BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Maylani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Dewi Nurhajariah, 2013

2013 PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB III METODELOGI PENELITAN

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hana Riana Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

PENGGUNAAN MEDIA BALOK GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM KONSEP BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi dengan menggunakan bilangan-bilangan dan simbol-simbol

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sikap mengubah perilaku seseorang menuju lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma dunia pendidikan sekarang ini adalah memunculkan kelebihan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Pada isi pernyataan SKL yang kedua, memahami unsur-unsur dan sifatsifat bangun datar merupakan materi yang harus dikuasai siswa terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hani Megawati, 2013

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia yang berbekal akal tidak dapat sepenuhnya menggunakan akal. Memerlukan proses yang panjang agar

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan. Menurut Sutawijaya bahwa matematika mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

I. PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. efisien serta mengikuti perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komala Dewi Ainun, 2014

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Purwati, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat dan oleh karena itu setiap manusia dituntut untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya agar dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas serta dapat mengikuti arus perubahan tersebut dan mampu bersaing demi mendapatkan kehidupan yang layak. Dalam hal ini, pendidikan menjadi salah satu peran utama dalam mengembangkan potensi manusia. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Sekolah Dasar ditegaskan bahwa tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Terjadinya desentralisasi pendidikan menyebabkan tujuan pendidikan diarahkan agar berkesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam tetap mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diberikan pada semua jenjang pendidikan, karena Matematika merupakan bekal pengetahuan dasar dan pembentukan sikap serta pola pikir mereka selanjutnya. Tujuan pelajaran Matematika dalam KTSP 2006 adalah dapat memberikan dan mendidik siswa agar memahami konsep matematika, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan dengan media lain untuk memeperjelas keadaan, memiliki sikap menghargai kegunaan matematika. 1

2 Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik kelas IV SD semester 2 pada mata pelajaran Matematika adalah menjumlahkan dan mengurangkan Bilangan Bulat. Bilangan bulat merupakan salah satu kajian dari inti materi yang dipelajari peserta didik di Sekolah Dasar. Namun pada kenyataan di lingkungan pendidikan khusunya pendidikan sekolah dasar, belajar matematika selalu dipandang sebagai pembelajaran yang paling sulit terutama dalam materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat, dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yang harus ditempuh oleh siswa kelas IV ini yakni 65. Namun melihat realita di lapangan untuk mencapai nilai 65 itu cukup sulit. Berdasarkan hasil tes ulangan harian, dari 24 orang siswa kelas IVA SDN Ciburial ini persentase siswa yang memperoleh nilai 65 berjumlah 15 orang siswa atau 57,7%, dan siswa yang memperoleh nilai 65 berjumlah 11 orang siswa atau 42,3%. Rata-rata skor yang diperoleh siswa kelas IVA SDN Ciburial sebesar 64,81. Oleh karena itu, peneliti mengambil kelas IVA SDN Ciburial sebagai subjek dalam penelitian ini. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan dalam pembelajaran matematika, guru selalu berkecimpung pada sesuatu yang abstrak, guru tidak memperhatikan pada karakteristik perkembangan siswa yang menurut Piaget anak usia sekolah dasar berada pada masa operasional konkret. Kemudian dalam menjelaskan materi, guru hanya memberikan rumus-rumus yang harus dihapalkan oleh siswa tanpa memahami konsep materi yang dijelaskan. Siswa hanya ditekankan untuk dapat menyelesaikan operasi hitung bilangan secara prosedural tanpa mengetahui konsep operasi hitung tersebut secara bermakna. Selain itu, rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan guru tidak menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, sehingga siswa kurang tertarik untuk belajar matematika bahkan matematika akan selalu menjadi momok bagi siswa. Dengan demikian, minat siswa untuk belajar matematika semakin hilang dan matematika akan selalu dipandang pelajaran yang paling sulit. Salah satu kesulitan siswa dalam mempelajari materi pelajaran Matematika yaitu melakukan operasi hitung bilangan bulat. Pada saat melakukan operasi hitung bilangan bulat

3 siswa bingung dan kesulitan untuk menentukan nilai negatif atau positif hasil operasi hitung tersebut. Hal ini berarti, siswa belum paham maksud yang diminta dari soal tersebut. Kemudian siswa malas untuk membuat garis bilangan ketika diminta untuk menggunakan garis bilangan dalam membantu menyelesaikannya, alasannya malas, ribet dan lain-lain. Apabila hal tersebut dibiarkan, akan terjadi masalah yang lebih kompleks lagi ketika memperoleh materi yang baru di tingkat lanjut. Mengingat adanya perbedaan karakteristik tersebut maka diperlukan kemampuan dari seorang guru untuk menjembatani antara dunia anak yang belum berpikir deduktif agar dapat mengerti dunia matematika yang bersifat deduktif. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting untuk menangani masalah tersebut. Peran guru tidak hanya sebagai penyampai materi saja, melainkan lebih dari itu guru bisa dikatakan sebagai pusat pembelajaran dan sebagai pengendali serta pelaku dalam kegiatan proses belajar mengajar, guru mengatur arah proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus mampu membuat pengajaran menjadi lebih efektif dan menarik, dengan menggunakan media pembelajaran konkret yang relevan dengan materi pelajaran Matematika, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat membuat siswa senang dan memiliki rasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut, serta terlebih Matematika tidak akan lagi dipandang sebagi pelajaran yang paling sulit. Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan media pembelajaran yang efektif bagi siswa dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat, yakni media kancing berwarna. Judul yang diambil oleh peneliti yakni Penggunaan Media Kancing Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IVA SDN Ciburial Semester 2 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014). Dalam penilitian ini diharapkan terjadi peningkatan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran matematika materi pokok Bilangan Bulat.

4 B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan media kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di kelas IVA SDN Ciburial?. Masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam rumusan masalah yang lebih khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika tentang Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan menggunakan media kancing berwarna di kelas IVA SDN Ciburial? 2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif siswa Kelas IVA SDN Ciburial pada materioperasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan menggunakan media kancing berwarna? C. Tujuan Penelitian Menentukan tujuan penelitian sangat diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimanakah penggunaan media kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di kelas IVA SDN Ciburial. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika tentang Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan menggunakan media kancing berwarna di kelas IVA SDN Ciburial. 2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan kognitif siswa kelas IVA SDN Ciburialpada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.

5 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut. Manfaat teoretis. Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan teori baru mengenai media pembelajaran kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas IVA SDN Ciburial, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya bersama guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Manfaat praktis. Bermanfaat bagi: 1. Peneliti Memberikan gambaran mengenai penggunaan media pembelajaran berupa kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 2. Guru a. Memberikan informasi mengenai penggunaan media kancing berwarna dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b. Menambah wawasan bagi guru dalam menerapkan penggunaan media kancing berwarna pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. c. Guru termotivasi untuk mengembangkan media pembelajaran yang lainnya yang disesuaikan dengan materi pelajaran. 3. Siswa a. Memudahkan siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b. Pembelajaran lebih menyenangkan. c. Melatih keterampilan siswa dalam menggunakan media kancing berwarna pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

6 d. Pemahaman siswa semakin meningkat. e. Kemampuan kognitif siswa semakin meningkat. f. Hasil belajar siswa meningkat. 4. Sekolah a. Meningkatkan prestasi sekolah terutama pada mata Pelajaran Matematika. b. Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu, Apabila guru menggunakan media pembelajaran kancing berwarna dengan tepat maka dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam melakukan Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Kelas IVA SDN Ciburial. F. Definisi Operasional 1. Media Kancing Berwarna Media pembelajaran yang dimaksud yaitu kancing berwarna. Kancing berwarna adalah sebuah benda mungil yang biasa dipakai untuk kelengkapan dalam pakaian yang biasa dipakai sehari-hari. Kancing yang digunakan dalam penelitian ini adalah kancing warna biru menyatakan bilangan bulat positif dan kancing warna merah menyatakan bilangan bulat negatif. Penggunaan media kancing berwarna dalam penelitian ini adalah kegiatan menggunakan media pembelajaran kancing berwarna yang dimanfaatkan untuk memudahkan siswa dalam menjawab/menyelesaikan soal, dan membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswa, sehingga mengurangi verbalisme pada siswa. 2. Kemampuan Kognitif Kognitif seringkali dikenal dengan istilah intelek. Mahfudin Shalahudin (1989) (dalam Asrori 2007: 48), menyatakan bahwa intelek adalah akal budi atau intelegensi yang berati kemampuan untuk meletakkan hubungan-hubungan dari proses berpikir. Menurut Jean Piaget (dalam Asrori 2007: 48), intelegensi sama

7 dengan kecerdasan yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif termasuk kemampuan-kemampuan mental yang kompleks seperti berpikir, mempertimbangkan, menganalisi, mensintesis, mengevaluasi dan menyelesaikan persoalan-persoalan. Kemampuan kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan berpikir siswa yang melibatkan kemampuan intelektual dari tahap pemahaman sampai kepada aplikasi konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan soal-soal yang memuat indikator kemampuan kognitif. Indikator kemampuan kognitif tersebut meliputi: Mengubah bentuk operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dari bentuk soal cerita dan gambar kedalam kalimat matematis, dan menyelesaikan soal operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Bilangan bulat adalah himpunan bilangan cacah beserta inversnya/lawannya dan bilangan nol. Bilangan bulat dalam penelitian ini yaitu bilangan bulat dari (-20) sampai 20. Operasi hitung bilangan bulat yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.