DASAR-DASAR PENETAPAN TARGET PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DI KOTA BANDUNG. Oleh :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap jumlah penjualan, laba, lapangan pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

PENGARUH PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. penyelenggaraan pemerintah daerah. Berlakunya Undang-Undang Nomor 32

PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS, DANA BAGI HASIL DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LUWU

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki peran yang sangat besar bagi pengembangan pembangunan Kota

BAB I. Pendahuluan. Pemberlakuan undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, undang - undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Saat ini, pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. maupun di sektor swasta, hanya fungsinya berlainan (Soemitro, 1990).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB IV METODA PENELITIAN

PENGARUH HASIL PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDUNG. (Studi pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung)

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program. Pembangunan Nasional , bahwa program penataan pengelolaan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan daerah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan

KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, DAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari migas, pajak, non pajak. Dana yang berasal dari rakyat dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRACT... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

I. PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat. sekaligus menjadi ibu kota provinsi. Kota ini merupakan kota terbesar

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DI KABUPATEN KARIMUN SKRIPSI. Disusun oleh: JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan walaupun masih ada aliran dana dari pusat kepada daerah seperti dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANJARMASIN

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN yang tertuang dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar Pembangunan

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas, dalam menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

Judul : Tata Cara Pemungutan, Perhitungan, Dan Pembayaran Pajak Hotel Dan Restoran Nama : Dewa Ayu Kartika Mahariani NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi merupakan babak baru dalam pemerintahan Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

JURNAL PENELITIAN ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. mendorong diterapkannya otonomi daerah untuk meningkatkan pelayanan publik guna

I. PENDAHULUAN. kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang

Jurnal Ekonomi Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. merata dan berkesinambungan (Halim, 2007:229). Pada Era Otonomi saat ini di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Kota Di Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB V PENUTUP. adalah tersedianya sumber sumber pembiayaan, sumber pembiayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. tersebut dibutuhkan sumber-sumber keuangan yang besar. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam penyelenggaraan suatu negara hal ini untuk

AKMENIKA UPY, Volume 2, 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG. Nurmayani

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)

I. PENDAHULUAN. pengelolaan pemerintah daerahnya, baik ditingkat propinsi maupun tingkat kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol. 2, No. 1, Mei 2010, 147-164 DASAR-DASAR PENETAPAN TARGET PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DI KOTA BANDUNG Oleh : Usmani Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK Penelitian ini berjudul Dasar-dasar Penetapan Target Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung. Penerimaan Pajak merupakan salah satu sumber Penghasilan Daerah, Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu penghasilan dari sektor Pajak yang sangat potensial di Kota Bandung, oleh karena itu seharusnya dikelola dengan sebaik-baiknya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung telah menetapkan besaran penerimaan Daerah dari sektor Pajak Hotel dan Restoran, dalam penetapan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 Realisasi penerimaan selalu diatas target yang ditetapkan sehingga penulis menganggap perlu untuk melakukan penelitian terhadap penetapan target yang Realistis. Penelitian ini bertujuan Menganalisis besarnya tingkat perkembangan jumlah hotel dan restoran di Kota Bandung periode 2005 sampai dengan 2008, menganalisis besarnya tingkat perkembangan jumlah penerimaan pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung periode 2005 sampai dengan 2008, dan menganalisis akurasi penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung periode tahun 2009 terhadap potensi Penerimaan pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung. Penulis menggunakan Metode Deskriptif Komparatif dengan menggunakan Tren. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dalam penetapan target antara metode tren dengan penetapan target yang dilakukan oleh Dinas pendapatan Daerah Kota Bandung. Penetapan target tersebut, terdapat kekeliruan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan perhitungan target menggunakan metode tren, sebab besarnya potensi yang ada terhadap optimalisasi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran ternyata masih di atas target yang ditetapkan, dengan kata lain bahwa target penerimaan pajak hotel dan restoran under estimate, atau terdapat indikasi bahwa target tersebut dibuat agar mudah dicapai jika dilihat dari penetapan target tahunannya. PENDAHULUAN Dalam rangka memenuhi Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 yang diterjemahkan dalam Undang-undang 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undangundang 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang telah disempurnakan dengan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, menyebutkan 147

Ekonomi Ekspansi bahwa sumber-sumber penerimaan daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah adalah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. PAD merupakan penerimaan yang berasal dari daerah sendiri yang terdiri dari : 1. Hasil Pajak Daerah; 2. Hasil Retribusi Daerah; 3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; 4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dalam rangka memperbaiki perekonomian suatu daerah salah satu usaha diantaranya dengan cara meningkatkan perkembangan ekonomi suatu wilayah itu dengan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), karena pengeluaran pemerintah merupakan salah satu komponen yang mendorong perkembangan maka setiap kenaikan pengeluaran pemerintah akan meningkatkan PDRB, sedang pengeluaran pemerintah dapat dilakukan bila pemerintah memiliki cukup dana, dalam hal ini pemerintah daerah dapat meningkatkan PAD nya dan salah satu komponen dalam PAD adalah penerimaan Pajak yang menjadi kewenangan pemerintah Daerah. Pemerintah daerah haruslah dapat berupaya untuk mengefektifkan sumber-sumber penerimaan daerah sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan daerah masingmasing dan menghindari defisit yang terjadi secara terus-menerus tiap tahunnya. Salah satu sumber penerimaan daerah yang sangat potensial adalah pajak daerah yang dipungut dan menjadi kewenangan pemerintah daerah Kabupaten/Kota yaitu Pajak Hotel dan Restoran yang merupakan pajak yang dipungut oleh subyek pajak dan menjadi beban konsumen akhir merupakan pajak tidak langsung 1. Pajak Hotel dan Restoran merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang diatur oleh peraturan daerah. Bandung merupakan salah satu daerah Kota yang otonom dan merupakan pusat pemerintahan Propinsi Jawa Barat dan merupakan salah satu tujuan wisata di Indonesia. Beberapa tahun terakhir perkembangannya tampak cukup pesat sebagai daerah tujuan wisata yang secara kasat mata setiap akhir pekan dan hari hari libur tampak cukup ramai mendapat kunjungan wisatawan terutama lokal maupun manca negara, sehingga tampak perkembangan pembangunan hotel dengan bermunculan hotel-hotel baru sebagai salah satu bentuk fasilitas bagi wisatawan. 148

Usmani PAD Kota Bandung dari sektor pariwisata hingga Oktober 2008 mencapai Rp 60,2miliar atau naik 16,7% dibandingkan dengan realisasi sepanjang tahun 2007 sebesar Rp 51,58 miliar. Wali Kota Bandung Dada Rosada mengatakan sudah terlampauinya PAD sektor pariwisata tahun lalu menunjukkan Kota Bandung sebagai Kota jasa cukup menggembirakan. PAD sebesar itu bersumber dari pajak berbagai sektor pariwisata seperti hotel, restoran/rumah makan, biro perjalanan wisata, tempat hiburan, dan objek wisata di Kota Bandung yang mencapai 1.100 potensi. Sebagai bentuk penghargaan dan evaluasi terhadap setiap sektor pendukung pariwisata, Pemkot Bandung memberikan penghargaan Anugerah Pesona Pariwisata (APP). Jika dilihat dari laporan Dinas Pendapatan Kota Bandung target dan realisasi tahunan dari tahun 2005 hingga tahun 2008 ternyata realisasi pendapatan pajak selalu melampaui target yang ditetapkan. Dalam penelitian untuk mengungkap perkembangan jumlah Hotel dan Restoran dikota Bandungperiode tahun 2005 sampai dengan 2008,mengenalisis perkembangan serta tingkat akurasi penetapan target penerimaan pajak Hotel dan Restoran tahun 2009 terhadap potensi penerimaan pajak. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS Jenis Masalah Penelitian. Jenis masalah dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian dilakukan mulai dari mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data sehingga menghasilkan gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan dengan interpretasi hasil pengujian hipotesis. Dengan demikian penelitian ini menguji tingkat hubungan sebab akibat (Uji Beda) yang dapat menunjukan adanya suatu perbedaan yang signifikan. Obyek Penelitian. Obyek penelitian ini meliputi perkembangan kawasan wisata, jumlah hotel dan restoran/rumah makan yang mempunyai SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) di Kota Bandung dari bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2008. Metode Analisis Berkaitan dengan pengelolaan Pajak Hotel dan Restoran dan untuk mengetahui besarnya potensi serta strategi yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan PAD melalui Pajak Hotel dan Restoran, alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: 149

Ekonomi Ekspansi a. Analisis Potensi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Melakukan perhitungan tingkat perkembangan wajib pajak hotel dan restoran dengan pendapatan Pajak Hotel dan Restoran. b.prediksi Pendapatan Pajak Hotel dan Restoran. Melakukan peramalan Pajak Hotel dan Restoran untuk tahun-tahun anggaran yang akan datang, dengan menggunakan formula sebagai berikut: Metode tren Persamaan tren nya adalah: Y R = b o + b 1 X + e pada waktu X = 0...( 1 ) Y R b o = nilai trend variable yang diramalkan pada periode waktu x = nilai trend pada waktu x (konstanta) b 1 = kenaikan atau penurunan rata-rata YR untuk setiap perubahan x. X = waktu ( tahun ) e = error Pengujian Hipotesis Rancangan Analisis Hipotesis adalah sebagai berikut: P 1 : tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran dari tahun 2005 hingga 2008 terjadi perkembangan yang signifikan. H o : 1 = 2, (tidak ada perbedaan tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran dari tahun 2005 hingga 2008) H 1 : 1 2, (terdapat perbedaan tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran dari tahun 2005 hingga 2008) P 2 : Proyeksi penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan target yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah terjadi perbedaan yang signifikan. H o : 1 = 2, (tidak terdapat perbedaan penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan target yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah) H 1 : 1 2, (terdapat perbedaan penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan target yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah) 150

Usmani Metode trend dengan persamaan trendnya adalah: Y R Y R = b o + b 1 X + e...( 2 ) = nilai trend variable yang diramalkan pada periode waktu x b o = nilai trend pada waktu x = 0 (konstanta) pada waktu X=0 b 1 = kenaikan atau penurunan rata-rata YR untuk setiap perubahan x. X = waktu ( tahun ) e = error HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tingkat perkembangan jumlah hotel dan restoran di Kota Bandung Periode 2005 sampai dengan 2008 Perkembangan hotel di Kota Bandung dari tahun 2005 hingga 2008 terjadi lonjakan perkembangan yang cukup besar. Perkembangan ini seiring dengan konsep Kota Bandung yang menjadi Kota Pariwisata Nasional. Data perkembangan dan perkembangan hotel di Kota Bandung dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Data Perkembangan Hotel di Kota Bandung NO URAIAN SAT HOTEL BINTANG / NON BINTANG 2005 2006 2007 2008 1 Jumlah Hotel Bintang / Buah 228 233 234 245 Hotel Non Bintang 2 Rata-rata lama menginap Hari 3 3 3 3 tamu mancanegara 3 Rata-rata lama menginap tamu nusantara Hari 1 1 1 1 4 Persentase tingkat % 40,35 43,54 45,82 39,63 penghunian kamar 5 Persentase pertumbuhan % 2,24 2,19 0,43 4,70 hotel Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah hotel di Kota Bandung semakin meningkat, peningkatan ini merupakan respon atas pencanangan Bandung menjadi Kota Pariwisata Nasional sejak tahun. Perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2007 ke tahun 2008 yaitu mencapai 4,70% ( 11 hotel baru). Menurut data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung, pada pertengahan tahun 2009 ini saja sudah ada 17 pengajuan hotel baru yang sudah mendapat perizinan pembangunannya. Hal lain yang menyebabkan bidang perhotelan dalam kurun waktu lima tahun terakhir berkembang pesat adalah perkembangan perekonomian Kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang kini tengah dialami Kota Bandung bukan hanya karena saat ini menjadi salah satu Kota tertinggi 151

Ekonomi Ekspansi dikunjungi wisatawan sebagai Kota wisata tetapi juga sebagai Kota bisnis dan konvensi. Imbas dari kondisi tersebut, julukan "business and leisure" di Bandung menjadi sangat terkenal, sehingga sektor ini mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan sektor lainnya. Seperti terlihat pada tabel occupancy hotel di bawah ini: Tabel 2 Jumlah Occupancy (Hunian Hotel) N O KLASIFIKA SI JUMLAH OCCUPANCY TAHUN 2005 2006 2007 2008 Wisma Wisnus Wisma Wisnus Wisma Wisnus Wisma Wisnu n n n n s 1 Bintang 1 1.095 21.289 1.357 42.589 2.955 34.114 1.863 25.046 2 Bintang 2 1.885 237.003 9.310 379.587 15.615 269.098 14.143 114.28 1 3 Bintang 3 10.992 191.027 13.673 310.611 34.770 339.810 15.547 138.05 0 4 Bintang 4 7.292 93.761 24.920 362.780 46.780 402.748 4.276 33.850 5 Bintang 5 4.920 45.788 24.820 216.528 33.813 278.847 8.051 68.370 6 Melati 1 155 96.492 240 118.689 47 270.821 1.146 27.923 7 Melati2 390 129.929 213 144.122 689 290.687 755 54.533 8 Melati 3 610 250.743 3.108 333.190 2.599 533.980 2.950 147.88 4 Jumlah 27.339 1.066.03 2 77.641 1.908.09 6 137.26 8 2.420.10 5 48.731 658.66 8 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Perkembangan perkembangan wisatawan ke Kota Bandung juga mampu mendongkrak sektor usaha restoran (rumah makan), sehingga image yang terbentuk saat ini bertambah menjadi wisata kuliner. Data dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung menyebutkan bahwa perkembangan jumlah restoran di Kota Bandung meningkat dengan pesat seperti terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Perkembangan Restoran Kota Bandung NO URAIAN SATUAN RESTORAN 2005 2006 2007 2008 1 Jumlah Restoran/Bar/Rumah Makan Buah 385 403 421 430 2 Persentase Pertumbuhan % 1,42 4,60 4,40 2,11 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Dilihat dari data di atas, menunjukkan bahwa jumlah restoran termasuk bar dan rumah makan mengalami perkembangan dari tahun ke tahunnya. Khususnya untuk hari libur kerja, biasanya Kota Bandung dibanjiri oleh wisatawan nusantara terutama dari Jakarta. Perkembangan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2006 dan 2007 sama seperti perkembangan hunian hotel, jadi secara sistematis industri pariwisata Kota Bandung saling mendukung satu sama lainnya. 152

Usmani Tingkat perkembangan jumlah penerimaan pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung Periode 2005 sampai dengan 2008 Seiring dengan perkembangan sektor pariwisata Kota Bandung khususnya Hotel dan Restoran, maka pendapatan pajak dari sektor ini juga turut berkembang. Pajak Hotel dan Restoran yang ditetapkan berdasarkan PERDA No.2 dan No.3 Tahun 2003 oleh Pemerintah Kota Bandung dilihat dari jumlah yang diperolehnya terus meningkat walaupun sektor usaha hotel dan restoran itu sendiri fluktuatif. Data pendapatan Pajak Hotel dan Restoran dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4 Target dan realisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Tahun Penerimaan Perkembangan Penerimaan Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hotel Pajak Restoran 2005 39.204.993.647 33.964.906.694 3.541.774.923 3.223.160.264 2006 44.521.528.069 35.957.305.884 5.316.534.422 1.992.399.190 2007 58.706.270.005 48.481.745.327 14.184.741.936 12.524.439.443 2008 65.186.749.663 56.916.009.253 6.480.479.658 8.434.263.926 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung Jika dibandingkan dengan data perkembangan hotel dan restoran Kota Bandung, pada tahun 2007 merupakan tahun yang paling tinggi angka perkembangannya sedangkan pada tahun 2008 perkembangannya menurun kembali. Tetapi lain halnya dengan pendapatan pajak dari sektor tersebut. Data di atas menunjukkan bahwa pendapatan pajak terus meningkat terutama pajak restoran. Perkembangan nilai nominal pajak yang diterima oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung mengindikasikan bahwa sektor pariwisata Kota Bandung terus berkembang, hal ini dibuktikan dengan persentase realisasi pendapatan terusmenerus mengalami peningkatan. 70.000.000.000 60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000-2005 2006 2007 2008 Pajak Hotel Pertumbuhan Penerimaan Pajak Hotel Pajak Restoran Pertumbuhan Penerimaan Pajak Restoran Gambar 1 Grafik Perkembangan Pajak Hotel dan Restoran Sumber: data diolah 153

Ekonomi Ekspansi Perkembangan pendapatan pajak hotel dan restoran yang semakin besar menunjukkan bahwa potensi sektor pariwisata ini menjadi andalan pemerintah daerah Kota Bandung sehingga menjadikan Bandung sebagai Kota Wisata. Perkembangan tertinggi mencapai Rp. 14 milyar untuk Pajak hotel dan Rp. 12 Milyar untuk pajak restoran, perkembangan tertinggi ini keduanya terdapat pada tahun 2007. Hal ini terjadi karena lonjakan wisatawan lokal dan mancanegara terjadi secara signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Proyeksi Penetapan Target Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung Periode Tahun 2009 Penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Kota Bandung didasarkan pada perkembangan pencapaian target penerimaan dari tahun sebelumnya yang diatur oleh PERDA No. 2 dan No. 3 tahun 2003 mengenai penetapan Pajak Hotel dan Restoran. Potensi yang ada direkap berdasarkan data Potensi Hotel dan Restoran yang direkap oleh Dinas Pendapatan Daerah dengan mengacu pada Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Perubahan data yang terjadi mulai dari pengajuan objek baru, ganti nama, naik dan turun Klas (strata) hingga penutupan hotel dn restoran menjadi bahan acuan potensi penetapan target di tahun berikutnya. Proyeksi dikatakan tepat apabila hasil proyeksi berdasarkan pada standar ilmiah yang ada tidak jauh berbeda dengan pencapaiannya, jika data yang digunakan valid maka diharapkan hasil proyeksi juga valid. Dalam suatu analisis proyeksi diibaratkan dengan pendekatan GIGO; 1. Garbage In garbage Out (sampah masuk sampah keluar) 2. Gold In Gold Out (emas masuk-emas keluar) Jika data yang masuk data sampah maka hasilnya pun tidak jauh berbeda dengan sampah, begitu juga jika data yang masuk diibaratkan emas maka yang keluarnya pun tidak akan jauh dari emas. Untuk melihat hasil penetapan target dan pencapaian (realisasinya), di bawah ini disajikan grafik Target dan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran. 154

Usmani 70.000.000.000 60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000-2005 2006 2007 2008 Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatn Daerah Kota Bandung Target Pajak Hotel Target Pajak Restoran Penerimaan Pajak Hotel Penerimaan Pajak Restoran Gambar 2 Grafik Target dan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Perkembangan paling signifikan dicapai pada tahun 2007 dan tahun 2008. Jika dibandingkan dengan perkembangan hunian hotel dan perkembangan restoran pada tahun tersebut ternyata terjadi penurunan tetapi hal ini tidak memberikan dampak terhadap penerimaan pajak. Penerimaan pajak justru semakin naik, sehingga menimbulkan asumsi bahwa potensi sesungguhnya dalam mengoptimalkan pajak belum sepenuhnya digali. Berdasarkan data di atas penerimaan pajak yang selalu lebih besar dari target yang ditetapkan di satu sisi sangat baik karena target tercapai dengan maksimal sehingga over target. Hanya saja di satu sisi yang lainnya terdapat pertanyaan mengenai penetapan target pajak yang harus dicapai, sehingga ada asumsi bahwa perkembangan penetapan target selalu under value, atau penetapan target selalu di bawah potensi sebenarnya, sehingga target dapat dengan mudah dicapai. Masalah pendapatan bukan hanya mencapai target melainkan mengoptimalkan segala potensi dengan mempertimbangkan perkembangannya. Jika potensi yang bisa digali masih memungkinkan untuk terus dioptimalkan maka fungsi forecasting dari aparatur setempat yang harus jeli mencermatinya. Sehingga budaya kejar target tidak menjadi landasan seutuhnya dalam menjalankan tugasnya, melainkan berdasarkan pada pengoptimalan pendapatan berdasarkan potensi yang ada. Berdasarkan analisis di atas maka penetapan proyeksi untuk tahun 2009 digunakan pendekatan metode analisis trend. Analisis tren dipilih dengan pertimbangan bahwa potensi dilihat dari perkembangan jumlah hotel dan jumlah pendapatan yang tidak 155

Ekonomi Ekspansi selalu berbanding lurus, sehingga pendekatan potensi penerimaan pajak tahun 2009 dilakukan dengan metode kuadrat terkecil. Runtutan data digunakan dari tahun 2002 sebagai bahan pertimbangan perhitungan yang lebih akurat dalam memproyeksikan potensi penerimaan pajak dari sektor perhotelan. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut: Tabel 5 Analisis Trend Penerimaan Pajak Hotel Tahun Pajak hotel u uy u2 Yi Target Dispenda X Y 2002 27.517.722.832-3 -82.553.168.496 9 25.439.334.423 20.000.000.000 2003 32.593.322.162-2 -65.186.644.324 4 31.549.737.477 30.000.000.000 2004 38.663.218.724-1 -38.663.218.724 1 37.660.140.532 35.000.000.000 2005 39.204.993.647 0 0 0 43.770.543.586 38.000.000.000 2006 44.521.528.069 1 44.521.528.069 1 49.880.946.640 43.015.080.000 2007 58.706.270.005 2 117.412.540.010 4 55.991.349.695 51.850.000.000 2008 65.186.749.663 3 195.560.248.989 9 62.101.752.749 58.261.000.000 Total 306.393.805.102 0 171.091.285.524 28 - - - 5 Prediksi tahun 2009 74.322.558.858 70.000.000.000 Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatn Daerah Kota Bandung Sedangkan untuk proyeksi penerimaan Pajak restoran tahun 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 6 Analisis Trend Penerimaan Pajak Restoran Tahun Pajak restoran u uy u2 Yi Target Dispenda X Y 2002 29.521.299.097-3 -88.563.897.290 9 24.770.921.381 21.000.000.000 2003 30.434.328.966-2 -60.868.657.931 4 29.181.440.047 30.000.000.000 2004 30.741.746.430-1 -30.741.746.430 1 33.591.958.713 35.000.000.000 2005 33.964.906.694 0 0 0 38.002.477.379 32.000.000.000 2006 35.957.305.884 1 35.957.305.884 1 42.412.996.045 35.530.400.000 2007 48.481.745.327 2 96.963.490.654 4 46.823.514.710 42.323.000.000 2008 56.916.009.253 3 170.748.027.759 9 51.234.033.376 49.163.000.000 Total 266.017.341.650 0 123.494.522.645 28 - - - 5 Prediksi tahun 2009 60.055.070.708 58.000.000.000 Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung Dari kedua analisis proyeksi di atas jelas terdapat penetapan target antara target yang dikeluarkan oleh Dispenda Kota Bandung dengan penetapan target melalui pendekatan tren. Adapun sebagai perbandingan lebih lanjut maka dilakukan penghitungan tren untuk potensi pendapatan melalui pendekatan tarif penerimaan: 156

Usmani Tabel 7 Analisis Trend Potensi Penerimaan Pajak Hotel Tahun Potensi Pajak hotel u uy u2 Yi X Y 2002 20.367.950.000-3 -61.103.850.000 9 33.990.399.643 2003 44.841.665.000-2 -89.683.330.000 4 41.822.197.143 2004 53.788.030.000-1 -53.788.030.000 1 49.653.994.643 2005 39.097.610.000 0 0 0 57.485.792.143 2006 94.736.765.000 1 94.736.765.000 1 65.317.589.643 2007 119.576.800.000 2 239.153.600.000 4 73.149.387.143 2008 29.991.725.000 3 89.975.175.000 9 80.981.184.643 Total 402.400.545.000 0 219.290.330.000 28 5 Prediksi tahun 2009 96.644.779.643 Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung Tabel 8 Analisis Trend Potensi Penerimaan Pajak Restoran Tahun X Pajak restoran Y u uy u2 Yi 2002 31.008.000.000-3 -93.024.000.000 9 31.881.035.714 2003 34.128.000.000-2 -68.256.000.000 4 37.044.928.571 2004 44.526.000.000-1 -44.526.000.000 1 42.208.821.429 2005 50.050.000.000 0 0 0 47.372.714.286 2006 53.599.000.000 1 53.599.000.000 1 52.536.607.143 2007 58.098.000.000 2 116.196.000.000 4 57.700.500.000 2008 60.200.000.000 3 180.600.000.000 9 62.864.392.857 Total 331.609.000.000 0 144.589.000.000 28 5 Prediksi tahun 2009 73.192.178.571 Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung Jika melihat dari potensi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran berdasarkan sebaran wisatawan baik domestik maupun mancanegara dengan mengukur tarif rata-rata sewa kamar dan lama menyewa dan tingkat kunjungan serta jumlah uang yang dikelurakan maka potensi penerimaan Pajak Hotel dna Restoran semakin tinggi, hal ini dikarenakan perhitungan dilakukan secara optimal dengan memasukkan seluruh unsur potensi penghitungan pajak. Maka dapat dilihat perbandingan perhitungan nilai potensi seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 9 Perbandingan Potensi Penerimaan Pajak Hotel Tahun Target Dispenda Trend History Trend Potensi Tarif 2002 20.000.000.000 25.439.334.423 33.990.399.643 2003 30.000.000.000 31.549.737.477 41.822.197.143 2004 35.000.000.000 37.660.140.532 49.653.994.643 157

Ekonomi Ekspansi Tahun Target Dispenda Trend History Trend Potensi Tarif 2005 38.000.000.000 43.770.543.586 57.485.792.143 2006 43.015.080.000 49.880.946.640 65.317.589.643 2007 51.850.000.000 55.991.349.695 73.149.387.143 2008 58.261.000.000 62.101.752.749 80.981.184.643 Target 2009 70.000.000.000 74.322.558.858 96.644.779.643 Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung Tabel 10 Perbandingan Potensi Penerimaan Pajak Restoran Perbandingan Perhitungan Pajak Restoran Tahun Target Dispenda Trend History Trend Potensi Tarif 2002 21.000.000.000 24.770.921.381 31.881.035.714 2003 30.000.000.000 29.181.440.047 37.044.928.571 2004 35.000.000.000 33.591.958.713 42.208.821.429 2005 32.000.000.000 38.002.477.379 47.372.714.286 2006 35.530.400.000 42.412.996.045 52.536.607.143 2007 42.323.000.000 46.823.514.710 57.700.500.000 2008 49.163.000.000 51.234.033.376 62.864.392.857 Target 2009 58.000.000.000 60.055.070.708 73.192.178.571 Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung Pengujian Hipotesis Tingkat Penerimaan Pajak Hotel Dan Restoran Di Kota Bandung Periode 2005 Sampai Dengan 2008 Dalam melakukan pengujian hipotesis pertama mengenai tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Bandung periode 2005 hingga 2008, data yang digunakan adalah data jumlah penerimaan pajak hotel dan restoran dikota Bandung tiap bulannya, dengan memperbandingkan melalui uji ANOVA maka di peroleh hasil seperti di bawah ini: Tabel Hasil Uji Beda (ANOVA) Perkembangan Jumlah Hotel dan Restoran Sum of Squares pajak_hotel Between Groups 36538997 23841968 0000,000 Within Groups 65022415 88325000 0000,000 Total 10156141 31216697 00000,000 pajak_restoran Between Groups 29348479 27806544 0000,000 Within Groups 25439857 12115815 0000,000 Total 54788336 39922350 df Mean Square F Sig. 3 12179665746 139890000,00 0 44 14777821791 64774000,000 47 3 97828264260 21810000,000 44 57817857093 5412000,000 47 8,242,000 16,92 0,000 158

Usmani 0000,000 Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatn Daerah Kota Bandung nilai signifikan untuk Dilihat dari nilai signifikansinya, menunjukkan bahwa jumlah penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota bandung tiap bulannya mengalami perkembangan yang signifikan hal ini ditunjukkan dengan hasil uji ANOVA di atas yang menujukkan bahwa penerimaan Pajak Hotel dan Restoran sebesar 0,000 (di bawah 0,05). Pengujian Hipotesis pertama yaitu; P 1 : tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran dari tahun 2005 hingga 2008 terjadi perkembangan yang signifikan. H o : 1 = 2, (tidak ada perbedaan tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran dari tahun 2005 hingga 2008) H 1 : 1 2, (terdapat perbedaan tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran dari tahun 2005 hingga 2008) Dengan melihat hasil uji di atas yang menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk pengujian sebesar 0,000 (dibawah 0,05) maka hipotesis nol (H 0 ) tidak diterima sehingga yang diterima adalah hipotesis alternative (H 1 ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tingkat penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung dari tahun 2005 hingga 2008. Pengujian Hipotesis Perbedaan Penetapan Target Penerimaan Pajak Hotel Dan Restoran Di Kota Bandung Berdasarkan Metode Trend Dengan Penetapan Target Yang Dilakukan Oleh Dinas Pendapatan Daerah. Pengujian hipotesis kedua mengenai perbedaan penetapan target penerimaan pajak hotel dan restoran di kota bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan target yang dilakukan oleh dinas pendapatan daerah dilakukan dengan analisis uji beda ANOVA, data yang digunakan target penerimaan pajak hotel dan restoran dikota Bandung tiap tahunnya, dengan memperbandingkan melalui uji ANOVA maka di peroleh hasil seperti di bawah ini: Tabel Hasil Uji Beda (ANOVA) Penetapan Target Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran 159

Ekonomi Ekspansi Sum of Squares Trend Between Groups 27603267 33956080 000000,00 0 Within Groups 25868216 33373293 00000,000 Total 30190088 97293410 000000,00 0 Target_Dispenda Between Groups 26848086 07930799 000000,00 0 Within Groups 20527888 38512000 00000,000 Total 28900874 91781999 000000,00 0 Sumber: Data diolah df Mean Square F Sig. 7 39433239056 5154300000,0 00 8 32335270417 166160000,00 0 15 7 38354408684 7257100000,0 00 8 25659860481 400000000,00 0 15 12,195,001 14,947,001 Dilihat dari nilai signifikansinya, menunjukkan bahwa penetapan target menggunakan metode tren yang dibandingkan dengan penetapan target Dispenda ternyata terdapat perbedaan yang signifikan, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji ANOVA di atas yang menujukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,001 (di bawah 0,05). Pengujian Hipotesis kedua yaitu; P 2 : Proyeksi penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan target yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah terjadi perbedaan yang signifikan. H o : 1 = 2, (tidak terdapat perbedaan penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan target yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah) H 1 : 1 2, (terdapat perbedaan penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan target yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah) 160

Usmani Dengan melihat hasil uji di atas yang menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk pengujian sebesar 0,001 (dibawah 0,05) maka hipotesis nol (H 0 ) tidak diterima sehingga yang diterima adalah hipotesis alternative (H 1 ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam penetapan target dengan menggunakan metode trend dan penetapan target yang dilakukan oleh Dispenda Kota Bandung. Penetapan Target Penerimaan Pajak hotel dan Restoran Tahun 2009 Setelah melalui serangkaian pengolahan data mengenai penetapan target maka dapat diperhitungkan bahwa penetapan target tahun 2009 harus berdasarkan pada proyeksi data yang akurat dan valid, sehingga asumsi penetapan target yang salah karena dibuat agar mudah dicapai, harus ditolak. Hasil penetapan target bisa dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel. Penetapan Target Pola 1 Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran No Penerimaan Target By Target By Selisih Perhitungan Trend History Dispenda 1 Pajak Hotel 74.322.558.858 70.000.000.000 4.322.558.858 2 Pajak Restoran 60.055.070.708 58.000.000.000 2.055.070.708 Total Target Pajak 134.377.629.566 128.000.000.000 6.377.629.566 Sumber: Data diolah Tabel Penetapan Target Pola 2 Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran No Penerimaan Target By Target By Selisih Perhitungan Trend Tarif Dispenda 1 Pajak Hotel 96.644.779.643 70.000.000.000 26.644.779.643 2 Pajak Restoran 73.192.178.571 58.000.000.000 15.192.178.571 Total Target Pajak 169.836.958.214 128.000.000.000 41.836.958.214 Sumber: Data diolah Jika dibandingkan dengan total penerimaan Pajak Hotel Dan Restoran tahun 2008 yang mencapai Rp. 122.102.758.916, maka dengan promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam menjual pariwisata Bandung dan pertumbuhan hotel serta restoran di tahun 2009, pencapaian target sebesar minimal Rp. 134.377.629.566 dan optimalnya sebesar Rp. 169.836.958.214 dapat diraih. Dari pengolahan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penetapan target yang dilakukan oleh DISPENDA Kota Bandung terdapat kekeliruan yang cukup 161

Ekonomi Ekspansi signifikan jika dibandingkan dengan perhitungan target menggunakan metode trend, sebab besarnya potensi yang ada terhadap optimalisasi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran ternyata masih di atas target yang ditetapkan, dengan kata lain bahwa target penerimaan pajak hotel dan restoran under estimate, atau terdapat indikasi bahwa target tersebut dibuat agar mudah dicapai jika dilihat dari penetapan target tahunannya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan dari bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat Perkembangan jumlah hotel dan restoran di Kota Bandung Periode 2005 sampai dengan 2008 semakin meningkat, peningkatan ini merupakan respon atas pencanangan Bandung menjadi Kota Pariwisata Nasional. Perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2007 ke tahun 2008 yaitu mencapai 4,70% ( 11 hotel baru). 2. Tingkat perkembangan jumlah penerimaan pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung periode 2005 sampai dengan 2008 mengalami perkembangan. Perkembangan tertinggi mencapai Rp. 14 milyar untuk Pajak hotel dan Rp. 12 Milyar untuk pajak restoran, perkembangan tertinggi ini terdapat pada tahun 2007. 3. Akurasi penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung periode tahun 2009 ternyata terdapat perbedaan yang signifikan dalam penetapan target antara metode trend dengan penetapan target yang dilakukan oleh Dispenda Kota Bandung. Penetapan target yang dilakukan oleh DISPENDA Kota Bandung terdapat kekeliruan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan perhitungan target menggunakan metode trend, baik trend berdasarkan data history pendapatan maupun potensi tarif sebab besarnya potensi yang ada terhadap optimalisasi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran ternyata masih di atas target yang ditetapkan, dengan kata lain bahwa target penerimaan pajak hotel dan restoran. under estimate, atau terdapat indikasi bahwa target tersebut dibuat agar mudah dicapai jika dilihat dari penetapan target tahunannya. 162

Usmani Saran Sehubungan dengan ditemukannya indikasi target yang memang under estimate, maka sebaiknya Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung melakukan perhitungan ulang terhadap potensi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran dengan mengikusertakan sistem penilaian yang berdasarkan pada pola perhitungan penetapan target yang lebih jelas, salah satunya dengan menggunakan metode Trend, dengan memperhatikan proyeksi Tingkat Hunian (Occupancy) yang diperhitungkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin, 1997. Peramalan Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan ketiga. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Davey,K.J. 1988. Pembiayaan Pemerintah Daerah. UI-Press, Jakarta Eni. 2008. Potensi Dan Prospek Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Wonosobo Tahun 2008. Thesis - Program Pasca Sarjana Unsoed. Guritno Mangkoesoebroto. 2008. Ekonomi Publik, Edisi ketiga, Cetakan Kedelapan. BPFE- Yogyakarta. Keputusan menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor :KM.3/HK.001/MKP.02. Tahun 2002. Tentang Penggolongan Kelas Hotel. Mardiasmo. 2000. Perhitungan potensi pajak dan Retribusi Daerah di Kabupaten Magelang. Laporan Akhir - pusat Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Gajah Mada,Yogyakarta ( Laporan Penelitian ). 163

Ekonomi Ekspansi Mardiasmo. 2000. Perpajakan. Andi Offset - Yogyakarta Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik. Andi Publisher Yogyakarta. Suparmoko. 2003. Keuangan Negara Dalam Teori Dan Praktek. BPFE - Yogyakarta Munawir, HS.,2000. Perpajakan, Edisi Kelima, Cetakan Keempat. Liberty - Yogyakarta. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 2 Tahun 2003. Pajak Hotel. Pemda Kota Bandung Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2003. Pajak Restoran. Pemda Kota Bandung Poerwadarminta, WJS. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta Undang-undang No. 34 Tahun 2000. Pajak Daerah. Pemerintah Republik Indonesia Undang-undang No. 33 Tahun 2004. Perimbangan Keuangan Pemerintahan Pusat dan Daerah. Pemerintah Republik Indonesia Wahyu. 2005. Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12. Salemba Empat - Jakarta PDRB, 148 sumber-sumber penerimaan daerah, 148 target penerimaan, 147, 149, 150, 151, 154, 159, 160, 161, 162 tren, 147, 150, 156, 157, 160 164

Usmani 165