BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan pendekatan studikasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2009). Studi kasus merupakan suatu model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu system yang terbatas (bounded system) pada suatu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan konteks (Creswell (Herdiansyah, 2012)). Metode studi kasus ini dipilih karena peneliti ingin menggali lebih dalam tentang fenomena seks pranikah mahasiswa anak kost Gegerkalong. 29
B. SUBJEK PENELITIAN SubjekdalampenelitianiniadalahMahasiswa, dengankarakteristiksebagaiberikut : 1) Beradapadarentangusia 18 24 tahun 2) Bertempattinggal ( kost) di Gegerkalong 3) Pernahmelakukansekspranikah di tempatkost. C. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumenadalahpenelitisendiri dibantudenganteknikwawancaradalampenelitianini, yang yang berfungsiuntukmenetapkanfokuspenelitian, melakukanpengumpulan data, menilaikualitas data, menganalisisdanmenafsirkan data jugamembuatkesimpulan. Dalampenelitianini, penelitidibantudenganwawancaramendalamsebagaiinstrumenpenelitian. D. METODE PEMILIHAN SUBJEK 30
Pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan metodepurposive, yaitu berkaitan dengan purpose atau tujuan tertentu (Nasution, 2003).Sesuai denganlatarbelakangpenulisanini, subjekmerupakanmahasiswa yang bertempatkost di Gegerkalong. E. METODE PENGUMPULAN DATA Teknikpengumpulan data yang digunakandalampenelitianiniadalahwawancaramendalam (In-depth Interview) denganpedomanwawancara semi terstruktur.wawancara semi terstrukturdijelaskandenganpertanyaanterbuka, kecepatanwawancaradapatdiprediksi, fleksibeltetapiterkontrol, danbertujuanuntukmemahamisuatufenomena.dalamwawancaramendalamdig unakanalat bantu yaituberupabukucatatan, tape recorder untukmempermudahdalammengumpulkan data. F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dalamteknikpengumpulan data, penulismenggunakanteknikwawancara.tipewawancara yang di gunakandalampenelitianinibersifat semi terstruktur (semi structure interview). Data yang di kumpilkanadalahdenganmenggunakanteknikwawancaramendalam (in-depth interview) melaluipencatatan verbatim dan di bantudenganalatperekamsuara 31
(voice recorder) dancatatanlaporan. MenurutAry, dkk (2006) wawancaradigunakanuntukmendapatkan data opini, kepercayaan, perasaandarisubjekmengenaisuatusituasidenganungkapan kata-kata merekasendiri. Tujuandariwawancarajenisiniadalahuntukmenemukanmasalahlebihterbuka, dimanapihak yang di ajakwawancara di mintapendapatdan ide-idenya. (Sugiyono, 2007). Peneliti membuat pedoman wawancara dalam pengambilan data penelitian. Pedoman wawancara ini disusun berdasarkan hasil elaborasi teori seks pranikah yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Pedoman wawancara ini dibuat agar dapat membantu peneliti dalam proses wawancara kepada subjek penelitian. Tabel 1. Pedoman wawancara Variabel seks pranikah Variabel Dimensi indikator pernyataan Seks Faktor-faktor Pengaruh mengetahu bagaimana pranikah Seks eksternal kondisi lingkungan pranikah kesempatan dan teman-temannya mengetahui alasan melakukan seks pranikah 32
mengetahui kesempatan apa saja yang mempengaruhi perilaku seks pranikah Aktivitas aktivitas mengetahui seksual seksual bagaimana menjalani frekuensi hubungan HSP dengan pasangannya mengetahui bagaimana HSP aktivitas bersama pasangannya mengetahui intensitas HSP dengan pasangan subjek Dampak gaya pacaran Mengetahu bagaimana prilaku seks penghargaan hubungan subjek pranikah diri dengan pasangannya Bagaimana pandangan subjek tentang arti dari komitmen dalam berpacaran 33
Mengetahui informasi tentang subjek keadaan setelah melakukan HSP Bagaimana sesungguhnya menerima keadaan diri setelah melakukan HSP G.TEKNIK ANALISIS DATA Aktivitasdalamanalisis data kualitatif di lakukansecarainteraktifdanberlangsungterusmenerussampaituntashinggadatan yajenuh. Aktivitastersebutadalahreduksi data (data reduction).penyajian data (data display), dan conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2007). 1) Reduksi Data (Data Reduction) Merupakananalisis data yang dilakukandenganmemilihhal-hal yang pokok, memfokuskanhal-hal yang penting, di caritemadanpolanya.data yang di perolehdalamlapangan di tulisatau di ketikdalambentukuraianataulaporan yang terperinci. 2) Penyajian Data (Data Display) 34
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks bersifat naratif (Sugiyono, 2010). Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, berdasarkan apa yang dipahami tersebut. 3) Conclusion Drawing / Verification Dari data yang diperoleh, kemudian di kategorikan, dicaritema, dantemanyakemudian di tarikkesimpulan.kesimpulanawalyangdikemukakanmasihbersifatsementar a, danakanberubahbilatidak di temukanbukti-bukti yang kuat, yang mendukungpadatahappengumpulan data berikutnya. H. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA Dalampenelitianini, penulismenggunakanpengujiankeabsahan data, sebagaiberikut: 1. Melakukanmember check, yaitupengecekanatauverifikasidatakepadasubjek yang diteliti. Member check di lakukansetelahpengumpulan data 35
selesaiatausetelahmendapatkesimpulan. Jika data yang di perolehtidak di sepakatiolehnarasumbermakapenelitiakanmelakukanpengambilan data kembali. (Sugiono, 2007). 2. Pertanyaandalamwawancara di validasiterlebihdahuludenganmenggunakanexpert judgement (Azwar, 2004). 3. Uraian rinci, teknik ini menuntuk peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraian itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh. Penemuan itu sendiri tentunya bukan bagian dari uraian rinci, melainkan penafsirannya yang dilakukan dalam bentuk uraian rinci dengan segala macam pertanggung jawaban berdasarkan kejadian nyata (moleong, 1989). 36