HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG PIJAT BAYI DI KELURAHAN WADUNG GETAS KECAMATAN WONOSARI KLATEN NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Pijat Bayi Daftar Pustaka : 6 ( ) ABSTRACT

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PIJAT BAYI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA GEBANG KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK ARTIKEL.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pijat Bayi Pada Ibu Di Kelurahan Tanjung Karang Tahun 2015

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan. merawat dan memandikan (Yulifah & Yuswanto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari

IbM PENINGKATAN KESEHATAN BAYI MELALUI MASSAGE BAYI

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI POLIKLINIK KESEHATAN DESA PURWOREJO KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

EFFECT OF HEALTH EDUCATION WITH DEMONSTRATION OF KNOWLEDGE OF INFANT MASSAGE IN GAMPING JATISAWIT IHC

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

PENGARUH HEALTH EDUCATION

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG MENOPAUSE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE WITH THE ATTITUDE OF MOTHER ABOUT MENOPAUSE

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI PREMATUR USIA 6 SAMPAI 12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SE-KECAMATAN BANJARSARI

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA

PENGARUH PIJAT BAYI DENGAN TERAPI BUNGA LAVENDER TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR NEONATUS DI POSYANDU MELATI MOJOROTO KEDIRI.

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

PERBEDAAN SIKAP IBU SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN PIJAT BAYI PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 0 SAMPAI 12 BULAN DI DESA BRINGIN

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Rustantina 1), Dewi Elliana 2) ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No. 2, Juni 2008 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI DESA TUNGGUL SRAGEN

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP LAMA TIDUR BAYI DI DESA DUWET KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

PENGARUH TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

Suryo Pratikwo 1, Millatin Puspaningtyas 2, Dyah Retno Sukmaningrum 3 Poltekkes Prodi Keperawatan Pekalongan ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

RELATIONSHIP KNOWLEDGE AND MOTHER ATTITUDES WITH IMPLEMENTATION OF BABY MASSAGE IN POSKESDES SRI MENANTI DISTRICT LAMPUNG WEST IN 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012 ISSN PELATIHAN TERAPI PIJAT BAYI PADA ORANG TUA DI DESA PESAYANGAN UTARA, MARTAPURA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TOODLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA

Objective: The aim of this research to analyze the effectiveness of massage on sleep quality infant aged 5-7 months.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BALITA USIA 0-2 TAHUN DI BPM Ny. N BANYUWANGI TAHUN 2015

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG PIJAT BAYI DI KELURAHAN WADUNG GETAS KECAMATAN WONOSARI KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Untuk meraih Gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh : Alfi Rosita Dewi J210080134 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA 2012

1 PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG PIJAT BAYI DI KELURAHAN WADUNG GETAS KECAMATAN WONOSARI KLATEN Alfi Rosita Dewi * Siti Arifah, S.Kp.,M.Kes ** Arina Maliya,A.kep., M.Si.,Med *** Abstrak Bayi yang sehat akan tumbuh menjadi anak yang sehat. Kondisi bayi yang sehat sejak lahir akan menentukan optimal tidaknya pertumbuhan dan perkembangan bayi. Orang tua mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi, dengan cara merawat dan memperhatikan perkembangan fisik serta emosional. Salah satu cara berinteraksi yaitu pemijatan bayi. Pijat bayi mempunyai banyak manfaat yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Kebiasaan melakukan pijat bayi masih dilakukan oleh hampir semua orang tua yang memiliki bayi dan balita. Semakin baik pengetahuan ibu berdampak pada pemahaman ibu tentang manfaat pijat bayi dan membuat sikap ibu menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu terhadap pemijatan bayi di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian diskripsi korelatif. Sampel penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi usia 1-7 bulan di Kelurahan Wadung Getas sebanyak 33 ibu. Instrumen penelitian berupa kuesioner dengan 36 pertanyaan yang tediri pertanyaan pengetahuan dan sikap. Teknik pengujian hipotesis adalah uji Chi Square. Berdasarkan analisis dan pembahasan maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada ibu di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten sebagian besar cukup, (2) sikap ibu tentang pijat bayi pada ibu di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten sebagian besar baik, (3) terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu pijat bayi di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten. Kata kunci: pengetahuan, sikap, pijat bayi.

2 RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE ATTITUDE MOTHER WITH BABY MASSAGE IN WARD WADUNG GETAS DISTRICT WONOSARI KLATEN Alfi Rosita Dewi * Siti Arifah, S.Kp.,M.Kes ** Arina Maliya,A.kep., M.Si.,Med *** Abstract A healthy baby will grow into a healthy child. A healthy baby's condition at birth will determine whether or not the optimal growth and development of infants. Parents have an important role in the growth and development of infants, by the way attention to the physical and emotional development. One way of interacting that infant massage. Infant massage has many benefits that can affect the optimal growth and development. The habits do infant massage is done by almost all parents with babies and toddlers. The better understandings of the impact on the mother s knowledge of mothers about the benefits of infant massage and make the mother a better attitude. This study aimed to the relationship between knowledge with maternal attitudes towards infant massage in the Village District Wadung Getas Wonosari Klaten. This study was correlative description. The study sample were mothers with infants aged 1-7 months in the Village Wadung Getas as many as 33 mothers. The research instruments such as questionnaires with 36 questions consisting of knowledge and attitude. The hypothesis testing techniques of Chi Square test. Based on the analysis and discussion of the study concluded that: (1) the knowledge of mothers about infant massage on the mothers in the Village District Wadung Getas Wonosari Klaten mostly pretty, (2) the attitude of mothers about infant massage on the mothers in the Village District Wadung Getas Wonosari Klaten most well, (3) the relationship between maternal attitude knowledge with infant massage in the Village District Wadung Getas Wonosari Klaten. Keyword: knowledge, attitude, baby massage..

3 PENDAHULUAN Bayi yang sehat akan tumbuh menjadi anak yang sehat. Itu tergantung cara merawat dan memperhatikan perkembangan baik secara fisik dan emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara langsung seperti memijat, membelai, dan mengajak bercanda. (Subekti,2008) Para ilmuan menyimpulkan bahwa sentuhan lembut dan pijatan pada janin melalui perut ibu tidak hanya meningkatkan kecerdasan tetapi juga mempengaruhi perkembangan mental dan emosi (Subakti dan Rizky, 2008). Sentuhan lembut pada pemijatan bayi memberikan rasa tenang dan mendorong potensi penyembuhan dari diri sendiri pada bayi (Turner dan Nanayakkara, 2010) Pijat merupakan salah satu bentuk terapi sentuh yang berfungsi sebagai salah satu teknik pengobatan penting yang sudah dikenal sejak lama. Pijat berguna tidak hanya untuk bayi sehat tetapi juga bayi sakit. Arti pijat ditinjau dari segi kesehatan sangat banyak manfaatnya. Secara tradisional di kampung-kampung para dukun pijat sering kali melakukan pemijatan pada bayi dengan cara berbeda dan tujuan yang berbeda pula. (Rosalina,2007) Di masyarakat pelaksanaan pijat bayi masih dipegang peranannya oleh dukun bayi. Meskipun pijat bayi mempunyai manfaat yang besar bagi bayi, akan tetapi banyak ibu yang tidak melakukan pemijatan pada bayinya secara mandiri. Pelaksanaan pijat bayi dilakukan bila bayi mereka sakit atau rewel, dan sebagai suatu rutinitas perawatan bayi setelah lahir. Ibu mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Akan tetapi di masyarakat sikap ibu dalam memberikan pijat bayi secara mandiri belum dilakukan. Ibu menganggap pijat bayi adalah hal biasa dan menganggap bahwa pijat bayi tidak penting. Seperti halnya di kelurahan Wadung Getas kecamatan Delanggu Klaten. Kebiasaan melakukan pemijatan pada bayi oleh dukun bayi masih dilakukan oleh hampir semua orang tua yang memiliki bayi/balita. Hal ini didapat dari observasi yang dilakukan serta informasi dari masyarakat setempat. Dari observasi yang dilakukan di Wadung Getas dari 12 responden, sebanyak 10 orang mengatakan tidak mengetahui teknik dan manfaat pijat bayi. Karena ibu beranggapan pijat bayi tidak perlu dikuasai dan hanya dilakukan bila anak rewel saja oleh dukun bayi. Sebanyak 2 responden mengatakan telah melakukan pemijatan secara mandiri tanpa mengetahui teknik dan manfaat pemijatan. Dari data tersebut hampir semua bayi dan balita yang ada, semua pernah mendapatkan pemijatan oleh dukun bayi, namun dengan frekuensi pemijatan yang kurang, rata-rata satu bulan sekali atau dua minggu sekali. Sementara menurut pendapat Gatot (2010), pemijatan bayi baik dilakukan dengan frekuensi yang sering bahkan boleh dilakukan setiap hari. Berdasarkan uraian tersebut nampak bahwa meskipun telah dilakukan pemijatan bayi, namun pemijatan masih dilakukan oleh orang lain yaitu dukun bayi dan frekuensi pemijatan bayi tergolong rendah. Berdasarkan wawancara dengan beberapa ibu-ibu yang memiliki bayi di desa Gedung Getas

4 menunjukkan bahwa pengetahuan mereka tentang pijat bayi relative rendah. Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti perlu melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu tentang pijat bayi di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten. LANDASAN TEORI Pijat Bayi Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapanusapan halus pada permukaan kulit bayi, yang dilakukan dengan tangan bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, sistem pernafasan serta sirkulasi darah (Subakti dan Rizky, 2008). Manfaat Pijat Bayi Menurut Heath & Brigde (2006), Terapi sentuh atau pijat bayi banyak manfaatnya untuk bayi. Yaitu : 1) Meningkatkan daya tahan tubuh. Meningkatnya aktifitas neuro transmitter serotonin akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocortikoid (adrenalin), proses ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh terutama lgm dan lgg. 2) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap. Pijatan akan mengubah gelombang otak, yaitu dengan menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang betha serta tetha, Perubahan gelombang otak ini dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro enchephalogram). 3) Mempengaruhi Mekanisme Penyerapan Makanan. Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian, sari makanan yang diserap oleh tubuh akan menjadi lebih baik. Maka dari itu berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak dari pada yang tidak dipijat. 4) Membina ikatan kasih sayang orang tua dengan anak (bonding). Sentuhan dan pandangan kasih sayang orang tua pada bayinya akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih di antara keduanya. Pada perkembangan anak, sentuhan orang tua adalah dasar perkembangn komunikasi yang memupuk cinta kasih secara timbal balik antara keduanya. (Heath & Brigde 2006) 5) Meningkatkan Produksi ASI Aktivitas nervus vagus dapat meningkatkan aktivitas volume asi karena adanya penyerapan makanan yang lebih baik yang menyebabkan bayi cepat lapar dan akan sering menyusu, sehingga produksi ASI akan meningkat. Persiapan Memijat Bayi Menurut Gatot (2010), Halhal yang perlu diperhatikan sebelum memijat adalah tangan bersih dan potong kuku yang panjang, Lepaskan perhiasan yang ada di tangan, Bayi sudah selesai makan atau tidak sedang lapar, Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap. Siapkan handuk, baju ganti dan menggunakan minyak bayi (baby oil/ lotion). Waktu memijat yang paling efektif dilakukan pada saat bayi dalam keadaan santai dan

5 tenang. Cara Pemijatan Sesuai Usia Bayi 1) 0 1 bulan, disarankan gerakan yang halus seperti usapanusapan. Tidak dilakukan pemijatan didaerah perut sebelum tali pusat bayi lepas. 2) 1 3 bulan, disarankan gerakan yang halus dengan tekanan ringan dalam waktu yang singkat. 3) 3 bulan 3 tahun, seluruh gerakan yang dilakukan disetai dengan tekanan dan waktu yang semakin meningkat (Turner dan Nanayakkara, 2010 ). Pijat dapat dikakukan oleh : 1) Ibu,pemijatan yang dilakukan oleh ibu dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas ASI yang dibutuhkan sejak bayi berumur 4-6 bulan sejak kelahirannya. 2) Ayah, dengan dilakukan pemijatan oleh ayah, akan memberikan ksempatan yang terbuka bagi seorang ayah untuk menjalin kotak batin dengan buah hatinya. 3) Kakek dan nenek, pemijatan yang dilakukan untuk cucunya dapat membaw keuntungan untuk kakaek neneknya. Antara lain : ketegangang dan depresi barkurang, terjadi peningkatan pecaya diri, dam membuat rilexs (Subakti dan Anggraini, 2008). Pengetahuan Pijat Bayi Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ini meliputi : pendidikan, pekerjaan, usia, minat, pengalaman, kebudayaan sekitar, dan informasi Pengetahuan pijat bayi adalah hasil tahu dan kesan dalam perawatan kesehatan dan pengobatan dengan menggunakan permainan gerakan pada bayi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan serta kemampuan pergerakan bayi secara optimal. Pengetahuan yang perlu ibu ketahui mencakup pengertian pijat bayi, kapan waktunya memijat bayi, siapa saja yang boleh melakukan pijat bayi, apa yang perlu dipersiapkan ketika akan memijat bayi dan bagaimana langkah-langkah melakukan pijat bayi (Roesli, 2008). Semakin tinggi pengetahuan dan pendidikan seseorang akan meningkatkan kemauan dalam melakukan pijat bayi. Bertambahnya pengalaman seseorang akan menambah keterampilan pijat bayi (Neil, 2003). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Mubarak (2009), faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu: 1) Pendidikan, bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar dapat memahami. Semakin tinggi pendidikan, maka semakin mudah pula dalam menerima informasi. Sebaliknya, jika tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi

6 dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2) Pekerjaan, dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 3) Usia, dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). 4) Minat, adalah suatu keinginan terhadap sesuatu. Minat membuat seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan akhirnya mendapat pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman, adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar, mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap pribadi seseorang. Sikap Pijat Bayi Sikap yang terbentuk dari interaksi sosial dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan atau agama, emosi seseorang. Kemudian manusia bersikap menerima atau menolak yang terjadi (Azwar, 2011) Dalam hal ini pemberian sentuhan dalam pemijatan bayi pandangan mata antara orang tua dengan bayi mampu mengalirkan sikap jalinan kasih yang merupakan jalinan komunikasi untuk memupuk cinta kasih secara timbal balik diantara keduanya. Mampu mengurangi kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta meningkatkan percaya diri. (Sutcliffe, 2003) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap (Azwar, 2011) antara lain: 1) Pengalaman pribadi, apa saja yang telah dan sedang di alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Pengalaman yang dialami ibu terhadap pijat bayi menjadi dasar sikap ibu terhadap pijat bayi. Pengalaman yang baik akan meningkatkan sikap ibu terhadap pijat bayi, sedangkan pengalaman yang buruk akan menurunkan sikap ibu terhadap pijat bayi. 2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting Seseorang yang dianggap penting, yang diharapkan persetujuannya dan seseorang yang tidak ingin dikecewakan atau seseorang yang berarti khusus akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap terhadap sesuatu. Seorang ibu yang tidak setuju dengan pelaksanaan pijat bayi di dukun bayi maka ibu dapat melakukan pemijatan secara mandiri. 3) Pengaruh kebudayaan Kebudayaan menanamkan garis pengarah sikap terhadap berbagai permasalah. Pengaruh kebudayaan, kebudayaan dimana hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Budaya pijat bayi yang ada di masyarakat berhubungan dengan kecenderungan sikap ibu terhadap pelaksanaan pijat bayi. 4) Media massa. Media massa mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Media massa membawa pesan yang

7 berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Banyaknya media massa yang digunakan untuk memperkenalkan pentingnya pemijatan bayi akan mempengaruhi sikap masyarakat terhadap pemijatan bayi secar mandiri.pengaruh 5) Pengaruh faktor emosional. Sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Kondisi emosional ibu yang disebabkan oleh berbagai sebab, misalnya kondisi anak berhubungan dengan sikap ibu terhadap pelaksanaan pijat bayi. Ketika anak mengalami sakit maka ibu akan berusaha untuk mencari jalan penyembuhan, dan salah satu alternatifnya adalah dengan melakukan pijat bayi. METODELOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah diskriptif korelatif, yaitu peneliti mencari, menjelaskan suatu hubungan, menguji berdasarkan teori yang ada. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, dimana pengambilan data hanya dilakukan sekali saja dalam setiap responden dalam waktu yang bersamaan. (Nursalam, 2003) Sampel Sampel penelitian ini sebanyak 33 ibu yang mempunyai bayi usia 1-7 bulan di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten dengan teknik simple random sampling. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner dengan 36 pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan pengetahuan dan sikap tentang pijat bayi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Deskripsi Pengetahuan Tabel 1. Distribusi Tingkat pengetahuan Responden tentang pijat bayi No Kategori Jumlah % 1. Kurang 12 36,4 2. Cukup 18 54,5 3. Baik 3 9,1 Jumlah 33 100 Deskripsi Sikap tentang Pijat Bayi Tabel 2. Distribusi Sikap tentang Pijat Bayi No Kategori Jumlah % 1. Buruk 11 33,3 2. Baik 22 66,7 Jumlah 33 100 Analisis Bivariat Pengujian hipotesis penelitian yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan sikap ibu tentang pijat bayi menggunakan alat analisis uji Chi Square. Pengujian analisis dilakukan menggunakan bantuan program SPSS. 15.00 for Windows. Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi dengan Sikap Ibu tentang Pijat Bayi Pengeta huan Negatif Sikap Positif Total 2 p

8 F % F % F % Kurang 8 24,2 4 12,1 12 36,4 Cukup 3 9,1 15 45,5 18 54,5 Baik 0 0 3 9,1 3 9,1 Total 11 33,3 22 66,7 33 100 7,750 0,008 Setelah dilakukan analisis Chi Square hubungan pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan sikap ibu tentang pijat bayi, ternyata diperoleh kendala analisis, yaitu terdapat satu cell yang memiliki nilai frekuensi observasi (fo) nol, dan tiga cell memiliki frekuensi harapan (fh) kurang dari 5. Selanjutnya dilakukan perbaikan analisis dengan menggabungkan beberapa kategori yang banyak menjadi kategori yang lebih sedikit. Variabel pengetahuan yang sebelumnya terdiri dari 3 kategori, yaitu pengetahuan kurang, cukup, dan baik, berubah menjadi pengetahuan kurang dan baik berdasarkan nilai median (nilai tengah) dari data pengetahuan. Analisis data selanjutnya berubah menjadi Fisher Exact test. Setelah dilakukan penggabungan kategori pada variabel pengetahuan, selanjutnya diperoleh hasil uji Fisher Exact Test hubungan pengetahuan tentang pijat bayi dengan sikap ibu tentang pijat bayi diperoleh nilai signifikansi (pvalue) 0,041 lebih kecil dari (alpha) = 0,05. Berdasarkan kriteria tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan secara statistik ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan sikap ibu terhadap pijat bayi di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten. Pembahasan Pengetahuan ibu tentang pijat bayi Tingkat pengetahuan tentang pijat bayi menunjukkan sebagian besar adalah cukup sebanyak 18 responden (54,5%). Pengetahuan ibu tentang pijat bayi dalam penelitian ini adalah cukup, kondisi tersebut antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ketersediaan informasi tentang pijat bayi, pengalaman dan faktor budaya (Mubarrak, 2009). Salah satu faktor yang menjadi penghambat pengetahuan ibu di desa Wadung Getas adalah kurangnya informasi tentang pijat bayi yang diterima oleh ibu. Hasil wawancara peneliti kepada beberapa ibu responden selama pengumpulan data, diperoleh keterangan bahwa mereka tidak pernah mendapatkan informasi tentang pijat bayi khususnya dari petugas kesehatan. Kondisi ini menyebabkan responden kurang memahami dengan baik pengetahuan tentang pijat bayi. Informasi tentang pengetahuan pijat bayi selama ini diperoleh ibu dari sumber nonformal, misalnya penuturuan orang tua, teman atau orang yang dianggap berpengalaman serta pengalaman yang mereka alami pada masa terdahulu. Sikap ibu tentang pijat bayi Distribusi sikap ibu tentang pijat bayi sebagian besar adalah baik yaitu sebanyak 22 responden (66,7%). Sikap ibu tentang pijat bayi ditunjukkan oleh kesediaan ibu untuk memijatkan bayinya baik secara mandiri maupun kepada petugas kesehatan. Sikap ibu tentang pijat bayi antara lain dipengaruhi oleh pengalaman, kebudayaan, sumber informasi dan faktor emosional (Azwar, 2011). Secara budaya, khususnya di Jawa perilaku pijat

9 bayi merupakan perilaku yang sering dilakukan oleh masyarakat. Ibu-ibu sering memijatkan anaknya dengan alasan agar anak menjadi lebih segar, anak tidak rewel, anak mudah makan, dan jika anak sakit atau kelelahan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Dina (2012) tentang gambaran perilaku pijat bayi pada masyarakat Jawa dimana sebagian besar masyarakat Jawa (90%) memiliki sikap yang baik terhadap perilaku pijat bayi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tujuan perilaku pijat bayi yang mereka lakukan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan anaknya dan agar anak tidak rewel. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap ibu tentang Pijat Bayi Hasil perhitungan uji Fisher Exact Test hubungan pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan sikap ibu tentang pijat bayi diperoleh nilai signifikansi (p-value) 0,041 lebih kecil dari (alpha) = 0,05. Berdasarkan kriteria tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan secara statistik ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan sikap ibu terhadap pijat bayi di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten. Pengetahuan ibu tentang pijat bayi meliputi pengertian pijat bayi, tujuan pijat bayi, manfaat pijat bayi, tehnik pijat bayi, frekuensi pemijatan, dan waktu pemijatan. Pemahaman ibu tentang pijat bayi menjadi pijakan ibu untuk menyetujui perilaku pijat bayi. Pengetahuan ibu tentang pijat bayi menjadi sumber pertimbangan terhadap perilaku pemijatan pada bayi. Informasi tentang pijat bayi yang diperoleh dari pengetahuan tentang pijat bayi didukung oleh keadaan bayi menjadi stimulus bagi ibu untuk menentukan sikap, apakah dia mendukung perilaku pijat bayi atau menolaknya. Semakin baik pengetahuan ibu maka informasi yang dimilikinya semakin baik dan ibu semakin yakin bahwa perilaku pijat bayi adalah baik bagi kesehatan bayinya sehingga pada akhirnya sikapnya menjadi baik. Hasil penelitian tentang adanya hubungan pengetahuan dengan sikap ibu tentang pijat bayi ternyata mendukung penelitian terdahulu. Penelitian Hasil penelitian tentang adanya hubungan pengetahuan dengan sikap ibu tentang pijat bayi ternyata mendukung penelitian terdahulu. Penelitian Maikhotul (2012) tentang Hubungan tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Dengan Perilaku Pemijatan Bayi Di Posyandu Kelurahan Gunungsari Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang pijat bayi berhubungan dengan perilaku pemijatan bayi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada ibu di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten sebagian besar cukup. 2. Sikap ibu tentang pijat bayi pada ibu di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten sebagian besar baik. 3. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu pijat bayi di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten

10 Saran 1. Bagi Petugas Kesehatan Penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pemijatan bayi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemijatan bayi. Kondisi ini tentunya harus ditindak lanjuti dengan tindakan-tindakan peningkatan pengetahuan ibu tentang pemijatan bayi misalnya dengan menggiatkan kegiatan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang pemijatan bayi. Petugas kesehatan hendaknya juga mensosialisasikan tentang manfaat pemijatan bayi baik yang dilakukan oleh petugas Puskesmas, dukun bayi, atau orang tua bayi secara mandiri, sehingga manfaat pemijatan bayi dapat diperoleh secara maksimal oleh bayi. 2. Bagi orang tua Ibu hendaknya hendaknya meningkatkan pengetahuan mereka tentang pemijatan bayi bagi anaknya, sehingga dengan pengetahuan yang mereka miliki dapat melakukan pemijatan bayi secara mandiri bagi anaknya. Gatot. (2010). Penyembuhan Alternatif Pijat Bayi Dan Anak.Jombang: Lintas Media Gichara,J. (2006). Manfaat Pijat Untuk Ibu Hamil, Pasca Melahirkan & Bayi. Jakarta : Papas Sinar Sinanti. Heath,A & Bainbrigde,N (2006). Baby Massage. Jakarta: Dian Rakyat. Hidayat, A.A., (2007). Metode Penelitian Keperawatan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba medika Maikhotul. Dyan (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Dengan Perilaku Pemijatan Bayi Di Posyandu Kelurahan Gunungsari Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan. KTI Kebidanan. Surabaya : STIKES Yarsis. Mubarak, (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar Dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta Azwar, S. (2011). Sikap manusia: teori dan pengukurannya edisi 2.Jakarta: Bineka rupa Nanayakkara, S.,& Turner,R. (2010). Pedoman Praktis Pemijatan Bayi. Tangerang: Karisma Niven Neil, (2002). Psikologi Kesehatan. Jakarta : Guasindo Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:Rineka Cipta

11 Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika * Alfi Rosita Dewi: Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura ** Siti Arifah, S.Kp.,M.Kes: Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura. ** Arina Maliya,A.kep., M.Si.,Med: Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura Permatasari,D (2012). Gambaran Perilaku Pijat Bayi Pada Masyarakat Jawa di Kelurahan Pinangsari Kecamatan Pinagsari Tapanuli Tengah. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Univeristas Sumatera Utara Roesli, U. (2008). Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: Rosalina. (2007). Fisiologi Pijat Bayi. Cetakan 1. Bandung : Trisakti Multimedia Subakti, Y & Anggraini, D., (2008). Keajaiban Pijat Bayi & Balita. Jakarta: Wahyu Media. Subekti, R. (2008). Paduan Praktis Memijat Buah Hati Anda.Yogyakarta: Nusa Pressindo Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfabetha Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.