SUATU STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE CAMEL DALAM MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Tingkat Kesehatan Perbankan Metode Camels (Studi Kasus Pada Bank Milik Pemerintah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode )

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL (STUDI PERBANDINGAN PADA BRI TBK & BTN TBK PERIODE )

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk PERIODE

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

Endah Juli Wulandari Moch. Dzulkirom, AR Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

III. METODE PENELITIAN


BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

STUDI KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN METODE CAMEL PADA PT. BANK MANDIRI Tbk. dan PT. BANK CENTRAL ASIA Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB V PENUTUP. CAR (Capital Adequacy Ratio) menunjukkan bahwa antara kelompok bank. pemerintah dengan bank umum swasta nasional mempunyai CAR (Capital

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ( Studi Kasus Pada PT. Bank Bukopin Tbk Periode )

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan Bank Umum Syariah yang lahir melalui proses spin off. Metode

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN TEKNIK ANALISA CAMEL. PRAMESTI LESMANA FITRI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar. Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

Sasa Elida Sovia Muhammad Saifi Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL (STUDY PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK TAHUN ) M.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

AKUNTABEL 15 (1),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. nilai rupiah terhadap dolar Amerika serikat telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi

ANALISIS CAPITAL ASSET EARNING DAN LIQUIDITY DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN BANK TABUNGAN NEGARA PERIODE

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Kasus PT. BNI (Persero), Tbk)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

Transkripsi:

SUATU STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE CAMEL DALAM MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK Oleh : Iwan Hartono, MBA Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Surya Nusantara e-mail: iwanptasn@gmail.com ABSTRACT The purpose of the study is to provide empirical evidence about factors affecting the company's financial difficulties seen in the bank s financial report. The CAMEL Method used in accordance of Bank Indonesia in order to evaluate the financial condition of the bank. CAMEL ratio has predictive power for the bank's financial condition. The study was conducted by using Descriptive comparative method. The research sample was taken from PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK (BRI) and PT. Bank Mandiri (Persero) TBK. The data used is the 2011-2015 financial statements. The results showed that the overall level of performance of PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK (BRI) and PT. Bank Mandiri (Persero) TBK period 2011 2015 are healthy or in a stable condition and meet the minimum health requirements from bank indonesia. Keywords: CAMEL, Financial Performance, Bank s Health, Ratios ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan keuangan perusahaan dengan melihat laporan keuangan bank tersebut. Sesuai dengan ketentuan BANK INDONESIA, Metode CAMEL adalah metode yang sesuai untuk menguji kondisi keuangan dari pada suatu Bank. Rasio CAMEL digunakan untuk memprediksi kondisi kesehatan keuangan bank. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Perbandingan Deskriptif. Sampel penelitian diambil dari dua bank pemerintah yang terkemuka yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK (BRI) dan PT. Bank Mandiri (Persero) TBK. Data yang digunakan didalam menunjang penelitian ini diambil dari Laporan Keuangan ke dua bank yakni tahun 2011 2015. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kinerja dari PT. BRI (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk periode 2011 2015 secara keseluruhan adalah sehat dan stabil dan telah memenuhi syarat ketentuan minimum kesehatan dari Bank Indonesia. Kata Kunci : CAMEL, Kinerja keuangan, Kesehatan bank, Rasio 29

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor yang sangat maju, yang kemajuannya diiringi dengan kesadaran peningkatan bidang ilmu pendidikan, pengetahuan dan teknologi adalah Sektor perbankan. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, ataupun orang-orang yang menyimpan dana, dan berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana maupun pihak-pihak yang memerlukan dana (Booklet perbankan Indonesia 2009) Tingkat kesehatan perbankan dapat dinilai dalam beberapa indikator, salah satunya adalah Laporan keuangan bank. Berdasarkan laporan keuangan, dapat dihitung jumlah rasio keuangan yang dapat dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Metode CAMEL merupakan aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap tingkat kondisi kesehatan keuangan Bank. Tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Metode CAMEL dapat digunakan untuk menganalisa kinerja kesehatan keuangan bank yang bertujuan untuk mengetahui kondisi bank yang sesungguhnya apakah berada dalam keadaan yang sehat, kurang sehat atau mungkin tidak sehat (Husnan.2004;557). Metode ini dapat membantu para pelaku bisnis baik pemerintah maupun swasta serta para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan bank yang dituju. CAMEL mempunyai 5 (lima) unsure didalam menilai dan menganalisa tingkat kesehatan bank, yaitu: Capital (Permodalan), Asset (Kualitas aktiva), Management (Manajemen), Earning (Pendapatan), Liqudity (Likuiditas) (Kasmir 2012:11). Adapun rasio yang digunakan dalam Metode CAMEL adalah CAR, NPL, NIM, BOPO, ROA, ROE, LDR. Kategori peringkat kesehatan Bank menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tahun 2004 tertera pada Tabel 1. Tabel 1 Kategori Kesehatan Bank Berdasarkan Peringkat Peringkat Kategori 1 Sangat Sehat 2 Sehat 3 Cukup Sehat 4 Kurang Sehat 5 Tidak Sehat (Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004) Hasil pengukuran berdasarkan rasio Camel tersebut diterapkan untuk menentukan tingkat kesehatan bank seperti yang tertera dalam Tabel 1, yang dikategorikan sebagai berikut : Peringkat 1 (Satu) adalah Sangat Sehat, Peringkat 2 (dua) Sehat, Peringkat 3 (tiga) Cukup Sehat, Peringkat 4 (Empat) Kurang Sehat dan Peringkat 5 (Lima) Tidak Sehat.(Jumingan 2008:246). 1.2. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui, mengukur dan menganalisa kinerja keuangan kedua Bank yang berbeda yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) TBK pada tahun 2011 2015 dengan menggunakan metode analisa CAMEL 30

1.3. Rumusan Masalah Penulis merumuskan masalah dalam penulisan ini bagaimana komparasi tingkat kesehatan bank umum milik pemerintah dengan menggunakan metode CAMEL, meliputi penilaian berdasarkan Capital, Assets, Management, Earnings, dan Likuidity. 1.4. Tinjauan Pustaka Bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya, Kasmir (2010:11). Usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama, yaitu : Menghimpun dana, Menyalurkan dana dan Memberikan jasa bank lainnya. Data yang menunjang analisa CAMEL adalah Laporan keuangan. Laporan keuangan yang telah dipersiapkan dibutuhkan oleh : Pemilik Perusahaan, Manager atau Pimpinan Perusahaan, Investor, Kreditur dan Bankers dan Pemerintah, Munawir (2007:2) Ada beberapa tujuan dan manfaat adanya analisis laporan keuangan. Menurut Kasmir (2011:11) tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah Memberikan informasi tentang: a. Jenis, perubahan dan jumlah aktiva, kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat ini. b. Kinerja manajemen, jumlah pendapatan dan biaya yang diperoleh dalam periode tertentu. c. Catatan-catatan atas laporan keuangan dan Informasi keuangan lainnya. Fahmi (2011:2) dalam bukunya Analisis Kinerja Keuangan, mengatakan bahwa Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Ada 3 tahap dalam menganalisis kinerja keuangan yaitu Melakukan : 1. Review dan Perhitungan terhadap data laporan keuangan. 2. Perbandingan terhadap hasil perhitungan yang telah diperoleh dengan hasil perhitungan dari berbagai perusahan lainnya. 3. Mencari, menafsirkan dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang sudah Go Publik yang terdaftar di Bursa Efek, yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK (BRI) dan PT. Bank Mandiri (Persero) TBK. pada tahun 2011-2015 yang datanya di peroleh dari situs situs resmi BRI dan Mandiri dan juga situs Bursa Efek www.idx.co.id. Waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian ini kurang lebih 4 bulan dimulai dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2016. 2.2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder. Data sekunder adalah penelitian arsip (archival research) yang memuat kejadian masa lalu (historis). Data sekunder diambil dari data primer yang telah diolah lebih lanjut dari obyeknya dan disampaikan menjadi buku-buku teks, artikel-artikel atau laporan-laporan yang sejenis, dan literatur lainnya yang 31

menunjang penelitian ini, (Indriantoro, 2014:147) Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan bank dari tahun 2011-2015 yaitu neraca dan laporan laba-rugi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2.3. Metode pengumpulan Data Penulis menggunakan Metode dokumentasi didalam penelitian ini. Metode dokumentasi merupakan metode yang bersumber pada hal hal yang tertulis berupa buku buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Metode ini dilakukan melalui pengumpulan dan pencatatan data laporan keuangan pada direktori bank Indonesia dan info bank selama periode waktu yang diinginkan untuk mengetahui rasio-rasio keuangannya. Adapun jenis dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.4. Teknik Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode CAMEL. 1. Capital (Permodalan) Metode CAR (Capital Adequacy Ratio), yaitu perbandingan jumlah modal dengan jumlah aktiva terimbang menurut menurut ratio (ATMR). CAR adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa besar seluruh aktiva yang mengandung risiko Kredit, penyertaan, surat surat berharga, tagihan pada bank lain yang ikut dibiayai oleh modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari luar bank. Jumlah Modal Capital Adequecy Ratio = -------------------- x 100 Jumlah ATMR Tabel 2 menunjukkan tentang Matriks Kriteria Peringkat Komponen Permodalan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tahun 2004) Tabel 2 Matriks Kriteria Peringkat Komponen Permodalan Rasio Peringkat CAR 12 1 9 CAR < 12 2 8 CAR < 9 3 6 < CAR < 8 4 CAR 6 5 (Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004) 2. Asset Quality (Kualitas Asset) Penilaian Asset berguna untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Rasio NPL digunakan didalam menilai Asset Quality. NPL (Non Performing Loan) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit bermasalah adalah dimana suatu keadaan dimana nasabah tidak mampu lagi membayar sebagian maupun seluruh kewajibannya kepada bank dengan perjanjian yang telah disepakati. NPL merupakan salah satu indikator kunci untuk dapat menilai kesehatan sebuah bank. NPL yang baik adalah NPL yang memiliki rasio dibawah 5. NPL mencerminkan resiko kredit. Semakin kecil NPL maka semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung bank. 32

Kualitas Produk Bermasalah NPL = ----------------------------------------------------- x 100 Total Aktiva Produktif Tabel 3 menunjukkan tentang Matriks Kriteria Peringkat Komponen Kualitas Asset dalam hal ini yaitu NPL yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tahun 2004) Tabel 3 Matriks Kriteria Peringkat Komponen Kualitas Asset RASIO NPL PERINGKAT NPL 2 1 2 < NPL 3 2 3 < NPL 6 3 6 < LDR 9 4 NPL > 9 5 (Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004) 3. Management (Manajemen) Penilaian Kualitas Manajemen dapat dilihat dari kualitas manusia dalam bekerja, sisi pendidikan dan pengalaman dari karyawan dalam menangani berbagai kasus-kasus yang terjadi. Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan adalah rasio Net Interest Margin (NIM) dan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Tabel 4 menjelaskan tentang Matriks Kriteria Peringkat Komponen NIM dan BOPO Tabel 4 Matriks Kriteria Peringkat Komponen NIM dan BOPO RASIO NIM RASIO BOPO PERINGKAT NIM > 3 BOPO 94 1 2 < NIM 3 94 < BOPO 95 2 1.5 < NIM 2 95 < BOPO 96 3 1 < NIM 1.5 96 < BOPO 97 4 NIM 1 BOPO > 97 5 (Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004) Dari tabel 4 diatas menyatakan matriks penggunaaan Rasio NIM dan BOPO dan peringkat kinerjanya. Rasio NIM, digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih. Berdasarkan acuan Peraturan Bank Indonesia standard NIM yang ditetapkan adalah 3. Semakin tinggi nilai NIM, akan membuat bank dapat dengan mudah menghindari resiko perbankan. Dengan pengelolaan manajemen yang baik maka kinerja operasional perusahaan akan berjalan dengan baik pula Pendapatan Bunga Bersih Net Interest Margin = ------------------------------------ x 100 Laba Operasional 33

BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional ) merupakan perbandingan antara beban operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin rendah nilai BOPO, menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya operasional yang dihadapi manajemen dalam rangka mempertahankan ataupun meningkatkan pendapatan operasional yang sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar. Berdasarkan ketentuan BI, batas maksimum BOPO adalah 96. Biaya Operasional BOPO = ------------------------------------ x 100 Pendapatan Operasional 4. Earning (Pendapatan) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam menghasilkan laba, rasio ini dianggap paling valid untuk mengukur hasil kegiatan operasional (Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2013). Profitabilitas bank merupakan kemampuan bank dalam mengelola assetnya untuk menghasilkan laba (Ismail, 2011). Aspek Earning ini diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Tabel 5 mengungkapkan tentang Matriks Kriteria Peringkat Komponen ROA dan ROE Tabel 5 Matriks Kriteria Peringkat Komponen ROA dan ROE RASIO ROA RASIO ROE PERINGKAT ROA > 1.5 ROE > 15 1 1.25 < ROA 1.5 12.5 < ROE 15 2 0.5 < ROA 1.25 5 < ROE 12.5 3 0 < ROA 0.5 0 < ROE 5 4 ROA 0 ROE 0 5 (Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004) Dari tabel 5 diatas menjelaskan tentang Analisis rasio ROA yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2001:118). ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak (earning before tax/ EBT) dengan total aset yang terdiri dari aset lancar dan aset tetap. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, standar ROA yang baik sekitar 1,5. Rumus ROA ditentukan sebagai berikut: Laba Sebelum Pajak Return On Assets = ---------------------------- x 100 Total Assets Rasio ROE digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 34

Laba setelah Pajak Return On Equity = ----------------------------- x 100 Rata Rata Equitas 5. Liquidity (Likuiditas) Penilaian Liquidity (Likuiditas) adalah penilaian atas kemampuan bank untuk membayar semua hutang hutang terutama simpanan tabungan giro, dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Perhitungan penilaian Likuiditas menggunakan rasio LDR. Tabel 6 dibawah menunjukkan tentang Matriks Kriteria Peringkat Komponen LDR. LDR (Loan to Deposit Ratio) digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit - kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya (Santoso dan Triandaru (2006)). Rumus LDR adalah sebagai berikut: Total Kredit Loan to Deposit Ratio = -------------------------------- x 100 Total Dana Pihak Ketiga Tabel 6 Matriks Kriteria Peringkat Komponen LDR RASIO LDR PERINGKAT LDR 75 1 75 < LDR 85 2 85 < LDR 100 3 100 < LDR 120 4 LDR > 120 5 (Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004) 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 7 Rasio CAMEL PT. Bank BRI Tbk. dan Bank Mandiri Tbk. Tahun 2011 2015 Rasio 2011 2012 2013 2014 2015 CAM Mand Mand Mand Mand Mand EL BRI iri BRI iri BRI iri BRI iri BRI iri CAR 15.28 15.02 17.02 15.30 17.09 14.81 18.44 16.20 20.59 18.02 NPL 0.42 0.52 0.34 0.46 0.31 0.58 0.36 0.81 0.52 0.90 NIM 9.58 5.11 8.42 5.46 8.55 5.57 8.51 5.97 8.13 6.08 BOPO 66.69 70.75 59.93 68.13 60.58 67.66 65.42 70.02 67.96 72.28 ROA 3.21 3.38 3.39 3.54 3.41 3.54 3.02 3.39 2.89 2.99 35

ROE 30.28 21.98 28.80 22.60 26.92 22.23 24.82 20.95 22.46 18.33 LDR 76.20 71.61 79.85 77.66 88.54 84.60 81.68 82.02 86.88 87.05 Sumber: Data Diolah Laporan Keuangan 2011 2015 PT. BRI (Persero) TBK dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 3.1. Capital ( Permodalan ) Besar kecilnya nilai CAR (Capital Adequecy Ratio ) berdasarkan acuan surat edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yaitu nilai CAR diatas 8 dikatakan sehat. Nilai CAR bank umum pada Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa nilai CAR secara keseluruhan berada diatas 8 walaupun ada tahun yang mengalami penurunan. Semakin tingginya CAR maka semakin baik kemampuan sebuah bank tersebut dapat menanggung kemungkinan resiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang beresiko. Tabel 7 diatas menunjukkan rasio CAR pada PT. BRI (Persero) Tbk mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, pada tahun 2015 rasio CAR berada pada posisi tertinggi 20.59. Hasil perhitungan nilai rasio CAR (Capital Edequecy Ratio) PT. BRI (Persero) Tbk pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 sebesar 15,28, 17,02, 17,09, 18.44 dan 20.59 > 8 dikategorikan dalam Peringkat 1, Kelompok SANGAT SEHAT. Rasio CAR pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk terendah adalah pada tahun 2013 sebesar 14,81. Nilai CAR pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk mengalami penurunan. disebabkan karena kinerja ekonomi Indonesia yang mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hasil perhitungan nilai rasio CAR PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 sebesar 15,02, 15,30, 14,81, 16.20 dan 18.02 > 8 dikategorikan dalam Peringkat 1, Kelompok SANGAT SEHAT. 3.2. Kualitas Asset (Asset Quality) Non Performing Loan (NPL) merupakan kredit bermasalah dan sebagai salah satu indikator kunci untuk dapat menilai kesehatan sebuah bank. Kredit bermasalah adalah dimana suatu keadaan dimana nasabah tidak mampu lagi membayar kewajibannya kepada bank baik sebagian maupun seluruh kewajibannya dengan perjanjian yang telah disepakati. Dari Tabel 7 diatas dapat kita lihat data dari tahun 2011 2015, nilai NPL tertinggi terdapat pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk yaitu 0,52, 0.46, 0,58, 0,81, dan 0.90, sedangkan PT. BRI (Persero) TBK., NPLnya lebih rendah 0,42, 0,34, 0,31, 0,36 dan 0.52. Walaupun persentase NPL kedua Bank berbeda, tetapi keduanya berada masih berada dalam range 2 dalam peringkat 1, Kategori SANGAT SEHAT. 3.3. Management (Manajemen) Dalam indikator manajemen, rasio yang digunakan adalah rasio Net Interest Margin (NIM) dan rasio biaya operasional terhadap operasional (BOPO). NIM (Net Interest Margin) Dari data Tabel 7 diatas menyatakan bahwa Rasio NIM untuk PT. Bank BRI Tbk, meraih nilai tertinggi di tahun 2011 yaitu 9.58 dan PT. Bank Mandiri Tbk., memiliki NIM terendah ditahun 2011 yaitu sebesar 5.11. Hasil Perhitungan Net Interest Margin (NIM) Bank Rakyat Indonesia Pada Tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 sebesar 9.58, 8.42, 8.55, 8.51 dan 8.13 dikategorikan dalam Peringkat 1 (diatas 3), Kelompok SANGAT SEHAT. Hasil Perhitungan Net Interest Margin (NIM) PT. Bank Mandiri Tbk. pada Tahun 2011-2015 adalah sebesar 5.11, 5.46, 5.57, 5.97 dan 6.08 (NIM tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun), dikategorikan dalam Peringkat 1 (diatas 3), Kelompok SANGAT SEHAT. 36

BOPO (Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional) Dari Tabel 7 diatas Nilai BOPO PT. Bank Mandiri Tbk. memiliki nilai tertinggi jika pada tahun 2015 yaitu 72.28 dibandingkan dengan PT. Bank BRI Tbk., setelah terjadi fluktuasi selama 5 tahun dan penuruan terendah yaitu di tahun 2013, 67.66. Hasil perhitungan selama 5 (lima) tahun dimulai dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 adalah 70.75, 68.13, 67.66, 70.02 dan 72.28 < 93,52.. Tingginya nilai BOPO ini mengindikasikan PT. Mandiri Tbk. belum bisa mengendalikan biaya operasional perusahaan dengan baik. Berdasarkan ketentuan BI batas maksimum BOPO adalah 96. Meskipun demikian PT. Mandiri Tbk.dikategorikan dalam Peringkat 1 Kelompok SANGAT SEHAT, PT. Bank BRI Tbk., memiliki nilai tertinggi di tahun 2015 yaitu 67.96 dan terendah ditahun 2012 yaitu 59.93.. Hasil perhitungan selama 5 (lima) tahun dimulai dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 adalah 66.69, 59.93, 60.58, 65.42 dan 67.96 < 93,52. PT. Bank BRI Tbk., dikategorikan dalam Peringkat 1 Kelompok SANGAT SEHAT, 3.4. Earning (Pendapatan) Dalam indikator Earning (Pendapatan), rasio yang digunakan adalah rasio Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) ROA (Return On Asset ) Penilaian rasio return on asset (ROA) pada setiap Bank pada tahun 2011-2015 berada pada predikat sehat karena sesuai dengan kriteria yang ditetapkan BI yaitu >1,22. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank. Berdasarkan Table 7 diatas, besarnya ROA yang diperoleh pada tahun 2011 sampai dengan 2015 untuk PT. BRI (Persero) Tbk. dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, melebihi Batas minimum ROA yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah 1. Apabila sebuah bank mempunyai ROA lebih besar dari 1 maka bank dapat dikatakan produktif dalam mengelola aktivitasnya dalam menghasilkan keuntungan. PT. PT. BRI Tbk pada tabel terlihat nilai ROA (Rasio Return On Assets ) mengalami penurunan dan kenaikan. Dalam kenaikan cenderung relatif kecil jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. ROA PT. BRI Tbk. Pada Tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 sebesar 3,21, 3.39, 3,41, 3.02 dan 2.89. Pada tahun 2014 terlihat penurunan ROA sebesar 3,02 dari tahun sebelumnya dan menurun sebesar 2,89 pada tahun 2015. Profitabilitas PT. BRI Tbk yang paling buruk dibandingkan dengan PT. Mandiri Tbk. Penurunan ROA PT. BRI Tbk ini disebabkan bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai yang disebabkan meningkatnya rasio kredit bermasalah atau kredit macet. Dengan meningkatnya NPL membuat bank harus berusaha mengurangi keuntungannya guna menghapus kredit macet tersebut. Secara keseluruhan, Rasio ROA pada PT. BRI (Persero) Tbk, dikategorikan dalam Peringkat 1, Kelompok SANGAT SEHAT. Rasio Return On Assets (ROA) PT. Mandiri Tbk. Pada Tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 sebesar 3,38, 3.54, 3,54, 3.39 dan 2.99. Ini dikategorikan dalam Peringkat 1, Kelompok SANGAT SEHAT. ROE (Return Return On Equity) Dari Tabel 7 diatas Nilai ROE PT. Bank BRI Tbk. mencapai nilai tertinggi ditahun 2011 yaitu 30.28 dan terjadi penurunan lebih kurang 2 setiap tahunnya yaitu 28.80 di tahun 2012, 26.92 ditahun 2013, 24.82 ditahun 2014 hingga 22.46 (nilai terendah) di tahun 2015. Ini dikategorikan dalam Peringkat 1, Kelompok SANGAT SEHAT. 37

PT. Bank Mandiri Tbk. memiliki nilai terendah selama 5 (lima) tahun setelah terjadi fluktuasi 18.33 ditahun 2015 dibandingkan dengan PT. Bank BRI Tbk., 22.46, di tahun 2014, 20.95 mengalama penurunan dari tahun 2013 yaitu 22.23 dan 22.60 ditahun 2012 yang telah meningkat dari tahun awal penilaian 2011, 21.98. Meskipun demikian PT. Bank Mandiri Tbk. masih dikategorikan dalam Peringkat 1, Kelompok SANGAT SEHAT. 3.5. Liquidity (Likuiditas) Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 perihal tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum dikatakan sehat bila rasio LDR < 94,75. LDR yang diperoleh dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 masih berada dibawah standar Bank Indonesia < 94,75. Rasio LDR lebih dari 100 sangat berbahaya karena sangat berpotensi untuk mengalami krisis likuiditas jika terjadi bank run (nasabah dengan panik menarik tabungannya). Dari Tabel 7 diatas, Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) pada tahun 2011, 2012 dan 2014 sebesar 76,20, 79.857 dan 81.68, dalam Peringkat 2, Kategori SEHAT, sedangkan tahun 2013 dan 2015 berada dalam posisi 88.54 dan 86.88 berada dalam Peringkat 3, dikategorikan CUKUP SEHATt. Secara umum ini dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) PT. Bank Mandiri Tbk pada tahun 2011 sebesar 71,61 (Tertinggi dengan Peringkat 1, kategori SANGAT SEHAT), 2012 2014, Rasio LDR turun menjadi 77.66, 84.60, 82,02, dengan Peringkat 2, kategori SEHAT, dan turun lagi di tahun 2015 sebesar 87.05 di Peringkat 3, kategori CUKUP SEHAT. Secara keseluruhan rasio LDR dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk tahun 2011 2015 berada < 94,755, Ini dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Hasil analisis dari penulis dengan menggunakan metode CAMEL, PT. Bank Mandiri Tbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, tergolong perusahaan perbankan yang berpredikat SEHAT bahkan SANGAT SEHAT dengan kondisi sebagai berikut: 1. Permodalan ( Capital ) Untuk tahun 2011-2015, Capital Adequacy Ratio (CAR) dari kedua bank memiliki modal yang cukup untuk menutup segala risiko yang timbul dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung risiko dan dapat membiayai penanaman modal dalam aktiva tetap dan inventaris. 2. Kualitas Asset (Asset Quality) Di tahun 2011-2015, NPL kedua bank memiliki kualitas asset yang baik sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan aktiva produktif yang diklasifikasikan. 3. Manajemen (Management) Rasio NIM (Net Interest Margin) setiap tahunnya semakin baik karena bank sudah melakukan dengan benar dalam mengelolah sumber dayanya. Ini menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (Net Income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya. 38

4. Pendapatan (Earning) Selama tahun 2011-2015, Rasio Return on Asset (ROA) semakin baik karena semakin besar rasio ROA yang menunjukkan tingkat keuntungan yang dicapai semakin besar pula. 5. Likuiditas (Liquidity) Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dari kedua Bank yaitu PT. Bank Mandiri Tbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk setiap tahunnya SEHAT. 4.2. Saran Sebaiknya Manajemen Bank BRI dan Bank Mandiri selalu mempertahankan kinerja keuangannya. Meskipun kinerja keuangan antara kedua Bank relatif SEHAT bahkan SANGAT SEHAT, namun tetap perlu dipertahankan, dijaga dan ditingkatkan kualitasnya demi miningkatkan kemajuan perusahaan, kepercayaan & kesejahteraan masyrakat terutama para nasabahnya dan kemajuan bangsa. 5. Daftar Pustaka Bank Indonesia, SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004 Booklet Perbankan Indonesia tahun 2009, Sektor perekonomian Indonesia Bursa Efek Indonesia 2015, Laporan Keuangan Tahunan Bank 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015. Denda Wijaya Lukman, (2003), Manajemen Perbankan, PT Ghalia Indonesia Jakarta Fahmi Irham, 2011. Analisis Kinerja Keuangan, Penerbit, CV. Alfabeta, Jakarta. Faradila, 2017, Analisis Tingkat Kesehatan Perbankan Metode Camels (Studi Kasus Pada Bank Milik Pemerintah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 2015), Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP, Vol. 6 No. 2 Maret 2017 Husnan, 2004, Manajemen keuangan, YKPN. Yogyakarta Ismail, (2011), Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Jakarta: Kencana Jumingan, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Penerbit, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Kasmir, 2010. Manajemen Perbankan, Edisi Revisi, Penerbit PT. Raja Granfindo Persada, Jakarta. Kasmir, 2011. Analisis Laporan Keuangan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Munawir, 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit, Liberty Yogyakarta. Santoso, Budi dan Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat 39

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta, Bandung. Susilo, Triandaru dan Santoso, 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta. Weygandt, Kimmel Dan Kieso (2013), Financial Accounting IRFS Edition, John Willey & Sons, Illinois www.idx.co.id (diakses 3 July 2017) www.mandiri.co.id (diakses 4 July 2017) www.bri.co.id (diakses 4 July 2017) http://yantiruby.blogspot.co.id/2013/05/analisis-kesehatan-bank-dengan-metode.html 40