BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

dokumen-dokumen yang mirip
di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL lewat sebuah cerita fiksi. Begitu juga dengan novel THE DRAGON SCROLL yang

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan seorang ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga di Jepang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat dua jenis karya sastra yaitu karya sastra lisan (kosho bungaku)

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Amalia (2010) dengan penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Tokoh

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB II TINJAUAN UMUM NOVEL OUT DAN PERANAN WANITA JEPANG. Di daerah pinggiran Tokyo, empat wanita bekerja shift malam di pabrik

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia, (dan masyarakat) melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. pengarang (Noor, 2007:13). Selain itu, Noor juga mengatakan bahwa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari kata sas- yang berarti mengarahkan,

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran, terutama dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia, yang berupa pengalaman, perasaan, pemikiran, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasanya. Menurut Hardjana (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan orang dalam kehidupan, apa yang telah dialami orang dalam kehidupan, apa yang telah direnungkan dan dirasakan orang mengenai segi-segi kehidupan yang paling menarik minat secara langsung dan kuat, yang pada hakekatnya adalah suatu pengungkapan kehidupan lewat bahasa. Karya sastra terdiri dari puisi, drama dan prosa. Jenis sastra prosa terbagi atas cerpen, novel dan roman. Novel adalah jenis karya sastra yang berupa cerita, mudah dibaca dan dicerna, juga banyak mengandung kerahasiaan dalam alur ceritanya, yang mudah menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya (Sumardjo, 1999:11-12). Meskipun bersifat fiktif dan imaginatif, suatu novel dapat menceritakan berbagai intrik kehidupan manusia, seperti yang telah digambarkan oleh Kirino Natsuo dalam novelnya yang berjudul OUT, yang dalam ceritanya banyak mengungkapkan mengenai peran wanita. Menurut Horton dan Hunt (1993:118), peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai status. Setiap orang mungkin memiliki sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang

sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban; peran adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut. Setiap orang harus melakukan pembelajaran dalam usaha mengisi perannya, misalnya sebagai anak, pelajar, mungkin suami atau istri, orang tua, pegawai, anggota organisasi, anggota kelas sosial tertentu, warga negara, penghuni suatu komunitas, dan lain sebagainya. Ada dua aspek yang mendukung agar suatu peran dapat dijalani dengan baik. Yang pertama adalah, harus belajar untuk melaksanakan kewajiban dan menuntut hak-hak suatu peran. Yang kedua adalah, harus memiliki sikap, perasaan, dan harapan-harapan yang sesuai dengan peran tersebut. Dari kedua aspek ini, aspek kedualah yang lebih penting. Seseorang dapat mengisi suatu peran dengan sukses karena menyadari bahwa peran tersebut berguna, memuaskan, dan sesuai dengan dirinya. Status seorang wanita yang bersuami berbeda dari status seorang wanita yang belum bersuami. Peranannya berbeda, dan dalam beberapa hal ia akan menjadi seorang yang berbeda pula. Satu status tidak hanya mempunyai satu peran tunggal, akan tetapi sejumlah peran yang saling berhubungan dan cocok. Seorang istri, misalnya, adalah juga seorang anak perempuan, seorang anggota keluarga, seorang menantu, seorang tetangga, seorang warga negara, seorang tukang masak serta pemelihara rumah, dan mungkin juga seorang pekerja. Jadi, perangkat peran seorang istri meliputi berbagai peran yang saling berkaitan yang beberapa diantaranya memerlukan berbagai penyesuaian. Demikian pula halnya dengan tokoh-tokoh wanita yang terdapat dalam novel OUT.

OUT adalah novel karya Kirino Natsuo yang pada tahun 1998 memenangkan penghargaan Grand Prix untuk fiksi kriminal di Jepang (Japan s Grand Prix For Crime Fiction), novel ini juga pernah dinominasikan untuk penghargaan Edgar (Finalis Edgar Award). Karena tulisan ini akan membahas mengenai peranan wanita, maka pembahasan akan difokuskan kepada peranan tokoh wanita yang banyak memegang peranan penting dalam novel OUT. Empat orang tokoh utama wanita dalam novel ini adalah Katori Masako, Jonouchi Kuniko, Azuma Yoshie dan Yamamoto Yayoi. Masako adalah sebagai simbolisasi dari wanita Jepang yang mendapat diskriminasi dalam pekerjaan. Sebagai seorang akuntan wanita yang berdedikasi tinggi, ia tidak bisa mendapat kenaikan gaji maupun kenaikan jabatan (promosi) dalam kantor tempatnya bekerja hanya karena ia adalah wanita. Kuniko yang menjadi bankrut karena menggunakan kartu kreditnya secara berlebihan adalah mewakili citra konsumeritas wanita Jepang masa kini, dimana masyarakat kehilangan kontrol diri terhadap masalah keuangan yang dihadapi. Yoshie adalah wanita yang hidup dalam kemiskinan yang memiliki kewajiban untuk senantiasa menjaga ibu mertuanya yang terbaring sakit, dan Yayoi adalah tipikal ibu rumah tangga yang selalu mengutamakan keluarga. Keempat wanita ini mewakili citra wanita Jepang pada umumnya. Berdasarkan uraian diatas penulis menemukan permasalahan yang membuat penulis tertarik untuk meneliti novel ini, khususnya tentang peranan wanita dalam keluarga dan dalam bidang pekerjaan di Jepang dalam novel OUT

karya Kirino Natsuo. Karena itulah penulis mengambil judul Analisis peranan wanita sebagai tokoh dalam novel OUT karya Kirino Natsuo. 1.2. Perumusan Masalah Masalah-masalah mengenai wanita, pada umumnya dikaitkan dengan emansipasi, yaitu gerakan kaum wanita untuk menuntut persamaan hak dengan kaum pria, baik dalam bidang politik dan ekonomi, maupun gerakan sosial budaya pada umumnya. Gerakan emansipasi wanita terjadi karena adanya perbedaanperbedaan yang lazim berlaku dalam banyak masyarakat di muka bumi ini, seperti pria bekerja di luar rumah dan wanita menjaga rumah, pria mencari nafkah dan wanita mengurus anak, merupakan perbedaan-perbedaan yang diciptakan oleh kebudayaan, sehingga hal-hal ini dapat berubah mengikuti perubahan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat yang bersangkutan. Perbedaan-perbedaan seperti ini juga tampak diungkapkan dalam berbagai bentuk karya sastra, salah satunya adalah melalui novel. Novel adalah media penuangan pikiran, perasaan, dan gagasan penulis dalam merespon kehidupan disekitarnya (Nursisto, 2000:168). Ketika di dalam kehidupan muncul permasalahan baru, nurani penulis novel akan terpanggil untuk segera menciptakan sebuah cerita. Begitu juga dengan novel OUT yang merupakan salah satu wujud kepekaan penulisnya; Kirino Natsuo, atas struktur kemasyarakatan, sosial, dan budaya yang berkembang pada masyarakat Jepang pada umumnya, dan terhadap kaum wanita pada khususnya.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengangkat permasalahan yang nantinya akan dibahas pada penulisan skripsi, yaitu: 1. Bagaimana peranan wanita, baik dalam keluarga maupun dalam bidang pekerjaan di Jepang? 2. Bagaimana gambaran peranan wanita Jepang yang terdapat dalam novel OUT karya Kirino Natsuo? 1.3. Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan yaitu pada hal-hal yang berkaitan dengan peranan wanita Jepang dalam novel OUT. Untuk melihat peranan wanita Jepang yang terdapat dalam novel OUT, penulis merasa perlu untuk membahas mengenai peranan-peranan wanita baik dalam keluarga maupun dalam bidang pekerjaan, pada kehidupan nyata di Jepang. Analisis terhadap peranan wanita Jepang dalam kehidupan nyata ini akan memberi kemudahan kepada penulis dalam menganalisa pokok permasalahan, yaitu pada pemaparan masalah mengenai peranan wanita Jepang yang digambarkan oleh Kirino Natsuo dalam novel OUT. Peranan-peranan tersebut antara lain adalah wanita sebagai istri, wanita sebagai ibu, wanita sebagai menantu, wanita sebagai pekerja, dan lain sebagainya.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka Menurut Luxemburg (1986:23-24), sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial, sastra yang ditulis pada kurun waktu tertentu berkaitan dengan norma-norma dan adat-istiadat zaman itu. Sastra pun dipergunakan sebagai sumber untuk menganalisa sistem masyarakat. Sastra juga mencerminkan kenyataan dalam masyarakat dan merupakan sarana untuk memahaminya. Selo Soemardjan dalam Soekanto (2003:24), menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Lebih lanjut, Macluer dan Page dalam Soekanto (2003:24), menyatakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata krama, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Karena itu, apa yang tampak biasa bagi orang dari suatu masyarakat mmungkin tampak aneh bagi mereka yang berasal dari masyarakat lain. Suatu perbuatan memiliki makna yang berbeda dalam masyarakat yang berbeda, dan masyarakat yang berbeda menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula. E.B Taylor dalam Soekanto (2003:172), menyatakan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semua yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-

pola perilaku yang mencakup pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak. Karena itulah setiap individu memiliki bermacam-macam peranan yang berasal dari pola kehidupannya. Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan / status (Soekanto, 2003:243). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka dia menjalankan suatu peranan. Sebagai anggota masyarakat, baik pria maupun wanita disesuaikan dengan posisi dan kondisinya dalam masyarakat. Hal ini berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuat wanita bagi masyarakat, serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepada wanita. b. Kerangka Teori Agar dapat menganalisa peranan wanita Jepang, diperlukan sebuah teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penulisan ini. Dalam penelitian terhadap novel OUT karya Kirino Natsuo ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya pada saat sastra itu diwujudkan (Aminuddin, 2002:46). Menurut Rene Wellek dalam Budianto (1997:109), bahwa sastra adalah lembaga yang memakai medium bahasa dalam menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan sosial. Setiap karya sastra, baik dalam skala angkatan maupun individual, memiliki aspek-aspek sosial tertentu yang dapat dibicarakan melalui model-model pemahaman sosial. Analisis melalui

pendekatan sosiologis yang digunakan membantu dalam wacana sosial, pemahaman gender, status peranan, dan sebagainya. Menurut W.J.S.Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976:260) yang disusunnya, kedudukan adalah tinggi rendahnya pangkat dalam jabatan atau masyarakat dan sebagainya; tingkatan; atau martabat. Wanita merupakan makhluk sosial yang didalam kehidupan bermasyarakatnya memiliki peranan dan kedudukan tertentu. Kedudukan wanita yang rendah bukan diakibatkan oleh alam, melainkan oleh budaya masyarakatnya. Di satu pihak masyarakat menganggap wanita sebagai sosok yang penting, tetapi di pihak yang lain wanita secara terus-menerus dikesampingkan. Karena itulah Kirino Natsuo dalam novel karyanya yang berjudul OUT menolak lukisan stereotip dalam karya sastra, yakni wanita sebagai tokoh yang lemah, sebaliknya pria sebagai tokoh yang kuat. Melalui sastra sebagai wadahnya, Kirino Natsuo sebagai seorang wanita sekaligus sebagai seorang pengarang berusaha mengungkapkan suka duka kehidupan wanita Jepang yang diketahuinya secara jelas. Karena akan meneliti peranan wanita sebagai tokoh dalam novel OUT, maka penulis akan terlebih dahulu meneliti pengaplikasian peranan wanita Jepang didalam kehidupan nyata.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Dalam setiap penulisan skripsi tentu ada tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan tersebut adalah: 1. Mendeskripsikan peranan wanita yang ada dalam kehidupan nyata, khususnya terhadap peranan wanita dalam keluarga dan dalam bidang pekerjaan di Jepang. 2. Mendeskripsikan peranan wanita Jepang sebagai tokoh dalam novel OUT karya Kirino Natsuo. b. Manfaat Penelitian Dengan mengadakan penelitian terhadap novel OUT karya Kirino Natsuo, diharapkan memberi manfaat, yakni: 1. Untuk menambah pengetahuan tentang peranan wanita dalam keluarga dan dalam bidang pekerjaan di Jepang, khususnya bagi mahasiswa jurusan sastra Jepang. 2. Untuk menambah pemahaman mengenai peranan wanita Jepang sebagai tokoh dalam novel OUT karya Kirino Natsuo.

1.6. Metode Penelitian Sesuai dengan tema dan permasalahan yang akan dianalisis dalam novel OUT, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis dalam cakupan kualitatif. Menurut Koentjaraningrat (1976:30), bahwa penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin tentang suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Kemudian menurut Harahap (2001:75), metode kualitatif adalah metode yang tidak mengkonversi problema sosial ke dalam bentuk angka, tetapi langsung dinarasikan dalam bentuk penjelasan fenomena. Penulis menggunakan metode ini karena penulis mencoba mendeskripsikan atau menganalisa mengenai peranan wanita Jepang yang ada dalam novel OUT karya Kirino Natsuo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka (library research), yaitu dengan menyelusuri sumber-sumber kepustakaan dengan buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan tema penulisan ini. Data diperoleh dari berbagai buku, dan berbagai situs internet.