PENJERAPAN LEMAK KAMBING MENGGUNAKAN ADSORBEN CHITOSAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

PEMBUATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG UDANG SERTA APLIKASINYA DALAM MEREDUKSI KOLESTEROL LEMAK KAMBING

TUGAS AKHIR RK 0502 PEMANFAATAN KITOSAN LIMBAH CANGKANG UDANG PADA PROSES ADSORPSI LEMAK SAPI

PEMBUATAN CHITOSAN DARI KULIT UDANG DAN APLIKASINYA UNTUK PENGAWETAN BAKSO

Jurnal Teknologi Kimia Unimal

3. Metodologi Penelitian

PENGGUNAAN KITOSAN DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (LOLIGO PEALLI) UNTUK MENURUNKAN KADAR ION LOGAM Cd DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

PENYERAPAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) MENGGUNAKAN KHITOSAN HASIL TRANSFORMASI KHITIN DARI KULIT UDANG (PENAEUS sp)

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KERANG HIJAU (Perna viridis) SEBAGAI ADSORBAN LOGAM Cu

PENGARUH SUHU DAN WAKTU REAKSI PADA PEMBUATAN KITOSAN DARI TULANG SOTONG (Sepia officinalis)

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT

PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN PADA PROSES ADSORPSI LOGAM NIKEL DARI LARUTAN NiSO 4

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Beaker glass 50 ml pyrex. Beaker glass 100 ml pyrex

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif dan

TINGKATAN KUALITAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

TINGKATAN KUALISTAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG SEBAGAI BAHAN PENGAWET TAHU

4. Hasil dan Pembahasan

Karakterisasi Kitosan dari Limbah Kulit Kerang Simping (Placuna placenta) Characterization of Chitosan from Simping Shells (Placuna placenta) Waste

PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT SEBAGAI ADSORBAN LOGAM TEMBAGA

3 Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

STUDI KINETIKA PENJERAPAN ION KHROMIUM DAN ION TEMBAGA MENGGUNAKAN KITOSAN PRODUK DARI CANGKANG KEPITING

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

VARIASI KONSENTRASI DAN ph TERHADAP KEMAMPUAN KITOSAN DALAM MENGADSORPSI METILEN BIRU. Turmuzi Tammi, Ni Made Suaniti, dan Manuntun Manurung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PROSES DEASETILASI KITIN DARI CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP DERAJAT DEASETILASI

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

OPTIMASI PEMBUATAN KITOSAN DARI KITIN LIMBAH CANGKANG RAJUNGAN (Portunus pelagicus) UNTUK ADSORBEN ION LOGAM MERKURI

ISOLASI KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DAN APLIKASINYA TERHADAP PENYERAPAN TRIGLISERIDA.

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

3 Metodologi Penelitian

Karakterisasi Kitosan dari Cangkang Rajungan dan Tulang Cumi dengan Spektrofotometer FT-IR Serta Penentuan Derajat Deasetilasi Dengan Metode Baseline

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT COKELAT DENGAN CARA EKSTRAKSI

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Kulit udang yang diperoleh dari pasar Kebun Roek Ampenan kota

TRANSFORMASI KITIN DARI HASIL ISOLASI LIMBAH INDUSTRI UDANG BEKU MENJADI KITOSAN

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: ANURAGA TANATA YUSA ( ) Pembimbing 1 : Drs. M. Nadjib M., M.S. Pembimbing 2: Lukman Atmaja, Ph.D

3 Metodologi Penelitian

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI KITOSAN GRADE FARMASI DARI KULIT BADAN UDANG MELALUI PROSES DEASETILASI DUA TAHAP

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI PROSESS EKSTRAKSI KITIN MENJADI KITOSAN DARI LIMBAH KULIT ULAT HONGKONG ( TENEBRIO MOLITOR )

BAB III METODE PENELITIAN

30 Adsorpsi Pb (II)...(Indah Sanjaya dan Leny Yuanita) Indah Sanjaya dan Leny Yuanita Staf Pengajar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya (2014), menyatakan bahwa udang vannamei (Litopenaeus vannamei) tertinggi sehingga paling berpotensi menjadi sumber limbah.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

BAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Osteoarthritis (OA) 2.2 Glukosamin hidroklorida (GlcN HCl)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan padi

PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

Metode Penelitian. 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Daftar alat

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III. (HCl), 40 gram NaOH, asam fosfat, 1M NH 4 OH, 5% asam asetat (CH 3 COOH),

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015,

DERAJAT DEASETILASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG DARAH DENGAN PENAMBAHAN NaOH SECARA BERTAHAP

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Cd(II) MENGGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

BAB III METODE PENELITIAN

Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

PENGARUH DERAJAT DEASETILASI KHITOSAN DARI KULIT UDANG TERHADAP APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET MAKANAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

1 PENJERAPAN LEMAK KAMBING MENGGUNAKAN ADSORBEN CHITOSAN Carlita Kurnia Sari (L2C605123), Mufty Hakim (L2C605161) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058 Pembimbing: Ir. Hargono, MT. Abstrak Chitosan adalah hasil proses deasetilasi dari senyawa chitin yang banyak terdapat dalam kulit luar hewan golongan Crustaceae seperti udang dan kepiting. Chitosan berfungsi mengadsorbsi molekulmolekul yang tidak berguna bagi tubuh yang akan membentuk lemak jika disimpan terlalu lama dalam tubuh. Kemampuan chitosan untuk menjerap lemak tergantung pada derajat deasetilasinya. Proses adsorbsi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jumlah adsorben, waktu, kecepatan pengadukan dan suhu. Percobaan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pembuatan chitosan dari kulit udang, dengan konsentrasi NaOH 50% (%berat). Chitosan yang dihasilkan dari proses ini dianalisa derajat deasetilasinya dengan FTIR. Tahap kedua adalah proses adsorbsi lemak menggunakan chitosan dengan derajat deasetilasi yang telah diketahui nilainya. Variabel penelitian adalah waktu adsorbsi (10, 30, 45, 60 menit). Lemak kemudian dianalisis kadar kolesterolnya dengan Spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat deasetilasi chitosan adalah 82,98% pada konsentrasi NaOH 50%, sedangkan kondisi optimum untuk proses adsorbsi lemak adalah pada konsentrasi berat chitosan 5 gr dan waktu adsorbsi lemak 10 menit dengan persentase penjerapan kolesterol 30,93%. Kata kunci: adsorbsi ; chitosan ; lemak 1. Pendahuluan Udang sebagai salah satu komoditi ekspor yang dipasarkan di luar negeri dalam bentuk tanpa kepala atau tanpa kulit mengakibatkan limbah kepala maupun kulit udang semakin menumpuk. Sebagai hasil samping dari pengolahan udang tersebut dihasilkan limbah udang 30 40 % dari berat udang utuh (Soegiarto, Toro, Soegiarto, 1979). Sampai saat ini limbah udang hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak serta industry makanan dan belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagai salah satu alternatif pemanfaatannya adalah dengan pengambilan kitin yang terkandung dalam kulit udang.kitin merupakan polisakarida yang bersifat non toxic (tidak beracun) dan biodegradable sehingga kitin banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Lebih lanjut kitin dapat mengalami proses deasetilasi menghasilkan khitosan. Chitosan adalah hasil proses deasetilasi dari senyawa chitin yang banyak terdapat dalam kulit luar hewan golongan Crustaceae seperti udang dan kepiting. Reaksi pembentukan chitosan dari chitin merupakan reaksi hidrolisa suatu amida oleh suatu basa. Chitin bertindak sebagai amida dan NaOH sebagai basanya. Mula-mula terjadi reaksi adisi, dimana gugus OH- masuk ke dalam gugus NHCOCH3 kemudian terjadi eliminasi gugus CH3COO- sehingga dihasilkan suatu amida yaitu chitosan. Secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut : + OH - + Gambar 1. Mekanisme Reaksi Pembentukan Chitosan dari Chitin Chitin dan chitosan semuanya tidak bersifat toksik, berbentuk serbuk berwarna putih, dan semi transparan. Oleh karena sifatnya yang tidak larut dalam beberapa jenis asam mineral dan air, maka sangat menguntungkan apabila difungsikan sebagai adsorben. Adsorbsi adalah peristiwa penjerapan di permukaan oleh suatu adsorben. Adsorbsi dapat terjadi karena adsorben memiliki gaya Van der Waals pada molekul-molekulnya. Gaya Van der Waals tersebut menyebabkan molekul-molekul dari zat yang diadsorbsi terikat pada permukaan adsorben. Proses adsorbsi dipengaruhi oleh

2 beberapa faktor antara lain jumlah adsorben, waktu, kecepatan pengadukan dan suhu. Untuk mengetahui jumlah kolesterol yang teradsorbsi digunakan alat Spectrofotometri. Lemak adalah senyawa organik yang larut dalam solven non polar seperti benzene, kloroform, dan eter, tetapi lemak tidak larut dalam air. Lemak jenuh tidak digunakan untuk proses dalam tubuh melainkan disimpan dalam tubuh, sehingga dapat menutup arteri yang mengakibatkan penyimpangan kesehatan serta obesitas. Kelebihan lemak berkaitan dengan berbagai macam penyakit seperti tekanan darah tinggi, stroke, jantung koroner, arthritis, ginjal liver, diabetes, masalah pernafasan, kanker, dan lain sebagainya. Kemampuan chitosan untuk menjerap lemak tergantung pada derajat deasetilasinya. Derajat deasetilasi tersebut menunjukkan jumlah gugus amino yang berikatan pada chitosan yang berasal dari proses deasetilasi gugus asetamida. Gugus amino ini yang akan mengikat lemak. Oleh karena itu, semakin besar derajat deasetilasinya, lemak yang terjerap semakin banyak. Besarnya derajat deasetilasi dapat diketahui dengan menggunakan alat Fourier Transform Infra Red (FTIR). Penelitian dengan judul Penjerapan Lemak Kambing Menggunakan Adsorben Chitosan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi optimum proses adsorbsi lemak. Lebih jauh sasaran yang diinginkan adalah untuk mengetehui waktu penjerapan lemak. 2. Bahan dan Metode Penelitian Percobaan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pembuatan chitos an dari kulit udang, dimana pada proses deasetilasi, suhu, waktu, konsentrasi NaOH dan perbandingan chitin dengan NaOH dibuat tetap. Chitosan yang dihasilkan dianalisis dengan alat FTIR untuk mengetahui derajat deasetilasinya. Tahap kedua adalah proses adsorbsi lemak kambing menggunakan chitosan dengan derajat deasetilasi yang telah diketahui nilainya. Pada proses adsorbsi ini suhu, jumlah adsorbent, serta kecepatan pengadukan dibuat tetap sedangkan waktu adsorbsi divariasi. L emak setelah proses adsorbsi dianalisis kandungan kolesterolnya dengan Spektrofotometri. Bahan baku yang digunakan adalah kulit udang, NaOH, HCl, dan lemak kambing. A lat yang digunakan antar lain serangkaian alat untuk proses pembuatan chitosan dan adsorbsi lemak, serangkaian alat analisa protein dengan metode Kjeldahl, dan alat untuk analisa hasil yaitu FTIR dan Spektrofotometri. Gambar 2. Rangkaian Alat Deproteinasi, Demineralisasi, dan Deasetilasi Gambar 3. Rangkaian Alat Adsorbsi Lemak. Keterangan : 1. Statif dan klem 2. Termometer 3. Beaker glass 4. Magnetic Stirrer Keterangan : 1. Beaker glass 2. Magnetic Stirrer Bahan baku yang digunakan adalah kulit udang kering. Kulit udang tersebut dihancurkan hingga menjadi serbuk. Kemudian dilakukan proses deproteinasi. Proses ini dilakukan pada suhu 60-70 C, dengan menggunakan larutan NaOH 1 M dengan perbandingan serbuk udang dengan NaOH = 1 : 10 (gr serbuk/ml NaOH ) sambil diaduk dengan kecepatan konstan selama 60 menit. Kemudian disaring dan endapan yang diperoleh dicuci dengan menggunakan aquadest sampai ph netral. Proses ini dilanjutkan dengan proses demineralisasi pada suhu 25-30 C dengan menggunakan larutan HCl 1 M dengan perbandingan sampel dengan larutan HCl = 1 : 10 (gr serbuk/ml HCl ) sambil diaduk dengan kecepatan konstan selama 120 menit. Kemudian disaring dan endapan yang diperoleh dicuci dengan menggunakan aquadest sampai ph netral setelah itu dikeringkan. Hasil endapan setelah proses ini disebut chitin. Chitin kemudian dimasukkan dalam larutan NaOH dengan konsentrasi sesuai variabel yaitu 50% (%berat), pada suhu 90-100 C sambil diaduk dengan kecepatan konstan selama 60 menit. Hasil yang berupa slurry disaring, lalu dicuci dengan aquadest sampai ph netral lalu dikeringkan. Hasil yang diperoleh disebut chitosan. Chitosan yang diperoleh kemudian dianalisa dengan alat FTIR untuk mengetahui nilai Derajat Deasetilasinya (DD). Untuk menentukan DD digunakan metode garis oleh Moore dan

3 Robert, seperti pada persamaan di bawah ini. Sampel dibuat pellet dalam bubuk KBr kemudian ditentukan spektrumnya. (Muhammad Hanafi, dkk) é A 1 ù 1588 Nilai DD = 1- x ú x 100% (1) ê ëa3410 1,33û Dimana nilai A = log(po/p) = absorbansi Chitosan dengan DD yang telah diketahui nilainya digunakan untuk proses adsorbsi. Lemak kambing dipanaskan pada suhu 60 o C sehingga berbentuk cair. Proses adsorbsi dilakukan dengan memasukkan chitosan kedalam larutan lemak. Lalu dilakukan pengadukan dimana waktu pengadukan divariasi, yaitu 10, 30, 45 dan 60 menit. Setelah proses penjerapan, larutan disaring, filtratnya diambil untuk dianalisis kandungan kolesterol dengan alat Spektrofotometri. 3. Hasil dan Pembahasan 1. Penentuan Konsentrasi NaOH Pada Proses Deasetilasi Untuk chitosan yang dihasilkan dengan deasetilasi 50% NaOH, dianalisa derajat deasetilasinya dengan FTIR. Hasil selengkapnya dapat dilihat dari gambar 4. Gambar 4. Spektrum FTIR Untuk Chitosan dengan Konsentrasi NaOH 50% Deasetilasi 50% W NaOH A 1588 = log Po 11,6 = log = 0,1559 P 8,1 A 3410 = log Po 8,5 = log = 0,6886 P 1,7 é æ A 1588 1 ö ù é æ 0,1559 1 ö ù DD = ê1 - ç x ú x 100% = ê1 - ç x ú x 100% = 82,98% A 3410 1,33 ë è ø û ë è 0,6886 1,33 ø û Dari Gambar 4. Terlihat bahwa derajat deasetilasi sebesar 82,98% diperoleh pada konsentrasi NaOH 50%. Proses deasetilasi merupakan proses pembentukan chitosan dari chitin menggunakan NaOH untuk mengganti gugus asetamida dengan gugus amino. 2. Pengaruh Konsentrasi (Berat) Chitosan Dalam Adsorpsi Lemak Volume sampel tetap = 50 ml Tabel I. Pengaruh Konsentrasi (Berat) Chitosan Terhadap Kadar Kolesterol dan Prosentase Penjerapannya No. Berat Chitosan (gram) Kadar Kolesterol (%) % Penjerapan 1. 0 27,87 0 2. 1 26,67 4,31 3. 2 24,90 10,66 4. 3 23,12 17,04 5. 4 21,09 24,33 6. 5 19,25 30,93 7. 6 19,67 29,42 8. 7 20,09 27,92

4 Gambar 4. Grafik Hubungan Kadar Kolesterol dengan Berat Chitosan Dari grafik hubungan antara kadar kolesterol dengan berat chitosan didapat hubungan bahwa kadar kolesterol menurun dari berat chitosan 1 gr hingga 5 gr, namun kadar kolesterol naik saat berat chitosan 6 gr. Hal ini disababkan pada berat chitosan 6 gr, larutan menjadi sangat kental sehingga proses pengadukan menjadi tidak sempurna. Sebagian besar chitosan tidak bereaksi dengan lemak sehingga kolesterol dalam lemak tidak dapat teradsorbi oleh chitosan dengan sempurna. Berbeda dengan berat chitosan 5 gr, dimana perbandingan antara lemak dan chitosannya seimbang, larutan tidak kental sehingga proses pengadukan berjalan sempurna. Jadi dengan kata lain berat chitosan optimum dalam adsorbsi lemak adalah 5 gr. 3. Penentuan Waktu Adsorpsi Lemak Lemak kambing setelah proses adsorbsi pada setiap variabel dianalisa kandungan kolesterolnya dengan alat Spektrofotometri. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel II. Tabel II. Pengaruh waktu adsorpsi terhadap kadar kolesterol dan prosentase penjerapannya No. Waktu Adsorbsi (menit) Kadar Kolesterol (%) % Penjerapan 1. 0 27,87 0 2. 10 19,25 30,93 3. 30 18,33 34,23 4. 45 17,02 38,93 5. 60 15,20 45,46 Gambar 5. Grafik Hubungan Kadar Kolesterol dengan Waktu Adsorbsi Dari gambar 10, terlihat bahwa kadar kolesterol menurun drastis pada waktu adsorbsi 10 menit, namun peningkatan prosentase adsorbsi tidak terlalu signifikan pada adsorbsi di atas 10 menit. Hal ini disebabkan hingga waktu adsorbsi 10 menit, chitosan masih aktif sebagai adsorbent dan belum jenuh oleh lemak. Namun, setelah 10 menit, chitosan telah jenuh akan lemak dan kemampuan mengikat kolesterolnya pun berkurang. Oleh karena itu, chitosan hanya sanggup menjerap lemak dalam jumlah sedikit sekali. Setelah adsorbsi selama 10 menit, penurunan kadar kolesterol kecil sekali sehingga tidak efektif untuk dilakukan karena menjadi tidak ekonomis. Jadi waktu optimum adsorbsi lemak adalah 10 menit.

5 4. Kesimpulan 1. Kondisi untuk adsorbsi lemak menggunakan chitosan adalah pada konsentrasi (berat) chitosan 5 gr. 2. Waktu untuk proses adsorbsi lemak menggunakan chitosan adalah 10 menit. Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ir. Hargono, MT selaku pembimbing penelitian, staf laboratorium penelitian Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP, serta semua pihak yang telah membantu selama penelitian ini berlangsung sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Daftar Pustaka www.google.com Hanafi, M., Syahrul A., Efrina D., dan B. Suwandi, Pemanfaatan Kulit Udang untuk Pembuatan Kitosan dan Glukosamin, LIPI Kawasan PUSPITEK, Serpong Hargono dan M. Djaeni, Pemanfaatan Kitosan dari Kulit Udang sebagai Pelarut Lemak, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, 2003. Muzzarelli, R.A.A., 1985, Chitin in the Polysaccharides, vol 3, p. 147, Aspinall (ed) Academic press Inc., Orlando, San Diego Perry, J. H., 1950, Chemical Engineers Handbook, 3rd Ed, Mc.Graw Hill Book Company, New York Soegiarto, A., Toro, V., Soegiarto, K.A, Udang, Biologi, Potensi, Budidaya, Produksi, dan Udang Sebagai Bahan Makanan, di Indonesia, Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI, Jakarta, 1979, hal.232-244