BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya jumlah stasiun televisi di Indonesia, baik secara nasional maupun lokal menunjukkan bahwa perkembangan media massa, khususnya media televisi kini semakin maju dan pesat. Ardianto (2007), sebagaimana mengutip Effendy menjelaskan bahwa perkembangan media televisi di Indonesia sudah dimulai sejak tanggal 24 Agustus 1962, yang bertepatan dengan dilangsungkannya Asean Games di Jakarta. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI mulai mengudara sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia. Kemudian sejak tahun 1989, TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi lainnya yakni Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), Indosiar, TV7 (kini berubah nama menjadi Trans7), Lativi (kini berganti nama menjadi TvOne), Metro TV, Trans TV, Global TV dan televisi-televisi daerah seperti Bandung TV, JakTV, Bali TV dan lain-lain. Dengan bertambahnya jumlah stasiun televisi seiring dengan kemajuan teknologi yang juga berkembang semakin pesat, hal ini menimbulkan adanya persaingan media dalam menarik jumlah audiens untuk memperoleh rating. Rating merupakan faktor penting yang mempengaruhi jumlah iklan yang masuk untuk ditayangkan di tengah 1
jeda program televisi, sebab iklan tersebut adalah salah satu unsur utama dalam pemasukan media televisi. Televisi masih menjadi media utama bagi masyarakat Indonesia untuk mencari informasi dan hiburan di tahun 2012. Hal ini dapat dibuktikan dalam penelusuran Imam Sukamto (2013) yang menuliskan bahwa dalam survei Nielsen Audience Measurement, terdapat 94 (sembilan puluh empat) persen masyarakat Indonesia mengkonsumsi media melalui televisi. Kemudian berdasarkan data yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS, 2013), presentase pengguna media televisi dibandingkan dengan media lainnya dapat dijelaskan pada data indikator sosial budaya berikut ini: Tabel 1.1 Indikator Sosial Budaya 2003, 2006, 2009, 2012 No. Indikator 2003 2006 2009 2012 1. Persentase Penduduk Berumur 10 tahun ke Atas 50.29 40.26 23.50 18.57 yang Mendengar Radio 2. Persentase Penduduk Berumur 10 tahun ke Atas 84.94 85.86 90.27 91.68 yang Menonton Televisi 3. Persentase Penduduk Berumur 10 tahun ke Atas yang Membaca Surat 23.70 23.46 18.94 17.66 Kabar/Majalah 4. Persentase Penduduk Berumur 10 tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga 25.45 23.23 21.76 24.99 Sumber: BPS (2013) 2
Data di atas menunjukkan, terutama pada tahun terakhir yakni tahun 2012, bahwa sebesar 91,68 % penduduk Indonesia yang berusia 10 tahun ke atas lebih cenderung melakukan aktivitas menonton televisi jika dibandingkan dengan media lainnya seperti radio yang hanya sebesar 18,57 %, dan membaca surat kabar majalah dengan persentase sebesar 17,66 %. Selain itu terdapat 24,99 % penduduk Indonesia yang melakukan aktivitas lainnya seperti kegiatan olahraga. Dari data tersebut pula dapat disimpulkan bahwa penduduk Indonesia masih lebih menggunakan media televisi, jika dibandingkan dengan media massa lainnya. Terkait dengan program televisi yang paling banyak ditonton oleh masyarakat di Indonesia, pada lanjutan artikel tersebut, Irawati Pratignyo selaku Managing Director Media Nielsen Indonesia mengatakan penonton Indonesia masih menghabiskan 24 persen dari total jam menonton mereka selama setahun atau sekitar 197 jam untuk menyaksikan program sinetron. Sedangkan tayangan hiburan seperti acara pencarian bakat, komedi, musik, atau permainan, memperoleh porsi jam menonton terbesar kedua dari pemirsa, yakni sekitar 20 persen atau selama 168 jam selama setahun. Selain banyak diminati pemirsa di Indonesia, program sinetron merupakan program andalan di beberapa stasiun televisi hiburan pada jam prime time. Hal tersebut dikarenakan program sinetron mampu menghasilkan rating yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi stasiun televisi tersebut. Dalam artikel yang ditulis Rayendra (2012), berikut ini adalah beberapa program sinetron yang paling diminati masyarakat Indonesia di tahun 2012: 3
Tabel 1.2 Kaleidoskop: 10 Sinetron yang Paling Diminati tahun 2012 No. Judul Sinetron Stasiun TV 1. Tukang Bubur Naik Haji RCTI 2. Putih Abu-abu SCTV 3. Tendangan Si Madun MNC TV 4. Separuh Aku RCTI 5. Love In Paris SCTV 6. Raden Kian Santang MNC TV 7. Kutunggu Kau di Pasar Minggu: The Series RCTI 8. Bukan Salah Takdir Indosiar 9. Hanya Kamu RCTI 10. Saranghae, I Love You Indosiar Sumber: Rayendra (2012) Dari 10 sinetron yang difavoritkan masyarakat, beberapa di antaranya adalah program sinetron yang bertemakan kehidupan remaja, yakni sinetron Putih Abu-abu, Love In Paris, Hanya Kamu yang disiarkan oleh stasiun televisi RCTI dan SCTV. Sisanya adalah sinetron religi, keluarga dan sinetron anak. Selain itu, Tabel 1.2 ini sekaligus menunjukkan bahwa peminat sinetron di Indonesia, terutama pada program sinetron remaja ini berjumlah cukup besar. Rayendra (2012) mengemukakan bahwa sinetron dengan tema kehidupan anak sekolah sedang menjamur di stasiun televisi RCTI dan SCTV. Setidaknya, terdapat beberapa judul sinetron yang ditayangkan dan memiliki alur cerita yang berpusat pada kehidupan anak SMP atau SMA, yang diantaranya adalah; Putih Abu-abu, Hanya Kamu, Yang 4
Masih Dibawah Umur, Love in Paris dan Heart the Series part 2. Dan sisanya adalah sinetron remaja yang hadir di stasiun televisi hiburan lainnya. Dibalik kesuksesan sinetron remaja, ternyata ada hal lain yang masih harus diperhatikan. Sinetron remaja kini banyak menuai kritik dari sebagian masyarakat di Indonesia, terutama dari para pengamat media, aktivis anak hingga dinas pemerintahan yang membidangi dunia pendidikan. Beberapa di antaranya menyatakan bahwa sebagian besar contoh sinetron remaja dengan ber-setting lokasi di sekolah justru dinilai melecehkan dunia pendidikan. Seperti yang dikutip pada artikel yang ditulis oleh Prabowo (2008), Ike Utaminingtyas selaku pengamat masalah pendidikan anak dan redaktur majalah Kritis!, mengatakan sinetron dunia sekolah sering digambarkan sebagai ajang tempat berpacaran serta peran guru yang sering dilecehkan. Selain itu pada artikel yang ditulis oleh Muhammad (2011), bahwa Pengamat hukum Universitas Tadulako Palu, Sulawesi Tengah Benny Diktus Yusman mengatakan, sinema elektronik (sinetron) di televisi bisa mempengaruhi orang melakukan korupsi dengan pola hidup konsumtif yang banyak dipertontonkan. Beliau menuturkan, banyak gaya hidup foya-foya di sinetron yang ditiru penontonnya meski kemampuan finansial tidak mencukupi untuk melakukan hal itu. Hal tersebut perlu dibenahi sejak sekarang untuk menjaga generasi bangsa. Sementara Rakhmat (2008:219) mengutip McLuhan bahwa Media adalah pesan, karena media membentuk dan mengendalikan skala serta bentuk hubungan dan tindakan manusia. Hal tersebut menunjukkan bahwa media dapat mempengaruhi perilaku seseorang, 5
terlebih remaja yang memiliki pengetahuan kurang terhadap literasi media. Beragam gaya penampilan dalam berpakaian serta penggunaan barang-barang yang menarik perhatian dalam adegan sinetron remaja menggambarkan pesan yang secara tidak langsung disampaikan oleh tayangan tersebut. Salah satu contoh perilaku yang cukup sering divisualisasikan dalam adegan sinetron remaja ialah perilaku konsumtif. Sebagaimana Sumartono (2002) mengutip Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia bahwa perilaku konsumtif adalah kencenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan dari pada kebutuhan. Perilaku konsumtif ini dapat menimbulkan dampak negatif apabila seseorang yang tidak mampu secara finansial menjadi terdorong memaksakan kehendaknya dalam memenuhi hasrat atau kebutuhan materilnya. Di lain sisi, hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan lain yang secara tidak langsung disebabkan oleh perilaku konsumtif yang di antaranya ialah adanya kesenjangan ekonomi dan sosial yang kemudian memunculkan berbagai tindak kriminalitas di tengah masyarakat. Perlu diketahui bahwa perilaku konsumtif tidak hanya dilakukan oleh kalangan masyarakat yang berpenghasilan tinggi. Para remaja yang diantaranya adalah kalangan pelajar yang masih mengandalkan uang saku dari orang tua bahkan dapat terdorong untuk melakukan pembelian barang-barang secara konsumtif. Hal seperti ini bisa saja disebabkan oleh berbagai motif, yang salah satunya adalah untuk dianggap trendi, fashionable, anak gaul dan sebagainya. 6
Sehubungan dengan segmentasi khalayak pada sinetron remaja, penulis menentukan kaum remaja sebagai subjek dalam penelitian ini. Remaja adalah masa yang terpenting dalam perkembangan individu. Masa remaja sering disebut dengan masa transisi bagi remaja yang sedang mengalami perubahan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini merupakan masa pencarian jati diri yang beberapa diantaranya ditandai oleh kondisi kejiwaan yang labil, gampang berubah sikap dan pendirian, serta mudah terpengaruh dan mengikuti trend atau mode terutama dari kelompok sebayanya. Sasaran penelitian ini adalah remaja awal atau pelajar yang usianya berkisar antara 12 15 tahun. Usia ini merupakan tahap bagi para remaja dalam mencari dan membentuk identitasnya, sehingga acara-acara televisi menjadi salah satu bentuk interaksi mereka dengan media massa agar dapat memberikan pengaruh yang bersifat positif maupun negatif bagi mereka. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan ruang lingkup penelitian pada remaja yang berlokasi di kota Bekasi, Jawa Barat. Kota Bekasi merupakan salah satu daerah padat penduduk yang berdekatan dengan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan sekaligus menjadi salah satu kota besar yang berada di Jawa Barat. Hal tersebut dijelaskan pada data yang bersumber dari BPS (2013), bahwa Kota Bekasi memiliki penduduk sejumlah 2.098.805 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 11.128 penduduk per km 2. Tidak hanya sebagai daerah padat penduduk yang terdekat dengan ibu kota, kota Bekasi ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang selalu meningkat. Hal ini dijelaskan dalam BAPPEDA Kota Bekasi (2012), yang menyebutkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi 7
tahun 2011 terus mengalami percepatan. Hal ini disebabkan oleh kinerja perbaikan di bidang pelayanan umum yang membuat kondisi perekonomian Kota Bekasi menjadi kondusif. Kemudahan dan kelengkapan sarana dan prasarana di kota Bekasi ini menjadi salah satu daerah penyeimbang bagi DKI Jakarta. Peneliti melakukan survei di salah satu sekolah terfavorit di kota Bekasi, yakni SMP Negeri 2 Kota Bekasi. Selain letaknya strategis, sekolah ini terletak di pusat kota dan dikelilingi oleh berbagai pusat perbelanjaan ternama yang berada di kota Bekasi, di antaranya adalah Metropolitan Mall, Grand Metropolitan, Summarecon Mall Bekasi, Bekasi Hyper Mall, Bekasi Cyber Park, Bekasi Square, Blue Plaza dan Bekasi Trade Center. Banyaknya jumlah pusat perbelanjaan yang berada di sekitar sekolah ini, mampu membuka peluang bagi para pelajar dalam melakukan aktivitas perilaku konsumtif di tengah kehidupan pergaulan remaja mereka. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti tertarik untuk meganalisis pengaruh menonton tayangan sinetron remaja di SCTV terhadap perilaku konsumtif bagi pelajar di SMP Negeri 2 Kota Bekasi, Jawa Barat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah: adakah pengaruh yang ditimbulkan dari menonton sinetron remaja terhadap perilaku konsumtif pelajar di kota Bekasi, Jawa Barat? Peneliti menetapkan identifikasi masalah berdasarkan rumusan masalah yang di antaranya adalah : 8
1. Adakah pengaruh terpaan tayangan sinetron remaja di RCTI dan SCTV periode 2013 terhadap perilaku konsumtif pelajar di SMP Negeri 2 Kota Bekasi, Jawa Barat? 2. Seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh terpaan tayangan sinetron remaja di RCTI dan SCTV periode 2013 terhadap perilaku konsumtif remaja di kota Bekasi, Jawa Barat? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui adanya pengaruh terpaan tayangan sinetron remaja di RCTI dan SCTV periode 2013 terhadap perilaku konsumtif pelajar di SMP Negeri 2 Kota Bekasi, Jawa Barat. 2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh terpaan tayangan sinetron remaja di RCTI dan SCTV periode 2013 terhadap perilaku konsumtif remaja di SMP Negeri 2 Kota Bekasi, Jawa Barat. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Aspek Teoritis a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi akademis di bidang ilmu komunikasi khususnya pada konsentrasi broadcasting, terutama yang memiliki keterkaitan pada program sinema di televisi (sinetron). b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti/mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa. 9
2) Aspek Praktis a. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi para pembuat program televisi untuk menghasilkan tayangan yang berdampak positif bagi masyarakat. b. Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada para remaja dalam menyikapi tayangan televisi khususnya program sinetron. 1.5 Tahapan Penelitian Bab I terdiri dari beberapa penjelasan secara berurutan mengenai objek yang dipilih dalam penelitian, berbagai latar belakang permasalahan yang akan diteliti, rumusan permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, sistematika penulisan skripsi, serta lokasi dan waktu penelitian. Bab II membahas beberapa hasil penelitian terdahulu yang masih memiliki hubungan dengan tema penelitian. Termasuk di dalamnya teori-teori yang membantu dalam proses penelitian. Bab ini terdiri dari rangkuman teori, penelitian terdahulu mengenai tayangan televisi yang berpengaruh terhadap khalayak, kerangka pemikiran dan ruang lingkup penelitian. Bab III menjelaskan bagaimana proses penelitian yang dilakukan. Penulis menjabarkan jenis penelitian, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data. Bab IV berisikan analisis dan pembahasan data-data penelitian yang sudah penulis dapatkan. Bab ini mendeskripsikan data-data yang 10
terkait dengan pengaruh menonton sinetron remaja terhadap perilaku konsumtif pelajar di SMP Negeri 2 Bekasi, Jawa Barat. Bab V berisi kesimpulan berdasarkan permasalahan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang penulis jabarkan. Selain menyimpulkan hasil penelitian, penulis memberikan saran dan kritik yang ditujukan kepada objek penelitian. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1) Lokasi Penelitian Penelitian berlokasi di SMP Negeri 2 Bekasi. Alamat : Jl. Chairil Anwar no. 137 Bekasi, Jawa Barat. 2) Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada: Tanggal : 15 September 2013 Jam : 12.00 atau di jam istirahat sekolah. 11