Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR KEHADIRAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU DI DESA PAGERSARI KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

Mamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017 DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA KALISONGO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU LANSIA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT DR. SOEPRAOEN MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI DESA KAUMAN KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

*Eka Yorita Naberta, *Eka Frelestanty, *Siti Nur Lathifah, *Yunida Haryanti. *Program Studi Kebidanan, STIKes Kapuas Raya Sintang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG ABSTRAK

RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH ELDERLY LIVELINESS TO COME TO ELDERLY POSYANDU (STUDIED IN ELDERLY POSYANDU OF VILLAGE PLANDAAN AT JOMBANG)

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA USIA 3-5 TAHUN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

INTISARI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MANFAAT POSYANDU LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG ABSTRAK

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh:

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

ABSTRACT. I Komang Yulitridana 2, Andri Purwandari 3, Haerul Anwar 1

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Universitas Tribhuwana Tunggadewi 2) Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

SKRIPSI HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN KUALITAS TIDUR LANSIA. di Posyandu Lestari Lansia Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. psikososial (Nugroho, 2008). Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN KADER DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN DI POSYANDU DESA PUCANGAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG ABSTRAK

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Suryo Pratikwo 1, Millatin Puspaningtyas 2, Dyah Retno Sukmaningrum 3 Poltekkes Prodi Keperawatan Pekalongan ABSTRACT

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

KESEHATAN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN KINERJA KADER DENGAN KEPUASAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU MEMERIKSAKAN BALITA KE POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGAK KABUPATEN MALANG ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

Nisa khoiriah INTISARI

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEINTIMAN KELUARGA DAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP KELANCARAN ASI PADA IBU POST-PARTUM DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada partisipasi masyarakat yang bersangkutan (Kemenkes RI,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

Heni Maryati 1, Achmad Fatoni 1, Hexawan T 2 Program Studi D3 Perawatan STIKES Pemkab Jombang Puskesmas Tapen Kabupaten Jombang ABSTRAK

HUBUNGAN KONDISI FISIK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA LANJUT USIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI DUSUN BENDUNGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS WISATA DAU MALANG Gani 1), Tavip Dwi Wahyuni 2), Susmini 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2) Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang 3) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang E-mail: Ganimahdi90@gmail.com ABSTRAK Data BPS Jawa Timur tahun 2009 terdapat lansia sekitar 4.113.847 jiwa. Kabupaten Malang lansia sebanyak 289.604 orang ditahun 2013. Wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada lansia, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia ditingkat masyarakat yakni posyandu lansia. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan lansia dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Dusun Bendungan Wilayah. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi. Populasi sebanyak 54 responden dan sampel 54 orang diambil secara total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Metode analisa data yang digunakan adalah uji Spearman rank dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan lansia, sebagian besar (57,41%) lansia dikategorikan kurang baik dan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu, sebagian besar (61,10%) lansia dikategorikan tidak aktif, sedangkan hasil Spearman rank didapatkan nilai p-value = 0,003 < 0,05 yang berarti data dinyatakan signifikan. Artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan lansia dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Dusun Bendungan Wilayah. Dengan demikian untuk meningkatkan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu diperlukan pengetahuan yang baik dan dibutuhkan dukungan dari keluarga serta harus ada motivasi dari lansia sendiri. Kata Kunci : Keaktifan posyandu, pengetahuan, lansia. 501

RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE LIVELINESS ELDERLY WITH ELDERLY IN FOLLOWING ACTIVITIES IN THE ELDERLY POSYANDU DUSUN DAM WORK AREA HEALTH TOURISM DAU MALANG ABSTRACT Based on BPS data in 2009, in East Java, the elderly are around. 4.113.847 inhabitants. Malang elderly as many as 289 604 people in 2013. As a concrete manifestation of social and health services to the elderly, the government has launched a service to the elderly at the community level that Posyandu.The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge of the elderly with the liveliness of the elderly in participating in Posyandu activities in Hamlet Dam Travel Puskesmas Dau Malang. The study design using descriptive correlation. With the number of respondents 54 respondents taken by total sampling. Data collection techniques used are questionnaires and documentation. Data analysis method used is the Spearman rank test using SPSS. These results indicate that the level of knowledge of the elderly, most of the elderly (57.41%) were categorized poor and elderly activeness in participating in Posyandu activities, mostly elderly (61.10%) categorized as inactive, while the results obtained Spearman rank value p-value = 0.003 < 0.05. This means that there is "a relationship between the level of knowledge of the elderly with the liveliness of the elderly in participating in Posyandu activities in Hamlet Dam Puskesmas Dau Malang Travel". Thus, to enhance the activity of the elderly in participating in Posyandu activities required a good knowledge and needed the support of the family and there should be the motivation of the elderly themselves. Keywords : Awareness, elderly, liveliness ihc. PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH) Angka Harapan Hidup (AHH), namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya jumlah angka kesakitan karena penyakit degeneratif. Perubahan struktur demografi ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan menurunnya angka kematian serta penurunan jumlah kelahiran (Kemenkes RI, 2014). 502

WHO tahun 2012 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun lebihdua kali lipat sejak tahun 1980 penduduk yang berusia 80 tahun hampir empat kali lipat menjadi 395 juta antara tahun sekarang 2050. Lima tahun ke depan, jumlah orang dewasa berusia 65 dan lebih akan melebihi jumlah anak di bawah usia 5 tahun. Tahun 2050 orang dewasa yang lebih tua akan melebihi jumlah semua anak di bawah usia14 tahun. Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat ke 4 di dunia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 jiwa tahun2010 7,5% atau 15 juta jiwa adalah penduduk lansia. Data dari BPS (Biro Pusat Statistik), tahun 2005-2010 jumlah penduduk lanjut usia akan sama dengan jumlah balita, yaitu 8,5% dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Secara umum,tingkat kesehatan masyarakat Indonesia terkait erat dengan meningkatnya usia harapan hidup (UHH). Tahun 2004UHH penduduk Indonesia adalah 66,2%, kemudian meningkat 69,4% di tahun 2006. Diperkirakan tahun 2020 jumlah lansia akan mencapai 29 juta orang atau 11% dari total populasi (Depkes RI, 2008 dalam Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan data BPS tahun 2012 di Jawa Timur terdapat lansia sekitar. 4.113.847 jiwa. Kabupaten Malang lansia sebanyak 289.604 orang ditahun 2013.Semakin meningkatnya populasi lansia ini menyebabkan pemerintah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan lansia yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdayaguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansiaditingkat masyarakat yakni posyandu lansia (Kemenkes RI, 2014). Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) lansia adalah suatu wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, yang akan berjalan baik dan optimal apabila ada proses kepemimpinan, terjadi proses pengorganisasian, adanya anggota kelompok dan kader serta tersedianya pendanaan (Azizah, 2011). Kegiatan posyandu lansia yang berjalan dengan baik akan memberi kemudahan pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakatlanjut usia tetap terjaga dengan baik dan optimal. Berbagai kegiatan danprogram posyandu lansia tersebut sangat baik dan banyak memberikan manfaatbagi para lansia di wilayahnya. Seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan adanya posyandu tersebut sebaik mungkin, agar kesehatan paralansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal. Lansia yang tidak aktif dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan diposyandu lansia, maka kondisi kesehatan mereka tidak dapat terpantau 503

dengan baik, sehingga apabila mengalami suatu resiko penyakit akibat penurunan kondisi tubuh dan proses penuaan dikhawatirkan dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka. Penyuluhan dan sosialisasi tentang manfaat posyandu lansia perlu terus ditingkatkan dan perlu mendapat dukungan berbagai pihak, baik keluarga, pemeritah maupun masyarakat itu sendiri. Berdasarkan data kehadiran lansia di Posyandu lansia Dusun Bendungan Malang. Dari total lansia yang terdaftar sebanyak 54 rata-rata kehadiran tiap bulan sebanyak 19 orang lansia atau 33,33%. Diperiode Januari - Desember tahun2014 dari total lansia yang terdaftar di Posyandu lansia sebanyak 54 lansia, rata-rata kehadiran lansia tiap bulan sebanyak 13 orang lansia atau 27,58%. Data tersebut juga mempunyai arti bahwa rata-rata tiap bulan jumlah kunjungan lansia ke posyandu kurangdari 50% dari total lansia yang terdaftar di PosyanduDusun Bendungan Wilayah. Hal ini membuktikan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia masih sangat jauh dari target yang diharapkan yaitu 70% (Depkes RI, 2008 dalam Notoatmodjo, 2007). Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di dusun bendungan28 Mei 2015.Hasil wawancara dari 10 lansia, mayoritas lansia berpendidikan rendah. Hanya 3 lansia yang aktif dating mengikuti kegiatan posyandu. Sedangkan 7 lansia tidak aktif dating mengikuti kegiatan posyandu. Karena belum begitu mengerti tentang manfaat dan tujuan posyandu lansia, lansai juga beranggapan buat apa datang keposyandu tidak mengikuti aja sudah sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan lansia dengan keaktifan lansiadalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Dusun Bendungan Wilayah. METODE PENELITIAN Desain penelitian mengunakan desain deskriptif korelasi. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan lansia keposyandu. Pendekatan yang digunakan adalah korelasi yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan. Berdasarkan waktunya, penelitan ini bersifat cross sectional yaitu melakukan observasi satu kali saja dan pengukuran variable subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Hidayat 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang tercatat dalam posyandu lansia berada di Dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang sebanyak 54 orang. Sampel pada penelitian ini adalah 54 orang lansia yang tercatatdi 504

Dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang. Tehnik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling karena jumlah populasi kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semua. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan lansia tentang posyandu lansia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dan dokumentasi. Metode yang digunakan yaitu uji Spearmen Rank dengan menggunakan SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Lansia Pengetahuan Lansia f (%) Baik 9 16,67 Cukup 14 25,92 Kurang Baik 31 57,41 Total 54 100 Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar sebanyak 31 lansia (57,41%) di Dusun Bendungan Wilayah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik dan sebagian kecil lansia (16,67%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Tabel 2. Keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu. Mengikuti Posyandu f (%) Aktif 21 38,90 Tidak Aktif 33 61,10 Total 54 100 Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa sebagian besar sebanyak 33 lansia (61,10%) di Dusun Bendungan Wilayah dikategorikan tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu dan sebagian kecil sebanyak 21 lansia (38,90%) dinyatakan aktif mengikuti kegiatan posyandu. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 20 for windows, Uji statistik yang digunakan adalah spearman rank. Analisis dengan menggunakan teknik ini dengan tingkat signifikasi (α) sebesar 0,05 dan tingkat kesalahan 95%. Adapun data disajika sebagai berikut: Tabel 3. Uji spearman rank Variabel f p-value Tingkat pengetahuan lansia dengan keaktifan mengikuti kegiatan posyandu 54 0,003 Berdasarkan Tabel 3. diketahui hubungan tingkat pengetahuan lansia dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia Di Dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang didapatkan p value = 505

0,003 < α (0,05) yang berarti data dinyatakan signifikan dan menerima H 1. Artinya ada Hububungan tingkat pengetahuan lansia dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia Di Dusun Bendungan Malang. Identifikasi Pengetahuan Lansia di Dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwasebanyak 31 lansia (57,41%) di Dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik, 14 lansia (25,92) memiliki pengetahuan cukup dan sebagian kecil 9 lansia (16,67%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Rata-rata tingkat pengetahuan lansia di Dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang lebih dominan memiliki kategori pengetahuan yang kurang baik 31 responden atau 57,4%. Lansia di Dusun Bendungan Malang yang memiliki krieteria pengetahuan yang kurang baik adalah lansia yang tidak memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi tentang posyandu lansia dan manfaatnya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti lansia kurang berusaha untuk mencari informasi kesehatan, lansia tidak memiliki pengalaman pribadi dalam mengikuti posyandu atau lansia sendiri tidak berbagi cerita dengan lansia lain yang sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengikuti posyandu. Didapatkan juga sebanyak 14 Lansia (25,92) di Dusun Bendungan Malang yang memiliki kriteria pengetahuan cukup, hal ini dapat dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat lansia untuk mengakses informasi tentang posyandu lansia dan manfat yang diperoleh dari mengikuti kegiatan posyandu lansia sangat terbatas yaitu masyarakat lansia tidak memiliki niat untuk mencari tahu informasi tentang posyandu lansia. Sehingga masyarakat lansia sangat terbatas untuk mengetahui pemahaman tentang posyandu dan manfaat kesehatan yang akan diperoleh sehingga masyarakat lansia hanya mengikuti kegiatan posyandu hanya sekedar rutinitas untuk mengecek kesehatan tanpa. Didapatkan juga sebagian kecil lansia (16,67%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Lansia yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik adalahlansia yang mengetahui dan memahami manfaat dari posyandu lansia. Hal ini diperoleh dari penyuluhan kesehatan dan manfaat yang mereka rasakan dari kegiatan posyandu yang lansia dapatkan selama menghadiri posyandu. Selain itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor umum seperti jenis kelamin. Jenis kelamin perempuan 506

sebanyak 50 (84,7%) memiliki kesadaran akan posyandu, hal ini bisa dipengaruhi oleh kebiasaan ibu-ibu di waktu belum memasuki masa lansia yang selalu setia mengantarkan anaknya ke posyandu sehingga ibu lebih paham dan mengetahui manfaat posyandu dibandingkan dengan lansia berjenis kelamin laki-laki yang memiliki tugas sebagai kepala keluarga untuk mencari nafkah. Selain itu, pengetahuan lansia bisa juga dipengaruhi oleh faktor umum dari status perkawinan yakni kawin, dimana sering ada komunikasi lancar antara suami dan istri untuk mengikuti kegiatan posyandu. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan pengetahuan lansia yaitu dengan aktif berkomunikasi atau bertukar pikiran dengan lansia yang memiliki tingkat pengetahuan baik sehingga bisa memperoleh banyak informasi tentang posyandu lansia, manfaat kesehatan yang diperoleh dan mencari informasi lain dari sumber internet atau langsung datang ke Puskesmas untuk memperoleh informasi yang lebih jelas. Dengan demikian dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi lansia. Identifikasi Keaktifan Lansia dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu di Dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang Berdasarkan Tabel 2 didapatkan sebanyak 33 lansia (61,10%) di Dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang dikategorikan tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu dan sebagian kecil sebanyak 21 lansia (38,90%) dinyatakan aktif mengikuti kegiatan posyandu. Lansia di Dusun Bendungan Malang lebih dominan lansia dikategorikan tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia, hal ini didapatkan pada 33 lansia (61,10%). Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakmampuan lansia dalam memperoleh informasi mengenai posyandu lansia. Selain itu juga dapat dipangaruhi oleh faktor umur lansia, dimana lansia yang sudah berumur di atas 75 tahun itu terlihat lebih sedikit yang mengikuti kegiatan posyandu di Dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang. Hal ini dikarenakan lansia yang umurnya di atas 75 tahun itu memiliki keinginan untuk mengikuti kegiatan posyandu namun seiring dengan bertambahnya usia, kondisi fisik atau tenaga lansia semakin menurun sehingga untuk melakukan kegiatan di luar rumah perlu adanya pengawasan dari orang lain dalam hal ini anak atau pembantu. Hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 21 lansia (38,90%) di Dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kesadaran lansia mengenai posyandu lansia dan manfaat 507

kesehatann yang diperoleh dari posyandu lansia. Selain itu adanya komunikasi sosial antara suami istri hal ini terlihat dari faktor umum dari hasil responden yaitu status perkawinan kawin pada lansia lebih dominan mengikuti kegiatan posyandu lansia jika dibandingakn dengan status perkawinan lansia yang sudah duda atau janda. Keaktifan lansia dalam mengikuti posyandu lansia disebabkan adanya pengetahuan yang baik tentang kesehatan fisik lansia. Diketahui berdasarkan observasi penelitian bahwa lansia yang aktif mengikuti posyandu dikarenakan lansia mengalami tekanan darah tinggi sehingga diwajibkan lansia untuk aktif memeriksa kesehatan fisik di posyandu. Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi keaktifan lasia untuk mengikuti posyandu lansia seperti pendidikan, sikap, pekerjaan, nilai keyakinan dan demografi (sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, jumlah keluarga). Sedangkan berdasarkan faktor penguatmencakup: keluarga, sikap petugas kesehatan dan lingkungan masyarakat. Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia dengan Keaktifan Lansia dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Dusun Bendungan Wilayah Berdasarkan analisis data dengan mengunakan uji spearman rho dengan mengunakan bantuan program SPSS, didapatkan p value = 0,003< α (0,05) yang berarti data dinyatakan signifikan. Artinya ada Hubungan tingkat pengetahuan lansia dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Dusun Bendungan Malang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kategori tingkat pendidikan yang baik dinyatakan sebagian besar 31 lansia (57,41%)memiliki pengetahuan kurang baik, sedangkan didapatkan sebagian besar 33 lansia (61,10%) dinyatakan tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu. Keaktifan mempunyai arti sama dengan aktivitas yaitu banyak sedikitnyaorang yang menyatakan diri, menjelmakan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya dalam tindakan yang spontan. Selain itu, keaktifan juga dapatberarti suatu kegiatan atau kesibukan (Depdiknas, 2008 dalam Notoatmodjo, 2007). Keaktifan adalah suatu prilaku yang bisa dilihat dari keteraturan dan keterlibatan seseorang untuk aktif dalam kegiatan. Banyaknya kunjungan lanjut usia ke Posyandu lanjut usia dalam 1 tahun terakhir. Kegiatan Posyandu Lansia dapat dilakukan minimal 1 bulan sekali, jika tiap bulan dilakukan 1 kali posyandu lansia maka dikatakan aktif jika hadir 8-12 kali atau sesuai dengan program pelayanan kesehatan puskesmas setempat (Anonim, 2010). Cara meningkatkan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu perlu 508

diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia seperti; pengetahuan lansia tentang manfaat posyandu, dorongan dari keluarga, dan faktor fisik lansia. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu lansia dapat menjadi kendala bagi lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu lansia; sedangkan dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke Posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal Posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Efek dari dukungan keluarga yang adekuat terhadap kesehatan dan kesejahteraan terbukti dapat menurunkan mortalitas, mempercepat penyembuhan dari sakit, meningkatkan kesehatan kognitif, fisik dan emosi, disamping itu pengaruh positif dari dukungan keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan stress (Setiadi, 2008); Cara mendukung lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandumaka harus ada motivasi yang diberikan keluarga, motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak, motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya. Sedangkan faktor penghambat lansia melakukan kegiatan Posyanduyaitu kondisi fisik, mengingat kondisi fisik yang lemah sehingga lansia tidak dapat leluasa menggunakan berbagai sarana dan prasarana, maka upaya pemantapan pelayanan kesehan adalah menyediakan sarana dan fasilitas khusus bagi lansia. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah lansia melakukan aktivitasnya dengan melibatkan peran serta masyarakat dan sebagainya. KESIMPULAN 1) Pengetahuan lansia, Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang dikategorikan kurang baik (57,41%) 2) Keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu di dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang dikategorikan tidak aktif (61,10%) 3) Ada hubungan antara tingkat pengetahuan lansia dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Dusun Bendungan Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Dau Malang (p=0,003). SARAN Diharapkan peneliti selanjutnya meneliti tentang berbagai faktor-faktor 509

yang dapat menyebabkan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu sehingga hasil penelitian ini bisa diperkuat lagi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Pengelolaan Posyandu Lansia. http://askepaskeb.cz.cc/2010/02/pe ngelolaan-posyandu-lansia.html. Diakses pada tanggal 17 Januari 2015. Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aziz, A. Hidayat. 2009. Metode Penelitian Kebidanan teknik analisa data. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo. S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu World Health Organization.2012. world health day. are you ready? what you need to know about ageing. our world is changing. http://www.who.int/worldhealthday/2012/toolkit/background/en/. Diakses pada tanggal 09 Agustus 2015... Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu BPS. 2012. Jumlah penduduk usia lanjut.http://www.bps.go.id/rb/stati stik_perpustakaan_bps_2012.pdf, Diakses pada tanggal 06 Mei 2015. Kementrian Kesehatan RI. 2014. Situasi Dan Analisis Lanjut Usia. Diunduh dari hhtp//www.depkes.go.id/ Diakses pada tanggal 20 Juli 2015. 510