 km, katagori yang dipilih adalah katagori sedang/cukup. 11. Suhu udara adalah temperatur sekitar lapangan pelatihan yang diukur dengan termometer digital, ketelitian 0,1 C. 12. Kelembaban relatif udara yang diukur dengan hygrometer elektronik digital merek Extech buatan Jerman, dengan ketelitian 1%. Analisis Data Data yang diperoleh sebelum maupun sesudah pelatihan dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 5 (1) Statistik Diskriptif digunakan untuk mendeskripsikan umur, berat badan, tinggi badan, indek masa tubuh dan kebugaran fisik yang datanya diambil sebelum pelatihan (2) Uji normalitas data hasil kecepatan tendangan dengan Saphiro Wilk Test yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data masing-masing kelompok sebelum pelatihan. Batas kemaknaan adalah 95% ( = 0,05); (3) Uji Homogenitas data dengan menggunakan Levene Test, bertujuan untuk mengetahui variasi data hasil kecepatan tendangan pada kedua kelompok sebelum pelatihan. Batas kemaknaan yang digunakan adalah = 0,05. (4) Uji Komparasi Data dengan t-independent test. Uji ini adalah uji t tidak berpasangan yang dipakai untuk menganalisis perbedaan hasil kecepatan tendangan antar kelompok pelatihan, baik sebelum maupun sesudah pelatihan. (5) Uji Komparasi Data dengantpaired test. Uji ini adalah uji t berpasangan, yang dipakai untuk menganalisis perbedaan hasil kecepatan tendangan antara sebelum dan sesudah pelatihan pada kedua kelompok pelatihan. HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN Uji Beda Rerata Kecepatan Tendangan Antar Kelompok Pelatihan Uji beda rerata bertujuan untuk membandingan rerata kecepatan tendangan antar kelompok pelatihan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji t-independent (Tabel 1). 4

Tabel 1 Hasil Uji Beda Rerata Selisih Kecepatan Tendangan Antar Ke Dua Kelompok Sebelum Setelah Kecepatan n Rerata SB ( m/detik) Pelatihan kelompok 10 3,2820 0,38 perlakuan Pelatihan kelompok kontrol 10 3,3750 0,24 Pelatihan kelompok 10 4,3590 0,63 perlakuan Pelatihan kelompok kontrol 10 3,7510 0,28 t p -0,306 0,763 2,776 0,012 Tabel 1, menunjukan bahwa rerata kecepatan tendangan mawashi geri jodan sikap kamae-te antar kedua kelompok sebelum pelatihanmemiliki nilai p > 0,05, hal ini berarti terdapat perbedaan yang tidak signifikan. Kecepatan tendangan mawashi geri jodan sikap kamae-te antar kedua kelompok sesudah pelatihanmemiliki nilai p < 0,05, hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan. Persentase peningkatan jodan sikap kamae-tesesudah pelatihan selama enam minggu pada kedua kelompok pelatihan (Gambar1). Gambar 1 Persentase Peningkatan Kecepatan Tendangan Mawashi Geri Jodan Sikap Kamae-TeSesudah Pelatihan 5

Dari Gambar1, kedua pelatihan dapat meningkatkan jodan sikap kamae-te, dimana pelatihan Kelompok Perlakuanterjadi peningkatan sebesar 32,93%dan Kelompok Kontrol terjadi peningkatan sebesar 10,95%. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan kecepatan tendangan dengan beban0,5 kg dikaki 10 repetisi empat set lebih meningkatkan kecepatan tendangan mawashi geri jodan sikap kamae-te dari pada pelatihan tanpa beban. Pengulangan yang tinggi akan menjadikan pelatihan menjadi sangat intensif dan hal ini akan sangat baik untuk mengembangkan serabut otot tipe cepat yang sangat dibutuhkan dalam kecepatan. Gerakan pelatihan yang dilakukan berulang-ulang selama enam minggu pada kedua kelompok pelatihan akan terpola pada sistem saraf sebagai pengalaman sensoris (Guyton dan Hall, 2007). Terjadinya peningkatan jodan sikap kamae-te pada masingmasing kelompok diakibatkan karena pelatihan yang diterapkan selama enam minggu dengan frekuensi tiga kali seminggu. MenurutNala 2 pelatihan yang di berikan untuk pemula dalam jangka waktu 6-8 minggu dengan frekuensi tiga kali seminggu akan di peroleh hasil yang konstan, dimana tubuh telah teradaptasi dengan pelatihan dan akan menghasilkan peningkatan yang berarti. Untuk itu model pelatihan yang spesifik gerakannya yang dilatih berulang-ulang akan terpola pada sistem saraf pusat sebagai pengalaman sensoris. Semakin sering dilakukan maka semakin kuat terpola dalam sistem saraf sebab untuk mengembangkan penguasaan neuromuskuler yang diperlukan untuk ketrampilan semacam itu tidak ada cara lain kecuali pelatihan berulang-ulang (Suharno, 1985). Selanjutnya Astrand dan Rodahal (Astrand, 1986) menyatakan bahwa pelatihan fisik yang di lakukan secara sistimatis, teratur dan berkesinambungan akan dapat meningkatkan kemampuan fisik secara nyata. Pengaruh pelatihan yang teratur akan menyebabkan terjadinya hipertrofi otot, ini terjadi dikarenakan jumlah miofibril, ukuran miofibril, kepadatan pembuluh darah kapiler, saraf tendon, dan ligament, dan jumlah total kontraktil terutama protein kontraktin miosin meningkat secara proposional (Fox, 1988). Perubahan pada serabut otot tidak semuanya terjadi pada tingkat yang sama, peningkatan yang lebih besar terjadi pada serabut otot putih (fast twitc) sehingga terjadi peningkatan kecepatan kontraksi otot (Hairy, 1988). Pelatihan fisik yang di berikan secara teratur dan terukur dengan takaran dan waktu yang cukup, akan menyebabkan perubahan fisiologis yang mengarah pada kemampuan menghasilkan energi yang lebih besar dan memperbaiki penampilan fisik. Peningkatan kecepatan tendangan mawashi geri jodan sikap kamae-te mempunyai perbedaan yang signifikan terjadi pada masingmasing kelompok diakibatkan dari tipe pelatihan yang ditetapkan. 6

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan mawashi geri jodan sikapkamaetedengan beban 0,5 kg di kaki dapat meningkatkan kecepatan tendangan pada pelatihan karate siswa SMPN 11 Denpasar. Saran Berdasarkan simpulan penelitian di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Metode pelatihan dengan beban 0,5 kg di kaki, di upayakan dapat dilakukan dalam setiap pelatihan untuk meningkatkan kecepatan tendangan mawashi geri jodan sikap kamae-te. 2. Kepada pelatih, pembina serta siswa yang ingin meningkatkan keseimbangan tubuh dalam rentang umur 13-15 tahun dapat memilih model pelatihan dengan bebansambil menendang dengan 10 repetisi empat set. DAFTAR PUSTAKA Arifqi, N. 2011. Hakikat Latihan, available from: http://nikoarifqi.blogspot.c om/2011/09/hakekatlatiha nmerupakansuatu.htl, diakses tanggal 14 Desember 2014. Astrand, P.O., and Rodahl, K. 1986. Text Book of Work Physiology. New York: Mc. Graw Hill Book Company. Fox, E.L., Bower, R. W., and Foss, M.L. 1988. The Physiological Basis of PhysicalEducation and Athletic. Philadelphia: Saunders Publishing. Guyton A.C. and Hall J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. Hairy. 1998. Buku Materi Pokok Dasar- Dasar Kesehatan Olahraga. Jakarta: Depdikbid. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Nala, N. 2011. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga pada Program Magister Fisiologi Olahraga. Program Pascasarjana UNUD Denpasar. Pocock, S.J. 2008. Clinical Trials A Practical Approach. New York: A Willey Medical Publication. Putra. 2005. Validitas Dan Realibilitas Tes Tendangan Mawashi Geri Pada Cabang Olahraga Karate-Do :Universitas Negeri Surabaya Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Pendidikan Olahraga Prodi S-1 Pendidikan. Sastroasmoro, S., dan Ismail, S. 2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ketiga. Jakarta: CV. Sagung Seto. Suharno HP.1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta IKIP Yogyakarta. 7