BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astri Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. oleh mahasiswa. Prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. atmadja (Agustiani, 2005:1) yang menyatakan bahwa Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan perubahan Kurikulum 2013 merupakan sebuah ikhtiar dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan memberikan fasilitas belajar yang optimal. Namun demikian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak didik dalam dunia pendidikan merupakan subjek utama. Dialah

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi pendidikan formal. Di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya dalam aspek fisik intelektual, emosional, sosial dan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah suatu lembaga formal yang merupakan tolok ukur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala kemampuannya, murid dengan segala kemampuannya dan potensinya kurikulum dengan segala komponennya metode dengan dengan segala pendekatanya, media dengan segala pendekatanya, materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu dengan segala perangkatnya, materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Oleh karena itu,selayaknya kelas dimanajemeni secara baik dan professional Dr. Suarti (2001. hlm 45). Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif Sardiman (2001. hlm 71) pendapat lain juga mengatakan bahawa motivasi adalah keadaan diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan (Soeharto dkk. (2003. hlm 110) Definisi motivasi belajar siswa dalam buku psikologi pendidikan Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar Dalyono Purwanto, (2007. hlm 142) 1

2 Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep Pembelaran yang akan disampaikan oleh guru mengenai Subtema Makananku Sehat dan Bergizi tersebut. Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa Nur (2001. hlm 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa. Akan tetapi berdasarkan kenyataan yang terjadi di Sekolah dasar masih banyak siswa yang kurang percaya diri dalam mengungkapkan kemampuan mereka saat mengikuti pembelajaran, contohnya seperti di SDN 184 Buahbatu. Di dalam proses belajar mengajar siswa kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung menjadikan siswa cepat bosan dan kurang berkonsentrasi pada saat belajar banyak siswa yang tidak mengerjakan soal tersebut siswa hanya mengeluh sulit dan tidak mau mengerjakan, merasa cepat putus asa dalam mengerjakan soal dan ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran siswa hanya diam dan tidak berani bertanya langsung kepada guru. Hasil dikutip dari UPI penelitian motivasi belajar menggunakan (Variable) diantaranya yaitu : Motivasi Intrinsik, 1) keinginan atau cita-cita 17 %, 2) usaha yang bertujuan 17% 3). mengembangkan bakatnya atau kemampuan sekitar 17%, dan 4). meningkatkan pengetahuan hanya 8%. Sementara itu motivasi Ekstrinsik

3 1). kondisi lingkungan keluarga hanya 9%. 2). Kondisi Lingkungan sekolah 9%. 3). Mendapat Hukuman atau Penghargaan 15% dan 4). Upaya guru mengajarkan siswa 7%. Selain itu ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal didepan kelas, siswa merasa takut dan merasa tidak yakin dengan kemampuannya sehingga tidak berani mengerjakan soal didepan kelas, kemudian ketika siswa diminta untuk mengungkapkan jawaban di dalam kelas siswa merasa takut untuk mengungkapkan kepada siswa yang lain, selain itu saat siswa mengerjakan soal secara berkelompok, siswa terkadang mengerjakan sendiri atau bersifat individu tidak ada kerjasama dengan kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di SDN 184 Buahbatu Bandung, masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada subtema makananku sehat dan bergizi. KKM yang telah ditentukan dikelas IV SDN 184 Buahbatu Bandung adalah 70. Tetapi dalam kenyataannya masih ada siswa yang nilainya dibawah KKM. Dari 32 siswa hanya 12 orang atau 25% yang tuntas mencapai KKM dengan rincian yang memperoleh nilai 70-80 sebanyak 8 orang siswa dan yang memperoleh nilai 90-100 sebanyak 4 orang siswa. Lalu siswa yang mendapat nilai 20-60 sehingga belum tuntas dan tidak mencapai KKM berjumlah 4 orang atau 40% dari jumlah siswa kelas IV SDN 184 Buahbatu Bandung. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar Subtema Makananku Sehat dan Bergizi siswa rendah, yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan tidak yakin dengan apa yang akan mereka utarakan di depan kelas. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti: guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (Focus on Learners), memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa.

4 Dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial, permasalahan tersebut mudah-mudahan dapat teratasi. Hal ini didasarkan karena model pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial ini diarahkan untuk mengajarkan siswa suatu proses dalam rangka mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena khusus. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan motivasi siswa dan mengembangkan keterampilan intelektual siswa yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya. Dengan demikian, dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial, minat belajar Makananku Sehat dan Bergizi siswa akan meningkat sehingga hasil belajar Subtema Makananku Sehat dan Bergizi siswa akan meningkat. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis penting untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan memilih judul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial Untuk Meningkatkan Motivasi, Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Subtema Makananku Sehat Dan Bergizi. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas beberapa masalah dapat diidentifikasi antara lain : 1. Pembelajaran yang hanya satu arah (berpusat pada guru), sehingga bagi siswa pembelajaran terasa monoton. 2. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar 3. Hasil belajar siswa yang belum optimal dimungkinkan berhubungan dengan adanya penerapan strategi yang digunakan masih berpusat pada guru / menoton 4. Dengan segala kebutuhan manusia, bagaimana posisi pendidikan dalam kehidupan? Pendidikan memiliki arti yang sangat luas dan menjangkau seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia memiliki kelebihan sehingga manusia mempunyai kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah dan kesulitan hidup. Oleh sebab itu, posisi pendidikan merupakan pembangun, pembentuk, dan pengembang manusia. Memotivasi siswa untuk belajar mengutarakan pendapatnya.

5 5. Penggunaan Model Inkuiri Jurisprudensial ini dalam proses pembelajaran akan jauh lebih rileks dan dapat memahami materi secara optimal. 6. Siswa dapat berpendapat hal-hal yang dia lihat di sekitarnya dan dapat memberikan informasinya kepada temannya dengan motivasi yang sangat kuat. 7. Dengan penggunaan model Inkuiri Jurisprudensial mudah-mudahan dapat teratasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa C. Rumusan Masalah Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana diutarakan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah penggunaan model pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial dapat Meningkatkan Hasil Belajar Serta motivasi belajar Siswa pada Subtema Makananku Sehat dan Bergizi pada siswa Kelas 4 SDN 184 Buahbatu Utara Bandung. D. Pertanyaan Penelitian Mengingat rumusan masalah utama sebagaimana telah diutarakan di atas masih terlalu luas sehingga belum secara spesifik batas-batas mana yang harus diteliti, maka rumusan masalah utama tersebut kemudian dirinci dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial untuk meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar pada subtema makananku sehat dan bergizi di kelas IV di SDN 184 Bandung? 2. Bagaimana pelaksanaan model Inkuiri Jurisprudensial untuk meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar pada subtema makananku sehat dan bergizi di kelas IV di SDN 184 Bandung? 3. Apakah melalui melelui model pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial dapat meningkatkan motivasi siswa pada subtema makananku sehat dan bergizi di kelas IV SDN 184 Buahbatu? 4. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada subtema makananku sehat dan bergizi melalui penerapan model Inkuiri Jurisprudensial di kelas IV SDN 184 Buahbatu?

6 5. Apakah dengan penerapan model inkuiri Jurisprudensial siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih baik lagi? 6. Apakah hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan model Inkuiri Jurisprudensial dalam subtema Makananku Sehat dan Bergizi di kelas IV SDN 184 Buahbatu? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial dapat Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Subtema 1 Makananku Sehat dan Bergizi di SDN 184 Buahbatu Kecamatan Buahbatu Kota Bandung. 2. Tujuan Khusus a. Untuk Mngetahui perencanaan model pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial untuk meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar pada subtema makananku sehat dan bergizi di kelas IV di SDN 184 Bandung b. Untuk mengetahui pelaksanaan model Inkuiri Jurisprudensial untuk meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar pada subtema makananku sehat dan bergizi di kelas IV di SDN 184 Bandung c. Untuk Mengetahui model pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial dapat meningkatkan motivasi siswa pada subtema makananku sehat dan bergizi di kelas IV SDN 184 Buahbatu d. Untuk mengethaui peningkatan hasil belajar siswa pada subtema makananku sehat dan bergizi melalui penerapan model Inkuiri Jurisprudensial di kelas IV SDN 184 Buahbatu F. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat praktisnya tergantung pada bentuk penelitian yang dilakukan, terutama untuk penelitian evaluasi dan eksperimen. Dalam penulisan laporan Skripsi ini dikemukakan beberapa manfaat, yaitu :

7 1. Manfaat Teoritis. a. Dapat memberikan informasi baru bagi siapapun yang mengadakan penelitian tentang model pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial. b. Menambah wawasan tentang model pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial dalam pembelajaran Makananku Sehat dan Bergizi, sehingga untuk mengembangkan ilmu pengetahuan siswa dan guru terhadap model-model dalam pembelajaran Makananku Sehat dan Bergizi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Lembaga Sekolah 1) Dapat meningkatkan kualitas sekolah dengan memiliki guru yang profesional yang menguasai berbagai macam model dan metode pembelajaran. 2) Dengan adanya berbagai model dan metode pembelajaran yang diterapkan maka akan terlihat hasil belajar Tema 9 semakin meningkat. b. Bagi Guru 1) Dapat membantu meningkatkan pembelajaran dan mutu pendidikan pada siswa di masa yang akan datang, khususnya Tema 9 ini Makananku Sehat dan Bergizi kelas IV SDN 184 Buahbatu Bandung. 2) Dapat memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam menentukan suatu model dan metode pembelajaran sehingga dapat menunjang keberhasilan belajar mengajar. c. Bagi Siswa 1) Dapat memotivasi, menarik perhatian dan minat bakat siswa dalam mempelajari Tema 9 Makananku Sehat dan Bergizi. 2) Dapat Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar siswa pada makanan yang sehat dan bergizi dengan pembelajaran yang menyenangkan dalam menciptakan siswa yang kreatif dan cerdas

8 3. Isu dan Aksi Sosial Kurangnya motivasi diri untuk belajar pada sisswa sekolah ternyata menjadikan masalah yang begitu membingungkan bagi guru, misalnya banyak siswa yang menghabiskan tidur selama pelajaran berlangsung, siswa mengabakan penjelasan guru, dan lain-lain. Ini adalah contoh maslah serius yang dialami oleh kebanyakan guru saat ini. Memang diera semodern ini, anda tentu menemui banyak siswa sekolah yang memilki motivasi lemah dalam belajar, apa lagi jika anda anda adalah seorang guru. Untuk itu anda perlu mengetahui apa penyebab kurangnya motivasi diri bagi siswa sekolah untuk tetap aktif dalam kegiatan belajar mengajar G. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam variable penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut kemudian diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial (Agus Suprijono (2011. hlm 46). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. 2. Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial adalah Model pembelajaran Yurisprudensial dipelopori oleh Donal Oliver dan James P. Shaver dari Harvard yang didasari pada pemahaman bahwa setiap orang berbeda pandangan dan prioritas satu sama lain dengan nilai sosial saling berhadapan. Untuk memecahkan masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan pandangan masyarakat, setiap anggota masyarakat dituntut untuk mampu berbicara dan bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan. Oemar Hamalik (2007. hlm 29). 3. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnyayang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan terdiri dari tiga aspek yaitu: (1) Aspek kognitif: (2) Aspek afektif; dan (3)

9 Aspek Psikomotor Sudjana, (1989. hlm 22). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan dengan hasil belajar adalah hasil belajar siswa Kelas 4 SDN 184 Buahbatu Utara pelajaran 2016-2017 yang diambil dari nilai raport evaluasi. H. Sistematika Skripsi 1. Bagian Pembuka a. Halaman Sampul b. Halaman Pengesahan c. Halaman Moto dan Persembahan d. Halaman Pernyataan keaslian Skripsi e. Kata Pengantar f. Ucapan Terimakasih g. Abstrak h. Daftar Isi i. Daftar Tabel j. Daftar Gambar k. Daftar Lampiran 2. Bagian Isi a. BAB I PENDAHULUAN 1) Latar Belakang Masalah 2) Identifikasi Masalah 3) Rumusan Masalah 4) Tujuan Penelitian 5) Manfaat Penelitian 6) Definisi Operasional 7) Sistematika Skripsi b. BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN 1) Kajian Teori 2) Hasil Penelitian Terdahulu 3) Kerangka Pemikiran 4) Asumsi dan Hipotesis penelitian c. BAB III METODE PENELITIAN

10 1) Metode Penelitian 2) Desain Penelitian 3) Subjek dan Objek Penelitian 4) Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 5) Teknik Analisis Data 6) Prosedur Penelitian d. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : 1) Temuan Penelitian 2) Pembahasan Temuan Penelitian e. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 1) Simpulan 2) Saran 3. Bagian Akhir a. Daftar Pustaka b. Lampiran-lampiran c. Daftar Riwayat Hidup