KEBERSYUKURAN PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah kemacetan. Sekarang ini kemacetan di Kota Solo terjadi dimana-mana

SURVEI RASA SYUKUR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

KEBERSYUKURAN PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajad Sarjana S-1

MAKNA KEBERSYUKURAN BERDASARKAN KAJIAN PSIKOLOGIS DAN KAJIAN TAFSIR AL MISBAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA RASA SYUKUR DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok atau komunitasnya, bahkan siap menolong orang tidak dikenal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semakin hari terlihat semakin banyak sehingga memicu terjadinya sebuah

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Subjective Well-Being. kebermaknaan ( contentment). Beberapa peneliti menggunakan istilah well-being

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat

KEBERSYUKURAN DAN KEPUASAN HIDUP PADA TUKANG OJEK. Andy Pratama 1 Nurulita Giri Prasamtiwi 2 Siska Sartika 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas-tugas perkembangannya dengan baik agar dapat tumbuh menjadi individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

Subjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II )

ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai. Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

Ummu Rifa atin Mahmudah_ Jurusan Psikologi-Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

KUESIONER. DIISI OLEH PENELITI 1. Nama Pewawancara : Kelompok : 2. Tanggal Wawancara : Waktu :... WIB

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tepa slira. Menurut Suseno (2001) tepa slira adalah sebuah sikap yang

EFEKTIVITAS PELATIHAN RASA SYUKUR TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA ORANGTUA DENGAN ANAK TUNARUNGU ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KESEJAHTERAAN SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017

PROFIL ANAK PUNK. (Studi Kasus di Pasar Gemolong) SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan

MENANGKAP PELUANG BISNIS BERDASARKAN KISAH RASULULLAH MUHAMMAD SAW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir

KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membagi lansia ke dalam 3 tahapan yaitu young old, old-old, dan oldest old.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia sebagai makhluk pribadi mengalami beberapa proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI BALAI REHABILITASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

No Karakter Pengertian No 1. Bermutu adalah mencapai standar kualitas yang ditetapkan. Bermutu

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat Syukur Penyandang Cacat Netra. aspek syukur, dengan prosentase sebesar 73%. Sedangkan yang berada pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA PASANGAN ANTAR ETNIS JAWA DAN SUMATERA DI SOLO

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

, 2015 EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Efektivitas Bimbingan Konseling Islam di (BP -4) Kementrian Agama

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indera penglihatan merupakan salah satu potensi vital yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

Mewujudkan Kebahagiaan di Masa Lansia dengan Citra Diri Positif *

SYUKUR : SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI INDIGENOUS ISLAMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di sekitar jalan raya, sehingga undang-undang ini memiliki fungsi hukum sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif menurut Herdiansyah (2010) adalah penelitian ilmiah

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUILTY FEELING PADA PELACUR YANG BERSTATUS MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

SYUKUR SEBAGAI SEBUAH PEMAKNAAN GRATITUDE AS A MEANING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keras untuk meraih kebahagiaaan (Elfida, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. ketenangan dari lingkungan. Kualitas hidup adalah keadaan yang dipersepsikan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri. 1 Pernikahan adalah

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH HUKUMAN VERBAL TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PADA KELOMPOK B DI DESA KEBAK, KEBAKKRAMAT, KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu

GRATITUDE DAN PSYCHOLOGICAL WELLBEING PADA REMAJA. Adhyatman Prabowo Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PEMECAHAN MASALAH KEBIASAAN MEMBOLOS PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 4 BANJARMASIN

RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1

BAB I PENDAHULUAN. tahun sesudahnya menyebabkan timbulnya berbagai masalah. Banyak industri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perasaan bahagia dan kesedihan dalam hidup manusia adalah hal yang wajar terjadi. Akan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERCERAIAN DI PEMKOT SURAKARTA TAHUN (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL ANAK JALANAN PEREMPUAN DALAM PERSFEKTIF GENDER (Studi Kasus Di Terminal Gagak Rimang Blora)

Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi:

KEBERSYUKURAN PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajad Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PRASETYO BUDHI SETIAWAN F. 100090082 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

KEBERSYUKURAN PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajad Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PRASETYO BUDHI SETIAWAN F. 100090082 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 i

KEBERSYUKURAN PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajad Sarjana S-1 Disusun oleh: PRASETYO BUDHI SETIAWAN F. 100090082 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 ii

KEBERSYUKURAN PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) Prasetyo Budhi Setiawan Partini Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta tyos_land@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami serta mendeskripsikan kebersyukuran pada sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas). Informan penelitian dipilih secara purposive sampling dengan kriteria a) Bekerja sebagai sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas) dan telah bergabung dengan paguyuban Supeltas Surakarta; b) Telah menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas) minimal 1 tahun; c) Status telah berkeluarga. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah menjadi Supeltas kondisi informan menjadi lebih baik daripada sebelum menjadi supeltas. Supeltas mengartikan rasa kebersyukuran sebagai penerimaan atas nikmat/ rezeki yang diperoleh baik banyak maupun sedikit dengan ikhlas, senang hati, dan lapang dada, serta mengakui bahwa nikmat tersebut berasal dari Allah SWT. Meskipun sering dicaci maki dan berselisih dengan pengguna jalan namun, tetap disyukuri oleh subjek dengan menerima dan menyadari sepenuhnya bahwa hal tersebut merupakan resiko dari pekerjaannya sebagai seorang Supeltas. Sedangkan perwujudan kebersyukurannya mulai dari mengucapkan syukur Alhamdulillah, mendoakan orang yang telah memberikan rezeki, hingga menyisihkan sebagian rezeki yang diperoleh untuk diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan di sekitarnya sehingga tidak hanya dengan ucapan saja melainkan disertai dengan tindakan yang nyata. Kata kunci: kebersyukuran, pengatur lalu lintas, supeltas 1

PENDAHULUAN Keberadaan Supeltas di Kota Solo sudah ada sejak tahun 2000, namun namanya dahulu bukan supeltas melainkan Polisi Cepek. Pada tahun 2009 nama polisi cepek diubah menjadi supeltas dan memiliki paguyuban yang secara resmi dibentuk Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kota Surakarta. Sekarang supeltas sudah berada dibawah naungan lembaga/ instansi kepolisian khususnya Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kota Surakarta dan sampai tahun 2013 ini, jumlah supeltas telah mencapai 48 orang yang tersebar di seluruh penjuru Kota Solo. Sebelum berprofesi sebagai seorang supeltas kebanyakan dari subjek tidak bekerja/ menganggur dan bekerja serabutan sehingga didalam memandang dirinya subjek merasa tidak berarti karena tidak memiliki apa-apa termasuk tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun setelah menjadi seorang Supel-tas, subjek merasa bersyukur dan senang karena bisa memiliki pekerjaan yang tetap dan halal serta memiliki penghasilan. Meskipun dengan penghasilan yang kecil dan tidak sebanding dengan waktu kerja yang lama yang mereka miliki, namun hal ini tidak membuat seorang supeltas lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan mereka pekerjaan, nikmat dan rezeki sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari walaupun sesekali supeltas juga pernah mengeluh atau nggresulo atas hasil yang didapatkan. Seperti pernyataan Emmons dan McCullogh (2003) yang mengatakan bahwa kebersyukuran merupakan sebuah bentuk emosi atau perasaan seseorang yang kemudian berkembang menjadi sikap, sifat moral, kebiasan, kepribadian yang akhirnya akan mempengaruhi seseorang dalam menanggapi atau bereaksi terhadap sesuatu atau situasi pada kehidupan sehari-hari yang ia jalani. Jika seseorang bersyukur, maka sikap atau perilaku yang muncul dalam kehidupan sehari-hari adalah positif, sebaliknya jika seseorang tidak bersyukur maka sikap atau perilaku yang muncul dalam kehidupan sehari-hari adalah negatif. 2

Menurut Peterson & Seligman (2004), bersyukur adalah rasa berterima kasih dan bahagia sebagai respon penerimaan karunia, baik karunia tersebut merupakan keuntungan yang terlihat dari orang lain ataupun momen kedamaian yang ditimbulkan oleh keindahan alamiah. Bersyukur bisa diasumsikan sebagai keutamaan yang mengarahkan individu dalam meraih kehidupan yang lebih baik Menurut El-Firdausy (2010) dari sudut pandang Islam mengatakan bahwa kebersyukuran adalah pengaku-an terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah SWT yang disertai dengan ketundukan kepada- Nya dan memper-gunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah SWT. Al-Munajjid (2006) menjelaskan bahwa syukur dapat muncul dikarenakan 3 aspek, yaitu: a. Mengenal Nikmat, b. Menerima Nikmat, c. Memuji Allah SWT atas Pemberian Nikmat. Sedangkan ahli Psikologi Barat Fitzgerald (dalam Lopez dan Snyder, 2004), mengemukakan beberapa aspek didalam bersyukur. Antara lain: 1) Rasa apresiasi yang hangat kepada orang lain atau sesuatu, meliputi perasaan cinta, dan kasih sayang. 2) Niat baik (goodwill) yang ditunjukkan kepada seseorang atau sesuatu, meliputi keinginan untuk membantu orang lain yang kesusahan, keinginan untuk berbagi, dan lain-lain. 3) Kecenderungan untuk bertindak positif berdasarkan rasa penghargaan dan kehendak baik, meliputi intense menolong orang lain, membalas kebaikan orang lain, beribadah, dan lain-lain. Berdasarkan beberapa pengertian kebersyukuran di atas, dapat disimpulkan bahwa kebersyukuran adalah rasa pengakuan atas nikmat-nikmat dari Allah SWT yang telah diperoleh baik melalui orang lain maupun langsung dari Allah SWT dengan cara memberikan pujian kepada Allah SWT, mengakuinya dengan hati yang tulus ikhlas, dan mempergunakan nikmatnikmat tersebut di jalan yang diridhai Allah SWT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami serta mendeskripsikan kebersyukuran pada 3

sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas). METODE Informan Penelitian. Informan penelitian ini dipilih secara purposive sampling dengan kriteria a) Bekerja sebagai sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas) dan telah bergabung dengan paguyuban Supeltas Surakarta; b) Telah menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas) minimal 1 tahun; c) Status telah berkeluarga. Alat Pengumpulan Data. Berupa wawancara dan observasi sehingga data-data yang dihasilkan berupa narasi dan deskripsi. Langkahlangkah dalam analisis data penelitian ini menggunakan metode interaktif sebagai berikut: 1) Pengumpulan data, 2) Reduksi data, 3) Penyajian data, 4) Penarikan kesimpulan dan verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Subjek KM (inisial) sebelum menjadi Supeltas kondisi ekonominya tidak menentu. Sedangkan dibandingkan setelah menjadi supeltas, penghasilannya lebih banyak pekerjaan sebelumnya yaitu saat menjadi distributor handphone. Setelah menjadi seorang Supeltas, KM merasa sangat bersyukur karena bisa memberikan kehidupan yang layak untuk anak dan istrinya sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup yang diperlukan dalam berumah tangga, selain itu ia juga bisa bermanfaat untuk orang lain sebagai sukarelawan yang menjadi pelopor keselamatan dalam berlalu lintas di jalan raya. Arti kebersyukuran menurut subjek yaitu mampu menerima atas hasil yang telah diperoleh baik berupa uang maupun sajian/ makanan dengan senang hati, lapang dada dan tidak memandang berapapun jumlahnya. Meskipun sering dicaci maki dengan kata-kata kotor/ kasar oleh pengguna jalan karena tidak mau diatur namun, subjek mensyukuri hal-hal tersebut dengan menerima dan bersabar (ngelus dada) karena hal tersebut merupakan resiko dari pekerjaannya sebagai seorang Supeltas. Subjek RK (inisial), sebelum menjadi Supeltas, pekerjaan RK tergolong serabutan antara lain seperti pernah menjadi penjual bakpao, dan pengamen. Dan ketika menjadi 4

pengamen, pernah menjabat sebagai ketua pengamen kota Solo yang dinamakan KAPAS (Keluarga Pengamen Surakarta). Setelah menjadi Supeltas, subjek merasa bahwa keluarga dan lingkungan sekitar menilai subjek bahwa sekarang hidupnya sudah tentram dan lebih mapan dibanding sebelum menjadi Supeltas. Menurut RK, bersyukur merupakan hal yang paling sulit, namun mengingat keadaan fisik yang dimiliki dan melihat pada kenyataan sekarang dalam mencari pekerjaan yang tergolong sulit, maka RK merasa sangat bersyukur atas pekerjaan yang telah dimilikinya sekarang sebagai seorang Supeltas. Meskipun sering dicaci maki pengguna jalan karena tidak mau diatur namun subjek merasa bersyukur dengan menerima dan menyadari hal tersebut sebagai resiko dari pekerjaannya sebagai seorang Supeltas. Subjek N (inisial), sebelum menjadi Supeltas subjek bekerja sebagai karyawan Rumah Sakit di Jakarta. Ketika bekerja di Rumah Sakit, subjek merasa bahwa dirinya banyak melakukan perbuatan maksiat seperti judi, mabuk-mabukan, dan mengkonsumsi obat-obat terlarang bersama teman-teman kerjanya. Selain itu, subjek juga merasa jauh dari keluarganya yang ada di Solo. Setelah menjadi Supeltas, keluarga dan lingkungannya menilai subjek sudah berubah dan tidak pernah mengganggu masyarakat yang ada disekitarnya sehingga masyarakat juga ikut senang. Subjek merasa bersyukur setelah menjadi Supeltas karena merasa beruntung bisa mendapatkan pembinaan dan pendidikan menjadi Supeltas dari pihak kepolisian. Arti dari kebersyukuran menurut subjek yaitu perasaan senang karena bisa berkumpul dengan keluarga, bisa membahagiakan istri dan anaknya, dan senang bisa bekerja sebagai seorang Supeltas. Meskipun sering berselisih dengan pengguna jalan karena tidak mau diatur namun, hal tersebut disyukuri dan ditanggapi dengan tenang. Subjek M (inisial), sebelum menjadi Supeltas, subjek pernah bekerja menjadi buruh glondong, buruh bangunan, dan juru las listrik tapi kemudian tempat bekerjanya 5

bangkrut sehingga subjek menjadi pengangguran. Setelah menjadi Supeltas, subjek merasa bersyukur karena bisa berkumpul dengan keluarga, memiliki teman Supeltas yang banyak, dan bisa membantu orang lain ketika bertugas di jalan. Arti kebersyukuran menurut subjek yaitu mengakui atas nikmat/ rezeki yang telah diperoleh, selalu menerima atas hasil rezeki yang didapat baik sedikit maupun banyak, dan masih bisa menyisihkan sedikit rezeki yang diperoleh untuk saling berbagi dengan sesama kepada orang yang tidak mampu seperti pengemis. Meskipun sering dicaci maki dengan kata-kata kotor/ kasar dan pernah hampir ditabrak mobil namun, subjek selalu bersyukur dengan menerima dan menyadari hal tersebut sebagai resiko dari pekerjaannya sebagai seorang Supeltas serta selalu berdoa kepada Allah agar diberi keselamatan Subjek AH (inisial), sebelum menjadi Supeltas, pekerjaan subjek sebenarnya seorang karyawan perusahaan swasta dengan status kontrak, namun setelah kontraknya habis maka subjek mencari pekerjaan lain seperti fotografer pernikahan, membuat sablon, stiker, dan juru parkir. Namun karena perkembangan zaman yang semakin modern, maka subjek menjadi sulit mendapatkan order khususnya ketika berprofesi sebagai fotografer sehingga subjek lama kelamaan beralih profesi menjadi Supeltas untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Setelah menjadi Supeltas perasaan subjek ada suka dan dukanya. Untuk dukanya, subjek yang bekerja sebagai Supeltas di tengah jalan pernah dikira seperti pengemis dan bahkan dahulu sebelum memakai seragam Supeltas sempat dikira orang gila ditengah jalan. Setelah menjadi seorang Supeltas, subjek merasa bersyukur karena bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga serta bisa untuk membayar hutang-hutangnya. Arti dari kebersyukuran menurut subjek adalah rasa pengakuan dan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan pekerjaan sebagai seorang Supeltas dan telah memberikan rezeki dari pekerjaannya sebagai seorang Supeltas. Meskipun pernah dilempar uang receh seratus 6

rupiah dan pernah diajak berkelahi oleh pengguna jalan karena tidak mau diatur namun, hal tersebut tetap disyukuri dan ditanggapi dengan tenang. Tabel 1. Karakteristik Informan No. Informan Jenis Kelamin Usia Pendidikan terakhir Pangkalan Supeltas Lama bekerja 1 KM L 27 Tahun SMP Pangkalan Baron 2,5 Tahun 2 RK L 42 Tahun SMP Pangkalan Baron 7 Tahun 3 N L 37 Tahun SMP Pangkalan Baron 3 Tahun 4 M L 32 Tahun SMP Pangkalan Tiga 3,5 Tahun Serangkai 5 AH L 46 Tahun STM Pangkalan Solo Paragon 5 Tahun Berdasarkan kondisi ekonomi informan sebelum dan setelah menjadi Supeltas dapat diketahui sebelum menjadi supeltas, kondisi ekonominya tidak menentu karena pekerjaannya tidak menentu sehingga pendapatannya juga tidak menentu. Dimana pendapatan dari kelima informan KM, RK, M, dan AH dari pekerjaannya yang tergolong serabutan ketika sebelum menjadi Supeltas yaitu antara ±Rp.30.000 per hari hingga ±Rp.1.500.000 per bulan. Meskipun pada salah satu informan yang bernama N (inisial) yang sebelumnya adalah karyawan rumah sakit dengan penghasilan ±Rp.2.000.000 hingga ±Rp.2.500.000 per bulan tetapi karena sering berbuat maksiat seperti mabuk-mabukan, berjudi, hingga mengkonsumsi obatobatan terlarang sehingga informan memiliki keinginan untuk menghindari kebiasaan buruknya tersebut dan membuatnya pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarganya dan menghindari kebiasaan buruknya selama bekerja di Jakarta, sehingga beralih profesi menjadi seorang Supeltas. Pandangan lingkungan informan sebelum menjadi Supeltas ada yang mendukung dan bahkan ada juga yang bersifat negatif karena faktor perilakunya sebelum menjadi Supeltas. Yang mendukung pekerjaannya sebelum menjadi Supeltas karena informan dianggap telah berusaha mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, sedangkan yang bersifat negatif atau tidak mendukung adalah karena mereka 7

belum memiliki pekerjaan yang tetap dan perilakunya juga cenderung negatif seperti KM yang mengikuti komunitas punk/ anak jalanan dan N yang sering mabuk-mabukan, berjudi, dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Setelah menjadi Supeltas, informan dinilai oleh lingkungannya telah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Adapun kelebihannya antara lain memiliki pekerjaan yang tetap, meskipun dalam hal pendapatan tidak menentu tetapi pekerjaannya dinilai positif oleh lingkungannya karena memiliki jasa yang besar dalam membantu orang lain khususnya para pengguna jalan dan dapat meningkat-kan taraf hidup keluarganya daripada pekerjaan sebelumnya yang tidak menentu. Kondisi ekonomi informan setelah menjadi seorang Supeltas walaupun masih tergolong tidak me-nentu akan tetapi penghasilannya se-karang bisa diperoleh setiap hari yang berkisar antara ±Rp.30.000 hingga ±Rp.50.000 per hari sehingga dirasa cukup dan terkadang lebih baik daripada sebelum menjadi Supeltas. Kondisi informan sebelum dan setelah menjadi Supeltas, seperti yang telah diuraikan di atas merupakan persepsi sebagaimana dijelaskan oleh Walgito (2010) yang mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Pengertian tersebut juga dikemukakan oleh Leavit (dalam Triska, 2007) yang dikutip oleh Fauzi (2009) yaitu persepsi memiliki arti sempit dan arti luas. Arti sempit persepsi yaitu penglihatan: bagaimana seseorang melihat sesuatu, dalam arti luas persepsi yaitu: pandangan atau pengertian, bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sedangkan persepsi menurut Chaplin (2011), persepsi merupakan proses mengetahui atau mengenali obyek dari kejadian objektif dengan bantuan indera. Kebersyukuran menurut informan yaitu menerima atas nikmat/ rizki yang telah diperoleh dan 8

dimiliki selama ini baik banyak maupun sedikit dengan ikhlas, senang hati, dan lapang dada, serta mengakui bahwa segala nikmat/ rezeki yang telah diperoleh dan dimilikinya selama ini berasal dari Allah SWT seperti pekerjaannya sekarang sebagai seorang Supeltas dan rezeki/ penghasilan yang telah diperolehnya selama ini. Meskipun sering dicaci maki dan berselisih dengan pengguna jalan karena tidak mau diatur namun, tetap disyukuri oleh subjek dengan menerima dan menyadari sepenuhnya bahwa hal tersebut merupakan resiko dari pekerjaannya sebagai seorang Supeltas. Pernyataan tersebut sesuai dengan sudut pandang Islam yang dikemukakan oleh El-Firdausy (2010) yang menyatakan bahwa kebersyukuran adalah pengakuan terhadap nikmat yang telah dikaruniakan Allah SWT yang disertai dengan ketundukan kepada- Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah SWT. Didukung pula oleh Fitzgerald (dalam Lopez dan Snyder, 2004), yang mengemukakan beberapa aspek didalam bersyukur dimana salah satunya yaitu niat baik (goodwill) yang ditunjukkan kepada seseorang atau sesuatu, meliputi keinginan untuk membantu orang lain yang kesusahan dan keinginan untuk berbagi. Dan ditambah oleh McCullough, dkk (2002), yang mengungkapkan bahwa ada unsurunsur yang mempengaruhi seseorang dalam bersyukur antara lain intensity dan span. Dimana dalam intensity seseorang tersebut selalu mengambil sisi positif dari setiap peristiwa yang dialaminya baik peristiwa positif (bahagia, gembira, dan lain-lain) maupun peristiwa negatif (sakit, duka, dan lain-lain). Sedangkan span, maksudnya adalah dari peristiwaperistiwa kehidupan bisa membuat seseorang merasa bersyukur, misalnya merasa bersyukur atas keluarga, pekerjaan, kesehatan, dan lain-lain. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Froh, dkk (dalam Sulistyarini, 2010) yang menyatakan bahwa pandangan kebersyukuran tidak memerlukan kehidupan yang penuh dengan kenyamanan materi melainkan sikap 9

interior bersyukur terlepas dari kondisi kehidupan. Penelitian pada orang dewasa menunjukkan bahwa individu yang sering merasakan dan mengungkapkan rasa terima kasih akan lebih menikmati pekerjaan, lebih optimis dan energik, dan lebih membantu atau mendukung orang lain daripada orang yang tidak mengalami rasa bersyukur. Adapun bentuk perwujudan rasa bersyukurnya seperti mengucapkan syukur Alhamdulillah sebagai wujud rasa terima kasih dan pengakuan mereka kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat/ rezeki kepadanya. Al-Fauzan (2007) mengatakan bahwa orang yang bersyukur, menggunakan hati, lidah, dan anggota badannya untuk mencintai Allah SWT, tunduk kepada-nya, dan menggunakan nikmat-nikmat-nya di jalan yang di Ridhai-Nya. Akan tetapi perwujudan kebersyukuran tidak hanya dengan mengucapkan rasa syukur tetapi juga disertai dengan suatu tindakan yang nyata yaitu dengan mendoakan orang yang telah memberikan rezeki kepadanya dan dengan menyisihkan sebagian rezeki yang telah diperoleh untuk diberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan uluran tangan yang berada disekitarnya mulai dari tetangga, pengamen, tukang becak, hingga pengemis. Hal itu juga sesuai dengan pendapat McCullough, dkk (2001) dalam penelitiannya yang berjudul Is Gratitude a Moral Effect yang menyatakan bahwa kebersyukuran dikonseptualisasikan sebagai moral emosi karena biasanya hasil dari penyebab perilaku yang dimotivasi oleh kepedulian terhadap orang lain. KESIMPULAN 1. Kondisi informan sebelum menjadi Supeltas, secara ekonomi penghasilannya tidak menentu karena pekerjaannya juga tidak menentu/ berganti-ganti dan cenderung serabutan. Kondisi ini didukung pihak keluarga menghargai upaya maksimal yang dilakukan untuk menghidupi keluarganya. Namun disisi lain, keluarga mengecam perilakuperilaku yang melanggar nilainilai/ norma-norma baik agama maupun sosial seperti mabukmabukan, berjudi, mengkonsumsi 10

obat-obatan terlarang, hingga mengikuti komunitas punk/ anak jalanan. 2. Kondisi informan setelah menjadi Supeltas, secara ekonomi penghasilannya tidak tetap, akan tetapi hasil yang diperoleh dirasa mencukupi dan bahkan terkadang lebih baik daripada sebelum menjadi Supeltas. Keluarga memandangnya sebagai sosok yang lebih baik dan Supeltas dianggap sebagai pekerjaan yang tetap dan mulia. 3. Supeltas mengartikan rasa kebersyukuran sebagai penerimaan atas nikmat/ rezeki yang diperoleh baik banyak maupun sedikit dengan ikhlas, senang hati, dan lapang dada, serta mengakui bahwa nikmat tersebut berasal dari Allah SWT, meskipun sering dicaci maki dan berselisih dengan pengguna jalan namun, tetap disyukuri oleh subjek dengan menerima dan menyadari sepenuhnya bahwa hal tersebut merupakan resiko dari pekerjaannya sebagai seorang Supeltas. Sedangkan perwujudan kebersyukurannya mulai dari mengucapkan syukur Alhamdulillah, mendoakan orang yang telah memberikan rezeki, hingga menyisihkan sebagian rezeki yang diperoleh untuk diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan di sekitarnya sehingga tidak hanya dengan ucapan saja melainkan disertai dengan tindakan yang nyata.. DAFTAR PUSTAKA Al-Fauzan, A. B. S., 2007. Indahnya Bersyukur. Bagaimana Meraihnya?. Bandung: Marja. Al-Munajjid, M. B. S., 2006. Silsilah Amalan Hati. Ikhlas, Tawakal, Optimis, Takut, Bersyukur, Ridha, Sabar, Introspeksi Diri, Tafakkur, Mahabbah, Taqwa, Wara. Bandung: Irsyad Baitus Salam. Chaplin, J.P, 1981, Kamus Lengkap Psikologi: Terjemah oleh Kartini Kartono, 2011. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. El-Firdausy, M. I., 2010. Rahasia Dahsyatnya Syukur. Jawa Tengah: One Books. Emmons, R. A., & McCullough, M. E., 2003. Counting Blessings Versus Burdens: An Experimental Investigation of Gratitude and Subjective Well-Being in Daily Life. 11

Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 84, No. 2, 377-389. Fauzi, Ben Ramadhan, 2009, Gambaran Persepsi Keselamatan Berkendara Sepeda Motor Pada Siswa/i Sekolah Menengah Atas di Kota Bogor Tahun 2009, Skripsi, Jakarta: Universitas Indonesia. Lopez, Shane J & Snyder, C. R., 2004. Positive Psychological Assessment: A Handbook Of Models And Measures. US: American Psychological Association. McCullough, M. E., Kilpatrick, S. D., Emmons, R. A dan Larson, D. B., 2001. Is Gratitude a Moral Effect. Journal Psychological Bulletin. Vol. 127, No. 2, 249-266. McCullough, M. E., Emmons. R. A,. & Tsang, J., 2002. The Grateful Disposition: A Conceptual and Empirical Topography. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 82, No. 1, 112-127. Peterson, C & Seligman, M. E. P., 2004. Character, Strenght, and Virtues: A Handbook & Classification. New York: Oxford University press. Sulistyarini, Ria Indah., 2010. Pelatihan Kebersykuran Untuk Meningkatkan Proactive Coping Pada Survivor Bencana Gunung Merapi. Yogyakarta. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Indonesia. Walgito, Bimo., 2010, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: CV. Andi Offset. 12