FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT MENERAPKAN UNIVERSAL PRECAUTION KETIKA MELAKUKAN KEMOTERAPI PASIEN KANKER DI RSUD

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN DARI KLIEN HIV/AIDS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam. diantaranya perawat, dokter dan tim kesehatan lain yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. kematian setelah penyakit kardiovaskuler. Sementara itu, di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

HUBUNGAN TINGKAT KOMPETENSI PADA ASPEK KETRAMPILAN PEMASANGAN INFUS DENGAN ANGKA KEJADIAN PLEBITIS DI RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

PENDAHULUAN Latar Belakang

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DAN KEJADIAN INFEKSI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya kekhawatiran mengenai keselamatan pasien, telah meningkat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pekerjaan dalam rumah sakit di Indonesia, dikategorikan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh: M A R Y A T I J

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. menjangkit jutaan orang tiap tahun dan menjadi salah satu penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. H. DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER GRADE II DI BANGSAL MELATI II RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. (World Health Organization (WHO), 2011). Menurut survei di Inggris,

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT MENERAPKAN UNIVERSAL PRECAUTION KETIKA MELAKUKAN KEMOTERAPI PASIEN KANKER DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan NAMA NIM Disusun oleh : : Ria Mahardini : J210.060.016 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker (neoplasma) merupakan penyebab kematian pertama di dunia. Pada tahun 2005 jumlah kematian akibat penyakit kanker mencapai 58 juta jiwa. Menurut WHO (2005), jenis kanker yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah kanker paru (mencapai 1,3 juta jiwa kematian pertahun), disusul kanker lambung (mencapai lebih dari 1 juta kematian pertahun), kanker hati (sekitar 662.000 kematian pertahun), kanker usus besar (665.000 kematian pertahun), dan yang terakhir yaitu kanker payudara (502.000 kematian pertahun). Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang dengan prevalensi rate penyakit kanker yang cukup tinggi. Di wilayah ASEAN, Indonesia mencapai 135.000 kasus pertahun.(who, 2005). Di Indonesia penyakit kanker menjadi penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung (Depkes RI, 2004). Beberapa cara dapat dilakukan untuk terapi kanker, salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan suatu cara pengobatan kanker dengan memberikan obat atau zat yang berkhasiat membunuh sel kanker. Para ahli mengakui bahwa kemoterapi mempunyai kemampuan untuk memperpanjang hidup pasien (Power dan Polovich, 2004). Obat-obat yang digunakan sebagai kemoterapi dikenal sebagai golongan sitostatika, obat kemoterapi lama dan hasil penemuan baru

mempunyai mekanisme kerja, efek samping dan implikasi keperawatan yang berbeda-beda (Vega-Stromberg, 2005). Sehingga praktisi kesehatan yang berkecimpung dengan obat ini harus selalu mengikuti perkembangannya. Sampai sekarang umumnya petugas kesehatan masih percaya bahwa tempat kerja mereka aman saat menyiapkan dan memberikan obat-obatan kemoterapi. Suatu penelitian menemukan perawat yang mengerjakan dan memberikan sitostatika urinenya sama dengan urine klien yang mendapatkan obat antikanker (Flack 1979, dalam Sutarni, 2003). Pada 13 penelitian dari 20 penelitian ditemukan enam obat berbeda (Cyclophospamide, methotrexate, ifosfamide, epirubicin dan cisplatin/ carboplastin) pada urine petugas kesehatan (Horrison 2001 dalam NIOSH, 2004). Berkaitan dengan penelitian ini, dua penelitian lain juga melaporkan ditemukannya obat antineoplasma di dalam urin petugas farmasi dan para perawat (Perhran et all 2003, Wick et all 2003, dalam NIOSH, 2004). Salah satu pencegahan dari dampak paparan obat antineoplasma yaitu dengan menerapkan universal precaution. Pemberian kemoterapi yang tidak sesuai dengan standar yang aman dapat berdampak buruk baik petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan obat, klien juga pada lingkungannya, sehingga perlu dipahaminya prosedur pemberian kemoterapi yang aman bagi semua orang yang ada di Rumah Sakit. Kesadaran dan kepatuhan perawat dalam menerapkan universal precaution berdampak pada penurunan resiko terkena paparan obat kemoterapi. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Ziegler, Mason dan Baxter (2002) yang mengemukakan bahwa petugas kesehatan yang beresiko terpapar oleh obat ini adalah perawat, farmasis, dokter dan pegawai lainnya yang terlibat dalam penyiapan,

pemberian dan pembuangan zat ini sehingga memerlukan perhatian lebih besar pada petugas kesehatan yang menangani obat sitotoksik atau neoplasma. Tingkat kepatuhan perawat dalam pelaksanaan kemoterapi merupakan salah satu faktor untuk menghindari resiko terkena paparan obat kemoterapi. Katz cit Handayani (2002) mengemukakan bahwa kepatuhan perawat dalam menerapkan universal precaution dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengetahuan, dan sikap. Berdasarkan wawancara dengan perawat pelaksana data kesehatan RSUD Dr Moewardi Surakarta mengenai tuntutan mutu pelayanan rumah sakit termasuk mutu dan lama kerja perawat perlu dilakukan oleh pihak rumah sakit. Bermacam tindakan keperawatan yang dilakukan di bangsal RSUD Dr Moewardi, salah satunya adalah tindakan kemoterapi. Peneliti memilih bangsal Mawar II, Anggrek II, dan Melati II dengan alasan ruangan tersebut banyak dilakukan tindakan kemoterapi. Selain melakukan wawancara peneliti juga melakukan observasi dan menemukan bahwa perawat yang bekerja di bangsal RSUD Dr Moewardi memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Kualitas pendidikan dan kurangnya pengalaman kerja perawat akan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Perawat di bangsal rata-rata telah bekerja lebih dari 1 tahun, perawat yang masa kerjanya lebih dari satu tahun lebih terampil dibanding dengan perawat yang masa kerjanya kurang dari satu tahun. Selain itu tingkat pengetahuan perawat tentang penerapan universal precaution ketika melakukan tindakan kemoterapi sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dan orang lain serta betanggungjawab sebagai pelaksana kebijakan yan ditetapkan Rmah Sakit. Hal ini penting jika tingkat pengetahuan

seorang perawat tersebut kurang maka akan menimbulkan hal-hal yang dapat membahayakan pasien dan perawat itu sendiri. Tindakan universal precaution memerlukan kemampuan perawat sebagai pelakasana, ditunjang oleh sarana dan prasarana, serta SOP yang mengatur tindakan universal precaution. Tenaga kesehatan harus mendapat perlindungan dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja secara maksimal. Oleh sebab itu kepatuhan dan lama bekerja perawat serta fasilitas yang memadai sangat berpengaruh dalam menumbuhkan rasa puas dari klien, serta hal yang releven dalam upaya pencegahan infeksi akibat kepatuhan dalam penerapan universal precaution ketika melakukan tindakan kemoterapi. Upaya memberikan pelayanan yang optimal di bangsal ada beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah perilaku kepatuhan perawat yang meliputi pengetahuan, sikap, dan pendidikan karena peneliti masih melihat adanya perawat yang melaksanakan tindakan kemoterapi tidak sesuai dengan standar universal precaution yang telah ditentukan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Dr Mowardi Surakarta diperoleh keterangan berdasarkan akibat wawancara dengan perawat pelaksana di bangsal Mawar I tidak terdapat pasien yang terinfeksi akibat tindakan kemoterapi yang dilakukan oleh perawat, namun berdasarkan observasi terdapat kesenjangan antara lain: peneliti menemukan tiga perawat yang hanya memakai sarung tangan ketika memberikan obat kemoterapi dan seharusnya perawat memakai kaca mata pelindung,sepatu pelindung dan gaun pelindung. Hal inilah merupakan perlu diteliti bahwa penerapan universal precaution ketika melakukan tindakan kemoterapi perlu dilakukan, diharapkan

perawat memiliki pengetahuan dan kompetisi serta keterampilan dalam penatalaksanaan tindakan kemoterapi, maka peneliti tertarik untuk mengetahui Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat meneapkan universal precaution ketika melakukan tindakan kemoterapi pada pasien kanker. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut Faktor-Faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam penerapan universal precaution ketika melakukan tindakan kemoterapi pasien kanker di RSUD Dr Moewardi? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitan ini terdiri dari : 1. Tujuan umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam penerapan universal precaution ketika melakukan tindakan kemoterapi pasien kanker di RSUD Dr Moewardi 2. Tujuan khusus Untuk mengetahui : a. Adanya pengaruh faktor pengetahuan perawat terhadap kepatuhan menerapkan universal preaution ketika melakukan tindakan kemoterapi pada pasien kanker b. Adanya pengaruh faktor sikap perawat terhadap kepatuhan menerapkan universal precaution ketika melakukan tindakan kemoterapi pada pasien kanker

c. Adanya pengaruh faktor pendidikan terhadap kepatuhan menerapkan universal precaution ketika melakukan tindakan kemoterapi pada pasien kanker. d. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi kepatuhan menerapkan universal preaution ketika melakukan tindakan kemoterapi pada pasien kanker D. Manfaat Penelitian 1. Institusi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi bidang perawatan RSUD Dr Moewardi dalam melakukan evaluasi mutu pelayanan perawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit. 2. Insitusi Pendidikan a. Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar terutama dalam penerapan universal precaution b. Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah bahan bacaan dan menambah wawasan bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan universal precaution pada perawat ketika melakukan tindakan kemoterapi 3. Bagi Perawat Menambah wawasan, evaluasi, dan masukan kepada perawat dalam rangka meningkatkan profesionalisme dalam memberikan pelayanan pada pasien terutama penerapan universal precaution ketika melakukan tindakan kemoterapi

4. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk memperluas pemikiran, menambah pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan penerapan universal precaution pada perawat ketika melakukan tindakan kemoterapi. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan peneliti, penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan universal precaution pada perawat ketika melakukan tindakan kemoterapi pada pasien kanker di RSUD Dr Moewardi Surakarta belum pernah dilakukan, penelitian yang hampir mirip denagan penelitian ini adalah: 1. Sri Hunun (2006) Gambaran pelaksanaan kewaspadaan universal di RSUD Dr Moewardi Surakarta.Hasil penelitian menemukan perawat melakukan cuci tangan dengan sempurna 80%,kurang sempurna 15% dan tidak melakukan cuci tangan 5%. Perawat memakai alat pelindung dengan sempurna 71%,kurang sempurna 20%, dan tidak memakai alat pelindung 9%. Perawat melakukan pengelolaan alat bekas pakai dengan sempurna 79%, melakukan pengelolaan alat bekas pakai kurang sempurna 15%, melakukan pengelolaan alat bekas pakai tidak sempurna 6%. Perawat melakukan pengelolaan jarum dan alat tajam dengan sempurna 72%,melakukan pengelolaan jarum dan alat tajam kurang sempurna 18%, melakukan pengelolaan jarum dan alat tajam tidak sempurna 10%. Perawat melakukan pengelolaan limbah dan sanitasi ruang dengan sempurna 80%, melakukan pengelolaan limbah dan sanitasi ruang kurang sempurna 13%, tidak melakukan pengelolaan 7%. Perbedaan penelitian yang dilakukan Sri Hunun (2006) untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kewaspadaan

universal sedangkan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan universal precaution pada perawat ketika melakukan tindakan kemoterapi. Perbedaan lain dalam penelitian ini adalah:uji statistik yang digunakan,waktu penelitian dan subyek penelitian 2. Ristu (2007), Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam melaksanakan prosedur tetap pemasangan infus di RSU Pandan Arang Boyolali. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional studi. Kesimpulan penelitian ini menyebutkan bahwa pengetahuan dan sikap perawat tidak mempengaruhi kepatuhan perawat dalam melaksanakan prosedur tetap pemasangan infuse di RSUD Pandan Arang Boyolali. Perbedaan dalam penelitian ini adalah pada penelitian ini menekankan pada pengaruh pengetahuan, pendidkan, sikap dan fasilitas terhadap kepatuhan perawat dalam menerapkan universal precaution ketika melakukan tindakan kemoterapi, subyek dan waktu penelitian juga berbeda.