BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara efektif menurut Setiawan, dkk (2007: 111) adalah sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh setiap orang yang berprofesi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti langkah-langkah, aturan-aturan, serta contoh-contoh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan mendidik adalah sifat khas yang dimiliki manusia. Kant

BAB I PENDAHULUAN. yang bagaimanakah yang paling tepat untuk anak-anak? Oleh karena struktur

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang menghasilkan posisi yang tidak seperti kita harapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar erat kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan pada

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan pendekatannya juga dalam upaya mencapai hasil belajar yang sesuai. dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan sudah barang tentu tidak bisa lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di kelas saat ini menjadi proses. mengikuti langkah-langkah, aturan-aturan, serta contoh-contoh yang

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Realistic Mathematics Education (RME) Secara harfiah realistic mathematics education diterjemahkan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Interaksi Edukatif. Kelompok 8 Labiba Zahra K Novita Ening B K Rini Kurniasih K

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan serta metode apa pun harus benar-benar efektif. Proses. pembelajaran dalam suasana proses belajar yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

I. PENDAHULUAN. sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu. mengembangkan kemampuan berfikir anak, karena keberhasilan proses

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kualitas pendidikan harus ditingkatkan. investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang efektif dan menarik merupakan langkah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil 1. SIKLUS I a. Data Aktivitas Guru Hasil Penilaian Supervisor dan Observer pada Siklus I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

Oleh: Adrawi Zaini *)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Lukiyadi: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Memahami Tempat Jual Beli 42

BAB I PENDAHULUAN. dasar akan sangat membantu siswa dalam menghadapi pembelajaran. khususnya pada mata pelajaran matematika.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembelajaran agar berlangsung secara efektif menurut Setiawan, dkk (2007: 111) adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa secara langsung dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. 2. Guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan apa yang telah dilakukan 3. Pembelajaran harus membedakan perbedaan individual. 4. Pembelajaran harus dapat memupuk kemandirian dan kemampuan bekerjasama. 5. Pembelajaran harus terjadi dalam iklim yang kondusif baik iklim sosial maupun ikli psikologis. 6. Pembelajaran yang dikelola guru harus dapat mengembangkan kreativitas dan rasa ingin tahu. Belajar menurut Winataputra (2005: 23) adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian belajar ini terdapat tiga atribut pokok atau ciri utama belajar yakni proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. Dari dimensi proses Winataputra (2005: 23) mengemukakan bahwa belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Jadi peserta didik dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif.sebagian lagi menyatakan bahwa belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Menurut Sudjana (2004: 28) Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, 1

2 proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Di samping itu juga dinyatakan bahwa belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Dalam konteks ini masalah belajar tidak lepas dari persoalan mengajar, karena belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak dipisahkan satu sama lain. Menurut Sudjana (2004: 29) keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar guru menimbulkan terjadinya interaksi belajar mengajar atau terjadinya proses pengajaran tidak datang begitu saja dan tidak dapat tumbuh tanpa perencanaan yang seksama. Belajar mengajar sebagai suatu proses diharapkan dapat mengembangkan dan menjawab halhal yang bersifat mendasar, dan mengenal arah pembelajaran, hal yang harus dibahas dalam suatu proses, cara melakukan, dan cara mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran. Terdapat beberapa hal dalam mengklasifikasi proses belajar mengajar. Hasibuan (2004: 4) mengemukakan bahwa struktur peristiwa belajar mengajar dapat bersifat tertutup, dalam arti segala sesuatu telah ditentukan secara relatif ketat, dapat juga bersifat terbuka, dalam arti tujuan khusus, materi, serta prosedur yang akan ditempuh untuk mencapainya ditentukan sementara kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sedangkan hasil belajar menurut Badjuri (2005: 25) berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Pesertadidik yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Lain halnya dengan metode, menurut Winataputra (2005: 412) metode mengajar merupakan cara yangdigunakan guru dalam membelajarkan siswa

3 agar terjadi interaksi dalam proses pembelajaran. Prinsip dan fungsi metode mengajar dalam pembelajaran dari segi interaksi menurut Winataputra (2005: 478) adalah sebagai berikut: (1) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu (Curiosity), (2) Dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif, (3) Harus memungkinkan belajar melalui pemecahan masalah, (4) Memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu (sikap skeptis), (5) Memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (berinquiri), (6) Memungkinkan belajar secara mandiri (independent study), dan (7) Memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya. Terkait dengan cara yang harus dilakukan dalam pembelajaran diharapkan agar guru dapat menggunakan beberapa metode mengajar (secara bervariasi) agar tidak menimbulkan kebosanan. Menurut Hasibuan (2004: 13) ada beberapa metode yang sering digunakan guru dalam pembelajaran yaitu: 1. Metode ceramah 2. Metode tanya jawab 3. Metode diskusi 4. Metode kerja kelompok 5. Metode simulasi, dan 6. Metode demonstrasi Selama ini pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah pembelajaran secara konvensional. Pembelajaran ini cenderung bersifat searah dengan peran guru lebih aktif dibanding denga peran siswa. Akibatnya siswa kurang bisa mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran di kelas.

4 Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diadakan penelitian yang bertujuan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Metode mengajar yang biasa dalam pengajaran di kelas antara lain ceramah, diskusi, eksperimen dan sebagainya. Selanjutnya tidak ada satu metode pun yang bisa dianggap paling baik dibandingkan dengan metode lain dalam segala hal. Sebab masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan sendiri untuk itu guru dituntut untuk mampu menguasai berbagai macam metode mengajar dan mampu menerapkan pada situasi dan kondisi belajar yang sesuai. Pada pengajaran, orientasi belajar ditunjukkan pada hasil belajar, baik secara kognitif, afektif, psikomotor. Salah satu usaha yang dilakukan untuk pembenahan dan penigkatan mutu pendidikan nasional adalah dengan cara meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut maka guru harus senantiasa mau dan mampu memperbaiki sistem pengajaran yang digunakan, maka dengan menggunakan metode dan sarana pengajaran yang tepat akan berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut. Dewasa ini banyak guru yang mengajar di depan kelas dengan mengandalkan cara pengajaran yang sudah ketinggalan zaman. Para siswa dalam kelas tersebut hanya dijadikan sebagai pendengar yang baik tanpa diikutsertakan secara aktif dalam proses belajar mengajar. Jelaslah bahwa penggunaan cara seperti di atas sudah tidak sesuai lagi apabila digunakan dalam proses belajar mengajar pada saat ini. Dengan demikian mau tidak mau pengajaran seperti di atas harus diubah agar para siswa dapat berperan secara aktif sehingga pada akhirnya dapat meningkatakan prestasi belajar siswa.

5 Dari uraian di atas jelaslah bahwa untuk memenuhi tuntutan jaman dan meningkatkan prestasi belajar siswa, guru harus dapat memilih dan menerapkan prinsip belajar aktif. Dimana dalam proses belajar mengajar tersebut terjadi interaksi yang aktif antara murid dan guru. Salah satu metode belajar yang mengakibatkan siswa secara aktif adalah belajar dengan menggunakan metode pemberian tugas. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis harus dibantu teman sejawat guru, sejumlah faktor yang diduga sebagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar antara lain adalah: 1. Guru tidak memberikan motivasi belajar untuk menciptakan kelas yang kondusif. 2. Guru tidak memberikan bimbingan baik secara pribadi maupun kelompok. 3. Guru tidak memberikan pemantapan materi setelah siswa selesai pemberian tugas. 4. Motivasi dan minat belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika kurang. Dari hasil refleksi awal terhadap masalah di atas, penulis sebagai guru kelas V bersama teman sejawat sepakat bahwa untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi tentang Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar, diperlukan dukungan metode pemberian tugas sebagai metode dalam pembelajaran. Sesuai dengan pengalaman penulis mengajar di MI Riyadul Muhtadin Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan sangat jarang guru

6 menggunakan metode pemberian tugas tugas dalam mengajar. Kebanyakan metode yang digunakan adalah Metode menjelaskan atau ceramah. Alasan pentingnya diskusi di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan CBSA yang menuntut keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, dominasi guru di dalam kelas haruslah dikurangi sehingga tersedia kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi secara aktif. Salah satu caranya yang dapat dilakukan guru dalam kaitan ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi. Melalui pemberian tugas kelompok diharapkan dapat berpikir secara lebih krisis serta mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan baik. Dengan perkataan lain, salah satu cara untuk meningkatkan penguasaan siswa tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar adalah dengan penggunaan metode pemberian tugas secara optimal. Hal ini diyakini dapat membantu proses belajar mengajar di MI Riyadul Muhtadin Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pemaksan khususnya mata pelajaran Matematika. Pemanfaatan metode pemberian tugas yang dilakukan adalah untuk membangkitkan minat belajar siswa, dimana dengan menggunakan metode pemberian tugas pada proses belajar mengajar di sekolah dapat membangkitkan dorongan untuk menemukan, menterjemahkan apa yang akan diajarkan dalam bentuk pikiran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Selanjutnya pengajaran disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan tingkat kemampuan berfikir siswa, yang disampaikan dalam bentuk pembelajaran siswa aktif, dimana siswa banyak terlibat dalam proses belajar sehingga dapat membangkitkan minat siswa.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian adalah : 1. Apakah Penggunaan metode pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar tentang Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Datar dalam mata pelajaran Matematika kelas V MI Riyadul Muhtadin Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan? 2. Bagaimana tingkat ketuntasan belajar siswa pada materi Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Datar dalam mata pelajaran Matematika melalui metode pemberian tugas kelas V MI Riyadul Muhtadin Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan metode pemberian tugas dapat meningkatkan penguasaan siswa pada materi Mengidentifikasi Sifatsifat Bangun Datar dalam mata pelajaran Matematika kelas V MI Riyadul Muhtadin Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan. 2. Mengetahui dan mendeskripsikan tingkat ketuntasan belajar siswa tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dalam mata pelajaran Matematika melalui metode pemberian tugas kelas V MI Riyadul Muhtadin Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitan ini adalah sebagai berikut :

8 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan motivasi dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Matematika untuk materimateri Sifat-sifat Bangun Datar dan dapat menambah pengetahuan dalam upaya meningkatkan profesionalisme yang bersangkut paut dengan metode pengajaran di sekolah. 2. Bagi Institusi/Sekolah Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang dapat membantu dalam usaha pembinaan dan peningkatan prestasi belajar siswa dan mengoptimalkan metode diskusi. 3. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penguasaan atau pemahaman siswa terhadap materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar pada pelajaran Matematika khususnya. E. Batasan Masalah a. Pembatasan terhadap luas sasaran penelitian yaitu hanya pada siswa kelas V MI Riyadul Muhtadin Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan. b. Pembatasan pemberi tugas hanya siasat penyampaian bahan pengajaran untuk membangkitkan minat belajar siswa. c. Menurut Hasibuan (2004), Metode pemberian tugas adalah Suatu cara mengajar yang dapat membangkitkan dorongan untuk menemukan ide-ide yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.