BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

3740 kasus AIDS. Dari jumlah kasus ini proporsi terbesar yaitu 40% kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu tahun (Depkes RI 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Epidemi human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. serta proses-prosesnya, termasuk dalam hal ini adalah hak pria dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian HIV dan AIDS Di Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tri Lestari Octavianti,2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

mereaksi dengan cara yang khas pula terhadap situasi sosial yang ada. dengan perkembangan tehnologi industrialisasi dan urbanisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di negara berkembang, dimana penyakit IMS membuat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mengalami pubertas dan mulai mencari jati diri mereka ingin menempuh jalan sendiri dan diperlakukan secara khusus. Disinilah muncul gejala konformitas yaitu tekanan kelompok dari sebaya. Konformitas tersebut bersifat positif dan negatif, yang positif sangat mempengaruhi mereka dalam masa pembentukan identitasnya. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang kurang baik seperti merokok, suka berhura hura, narkoba, maupun seks bebas dan rendahnya pengetahuan kesehatan reproduksi termasuk HIV/AIDS serta kurang pengawasan orang tua. Kondisi pubertas inilah yang membahayakan mereka rentan terhadap HIV/AIDS. Pemberian informasi tentang seks, narkoba dan HIV hendaknya diberikan kepada anak sejak usia dini. Hal ini terbukti memberi pengetahuan lebih baik sehingga mencegah remaja melakukan hal-hal negatif, seperti melakukan hubungan seks pra nikah dan narkoba. Pengetahuan remaja inilah yang sangat berperan dalam menyikapi pergaulan remaja sekarang. Sikap mereka yang acuh terutama terhadap lingkungan dan kesehatan akan mempermudahkan tertularnya virus HIV/AIDS (Gunarso, 2004. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2014). AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, virus tersebut dinamakan HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menular dan mematikan. Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh 1

2 manusia. Penderita AIDS yang meninggal bukan semata-mata disebabkan oleh virus, tetapi karena daya tahan tubuh yang menurun sehingga mudah terjangkit penyakit lain. Penularan terbesar adalah dengan hubungan seksual yang tidak sehat 80% (berganti ganti pasangan) yang lainnya disebabkan tranfusi darah dan pemakaian jarum suntik (Koes, Irianto. 2014 : 462). AIDS merupakan salah satu penyakit pembunuh yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Beberapa data dari WHO menunjukkan tidak kurang dari 111 juta kasus HIV/AIDS diderita oleh usia dibawah 25 tahun. Sementara di Asia, jumlah yang terinfeksi HIV pada tahun 2007 diperkirakan mencapai 4,9 juta. Sementara 300.000 meninggal akibat AIDS. Angka prevalensi tertinggi berada di kawasan Asia Tenggara dengan variasi epidemic yang bervariasi diantara negara-negara tersebut. Indonesia sebagai salah satu negara di kawasan Asia Tenggara mengalami perkembangan penyakit AIDS yang sangat pesat. Menurut Djauzi (2009. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2014), jumlah HIV tahun 2006 telah mencapai kisaran 90.000-130.000 dan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2008, yakni 270.000 penderita. Sehingga pada tahun 2020, jumlah pengidap HIV diprediksikan bisa mencapai angka 1,6 juta jiwa. Kematian yang ditimbulkan semenjak pertama kali ditemukan pada tahun 1981 hingga 2009 telah mencapai 3.492 jiwa. Pengidap HIV di Indonesia 130.000 orang adalah mereka yang berusia 25 tahun ke bawah. Berdasarkan salah satu contoh penelitian SMA di Jakarta tahun 2003, 30% pernah mencoba narkoba apapun. Dari jumlah itu, 2,5% remaja pria pernah mencoba suntik. Selain memberikan informasi keterkaitan antara seks, narkoba dan HIV/AIDS (Stevani Elisabeth, 2007. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2014).

3 Menurut data Departemen Kesehatan RI tahun 2007 pada kenyataannya tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS menunjukkan pada kelompok umur 15-24 tahun di Indonesia sebesar 82,1% laki-laki dan 87,7 % perempuan yang mengetahui istilah HIV/AIDS, tapi hanya 10,7 % laki-laki dan 9,9 % perempuan yang tahu bagaimana mencegah penularannya. Data ini sangat berkorelasi dengan percepatan kasus HIV/AIDS diatas tersebut, kurangnya informasi berpengaruh pada perilaku yang beresiko (Pusdalin, 2007. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2014)..."Data hingga September 2014 menunjukkan jumlah penderita AIDS dari Kota Surabaya saat ini sebesar 2.028 orang,"..tutur Sekretaris KPA Jawa Timur, Otto Bambang Wahyudi. Jumlah tersebut hanyalah mereka yang telah terdata karena menurut estimasi dari BKKBN, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Jawa Timur saat ini mencapai 57.321 orang..."yang sudah terdata untuk HIV baru 22 ribu orang, sedangkan untuk AIDS baru 10 ribuan penderita.." tandasnya. (Kurniawan, Dian, 2014. Diakses pada tanggal 10 Januari 2015). Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Ponorogo pada tahun 2001 ada 2 kasus 2 HIV dan 2 AIDS. Tahun 2002 terdapat 2 kasus, 2 penderita HIV dan 1 penderita AIDS. Tahun 2003 tidak ada kasus HIV / AIDS. Tahun 2004 ada 2 kasus, 2 Penderita HIV / AIDS. Tahun 2005 ada 4 kasus, 4 penderita HIV / 3 penderita AIDS. Tahun 2006 ada 1 kasus, 1 penderita HIV dan 1 penderita AIDS. Pada tahun 2007 lonjakan penyakit HIV / AIDS mulai terlihat. Ada 8 kasus, yakni 8 penderita HIV dan 8 Aids tercatat 7 diantaranya meninggal dunia dan seorang masih hidup. Tahun 2009 ada 17 kasus, 17 penderita HIV dan 17 penderita AIDS tercatat 13 penderita meninggal dunia dan 4 masih hidup. Tahun 2010 ada 19 kasus, 19 penderita HIV dan 13

4 penderita AIDS tercatat 11 penderita meninggal dan 8 penderita masih hidup. Lonjakan paling tajam terjadi pada tahun 2011 ada 43 kasus, 43 penderita HIV dan 23 penderita AIDS tercatat 19 penderita meninggal dunia dan 24 penderita masih hidup. Tahun 2012 ada 30 kasus, 30 penderita HIV dan 21 penderita AIDS tercatat 17 penderita meninggal dunia dan 13 penderita masih hidup. Tahun 2013 ada 52 kasus, 52 penderita HIV dan 31 penderita AIDS tercatat 17 penderita meninggal dunia dan 35 penderita masih hidup. Sedangkan per Juni 2014 ada 32 kasus, 24 penderita HIV dan 8 penderita AIDS tercatat 8 penderita meninggal dunia dan 24 penderita masih hidup. Dari data tersebut, tercatat di Dinas Kesehatan Pemkab Ponorogo ada 221 kasus mulai tahun 2001 per-juni 2014. Rinciannya, 213 penderita HIV dan 137 penderita AIDS catatannya 108 penderita meninggal dunia dan 113 penderita masih hidup. Dinas Kesehatan Ponorogo memastikan berdasarkan datanya hanya 7,4 % penderita HIV / AIDS dari kalangan PSK (Pekerja Seks Komersial ) dan sisanya dari berbagai kalangan dan status sosial di Ponorogo. (Diakses pada tanggal 03 Oktober 2014). Sedangkan di Puskesmas Sukorejo didapatkan 15% dari 80 jumlah pekerja seks komersial (PSK) yang mengikuti pemeriksaan menderita sifilis, sedangkan yang menderita gonorrhea sebanyak 13,75 % dari 80 PSK yang mengikuti pemeriksaan ( Sriwahyuni, 2009. Diakses tanggal 06 Januari 2015). Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2015 terhadap 10 responden yang diambil secara acak mengenai pengetahuan dan sikap remaja yang ada di SMPN 2 Sukorejo tentang penyakit HIV/AIDS, telah diperoleh hasil bahwa 4 (4%) remaja mempunyai pengetahuan yang baik mengenai penyakit HIV/AIDS, 3 (3%) remaja mempunyai

5 pengetahuan yang cukup, dan 3 (3%) remaja mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai penyakit HIV/AIDS. Sikap remaja terhadap penyakit HIV/AIDS yaitu 3 (3%) remaja menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa informasi HIV/AIDS hanya membuat remaja takut dan malu sedangkan 7 (7%) remaja tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dilihat dari permasalahan diatas, tentang masih rendahnya tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang penyakit HIV/AIDS, oleh sebab itu pemberian pengetahuan tentang HIV/AIDS bisa ditambahkan sejak usia remaja untuk menghadapi masa pubertas. Mencegah HIV/ADS adalah pilihan yang tepat, maka diperlukan upaya besar untuk promosi pencegahan HIV/AIDS karena dirasakan remaja masih memiliki pengetahuan yang rendah mengenai dampak HIV/AIDS. Diharapkan dengan meningkatnya pengetahuan remaja tentang penyakit HIV/AIDS akan membantu menghilangkan stigma (cap buruk) dan diskriminasi terhadap penderita HIV. Artinya kita harus memiliki jiwa yang tegar dan kita harus kuat dan mampu menolak segala tindakan yang beresiko tertular HIV/AIDS. Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Penyakit HIV/ AIDS di SMPN 2 Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

6 B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut Adakah hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja tentang penyakit HIV/AIDS di SMPN 2 Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja tentang penyakit HIV/AIDS di SMPN 2 Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit HIV/AIDS di SMPN 2 Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. b. Mengidentifikasi sikap remaja tentang penyakit HIV/AIDS di SMPN 2 Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja tentang penyakit HIV/AIDS di SMPN 2 Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan peneliti tentang penyakit HIV/AIDS, serta memperoleh pengalaman penelitian mengenai pengetahuan dan sikap remaja tentang penyakit HIV/AIDS (Puspitasari, 2011). 2. Manfaat Praktis a) Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk menambah wawasan dan masukan baru kepada pihak yang terkait dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi remaja tentang penyakit HIV/AIDS. b) Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan atau masukan dan informasi serta mengembangkan pengetahuan mahasiswa Prodi D-III kebidanan Universitas Muhammadiyah Ponorogo tentang HIV/AIDS. c) Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pembelajaran dalam hal menganalisa tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja tentang HIV/AIDS dan peneliti dapat terjun secara langsung dalam masyarakat untuk meneliti masalah tersebut diatas.

8 d) Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan, wawasan dan sebagai data pendahuluan yang mungkin dapat digunakan sebagai dasar peneliti selanjutnya mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja tentang penyakit HIV/AIDS.