Lentera Vol. 14 No.2 Maret

dokumen-dokumen yang mirip
2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2000 adalah dari jumlah penduduk Indonesia dan tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi pada kelompok umur 56 tahun ke atas yang. mengkonsumsinya di bawah kebutuhan minimal di provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran demografis (demographical shift) selama 30 tahun ini karena

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman serba modern saat ini, manusia bekerja menjadi lebih hemat

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diriwayatkan Nabi R. Al-Hakim,At-Turmuzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, dengan

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2020 Indonesia diperkirakan merupakan negara urutan ke-4

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia (lanjut usia)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

Transkripsi:

GAMBARAN STATUS GIZI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DESA COT BADA TUNONG KABUPATEN BIREUEN ACEH Nurhidayati Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Almuslim yun_bir_aceh@yahoo.com Gizi memegang peranan sangat penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan gizi sering dialami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan karena penyakit yang dideritanya, kesulitan menelan karena berkurangnya air liur, cara makan yang lambat karena penyakit pada gigi, gigi yang berkurang, dan mual karena masalah depresi. Selain masalah kekurangan gizi, masalah obesitas (kegemukan) juga sering dialami oleh usialanjut, yang dapat timbul karena aktivitas pada kelompok ini sudah berkurang sementara asupan makanan tidak dikurangi atau bahkan berlebihan. Untuk mengetahui gambaran status gizi lansia di Panti Sosial TresnaWerdha Kabupaten Bireuen. Penelitian ini bersifat deskriptif dimana untuk memperoleh gambaran status gizi lansia di panti Sosial Tresna Werdha KabupatenBireuen. Instrumen penelitian menggunakan rumus indeks massa tubuh (IMT) yaitu dengan mengukur berat badan dan tinggi badan pada 45 lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kabupaten Bireuen. Hasil Penelitian didapatkan hasil penelitian status gizi lansia mayoritas berada pada kategori normal yaitu sebanyak 42 orang dan gizi lebih orang. Status gizi lansia mayoritas berada pada kategori normal yaitu sebanyak 42 orang dan gizi lebih orang. Kata Kunci: Gambaran, Status Gizi dan Lansia Pendahuluan Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal. Pendidikan gizi bagi kaum usia lanjut, kelompok pra pensiun dan mereka yang merawat para lansia merupakan salah satu hal yang penting untuk mencegah terjadinya salah nutrisi yang bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Masalah gizi yang dihadapi para lansia terkait dengan menurunnya aktifitas fisiologis tubuhnya. Selain itu status kesehatan yang tidak seragam menyulitkan menetapkan standar kebutuhan zat gizi lansia tersebut. Gizi memegang peranan sangat penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan gizi sering dialami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan karena penyakit yang dideritanya, kesulitan menelan karena berkurangnya air liur, cara makan yang lambat karena penyakit pada gigi, gigi yang berkurang, dan mual karena masalah depresi. Selain masalah kekurangan gizi, masalah obesitas (kegemukan) juga sering dialami oleh usia lanjut, yang dapat timbul karena aktivitas pada kelompok ini sudah berkurang sementara asupan makanan tidak dikurangi atau bahkan berlebihan. Obesitas pada usia lanjut berdampak pada peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, hipertensi, dan penurunan fungsi tubuh. Pada tahun 2012 penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga kali lipat di tahun 2050. Pada Hari Kesehatan Sedunia tanggal 7 April 2012, World Health Organization Lentera Vol. 14 No.2 Maret 2014 96

(WHO) mengajak negara-negara untuk menjadikan penuaan sebagai prioritas penting mulai dari sekarang. Rata-rata harapan hidup di negara negara kawasan sendiri termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun. Berdasarkan data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun (2012) jumlah penduduk di kawasan Asia mencapai sebanyak 4,22 miliar jiwa atau 60% dari penduduk dunia. Saat ini populasi lansia yang berusia 65 tahun atau lebih di Jepang dan Korea Selatan telah melampaui populasi lansia negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Sementara itu, populasi lansia Cina dan negara-negara berkembang lainnya akan menyusul level rata-rata dunia, namun pada tahun 2040 akan jauh daiatas rata-rata populasi lansia di dunia. Berdasarkan tahapan-tahapan usia, lansia ada yang mengalami gizi yang baik, keadaan gizi lebih maupan kekurangan gizi. Lansia di Indonesia yang dalam keadaan kurang gizi ada,4 %, BB kurang 28, %, BB ideal berjumlah 42,4 %, BB lebih ada 6,7 % dan obesitas sebanyak,4 %. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2007). Gizi memegang peranan sangat penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan gizi sering dialami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan karena penyakit yang dideritanya penyebab kematian pada umur 65 tahun ke atas pada laki-laki adalah stroke (20,6 persen), penyakit saluran nafas bawah kronik (10,5 persen), Tuberkolosis Paru (TB) (8,9 persen), Hipertensi (7,7 persen), NEC (7,0 persen), penyakit jantung iskemik (6,9 persen), Penyakit hati (4,4 persen) dan pneumonia (,8 persen). Sementara pada perempuan penyebab kematian terbanyak adalah stroke (24,4 persen), hipersentasi (11,2 persen), NEC (9,6 persen), penyakit saluran pernafasan bawah kronik (6,6 persen), penyakit jantung lain (5,9 persen) TB (5,6 persen), pneumonia (,0 persen) dan penyakit hati (2,2 persen). Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu, suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif tentang Gambaran status gizi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kabupaten Bireuen. Penelitian ini akan dilaksanakan di panti Sosial Tresna Werdha Kabupaten Bireuen. Penelitian ini dimulai dari bulan April 201. Sedangkan pengumpulan data dilakukan pada bulan September 201. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di panti Sosial Tresna Werdha Kabupaten Bireuen berjumlah 45 orang lansia pada tahun 201. Sampel adalah bahagian atau perwakilan dari populasi yang akan diteliti. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, artinya seluruh populasi dijadikan sebagai sampel.adapun kriteria sampelnya sebagai berikut: Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: lansia yang berada di Panti sosial saat penelitian dilakukan, bersedia menjadi responden, sehat fisik dan psikis. Sedangkan kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah Lansia yang mengalami gangguan psikologis. Pengukuran tentang status gizi pada lansia, dengan menggunakan kategori status gizi lansia berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) yaitu mengukur tinggi badan dan berat badan. Adapun kategori status gizi lansia menurut Depkes RI tahun 2005. Gizi Kurang < 18,5 kg/m² Gizi Normal 18,5-25 kg/m² Gizi Lebih >25 kg/m Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengukur tinggi badan dan berat badan yaitu menggunakan dengan rumus indeks massa tubuh yaitu: IMT = BB (kg) TB² (m) Keterangan: IMT : Indeks Massa Tubuh BB : Berat badan TB : Tinggi Badan Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi atau gambar. Rumus : P = f x 100% N Lentera Vol. 14 No.2 Maret 2014 97

Keterangan : P : Presentase f : Jumlah skor yang didapat N : Jumlah skor yang seharusnya Hasil Penelitian Dan Pembahasan Panti Sosial Tresna Werdha merupakan salah satu panti yang ada di Kabupaten Bireuen yang berbatasan dengan : sebelah Barat berbatasan dengan persawahan, sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk, sebelah Selatan berbatasan dengan persawahan, sebelah Utara berbatasan dengan jalan Negara. Jumlah lansia yang ditampung dipanti sosial adalah 45 orang dengan rinciannya yaitu laki-laki berjumlah 18 orang dan perempuan 27 orang. Panti Sosial Tresna Werdha mempunyai karyawan secara keseluruhannya yang terdiri dari 10 orang, pegawai yang tetap 7 orang, honorer 1 orang, sopir 1 orang, satpam 1 orang, perawat 2 orang, petugas kebersihan 2 orang, juru masak 2 orang, dan pembimbing psikologi 1 orang. Jumlah asrama yang tersedia dipanti sosial Tresna Werdha 6 unit asrama, terdiri dari asrama perempuan dan 2 unit laki-laki. Di dalam 1 unit terdapat 4 kamar yang lengkap dengan kamar mandi dan WC serta dapur umum, selain itu tersedia 1 ruang Kepala Panti Sosial Tresna Werdha, 1 pos satpam dan pusat pelayanan kesehatan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di di Panti Sosial Tresna Werdha Desa Cot Bada Tunong Kabupaten Bireuen. Pada tabel dibawah ini akan diuraikan karakteristik responden sebanyak 45 orang berdasarkan umur, pendidikan, dan paritas. Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Paritas di Panti Sosial Tresna Werdha Desa Cot Bada Tunong Karakteristik Responden Jlh (%) Umur: a. 50-60 tahun b. 61-70 tahun c. 71-80 tahun 5 8 2 11,1 84,4 4,5 Jumlah 45 100% Pendidikan : a. Menengah(SMA,MAN) b. Rendah (SMP, SD) c. Tidak Sekolah 7 5 6,7 82,2 11,1 Jumlah 0 100% Paritas : a. > 2 b. < 2 c. Tidak ada 24 11 10 5, 24,4 22, Jumlah 0 100% Kabupaten Bireuen tahun 201 (Sumber:data primer tahun 201) Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden berumur 60-70 tahun sebanyak 8 orang (84,4%),sedangkan tingkat pendidikan responden rata-rata pada tingkat rendah ((SD/SMP) yaitu sebanyak 7 orang (82,2%), sementara paritas rata-ratadiatas 2 orang sebanyak 24 responden (5,%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Status Gizi Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Desa Cot Bada Tunong Kabupaten Bireuen No Kategori Frekuensi % 1 2 Kurang Normal Lebih - 42 9, 6,7 Jumlah 45 100% (Sumber:data primer tahun 201) Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa status gizi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Desa Cot Bada Tunong Kabupaten Bireuen mayoritasberada pada kategori normal yaitu sebanyak 42 orang (9,%). Lentera Vol. 14 No.2 Maret 2014 98

Status gizi lansia di Panti Sosial Tresna Bireuen, dari hasil penelitian yang diperoleh status gizi lansia di Panti Sosial Tresna Bireuen mayoritas berada pada kategori normal yaitu sebanyak 42 orang (9,%) dan status giz ilebih (6,7%) sedangkan status Gizi kurangtidak di jumpai sementara gizi lebih sebanyak orang (6,7%). Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan indeks massa tubuh (IMT) lansia. Sehingga sejalan dengan faktor yang mempengaruhi status gizi diantaranya: faktor umur yang mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki dalam pemberian nutrisi, pendidikan yang merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan prilaku untuk mewujudkan status gizi yang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden rata-rata berpendidikan di tingkat rendah. Di Panti Sosial Tresna Werdha menu makanan lansia dalam sehari disusun berdasarkan konsep pola makan seimbang, maka dari itu lansia di Panti Sosial Tresna Werdha mayoritas status gizi lansia mayoritas berada pada kategori normal. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi yang diidentifikasikan oleh berat badan dan tinggi badan. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit. Gizi memegang peranan sangat penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan gizi sering dialami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan karena penyakit yang dideritanya, kesulitan menelan karena berkurangnya air liur, cara makan yang lambat karena penyakit pada gigi, gigi yang berkurang dan mual karena masalah depresi. Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun, berikut kebutuhan gizi pada lansia. Status gizi seseorang dapat ditentukan dengan membandingkan hasil yang didapat dari pemeriksaan dengan nilai standar yang ada. Selain itu untuk penentuan status gizi juga dapat menggunakan hasil perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dapat menentukan apakah berat badan seseorang normal, kurus atau gemuk. Kesimpulan Dan Rekomendasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 45 responden di Panti Sosial Tresna Werdha Desa Cot Bada Tunong Kabupaten Bireuen dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas status gizi lansia berada pada kategori normal yaitu berjumlah 42 orang (9,%) sementara yang berada pada kategori lebih orang (6,7%). Hasil penelitian dapat digunakan sebagai penjelasan dan evaluasi tentang status gizi lansia di Panti Sosial Tresna Bireuen. Sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran yang terutama berkaitan dengan status gizi lansia. Di harapkan kepada panti sosial dan petugas kesehatan agar dapat menyajikan makanan dengan gizi yang seimbang. Agar menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang status gizi lansia. Daftar Pustaka Sulistioningsih, Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta EGC, 2011. Nasya (2012) Ilmu Gizi [Internet], Terdapatdalam:http:// www.faktor yang mempengaruhi gizi lansia.go. id/ [Diaksestanggal 20 Juli 201]. Fatmah, Gizi Usia Lanjut, Jakarta, Erlangga, 2010. WHO. (2012). World Health Organization [internet], http://mizan.com/news det. [Diakses pada tanggal 25 Agustus 201]. BKKBN, DKK, Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, Jakarta, ICF International, 2012. Lentera Vol. 14 No.2 Maret 2014 99

Darmoyo, Boedhi, Buku Ajar Boedhi- Darmoyo geriatri, Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2011. Riskesdas, Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes, RI, 2010. Machfoedz, Metode Penelitian Bidang Kesehatan Keperawatan dan Kebidanan.Yogyakarta : Fitramaya, 2008. Depkes RI, Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut untuk Tenaga Kesehatan, Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Ditjen, Binkesmas, Depkes RI, 2005. Oktariyani, Gambaran Status Gizi Pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 01 dan 0 Jakarta Timur, Skripsi, FIK Depok, 2012. Lentera Vol. 14 No.2 Maret 2014 100