KAJIAN TEORITIK PEMILIHAN HEAT PUMP DAN PERHITUNGAN SISTEM SALURAN PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN ASPEK EKONOMIS PENGGUNAAN HEAT PUMP SEBAGAI PEMANAS ALTERNATIF PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN REFRIJERAN R-12 DENGAN HYDROCARBON MC-12 PADA SISTEM PENDINGIN DENGAN VARIASI PUTARAN KOMPRESOR. Ir.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

SIDANG HASIL TUGAS AKHIR

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

BAB III PERANCANGAN SISTEM

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

Maka persamaan energi,

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

TERMODINAMIKA TEKNIK HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir. 1 Sistem termodinamika volume atur

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

Udara luar = 20 x 30 cmh = 600 cmh Area yang di kondisikan = 154 m². Luas Kaca (m²)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

DESAIN PERANCANGAN DAN PEMILIHAN KONDENSER UNTUK MESIN PENDINGIN AIR COOLED CHILLER DENGAN DAYA KOMPRESOR 3 PK. Angga Panji Satria Pratama

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

Menghitung besarnya kerja nyata kompresor. Menghitung besarnya kerja isentropik kompresor. Menghitung efisiensi kompresi kompresor

BAB I. PENDAHULUAN...

Modifikasi Ruang Panggang Oven

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-575

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BINSAR T. PARDEDE NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 W NET

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

ANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

IV. PEMBAHASAN A. Distribusi Suhu dan Pola Aliran Udara Hasil Simulasi CFD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

PERANCANGAN KONDENSOR MESIN PENGERING PAKAIAN MENGGUNAKAN AIR CONDITIONER ½ PK SIKLUS UDARA TERTUTUP

Kaji Eksperimental Pemanfaatan Panas Kondenser pada Sistem Vacuum Drying untuk Produk Kentang

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

BAB II LANDASAN TEORI

Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sejarah Tabung Vortex

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II STUDI PUSTAKA

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

LAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida)

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

PENGHEMAT BAHAN BAKAR PADA KOMPOR GAS RUMAH TANGGA

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

Studi Eksperimen Pengaruh Panjang Pipa Kapiler dan Variasi Beban Pendinginan pada Sistem Refrigerasi Cascade

TUGAS AKHIR. Analisa Performansi dan Perancangan Ulang Radiator Sebagai Optimasi Cooling System pada Mesin Sinjai

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Penyelesaian: x 1. Dik : x 2. =0,8m. K=100 N m. Dit : Q=? Jawab : ΣW =ΣQ. Usaha yang dilakukan pegas : dx x1. = F Pegas.

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

STUDI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA RADIATOR PADA SUMBER ENERGI PANAS PADA RANCANG BANGUN SIMULASI ALAT PENGERING

Transkripsi:

INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 KAJIAN TEORITIK PEMILIHAN HEAT PUMP DAN PERHITUNGAN SISTEM SALURAN PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP Evi Sofia *), Abdurrachim **) *Universitas Nurtanio **Institut Teknologi Bandung Abstrak: Kebutuhan daging ayam ras broiler (ayam pedaging) cenderung meningkat setiap tahun. Dengan terus meningkatnya konsumsi daging ayam tersebut diperlukan peternak-peternak ayam yang mampu memelihara ayam-ayam pedaging dengan baik. Salah satu penentu untuk menghasilkan ayam-ayam pedaging yang baik adalah sistem perkandangannya. Sistem perkandangan yang baik membutuhkan pengelolaan pengkondisian udara yang tepat. Karena ayam memerlukan temperatur ruangan yang berbeda-beda pada setiap masa pertumbuhannya. Penggunaan Heat Pump sebagai pemanas untuk kandang peternakan ayam broiler memang tidak lazim digunakan. Akan tetapi di beberapa negara penggunaan heat pump dengan fluida kerja air dari tanah (Ground Source Heat pumps/gshp) banyak digunakan sebagai pemanas kandang ayam. Penggunaan heat pump dengan sistem kompresi uap masih belum ditemui. Kajian ini bertujuan untuk mencoba memanfaatkan Heat pump dengan sistem kompresi uap jika digunakan sebagai pemanas kandang ayam. Kajian diawali dengan menghitung energi yang dibutuhkan kandang, pemilihan heat pump dan perhitungan ducting. Dari hasil kajian ini menunjukkan bahwa penggunaan heat pump sebagai pemanas kandang ayam memungkinkan untuk digunakan. Kata kunci: ducting, heat pump, Ground Source Heat pumps I. PENDAHULUAN 1 Peningkatan konsumsi daging ayam memerlukan peternak-peternak ayam yang mampu memelihara ayam-ayam pedaging dengan baik. Salah satu penentu untuk menghasilkan ayam-ayam pedaging yang baik adalah sistem perkandangannya. Sistem perkandangan yang baik membutuhkan pengelolaan pengkondisian udara yang tepat. Ayam memerlukan temperatur ruangan yang berbeda-beda pada setiap masa *) e.sofia@ymail.com pertumbuhannya. Umur 0 sampai dengan 14 hari (masa brooding), ayam membutuhkan temperatur lingkungan sekitar 29-34 C sedangkan umur 14 sampai dengan panen (kurang lebih 32 hari) ayam memerlukan temperatur udara sekitar 26-27 C (Yania dkk. [1]). Pada saat usia brooding adalah usia yang menentukan ayam tersebut akan berkembang dengan baik atau tidak. Akibat dari kebutuhan temperatur pada masa brooding yang bervariasi tersebut dibutuhkan sistem pemanas ruangan. Sistem pemanas ruangan

Infomatek Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 : 11-16 yang digunakan biasanya menggunakan bahan bakar gas (LPG). Seiring dengan terus meningkatnya harga gas maka diperlukan alternatif sistem pemanas lain yang lebih efisien. Kajian ini mencoba memberikan alternatif sistem pemanas lain yaitu heat pump dengan sistem kompresi uap. II. METODE PENELITIAN Tahapan dari kajian ini terdiri dari 1. Menghitung kebutuhan energi kandang. 2. Pemilihan sistem pemanas alternatif berdasarkan kebutuhan energinya (heat pump) 3. Perhitungan ducting. Kajian dilakukan di peternakan milik Yayasan Pesantren Mangunreja Singaparna Tasimalaya, yang mempunyai temperatur udara berkisar antara 18 C - 31 C. Ayam yang dianalisis berusia satu hari (DOC) sampai 14 hari atau disebut masa brooding. Peternakan ini menggunakan sistem kandang ayam tipe tertutup (closed house) yaitu kandang ayam yang bagian dinding kiri dan kanannya tertutup rapat sedangkan udara yang masuk dan keluar kandang dibantu dengan menggunakan kipas (blower fan atau exhaust fan). Ukuran kandang adalah 100 m 12 m 2 m yang dapat menampung sebanyak 15.500 ekor ayam dewasa. Gambar 1 Gambar bagian dalam kandang ayam III. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI Perhitungan kebutuhan energi perhari diperoleh dengan terlebih dahulu mendefinisikan sistem dari kandang ayam. Dari sistem tersebut kemudian dihitung kesetimbangan energi dari kandang ayam dengan cara menghitung energi yang masuk dan keluar sistem. Gambar 2 adalah gambar sistem kandang ayam yang akan dianalisis. Gambar 2 Sistem Kandang Dari sistem itu kemudian diperoleh kesetimbangan energinya sebagai berikut (Incropera dkk. [2]): 12

Kajian Teoritik Pemilihan Heat Pump dan Perhitungan Sistem Saluran pada Kandang Peternakan Ayam Boiler Sistem Tertutup (ṁc p T) masuk = (ṁc p T) keluar (1) ṁc p T i + q sensible + q bb = ṁc p T o + q loss (2) Dimana : ṁ c p = laju aliran massa, kg/s = Kapasitas jenis udara, kj/kg K T i =Temperatur masuk kandang, C T o = Temperatur keluar kandang, C q bb q loss = Panas yang dibutuhkan untuk pembakaran, kw = Panas yang terbuang melalui dinding, kw q sensible = Panas sensible dari ayam, kw Tabel 1 memperlihatkan hasil perhitungan besarnya kebutuhan energi per hari dan penggunaan tabung per hari selama masa brooding. Tabel 1 Besarnya kebutuhan energi perhari 1 2 3 4 5 6 7 Tk,K 307 305 305 305 305 305 305 T,K 291 295 295 295 295 295 295 qik,kw 1162 1170 1170 1170 1170 1756 1756 qok,kw 1210 1202 1202 1202 1202 1803 1803 qloss, kw 11 10 10 10 10 10 10 qsensible, kw 10 13 16 20 24 28 33 q,kw 49 29 26 22 18 30 25 mdot tabung, kg/s 0,00107 0,0006 0,0006 0,0005 0,0004 0,0006 0,0005 Penggunaan tabung /hari 8 5 4 3 3 5 4 8 9 10 11 12 13 14 Tk,K 305 304 304 304 304 304 304 T,K 295 295 295 295 295 295 295 qinh,kw 1756 2341 2341 2341 2926 2926 2926 qoutk,kw 1803 2404 2404 2404 3005 3005 3005 qloss, kw 10 10 10 10 10 10 10 qsensible, kw 38 43 49 55 61 67 74 q,kw 20 31 25 19 28 22 15 mdot tabung, kg/s 0,0004 0,0007 0,0005 0,0004 0,0006 0,0005 0,0003 Penggunaan tabung /hari 3 5 4 3 4 3 2 IV. PEMILIHAN PEMANAS ALTERNATIF (HEAT PUMP) Pemilihan heat pump sebagai pengganti pemanas kandang ayam didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain lebih aman, tahan lama, tidak menimbulkan polusi udara, panas yang dihasilkan lebih stabil dan terfokus dan temperaturnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Sebagai acuan dalam pemilihan heat pump adalah besarnya kebutuhan bahan bakar maksimum. Dari hasil perhitungan sebelumnya diperoleh kebutuhan bahan bakar maksimum yaitu sebesar 49 kw. Berdasarkan teori dari siklus kompresi uap (Moran [3]), bahwa besarnya unjuk kerja mesin pendingin atau COP diperlihatkan dalam Persamaan (3) dan (4). COP= q e /W k (3) COP = q c W k W k (4) Dimana : COP Wk qc qe = Unjuk kerja mesin (Coeffisien of Performance) = Kerja/daya kompresor = Kapasitas pemanas = Kapasitas pendinginan Jika kebutuhan bahan bakar dianggap sama dengan kapasitas pemanas (q c ) maka dengan COP sebesar 3, akan diperoleh besarnya daya kompresor sebesar 13 kw atau sekitar 17 HP. 13

Infomatek Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 : 11-16 V. PERHITUNGAN SISTEM SALURAN (DUCTING) Agar pendistribusian panas lebih merata maka heat pumpdibagi menjadi 3 bagian yaitu 6 HP dinding kiri dan kanan kemudian 5 HP untuk bagian depan dengan pengelolaan sistem saluran (ducting) seperti pada Gambar 3, 4 dan 5. Gambar 3 Peta sistem saluran Perhitungan ducting mengacu pada kebutuhan udara dari kandang.dari buku panduan lengkap ayam disebutkan bahwa kecepatan aliran udara ideal di dalam kandang adalah 120 m/menit atau sekitar 2 m/s [1]. Dari spesifikasi mesin ditentukan bahwa debit dari udara adalah 0,6 m 3 /s. Ada 3 metode dalam mendesain ducting yaitu [3]: 1. Velocity method 2. Equal friction method 3. Optimatimization of duct system Kajian perhitungan sistem saluran (ducting) dilakukan dengan metode Equal friction, yaitu ducting didesain untuk menghasilkan kehilangan tekanan yang konstan per unit panjang ducting. Gambar 4 Layout duct samping Gambar 5 Layout duct depan Persamaan dasar untuk menghitung Pressure Drop pada saluran lurus dengan penampang lingkaran adalah sebagai berikut : p = f Dimana : l V 2 ρ (5) D h 2 Δp = Pressure drop,pa f = faktor gesek L = panjang,m D h = Diameter hidrolik saluran,m V = kecepatan, m/s ρ = berat jenis fluida, kg/m 3 Faktor gesekan f adalah fungsi dari rumus Reynold dan kekasaran relatif permukaan pipa 14

Kajian Teoritik Pemilihan Heat Pump dan Perhitungan Sistem Saluran pada Kandang Peternakan Ayam Boiler Sistem Tertutup dimana ϵ mutlak. Keduanya dipresentasikan karena terdapat faktor gesekan. Maka diperoleh persamaan Colebrook. 1 f D 9.3 1.14 2log 2log 1 ( / ) D Re 2 f (6) Bahan ducting dipilih Galvanized iron/ BJLS (baja lapis seng) dengan kekasaran permukaannya, ɛ = 0,15 mm [3]. Karena bagian samping mempunyai ukuran yang sama maka perhitungan dilakukan hanya pada satu sisi saja. Jika tinggi duct (A) adalah setengah dari lebar duct (B) maka akan diperoleh dimensi duct seperti terlihat pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2 Hasil perhitungan mencari dimensi ducting bagian samping Bagian Dh A B m m M Panjang AB 0,391 0,293 0,586 1,00 BC 0,245 0,183 0,367 0,50 BD 0,551 0,413 0,826 15,00 DE 0,291 0,219 0,437 0,50 DF 0,485 0,364 0,728 15,00 FG 0,245 0,183 0,367 0,5 Dari hasil perhitungan diperoleh dimensi dari duct, yaitu diameter duct karena duct yang akan dipilih berbentuk segiempat maka dimeter duct dianggap sebagai diameter hidrolik (D h ). Dimana diameter hidrolik empat kali luas dibagi perimeter : D h = 4 (AB) 2(A+B) Dimana ; D h = Diameter hidrolik A = Tinggi duct B = Lebar duct A B Gambar 6 Dimensi duct (7) Tabel 3 Hasil perhitungan mencari dimensi ducting bagian depan Bagian Dh A B M m m Panjang AB 0,357 0,268 0,535 4,00 BC 0,182 0,137 0,273 0,50 BD 0,294 0,221 0,442 3,00 DE 0,129 0,097 0,193 0,50 DF 0,259 0,194 0,389 3,00 FG 0,182 0,137 0,273 0,5 VI. KESIMPULAN 1. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa kebutuhan energi maksimum adalah sebesar 49 kw dan kebutuhan energi maksimum diasumsikan sama dengan kebutuhan bahan bakar. 2. Jika kebutuhan bahan bakar dianggap sama dengan kapasitas pemanas (q c ) maka dengan COP sebesar 3, akan 15

Infomatek Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 : 11-16 diperoleh besarnya daya kompresor sebesar 13 kw atau sekitar 17 HP. 3. Heat pump dipilih sesuai dengan daya kompresor yang diperoleh dari hasil perhitungan yaitu sebesar 17 HP. 4. Agar pendistribusian panas lebih merata maka heat pump dibagi menjadi 3 bagian yaitu 6 HP dinding kiri dan kanan kemudian 5 HP untuk bagian depan. 5. Dari hasil perhitungan diperoleh dimensi duct seperti pada tabel 2 dan tabel 3. DAFTAR PUSTAKA [1] A. Yania, H. Suhardiyanto, Erizal, & B. P. Purwanto. 2014. Design of Stocking Density of Broiler for Closed House in Wet Tropical Climates, Media Peternakan. [2] Incropera, F.,P., Dewitt, D.,P. 1990. Introduction to Heat Transfer 3 rd Edition, John Wiley & Sons, New York. [3] Moran, M., J. 2002. Introduction to Thermal System Engineering, John Wiley & Sons. 16