BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk. mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

II. TINJAUAN PUSTAKA. sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian pendidikan-menurut-ahli Rini Nurmayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

MEMBINA KEBUGARAN JASMANI ANAK DENGAN SENAM PEMBENTUKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKJ DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Masdin SD Negeri 02 Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN. Menurut buku Petunjuk Lengkap GIMNASTICS Newton C Loken & paling mendasar, juga mencakup ketermapilan keterampilan yang telah ada.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

Metodik Senam. Pengampu: Tim Senam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau aktifitas. Seseorang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sunarto ( 1999), menyatakan bahwa masa

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

SENAM PETI LOMPAT MEMBINA KEBERANIAN DAN KETANGKASAN ANAK SEKOLAH DASAR. Oleh Fredericus Suharjana Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. kemudian yang disebut - sebut sebagai Bapak senam. keterampilan dan menanamkan nilai - nilai mental spiritual.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dr.J.F.Williams, Dr.Dubly sorgen dan Thomas D.Wood. DISPORA (2004:3), menjelaskan : dalam olahraga senam ada beberapa

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD NEGERI TEGALREJO 02 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya mengembangkan kemampuannya berfikir di bidang ilmu. sehat dan bugar, kemampuan tersebut akan didapat dalam Penjaskes.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nuraeni Septiawati, 2013

senam Merupakan terjemahan dari kata: 1. Gymnastiek Belanda 2. Gymnastics Inggris Asal kata Gymnos Yunani berarti telanjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI LATIHAN SENAM AEROBIK MENGGUNAKAN VARIASI MUSIK DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Oleh : Defi Rahmah

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. back over merupakan bentuk latihan yang salah satu fungsinya untuk

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk stimulasi potensi-potensi anak, sehingga secara nature dan nurture anak

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Rujukan. tubuh tanpa gangguan dari pakaian yang dipakai (Agus Mahendra, 1999: 8).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rahmat Pamuji *) ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, akan berkembang daya tahan otot, kekuatan, power, kelentukan, koordinasi, kelincahan, dan keseimbangan tubuh.

II.Tinjauan Pustaka. terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap. adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam suatu kurikulum pendidikan terdapat macam-macam model

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, BERAT BADAN, KESEIMBANGAN, DAN KOORDINASI DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh WINDY ANUGRAH KURNIAWAN

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

TUGAS OLAHRAGA SENAM IRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Ludwig Jahn yang disebut sebut sebagai bapak senam. keterampilan dan menanamkann nilai-nilai mental spiritual.

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Menurut Herbart

I. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN HIGH IMPACT TERHADAP PENURUNAN MASSA LEMAK TUBUH (SKIN FOLD)

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efektif adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah penentu atau penetapan identitas orang, benda, dan. belajar ditinjau dari faktor intrinsik dan ekstrinsik siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB II KAJIAN TEORITIS. gymnastiek (Bahasa Belanda) dan gymnastic (Bahasa Inggris) yang berasal dari

BAB II KAJIAN TEORI. perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu (Thursan Hakim, 2001:26).

PENGARUH INTENSITAS LATIHAN SENAM AEROBIK HIGH IMPACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sejarah dan Pengertian Senam

PENGEMBANGAN AKTIVITAS RITMIK DENGAN MODEL SENAM KREASI UNTUK PEMBELAJARAN PENJASORKES SISWA SEKOLAH DASAR Gilang Nuari Panggraita

pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

BAB VII GERAK RITMIK. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 141

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

MOTIVASI INSTRINSIK MASYARAKAT DALAM MENGIKUTI SENAM AEROBIK DI STADION HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. macam skenario kegiatan pembelajran di kelas. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Motivasi Motivasi adalah pendorongan ; suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu, (NgalimPurwanto,1998:71). Pengertian motivasi, yaitu: suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya, (Martin Handoko,1992:9). Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhanya, (Hamzah B.Uno, 2008: 3). Menurut Mc.Donald, dalam Sardiman A.M (2009:73), mengatakan motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Duncan seorang ahli administrasi, dalam bukunya, Organization Behavior,mengemukakan bahwa didalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang disadari untuk memperngaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan 9

individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki, ( Ngalim Purwanto,1998:72 ) Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, Hoy dan Miskel dalam buku Educational Administration dalam (Ngalim Purwanto, (1998:72), mengemukakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhankebutuhan, pernyataan- pernyataan, ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatankegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal. Berdasarkan beberapa pendapat disimpulkan bahwa motivasi adalah pendorong bagi perbuatan seseorang atau merupakan motif mengapa seseorang melakukan sesuatu. Motivasi juga menyangkut mengapa seseorang berbuat demikian dan apa tujuanya sehingga berbuat demikian. 2. Teori-Teori Motivasi Teori motivasi menurut para ahli dibagi menjadi 3 yaitu: (1) teori kebutuhan tentang motivasi, (2) teori humanistik, dan (3) teori behavioristik, (Elida Prayitno, 1989 : 34) 1) Teori kebutuhan Teori ini mengatakan bahwa manusia sebagai mahluk yang tidak akan puas hanya dengan terpenuhi satu kebutuhan, tetapi ia akan puas jika semua kebutuhan terpenuhi. Walaupun semua kebutuhan sudah terpenuhi pasti ia akan mengejar kebutuhan yang 10

baru. Agar kebutuhan tersebut terpenuhi, maka ia akan termotivasi untuk mencapai kebutuhan yang diinginkan. Sehingga membuat ia puas, tetapi kepuasan itu hanya untuk sementara waktu saja. Demikian seterusnya, sampai terpuaskannya kebutuhan yang paling tinggi. 2) Teori Humanistik Teori ini percaya bahwa hanya ada satu motivasi, yaitu motivasi yang hanya berasal dari masing-masing individu. Motivasi tersebut dimiliki oleh individu itu sepanjang waktu dan dimana pun ia berada. Yang penting lagi menurut teori ini adalah menghormati atau menghargai seorang sebagai manusia yang mempunyai potensi dan keinginan untuk belajar. 3) Teori Behavioristik Teori ini berpendapat bahwa motivasi dikontrol oleh lingkungan. Suatu tingkah laku yang bermotivasi terjadi apabila konsekuensi tingkah laku itu dapat menggetarkan emosi individu, yaitu menjadi suka atau tidak suka. Apabila konsekuensi tingkah laku menimbulkan rasa suka, maka tingkah laku menjadi kuat, tetapi jika tingkah laku itu menimbulkan rasa tidak suka, maka tingkah laku itu akan ditinggalkan. Sedangkan pendapat Martin Handoko, (1992 :10) ada 6 teori motivasi yaitu : 11

1) Teori kognitif Menurut teori ini tingkah laku tidak digerakkan oleh apa yang disebut motivasi, melainkan oleh rasio. Setiap perbuatan yang akan dilakukannya sudah dipikirkan alasan-alasannya. Berdasarkan rasionalnya manusia bebas memilih dan menentukan apa yang akan dia perbuat, entah baik ataupun buruk. Tingkah laku manusia semata-mata ditentukan oleh kemampuan berpikirnya. Makin inteligen dan berpendidikan, otomatis seseorang akan semakin baik perbuatan-perbuatanya dan secara sadar pula melakukan perbuatanperbuatan untuk memenuhi atau kebutuhan tersebut. 2) Teori Hedonistis Teori ini mengatakan bahwa segala perbuatan manusia, entah itu disadari ataupun tidak disadari, entah itu timbul dari kekuatan luar ataupun kekuatan dalam pada dasarnya mempunyai tujuan yang satu, yaitu mencari hal-hal yang menyenangkan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan. 3) Teori Insting Teori ini mengatakan kekuatan biologis adalah kekuatan yang dibawa sejak lahir. Kekuatan biologis inilah yang membuat seseorang bertindak menurut cara tertentu, demikianlah dasar pemikiran teori ini. Kekuatan insting inilah yang seolah-olah memaksa seseorang untuk berbuat dengan cara tertentu, untuk mengadakan pendekatan kepada rangsang dengan cara tertentu. 12

4) Teori Psikoanalitis Sebenarnya teori ini merupakan pengembangan teori insting. Dalam teori ini pun diakui adanya kekuatan bawaan di dalam diri setiap manusia, dan kekuatan bawaan inilah yang menyebabkan dan mengarahkan tingkah laku manusia. 5) Teori Keseimbangan Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia terjadi karena adanya ketidakseimbangan di dalam diri manusia. Dengan kata lain, manusia selalu ingin mempertahankan adanya keseimbangan di dalam dirinya. 6) Teori Dorongan Pada prinsipnya teori ini tidak berbeda dengan teori keseimbangan, hanya penekanannya berbeda. Kalau teori keseimbangan menekankan adanya keadaan tidak seimbang yang menimbulkan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, teori dorongan memberikan tekanan pada hal yang mendorong terjadinya tingkah laku. Melalui penjelasan tentang teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap perilaku dan aktivitas manusia disebabkan oleh dorongan, kemauan, kekuatan, ketidakseimbangannya di dalam diri manusia itu kemudian gagasan yang tibul dipraktekkan dalam bentuk aktivitas sesuai dengan kemauan dari diri individu. Semua 13

itu pada hakekatnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mendapat suatu kepuasan. 3. Karakteristik Umum Motivasi Menurut Elida Prayitno, (1989: 26-28) ada lima karakteristik motivasi yang di kemukakan oleh Thornburgh, yaitu sebagai berikut ini, yaitu: (1) tingkah laku yang bermotivasi adalah di gerakan, (2) tingkah laku yang bermotivasi yang memberi arah, (3) motivasi menimbulkan intensitas bertindak, (4) motivasi itu selektif, (5) dan motivasi merupakan kunci untuk pemuasan kebutuhan. Kelima karakteristik itu diharapkan menjadi pedoman bagi guru dalam mengatur suasana belajar yang meningkatkan motivasi siswa. Proses pembelajaran yang membuat siswa merasa senang dan aktif, ini berarti juga bahwa siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak atau pendorong untuk melakukan perbuatan menjadi sebuah tujuan yang efektif dan efisien. 4. Tujuan dan fungsi motivasi Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu, (Ngalim Purwanto,1998:73). Sedangkan fungsi motivasi menurut Sardiman A.M, (2009:85) ada tiga yaitu : 14

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai. c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik, (2004:175) fungsi motivasi itu ialah : a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. c. Sebagai penggerak, artinya sebagai penggerak dalam melakukan sesuatu yang dinginkan. Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Tindakan motivasi akan lebih berhasil jika tujuannya jelas dan didasari oleh perbuatan yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan dan kepribadian orang yang akan dimotivasi. 15

5. Tipe-tipe motivasi Dikatakan dalam Elida Prayitno, (1989:10) ada dua tipe motivasi yaitu (1) motivasi intrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik. a. Motivasi intrinsik Thornburgh dalam Elida Prayitno, (1989:10) berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Individu yang digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan puas kalau kegiatan yang dilakukan telah mencapai hasil yang terlibat dalam kegiatan itu. Sedangkan menurut Singgih D. Gunarsa, (2008:50) motivasi intrinsik merupakan dorongan atau kehendak yang kuat yang berasal dari dalam diri seseorang. Semakin kuat motivasi intrinsik yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan ia memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Menurut Singgih D. Gunarsa, (2008:51) yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran atau dorongan dari orang lain. 16

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Aspek-aspek yang mempengaruhi motivasi atau menentukan intensitas dari motivasi dikenal sebagai dimensi motivasi (Singgih D. Gunarsa, 2008:52). Sedangkan menurut Hamzah B. Uno,( 2008 : 22 ) mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempuyai indikator sebagai berikut, faktor intrinsik yaitu: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu :(1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsiknya yaitu (5) adanya penghargaan dalam belajar, (6) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (7) adanya lingkungan belajar yang kondusif. 17

7. Hakikat Senam Senam mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1912 yaitu pada waktu penjajahan Belanda. Masuknya olahraga senam ini bersamaan dengan ditetapkannya pendidikan jasmani sebagai pelajaran wajib di sekolah. Dengan sendirinya senam sebagai bagian dari penjaskes yang diajarkan di sekolah. Senam merupakan salah satu program pendidikan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan. Senam yang diajarkan di sekolah disesuaikan dengan siswa dan metode dan teknik pembelajaranya berbeda dengan olahraga lainya. Metode yang umum digunakan adalah metode demonstrasi yaitu guru memberikan contoh gerakan atau mendemonstrasikan gerakan dan anak menirukanya, termasuk dalam hal ini adalah Senam Ria Indonesia Baru (Sribu). Dalam senam ini guru memberikan contoh gerakan diiringi dengan musik dan anak tinggal menirukan gerakanya. Dikatakan dalam Woerjati (2004 : 30) untuk mengerti senam perlu dibahas istilah tersebut secara lebih mendalam. Senam sebagai terjemahan dari kata gymnastiek mempunyai arti yang berbeda-beda, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan olahraga pada umumnya. Gerakan lengan yang direntangkan dan tubuh yang dipilih ke kiri dan ke kanan sama dengan senam pagi akan tetapi senam pagi sebenarnya hanya sebagian atau salah satu unsur dari senam yang sebenarnya. Senam pagi atau senam bebas adalah sinonim atau kata lain dari calesthenic. 18

Calesthenic bukanlah cabang olahraga tetapi suatu latihan yang menjurus. Kata calesthenic berasal dari bahasa Greka callos yang artinya indah stenos yang artinya kekuatan. Jadi calesthenic berarti memperindah tubuh melalui latihan kekuatan. Maksud latihan tersebut yaitu suatu latihan tubuh. Kata senam Menurut Woerjati, (2004:31) adalah terjemahan darikata Gymgnastiek (bahasa Belanda) Gymnastic ( bahasa Inggris). Gymnastiek dari kata Gymnos (bahasa Greka, bahasa Griek, bahasa Yunani ). Gymnos berarti telanjang. Gymnastic pada masa kuno memang di lakukan dengan badan telanjang atau setengah telanjang. Maksudnya agar gerakan dapat dilakukan tanpa gangguan, sehingga menjadi sempurna. Tempat berlatih senam di zaman Yunani kuno di sebut Gymansion / Gymnasium. Menurut Agus Mahendra, (1999/2000:8) mengatakan bahwa senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris gymnastics, atau belanda gymnastiek, gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan dari bahasa yunani, gymnos berarti telanjang. Menurut Hidayat, kata Gymnastiek tersebut dipakai untuk menunjukan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu di lakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. hal ini bisa terjadi karena teknologi pembuatan bahan pakaian belum semaju 19

sekarang, sehingga belum memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur mengikuti gerak pemakainya. Secara jelas Agus Mahendra, (1999/2000:7) menyatakan: Gymnastics may be globally as any physical exercises on the flor or appparatus that is designed to promote endurance, strenght, flexybility, agility, coordination and body control. Dalam pengertian bebas maka definisi tersebut berbunyi Senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai pada alat yang di rancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh. Menurut Agus Mahendra, (2000 : 12) Untuk lebih memudahkan penjenisan senam alangkah baiknya kita ikuti pengelompokan senam yang di lakukan oleh FIG (Internationale de Gymnastique Federation) yang di Indonesiakan Federasi Senam Internasional, senam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu : a. Senam artistik ( artistic gymnastics). b. Senam ritmik sportif ( sportive rhytmic gymnastics). c. Senam akrobatik ( acrobatic aerobics ). d. Senam aerobik sport ( sport aerobics ). e. Senam trampolin ( trampolinning ). f. Senam umum ( general gymnastics ). Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) termasuk ke dalam senam umum, karena senam-senam seperti SKJ, senam wanita, senam Jantung 20

Sehat, Senam Lansia Bugar, Senam Aerobik dikategorikan dalam senam umum. 8. Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) Pendidikan jasmani merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah yang terdiri dari materi yang bersifat teoritis dan aktivitas praktis. Pelajaran Penjaskes diajarkan kepada setiap siswa di sekolah dengan alokasi waktu kurang lebih 2 jam untuk kelas bawah dan 3 jam untuk kelas atas setiap minggunya. Waktu 2 jam untuk kelas bawah dan 3 jam untuk kelas atas setiap minggunya untuk pelajaran Penjasorkes sebenarnya kurang, oleh karena itu salah satu cara untuk menambah jam pelajaran Penjasorkes adalah dengan Senam Ria Indonesia Baru (Sribu). Menurut Nellys. M (2011:1), Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) sangat bermanfaat bagi usia anak yang sedang berkembang karena diciptakan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan anak usia 4-13 tahun, Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) bersifat ringan dan ceria karena di iringi dengan musik pengiring yang berkarakter dan lagu-lagu yang mendidik sehingga mudah di cerna dan riang gerakan, senam tersebut telah di sempurnakan oleh ASIAFI ( Asosiasi Instruktur Aerobic dan Fitness Indonesia). Jadi Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) adalah senam yang dilakukan secara kontinyu, ritmis, yang melibatkan seluruh bagian tubuh terutama otot-otot besar, sesuai kebutuhan pertumbuhan anak dan 21

dikerjakan dengan gerakan yang ringan, ceria dengan iringan musik yang berkarakter dan lagu-lagunya mendidik. Selain itu senam ini dipilih karena gerakan yang menyenangkan, bervariasi dan sesuai dengan usia anak-anak sekolah dasar, sehingga anak-anak dapat melakukannya dengan teratur dalam waktu yang lama. Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) dibuat oleh Nellys.M yang diperuntukkan bagi pelajar dan anak-anak usia 4-13 tahun. Tujuan dari senam ini selain untuk merangsang kegemaran berolahraga, juga bertujuan untuk membangun kebugaran jasmani para pelakunya. Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) dirancang dengan fase latihan: tahap warming up (pemanasan), conditioning (latihan inti), cooling down (pendinginan). Untuk melihat bentuk gerakan Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) dapat melihat lamapiran 10 halaman 94-113. Menurut Woerjati (1996) Pemanasan bertujuan untuk mengkondisikan fungsi fisik agar siap menerima pembebanan pada tahap kondisioning. Rangkaian gerak terdiri dari aerobik ringan, seperti jalan di tempat, langkah kaki, stretching (penguluran), kaletenik (gerak dinamis). Selanjutnya tahap inti latihan bertujuan untuk melatih komponen kebugaran. Tahap ini terdiri dari gerak kontiyu ritmis dengan melibatkan otot-otot besar. Bagian ini melatih daya tahan paru jantung, memperbaiki komposis tubuh, meningkatkan kekuatan otot, daya tahan otot, pengencangan maupun pengembangan otot. Tahap pendinginan bertujuan untuk mengembalikan fungsi fisik seperti semula sampai jantung kembali normal. Rangkaian 22

dalam pendinginan dapat berupa aerobik ringan dan stretching (Tri Subekti dan F. Suharjana, 2004:131-132 ). SD Negeri Gelangan 7 melaksanakan Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) setiap hari Jum at. Pelaksanaan senam tersebut dilakukan pada jam pertama dari jam 07.00-08.00 dan diikuti oleh semua siswa SD Negeri Gelangan 7. 9. Karekteristik Anak SD Menurut Sukintana (1992:43) karakteristik siswa usia 9-12 tahun adalah: a. Pertumbuhan otot lengan dan tungkai makin bertambah. b. Adanya kesadaran mengenai badannya. c. Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar. d. Pertumbuhan tinggi dan berat badan tidak baik. e. Kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan. f. Waktu reaksi makin baik. g. Perbedaan akibat jenis kelamin makin nyata. h. Koordinasi makin baik. i. Badan makin segat dan kuat. j. Tungkai mengalami masa pertumbuhan yang kuat bila dibandingkan dengan bagian atas. k. Perlu diketahui ada perbedaan kekuatan otot dan ketrampilan anak laki-laki dan perempuan. 23

Menurut Kurniawan (2010:1) menyebutkan beberapa karakteristik anak sekolah dasar: a. Karakteristik siswa sekolah dasar adalah senang bermain. b. Karakteristik yang kedua senang bergerak. c. Karakteristik yang ketiga dari anak usia Sekolah Dasar adalah anak senang berkerja dalam kelompok. B. Penelitian Yang Relevan 1. Andrian Librianto (2009) yang berjudul Motivasi Mahasiswa FIK UNY dalam Melakukan Olahraga Futsal. Dengan metode survai dan instrumen angket menyimpulkan, motivasi yang dimiliki mahasiswa dalam melakukan olahraga futsal termasuk dalam kategori sedang dengan prosentase sebanyak 40,2%. Motivasi ekstrinsik yang dimiliki mahasiswa dalam melakukan olahraga futsal termasuk dalam kategori sedang yaitu 54,5%. Motivasi intrinsik yang dimilikioleh siswa dalam melakukan olahraga futsal termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 54,5% 2. Penelitian yang dilakukan oleh Christoporus Tatag Hariyatno Tahun 2010 dengan judul Motivasi Manula Dengan Mengikuti Senam di Sasana Senam Matahari Kabupaten Temanggung. Populasi dalam penelitian ini ada 50 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 36 anggota atau 72% kategori tinggi, 14 orang atau 28%, kategori sedang tidak ada atau 0% dalam kategori rendah. Berdasarkan motivasi faktor intrinsik menunjukkan 31% anggota (62%) kategori 24

tinggi, 19 anggota (38%) kategori sedang dan tidak ada (0%) kategori rendah. Faktor ekstrinsik menunjukkan sebanyak 27 anggota atau 54% kategori tinngi, 23 anggota (46%) kategori sedang dan tidak ada (0%) kategori rendah. C. Kerangka Berfikir Motivasi mempunyai hubungan yang erat dengan pendidikan karena dengan adanya motivasi dalam diri siswa maka akan timbul dorongan yang kuat untuk melakukan suatu pembelajaran dengan baik. Sehingga dengan motivasi yang kuat secara tidak langsung dapat meningkatkan proses belajar yang pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar siswa. Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) merupakan senam yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kebugaran jasmani siswa. Demikian juga Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) yang dilakukan setiap hari Jum at pagi di SD Negeri Gelangan 7 dilakukan secara rutin yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran dan kebugaran jasmani siswa. Suatu kegiatan atau aktivitas dikatakan berhasil sukses apabila semua faktor yang terkait dalam kegiatan tersebut berperan serta dan mendukung sepenuhnya terhadap terwujudnya tujuan atau sasaran yang akan dicapai dari kegitaan yang dilaksanakan, serta pihak-pihak yang terlibat telah menjalankan fungsi masing-masing sesuai dengan kedudukanya. Demikian juga keberhasilan kegiatan Senam Ria Indonesia 25

Baru (Sribu) yang dilaksanakan di SD Negeri Gelangan 7 akan tercapai berkat dukungan semua faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut. Namun dalam kenyataannya siswa kelas IV dan V SD Negeri Gelangan 7 belum sepenuhnya termotivasi dalam mengikuti Senam Ria Indonesia Baru (Sribu). Hal ini di buktikan berdasarkan pengamatan penulis selama mengamati Senam Ria Indonesia Baru (Sribu) di SD tersebut setiap hari Jum at pagi, dimana siswa kurang begitu semangat dan kurang antutias dalam mengikuti senam tersebut. Tentunya mengapa siswa kurang termotivasi dipengaruhi oleh faktor-faktor baik itu faktor intrinsik maupun ekstrinsik seperti yang telah penulis kemukakan di atas. Berdasarkan uraian tentang motivasi di atas dapat di simpulkan terdapat 2 faktor yang mempengaruhi motivasi siswa. Faktor yang akan di gunakan untuk penelitian yaitu : 1. Motivasi dari Dalam (Intrinsik) Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Motivasi intrinsik berisi (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan. 2. Motivasi dari Luar (Ekstrinsik) Motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu yang di peroleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran atau 26

dorongan dari orang lain. Motivasi ekstrinsik berisi : (1) adanya penghargaan dalam belajar, (2) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (3) adanya lingkungan belajar yang kondusif. Berdasarkan kondisi yang ada seperti yang telah penulis kemukakan di atas maka penting diadakan penelitian untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa SD Negeri Gelangan 7 dalam mengikuti Senam Ria Indonesia Baru (Sribu). Agar setelah diketahui dapat di gunakan untuk memotivasi siswa agar lebih bersemangat terhadap kegiatan Senam Ria Indonesia Baru (Sribu). 27