Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 1: UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS

S3/Sp. Sp -U S1/D4 SMA/ MA/SMK SMP

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE A1 DAN A2

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2017

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN I. PENDAHULUAN

STRATEGI IMPLEMENTASI KKNI SECARA NASIONAL. Dokumen 003

Panduan Pengusulan Ijin Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT dalam rangka Penerapan KKNI bidang

KKNI sebagai TRANSLATION DEVICE

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penomoran Ijazah Nasional (PIN) Sistem Verifikasi Ijazah secara Elektronik (SIVIL) Perubahan Data Mahasiswa (PDM) Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Bagian IV: Prosedur Asesmen & Rekognisi

Pengakuan Kualifikasi Lulusan Pendidikan Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter/Dokter Gigi Spesialis WNI/WNA Lulusan Luar Negeri

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) Bagian IV: Prosedur Asesmen & Rekognisi

Program Subdit Pengakuan Kualifikasi Direktorat Pembelajaran

Pengakuan Capaian Pembelajaran

REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU. Dokumen 007

PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI (PDDIKTI)

PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI (PDDIKTI)

Panduan Pengusulan Ijin PENGAKUAN TENAGA AHLI SEBAGAI DOSEN melalui mekanisme REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL)

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Pedoman Penyelenggaraan. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Rekognisi Pembelajaran Lampau

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL II berbasis

AKUNTABILITAS PENYELENGARAAN PENDIDIKAN TINGGI. Dokumen 004

LANDASAN HUKUM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA. Dokumen 002

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami

ABDURAHMAN ADISAPUTERA BAN-PT

SURAT KETERANGAN PENDAMPING IJAZAH SKPI

Akreditasi Program Studi di PTN-bh

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID

PEDOMAN PENGEMBANGAN JEJARING DAN ALIANSI STRATEGIS

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL I berbasis

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUNAN INSTRUMEN AKREDITASI

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Oleh: Tim Pengembang SPMI Ditjen Dikti, Kemdikbud

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PENDIDIKAN AKADEMIK - PENDIDIKAN VOKASI - PENDIDIKAN PROFESI - PENDIDIKAN JARAK JAUH

Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Akademik Pendidikan Vokasi Pendidikan Profesi Pendidikan Jarak Jauh

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA. Dokumen 001

BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN NO. KATEGORI ISI 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL IV berbasis

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL II. berbasis

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL I Berbasis

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI

STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL II Berbasis

2016, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 201

KEBIJAKAN AKREDITASI PRODI DAN AKREDITASI INSTITUSI. Materi Workshop ITY

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SULAM LEVEL III berbasis

SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh: Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL III Berbasis

Klarifikasi Isu Terkini Kualifikasi Dosen Kedokteran dan Kedokteran Gigi

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN EKSPOR IMPOR LEVEL V

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR LEVEL III berbasis

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT LUAR NEGERI BELMAWA

LAMPIRAN SURAT EDARAN HK.01.01/1/ OO!OZ.8 /2017 TENT ANG KETENTUAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2017

DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN KERJA SAMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN Tentang:

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Program Studi Arsitektur dan Upaya-upaya Peningkatannya

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan

STANDAR KERJASAMA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

Capaian Pembelajaran Profesi Gizi terhadap Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

Peningkatan Kinerja Sistem Penjaminan Mutu Eksternal dalam Mewujudkan Perguruan Tinggi yang Bermutu dan Berdaya Saing

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

Pedoman. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

Rancangan Kepmen Nomenklatur Program Studi dan Gelar Lulusan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id

Transkripsi:

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 1: UMUM Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Tahun 2017

1. Konsep RPL di dunia Pokok internasional Bahasan 2. Konsep RPL yang diadopsi di Indonesia 3. Kebijakan dasar dari RPL 4. Peraturan RPL 5. Prinsip Penyelenggaran 6. Penjaminan Mutu POKOK BAHASAN https://wallpapersafari.com/wallpaper-with-scenery/

1. Konsep RPL di dunia internasional Recognition of prior learning is the process of recording of achievements of individuals arising from any kind of learning in any environment: the process aims to make visible an individual s knowledge and skills so that they can combine and build on learning achieved and be rewarded for it. (OECD) TERMINOLOGI Recognition of prior learning (RPL) Assessment of Prior Learning (APL) Assessment of Prior Experiential Learning (APEL) Valorization of Prior Learning (VPL) 3

Berbagai terminologi untuk konsep yang serupa NO. COUNTRY ABBREVIATION DESCRIPTION 1 USA PLA Prior Learning Assessment 2 France VAP Validation des Acquis Professionels (Validation of Acquired Professional Learning Experience) 3 Canada PLAR Prior Learning Assessment and Recognition 4 Britain APL Accreditation of Prior Learning 5 Ireland APL Accreditation of Prior Learning 6 Scotland AP(E)L Accreditation of Prior (Experiential) Learning 7 Malaysia APEL Accreditation of Prior Experiential Learning 8 Netherland EVC Elders Verwowen Competencies 9 Australia RPL Recognition of Prior Learning 10 New Zealand RPL Recognition of Prior Learning 11 South Africa RPL Recognition of Prior Learning 12 Indonesia RPL Rekognisi Pembelajaran Lampau

2. Konsep RPL yang diadopsi di Indonesia RPL RCC

9 8 7 6 5 4 3 2 1 3. Kebijakan dasar dari RPL Peraturan Presiden no.8 tentang KKNI DIFFERENT PATHWAYS Well defined OUTPUT / OUTCOMES

PENDIDIKAN FORMAL Berhak menerbitkan Ijazah Berhak Memberikan gelar Dapat menyelenggarakan RPL Berlaku kaidah formal (peraturan Pendidikan yang ada) SMP SMA/ MA/SMK D 1 D 2 D 3 Sp - S1/D4 U S3/S p 9 8 7 6 5 4 3 2 Setara tapi Tidak Sama 1

KKNI 9 8 7 6 5 4 3 2 1 KESESUAIAN LO LEVEL AKREDITASI (NASIONAL/ INTERNASIONAL) SIZE/POPULASI NASIONAL/INTERNASIONAL LEVEL AKREDITASI (NASIONAL/INTERNASIONAL) SIZE/PERMODALAN PORTOFOLIO AKREDITASI ASOSIASI (NASIONAL/ RPL INTERNASIONAL) PORTOFOLIO ASOSIASI REPUTASI PUBLIK REPUTASI PUBLIK DAERAH/NASIONAL/MULTI-NASIONAL SIZE/PERMODALAN KOMPLEKSITAS BIDANG KERJA PORTOFOLIO

RPL A (IJAZAH) RPL B (SERTI- FIKAT SETARA)

Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Permenristekdikti No. 26 Tahun 2016, 2 (dua) jenis RPL: A. RPL untuk melanjutkan pendidikan formal (tipe A); dan B. RPL untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan dengan kualifikasi level KKNI tertentu (tipe B). RPL (A) RPL untuk pengakuan sebagian sks melanjutkan ke perguruan tinggi memperoleh IJAZAH RPL (B) Luaran Luaran Ijazah SK Penyetaraan RPL untuk mendapatkan Pengakuan Kesetaraan dengan kualifikasi KKNI tertentu memperoleh SK Pengakuan Kesetaraan Implementasi RPL pada pendidikan tinggi harus dilakukan hanya dalam konteks meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi. Wajib Memenuhi SNDIKTI. 10

Nilai tambah RPL menyediakan cara yang efektif dan efisien dalam memanfaatkan ahli yang sudah ada di dunia usaha dan dunia industri; memungkinkan secara cepat melakukan pelacakan kompetensi karyawan di dunia usaha dan dunia industri; memungkinkan untuk mengidentifikasi kesenjangan keterampilan di dunia pendidikan dan dunia industri, sebagai dasar yang kuat dalam analisis kebutuhan pelatihan dan perencanaan karir; dan menumbuhkan budaya belajar dan motivasi untuk melakukan pendidikan dan pelatihan lanjutan. 11

RPL dan KKNI mempunyai kaitan yang erat dan secara umum akan memperkuat penerapan KKNI dalam upaya mengembangkan mutu SDM nasional. Dosen dalam tugas (2016-2018) Guru dalam jabatan (2016-2019) Tenaga Kesehatan dalam jabatan (2016-2022) 12

5. Prinsip Penyelenggaraan 1. LEGALITAS: Perguruan tinggi sbg penyelenggara RPL harus memiliki legalitas sebagaimana ditentukan dalam PP No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi 2. AKUNTABILITAS: PT penyelenggara RPL harus menjamin setiap individu dalam mengakses kesempatan belajar secara berkeadilan dan inklusivitas. Setiap individu memiliki hak untuk mengakses dan terlibat dalam segala bentuk pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya dengan CP yang memenuhi SN DIKTI 13

3. KESETARAAN PENGAKUAN (EQUIVALENCE): PT penyelenggara RPL harus memberikan penilaian yang setara atas CP yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal, dan/atau pengalaman kerja. Akumulasi CP setiap individu harus diperlakukan sama dengan perolehan CP melalui pendidikan formal. 4. TRANSPARAN: PT penyelenggara RPL harus menyediakan informasi tentang RPL secara luas dan terbuka. Kebijakan, proses, dan kriteria diungkapkan scr lengkap, akurat, dan terbuka bagi publik 14

5. PENJAMINAN MUTU PT penyelenggara RPL harus menjamin mutu seluruh pelaksanaan RPL. Kriteria dan prosedur untuk menilai dan memvalidasi CP yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja harus relevan, terpercaya, adil, dan transparan. Kebijakan, prosedur dan proses penjaminan mutu RPL dibuat eksplisit dan terbuka untuk umum. 6. KELEMBAGAAN, PT PENYELENGGARA RPL HARUS MEMILIKI: a) Senat PT dan telah berfungsi dan berperan dengan baik b) SPMI yang telah berfungsi dengan baik c) Tim RPL, minimal terdiri dari: Penasehat Akademik khusus RPL Asesor RPL 15

6 Penjaminan Mutu : Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi a. menjamin mutu proses maupun output RPL agar memperoleh pengakuan yang setara secara nasional baik di ranah pemerintahan, dunia kerja maupun dikalangan masyarakat luas; b. menjamin tercapainya percepatan dan peningkatan aksesibilitas pendidikan tinggi secara nasional; dan c. memfasilitasi kesepamahan, kesepakatan, sinkronisasi dan koordinasi para pemangku kepentingan RPL di tingkat nasional. 16

6 Penjaminan Mutu: Kementerian atau Lembaga Negara lain a. memfasilitasi secara proaktif kesepahaman, kesepakatan, sinkronisasi dan koordinasi antar kementerian dan Kemenristekdikti dalam konteks kesetaraan jenjang kepegawaian dengan jenjang kualifikasi pada KKNI: b. menjamin kesetaraan kompetensi atau elemen kompetensi untuk setiap jenjang kualifikasi dengan capaian pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan tinggi dalam kaitan dengan proses RPL antara kedua pihak: c. menjamin hasil pelaksana RPL di lingkungan kementerian lain memperoleh pengakuan secara nasional: d. memfasilitasi upaya peningkatan mutu sumber daya manusia dalam kementerian lain sesuai dengan jenjang kualifikasi dalam KKNI: dan e. mengembangkan pengelolaan sumber daya manusia berbasis penjenjangan kualifikasi sesuai dengan KKNI. 17

6 Penjaminan Mutu : Ditjen Belmawa (bagian 1) a. menjamin implementasi RPL secara adil, transparan, dan akuntabel sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan; b. menjamin pelaksana RPL memiliki legalitas, kelayakan tatapamong, SDM yang bermutu, sarana yang mencukupi, sistem informasi yang akurat, metodologi dan tata laksana program yang kompatibel ditingkat nasional; c. menjamin kesetaraan pengakuan terhadap CP yang dituangkan dalam berbagai bentuk (perolehan kredit, sertifikat kompetensi, ijazah, dll) dalam konteks pelaksanaan RPL; d. memfasilitasi pangkalan data dan sistem informasi tentang badan/lembaga yang dianggap memenuhi standar mutu sebagai pemberi atau penerbit ijazah, sertifikat kompetensi atau yang sejenisnya; 18

6 Penjaminan Mutu : Ditjen Belmawa (bagian 2) e. memfasilitasi kesepakatan kesetaraan antar lembaga pendidikan tinggi dan badan/lembaga terkait dengan pendidikan tinggi; dan f. memfasilitasi pengembangan sistem penjaminan mutu eksternal terkait dengan penyelenggaraaan RPL di perguruan tinggi g. melakukan monitoring dan evaluasi proses penyelenggaraan RPL penyetaraan kualifikasi dosen yang dilakukan oleh perguruan tinggi pengusul; h. memfasilitasi pengembangan karir dosen yang telah diakui penyetaraannya sesuai dengan perundangan 19

6 Penjaminan Mutu : Pangkalan Data DIKTI a. memfasilitasi pengembangan sistem dan struktur data akademik dalam mengadopsi ketentuan-ketentuan baru terkait dengan pelaksanaan RPL; dan b. memfasilitasi pengembangan basis data dan informasi yang terkait dengan pelaksanaan RPL, antara lain data dan informasi tentang perguruan tinggi penyelenggara RPL, perguruan tinggi pelaksana pelatihan bersertifikat, perguruan tinggi penyelenggara uji kompetensi dan lainlain. 20

6 Penjaminan Mutu : Lembaga AKREDITASI a. memfasilitasi perluasan cakupan mekanisme dan instrumen asesmen dalam pelaksanaan program akreditasi terhadap unit/fakultas/institusi penyelenggara RPL; dan b. menjamin asesor BAN dan LAM telah memahami dan menguasai perubahan mekanisme, pelaksanaan dan proses pendidikan dengan kehadiran program RPL di dalam sebuah unit/fakultas/pt penyelenggara RPL. 21

6 Penjaminan Mutu : Organisasi Profesi dan Lembaga Pelatihan a. menjamin legalitas organisasi profesi, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dan lembaga pelatihan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. menjamin jenjang keprofesian dan/atau capaian pembelajaran dari proses pelatihan telah sesuai dengan penjenjangan kualifikasi yang terdapat didalam KKNI melalui penjaminan mutu, kurikulum, proses pelaksanaan serta fasilitas pelatihan yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh badan/lembaga ditingkat nasional atau internasional ditandai dengan sertifikasi atau akreditasi yang sesuai; c. menjamin pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan terhadap mutu pelaksanaan pelatihan dan penerbitan sertifikat profesi atau sertifikat kompetensi; 22

6 Penjaminan Mutu : Organisasi Profesi dan Lembaga Pelatihan d. menjamin adanya pengakuan kesetaraan di tingkat regional dan internasional terhadap organisasi profesi, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dan lembaga pelatihan melalui proses akreditasi, kesepakatan dan pengakuan kesetaraan antar badan/lembaga sejenis atau antara badan/lembaga pemerintah yang terkait; e. memfasilitasi secara proaktif kesepakatan dalam konteks sinkronisasi dan penyetaraan jenjang dan proses kualifikasi/profesi/kompetensi antara badan/lembaga sertifikasi dan pelatihan dengan badan/lembaga sejenis serta perguruan tinggi atau badan/lembaga pendidikan di lingkungan Kemenristekdikti di tingkat nasional; 23

6 Penjaminan Mutu : Organisasi Profesi dan Lembaga Pelatihan f. menjamin adanya sistem data dan informasi yang terpercaya dan akuntabel pada organisasi profesi, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dan lembaga pelatihan; g. menjamin pengelolaan organisasi, keuangan, keanggotaan, dan penerbitan sertifikat yang teratur ditandai dengan penerbitan informasi publik yang mudah diakses oleh pihak-pihak berkepentingan selama 3 (tiga) tahun terakhir; dan h. menjamin adanya publikasi berkala tentang organisasi profesi, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dan lembaga pelatihan selama 3 (tiga) tahun terakhir. 24

TERIMA KASIH Bhinneka Tunggal Ika Unity in Diversity