BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang ahli geologi merupakan salah satu sumber daya manusia yang berperan sebagai pemikir untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan sumber daya alam. Pemecahan masalah tersebut didasarkan atas teori-teori mengenai pengetahuan geologi serta ditunjang dengan penafsiran dari kondisi yang ada di lapangan. Daerah Bantargadung dan sekitarnya merupakan salah satu daerah yang menarik untuk mempelajari tentang moluska. Pada daerah ini tersingkap batuan berumur Miosen Tengah di mana terdapat kandungan fosil moluska dalam jumlah yang cukup melimpah. Daerah penelitian dan sekitarnya telah diteliti oleh beberapa peneliti, seperti Oostingh (1938), Aswan dan Ozawa (2006), dan lainnya. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk melakukan penelitian moluska mikro pada daerah Bantargadung dan sekitarnya dalam kaitannya dengan penyebaran vertikal (umur) dan horizontal (lingkungan pengendapan). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi geologi yang dapat dijadikan masukan dan menambah data yang sudah ada serta diharapkan bermanfaat bagi kepentingan ilmu geologi. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan pendidikan tingkat sarjana strata satu (S-1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, serta untuk mempelajari kondisi geologi daerah Bantargadung, Sukabumi. Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mempelajari tatanan geologi daerah penelitian berupa geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi dan sejarah geologi daerah penelitian, serta secara khusus mempelajari fosil moluska mikro dalam penentuan umur dan lingkungan pengendapan satuan dibandingkan dengan foraminifera yang terdapat di daerah penelitian. I - 1
1.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian Secara administratif daerah penelitian meliputi Desa Bantargadung dan Desa Bantarkalong, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat (Gambar 1.1). Secara geografis daerah ini terletak pada 683.000 me - 688.000 me dan 9.225.000 mn 9.229.000 mn pada sistem koordinat UTM dengan menggunakan WGS 84 dan zona 48. Daerah penelitian tersebut tercakup dalam peta topografi lembar Pelabuhan Ratu dan Mariuk (Pusat Survey Geologi). Gambar 1.1 Peta Lokasi Daerah Penelitian. (Suhardiman, 1996) Daerah penelitian memiliki luas 20 km 2 (5 X 4 km). Terletak lebih kurang 120 km dari Bandung, daerah penelitian dilalui oleh Jalan Raya Pelabuhan Ratu. Dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat selama 5 jam perjalanan dari Bandung atau 2 jam perjalanan dari Kota Sukabumi. 1.4 Kondisi Umum Daerah Penelitian Secara umum, daerah penelitian merupakan daerah perkampungan, perkebunan, dan persawahan. Daerah penelitian terdiri dari daerah dengan topografi yang landai dan berbukit-bukit. Daerah dengan topografi yang relatif landai digunakan untuk lahan pemukiman serta area beternak dan bercocok tanam, sementara daerah yang berupa perbukitan digunakan sebagai area perkebunan seperti perkebunan karet, singkong dan I - 2
jati. Penduduk yang bermukim di sekitar daerah penelitian memiliki mata pencaharian sebagai petani, pegawai negeri, tukang ojeg, supir angkutan umum, dan pedagang. Kondisi singkapan di daerah penelitian umumnya ditemukan di sepanjang lintasan sungai (Sungai Cigadung, Sungai Cicareuh, dan Sungai Cimandiri), dengan kondisi singkapan yang segar dan relatif menerus, singkapan lainnya ditemukan pada daerah perbukitan dengan kondisi yang agak lapuk atau hanya berupa tanah pelapukan. 1.5 Rumusan Masalah Daerah penelitian merupakan Formasi Nyalindung (Effendi, dkk., 1998), daerah ini secara khusus dipilih karena pada formasi ini tersingkap batuan berumur Miosen Tengah (N13) yang merupakan endapan transisi - laut dangkal (Baumann, dkk., 1973 op. cit. Sukamto, 1975), serta tersingkapnya lapisan batuan yang mengandung moluska dalam jumlah yang cukup melimpah yang akan menunjang studi khusus yang akan dilakukan. Bahasan utama dari penelitian ini adalah mengenai kondisi geologi daerah penelitian serta studi khusus mengenai umur relatif satuan batuan dengan analisis moluska mikro dan foraminifera serta mengamati penyebaran fosil moluska mikro. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada studi mikropaleontologi yaitu berupa analisis moluska mikro. Data yang diambil antara lain berupa sampel batuan yang telah diukur kedudukannya secara stratigrafi dan mewakili daerah penelitian secara umum. Hasil analisis ini kemudian akan diintegrasikan dengan kondisi geologi yang telah teramati di lapangan untuk kemudian dapat disusun sejarah geologi daerah penelitian. 1.6 Metode dan Tahapan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain studi literatur, survey lapangan dan akuisisi data lapangan, analisis sampel batuan serta interpretasi berdasarkan atas datadata yang diperoleh di lapangan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap persiapan, tahap studi pendahuluan, tahap penelitian lapangan, tahap analisis dan pengolahan data, serta tahap penyusunan laporan dan penyajian data. I - 3
1.6.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan sebelum penelitian secara langsung di lapangan dilakukan. Meliputi penyusunan proposal serta melengkapi persyaratan administratif dan perlengkapan yang digunakan selama penelitian berlangsung. 1.6.2 Tahap Studi Pendahuluan Studi pendahuluan ini bertujuan untuk mempelajari geologi regional (Jawa Barat) secara umum dan geologi daerah penelitian secara khusus serta pengetahuan tentang analisis stratigrafi daerah penelitian yang diambil dari laporan-laporan geologi peneliti terdahulu. Pada tahap ini juga dilakukan interpretasi awal kondisi geologi dan geomorfologi daerah penelitian berdasarkan peta topografi dan citra satelit (google earth) untuk kemudian digunakan untuk perencanaan kegiatan lapangan selama penelitian. 1.6.3 Tahap Penelitian Lapangan Pada tahap ini dilakukan pengambilan data primer di lapangan, untuk kemudian dibuat peta geologi pada daerah penelitian secara detil dengan menggunakan peta skala 1:12.500. Selama tahapan ini dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Observasi Geomorfologi Observasi morfometri meliputi bentuk bentang alam dan lereng. Observasi sungai meliputi tipe genetik, tahap erosi serta faktor-faktor geologi yang mengontrol bentuk sungai. Observasi proses eksogen. Pencatatan, pembuatan sketsa dan dokumentasi. 2. Observasi Singkapan Observasi jenis litologi, penyebarannya dan struktur primer. Pencatatan, pengukuran kedudukan lapisan batuan dan struktur geologi daerah penelitian. Pengambilan sampel yang representatif untuk tiap satuan batuan, untuk kemudian dilakukan analisis laboratorium. 3. Pengukuran penampang stratigrafi dari beberapa lintasan. 4. Dokumentasi lapangan berupa foto, sketsa, dan catatan lapangan. I - 4
1.6.4 Tahap Analisis dan Pengolahan Data Pada tahapan ini akan dilakukan analisis dan pengolahan data yang dilakukan di laboratorium serta diskusi antara penulis dengan dosen pembimbing yang disertai dengan pemahaman terhadap konsep-konsep geologi diharapkan mendapatkan model yang tepat. Analisis dan pengolahan data ini meliputi analisis laboratorium, dan studio pengolahan data. Adapun analisis-analisis yang dilakukan pada tahap ini : Analisis paleontologi dan mikropaleontologi Diperlukan untuk mengetahui umur relatif dari lokasi observasi dan menentukan lingkungan pengendapannya. Analisis petrografi Analisis ini diperlukan untuk mengetahui komposisi mineralogi batuan dan menentukan jenis litologi dari lokasi pengambilan sampel. Analisis stratigrafi Diperlukan untuk mengetahui lingkungan pengendapan. Analisis data struktur Diperlukan untuk mengetahui pola struktur geologi dan tektonik pada daerah terkait. 1.6.5 Tahap Penyusunan Laporan dan Penyajian Data Hasil dari seluruh rangkaian penelitian adalah penyusunan laporan berupa skripsi yang memuat peta lintasan (Lampiran D-1), peta geomorfologi (Lampiran D-2), peta geologi (Lampiran D-3), kolom stratigrafi umum dan kolom stratigrafi lintasan sungai (Lampiran E) daerah penelitian. Tahapan ini merupakan akhir dari penelitian yang diharapkan dapat memberikan informasi dan penjelasan mengenai tatanan dan sejarah geologi secara umum serta umur dan lingkungan pengendapan satuan batuan di daerah penelitian berdasarkan analisis moluska mikro dan foraminifera. Penyajian data dan hasil laporan berupa skripsi tersebut diseminarkan dalam Kolokium dan Sidang Sarjana di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. I - 5