BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan infrastruktur di indonesia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan Anggaran infrastruktur APBD Jawa Barat 2017 naik menjadi 32,740 triliun atau naik 11,34 persen dari APBD 2016 murni sebesar 29,406 triliun. Dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur PT. Kimia Farma Tbk.(KAEF) beruapaya untuk meningkatkan kapasitas produksi komoditas utamanya yaitu obat. Upaya peningkatan kapasitas produksi ini salahsatunya dilakukan pengembangan usaha dengan membangun pabrik baru untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dan produk herbal yang terus meningkat. Pabrik baru ini akan menjadi pabrik kelima yang dimiliki dan dikelola oleh perusahaan. PT. Kimia Farma merupakan pabrik perusahaan farmasi milik pemerintah terbesar di Indonesia. Saat ini PT. Kimia Farma memiliki lima pabrik yaitu Plant Tanjung Morawa, Plant Bandung, Plant Watudakon, Plant Jakarta dan Plant Semarang. Dari kelima pabrik yang ada satu diantaranya Plant Bandung sudah berhenti beroperasi dengan pertimbangan produktivitas dan emisi bila pabrik tersebut dioprasikan, namun mengenai pemanfaatan lahan pabrik lama pihak konsultan kini tengah melakukan kajian pemanfaatan bekas pabrik Kimia Farma. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kapasitas produksinya, PT.Kimia Farma mendirikan sebuah pabrik baru yaitu Plant Banjaran, Pabrik di Banjaran ini di rancang dengan kapasitas sekitar 3,6 miliar tablet per tahun, atau lebih dari tiga kali lipat dari produksi obat Kimia Farma saat ini. Pembangunan pabrik di atas lahan lima hektar ini dirancang dalam jangka dua tahun. Pabrik baru Kimia Farma di Banjaran ini juga akan untuk memproduksi obat-obat herbal yang bahan bakunya banyak ditemui di dalam negeri. Dalam proses produksinya bangunan farmasi harus bersih, aman dan kokoh, karena itu elemen struktur pondasi tiang pancang mempunyai peranan penting dalam pembangunan. 1
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah pendukung yang terletak pada kedalaman tertentu. Pondasi tiang pancang secara umum terdiri dari bagian struktur. Bagian struktur pondasi tiang pancang digunakan untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras, menahan beban vertikal, lateral, dan beban uplift. Dalam proses pembuatan struktur, pekerjaan secara umum meliputi mobilisasi material ke tempat produksi, proses produksi, mobilisasi kelokasi pekerjaan, perencanaan pembagian zona dan yang terakhir adalah pemancangan. Proses pembuatan adalah proses mengolah bahan mentah (raw material) menjadi struktur yang siap untuk dipasang dengan melewati proses pembesian, pengecoran dan pengangkatan setelah cukup kuat. Proses mobilisasi adalah proses pemindahan tiang pancang dari workshop ke lokasi proyek menggunakan truk trailer. Proses pemancangan adalah tiang pancang didongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer) menggunakan alat Jack in Pile sistem hydraulic dan alat bantu mobile crane. Dalam proses pemancangan pekerjaan melibatkan kegiatan mengangkat, menekan kedalam tanah menggunakan sistem hydraulic yang diberi beban counter wieght dan juga instalasi oleh pekerja. Untuk memastikan proses pemancangan berjalan lancar dan efisien diperlukan perencanaan pembagian zona dan metode pelaksanaan pemancangan dengan memperhatikan titik-titik tiang pancang di lapangan, beban yang akan diangkat, jangkauan boom, tingkat ketegaklurusan tiang pancang terhadap titik yang akan dipancang dan kondisi lingkungan kerja agar sesuai dengan beban yang akan diangkat dan kondisi lingkungan pekerjaan. Mencermati hal ini penulis tertarik untuk membahas topik tersebut dalam suatu penelitian lapangan dengan judul Pembagian Zona dan Metode Pelaksanaan Dalam Pekerjaan Struktur Pondasi Tiang Pancang di Proyek Pabrik baru PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.. Situasi lokasi proyek diperlihatkan oleh Gambar 1.1. 2
Gambar 1.1. Peta Situasi Lokasi Proyek (Sumber : PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.) 1.2 Tujuan Pembangunan Fasilitas Produksi Gedung Herbal, Office dan Penunjang Pabrik Baru PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan kapasitas produksinya, yang sampai saat ini dinilai kurang dalam produksi obat. Selain hal tersebut diatas perencanaan gedung dimaksudkan sebagai sarana dan prasarana dalam pemenuhan kebutuhan obat-obatan dalam bidang kesehatan, dan melayani masyarakat sekitar untuk jangka waktu yang akan datang. Tujuan dari kegiatan magang terbagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan khusus, antara lain sebagai berikut: 1.2.1 Tujuan Umum Penulisan tugas akhir ini bertujuan secara umum untuk: 1.2.1.1 Sebagai sarana belajar mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang sudah diperoleh dengan pelaksanaannya secara langsung di lapangan, 1.2.1.2 Mendapatkan pengalaman kerja dan menambah wawasan mahasiswa mengenai teknik konstruksi, teknologi, sistem, dan manajemen yang saat ini tengah berkembang sebelum memasuki dunia kerja, 3
1.2.1.3 Meningkatkan wawasan mahasiswa dalam aspek potensial dunia kerja seperti struktur organisasi disiplin, lingkungan, keselamatan kerja, dan sistem kerja serta penerapannya dalam keadaan yang sebenarnya, 1.2.1.4 Mengembangkan sikap professional dan disiplin diri dalam rangka persiapan sebelum memasuki dunia kerja yang sebenarnya, 1.2.1.5 Mencoba menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lapangan sesuai dengan aturan dan kaedah ilmu yang benar. 1.2.2 Tujuan Khusus Penulisan tugas akhir ini bertujuan secara khusus untuk: 1.2.2.1 Menganalisis perencanaan pembagian zona pekerjaan dengan penempatan alat berat pekerjaan pemancangan yang ada di setiap zona pekerjaan, 1.2.2.2 Menganalisis metode pelaksanaan pemancangan pondasi tiang pancang alat Jack in Pile sistem hidrolik dengan produktivitas pemancangan pada Pembangunan Fasilitas Produksi Gedung Herbal Pabrik Baru PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., 1.3 Manfaat Yang Diharapkan Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat, diantaranya: 1.3.1 Sebagai masukan kepada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. dalam menganalisis dan melaksanakan pembangunan gedung lainnya dalam memenuni kebutuhan sarana prasarana gedung, 1.3.2 Laporan Tugas Akhir dapat menjadi studi kasus bagi penulis maupun pembaca pada umumnya dalam mengembangkan metode pelaksanaan dan pembagian zona pemancangan yang lebih efisien, 1.3.3 Laporan Tugas Akhir dapat menjadi studi kasus bagi pelaku pelaksana konstruksi dalam memecahkan masalah apabila menghadapi masalah terkait pelaksanaan dan perencanaan pembagian zona pemancangan yang serupa. 4
1.4 Sistematika Penulisan Laporan Magang Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 BAB I Pendahuluan Bab ini berisi tentang Latar belakang, Tujuan, Manfaat yang diharapkan dan Sistematika penulisan laporan magang. 1.4.2 BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang merupakan kumpulan pendapat dan definisi istilah-istilah serta landasan teori yang merupakan teori-teori yang bersifat ilmiah serta objektif berkaitan dengan topik yang dibahas dalam laporan tugas akhir ini. 1.4.3 BAB III Manajemen Perusahaan Bab ini berisi tentang profil perusahaan/instansi secara singkat, data teknis proyek, struktur organisasi proyek. 1.4.4 BAB IV Pembahasan Bab ini merupakan penjabaran hasil analisis data berupa analisis pemilihan metode pelaksanaan, kondisi lingkungan pekerjaan dan analisis pembagian zona pemancangan dan sambungan tiang pancang. Dalam bab ini juga akan dibahas hasil pengamatan terhadap tahapan pekerjaan di lapangan. 1.4.5 BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan terhadap hasil penelitian dan saran penulis bagi pembaca terkait dengan hasil penelitian dan kondisi riil di lapangan. 5