HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

FREKUENSI PENIMBANGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGOLAHAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BALITA

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKANORANG TUA DAN STATUS GIZI BALITA DI DESANGARGOSARI KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG BUKU KIA DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN PARTISIPASI IBU MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI DI DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NELAYAN KOTA CIREBON

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMANFAATAN PROGRAM POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU BOUGENVILLE KOTA CIMAHI SELATAN TAHUN 2017

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

Nisa khoiriah INTISARI

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

ARTIKEL ILMIAH. Karya Tulis Ilmah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi. Disusun Oleh

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU RT 07 RW 01 KELURAHAN KALIDERES JAKARTA BARAT TAHUN 2016

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Pemberian Modisco Meningkatkan Status Gizi Balita Kabupaten Purworejo

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) (Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban)

HUBUNGAN PELAKSANAAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN STATUS GIZI ANAK 1-4 TAHUN

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENIMBANGAN ANAK USIA 0-5

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

ABSTRAK DESTIANA SUPARDI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN DAN KESEHATAN 2016

HUBUNGAN PEMANFAATAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN KOTA JANTHO

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI RT 01 RW 01 DESA MANUNGGAL BANGKALAN MADURA. Firdaus *M.

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

FREKUENSI KUNJUNGAN POSYANDU DAN RIWAYAT KENAIKAN BERAT BADAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 3 5 TAHUN

1 * Yuhendri Putra, 2 Junios. *

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO Ratna Indriati¹, Christin Lidyawati 2 Abstract Posyandu is a method to monitor growth child. The scope of children is an indicator of public participation in posyandu.the percentage of the scope of children weighed in Central Java in 205 is 73.9 %, decrease compared to the 204 80.4%. Posyandu activities in the village Mulur is routinely performed every month, but some women not routinely come, and still found children with a weight less. Purpose and benefit : to know relations participation mother follow posyandu with the status of nutrition child. Benefits research is provide an illustration of the importance of follow posyandu activities as an effort to increase the nutrition of child. The subject of study: 35 mother and child age 5 years in posyandu village Mulur Sukoharjo. Method: research of analytic observation, design correlation with the cross sectional. The sample of this study in total sampling.the data analysis by test chi square with p= 0.05. The result of research show mother to the level of active participation 3 people (37.4%), less active 0 people (28.57%) not active 2 people (34.29%).Children with nutrition good 23 children (65.7%) and malnutrition 2 children (34.29%).The results of the analysis use test chi square obtained p=0.039 (p < 0.05) which means Ha received. Conclusion: there was a correlation level of participation mother follow posyandu with the status nutrition of child. Keywords: Level of participation, posyandu activities, nutritional status of child PENDAHULUAN Kesehatan gizi masyarakat merupakan salah satu unsur penting dalam kemajuan suatu bangsa, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius terutama status gizi pada anak usia di bawah lima tahun (balita), oleh karena pada usia ini anak berada pada periode tumbuh kembang yang sangat pesat. Kekurangan gizi yang terjadi pada masa balita akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dimana akan mempengaruhi kualitas kehidupan pada usia dewasa. Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan antara kebutuhan dan masukan nutrien (Adnani, 20). Berdasarkan laporan kesehatan dasar (Riskesdas), prevalensi balita di Indonesia yang mengalami kekurangan gizi pada tahun 200 adalah 7.9% dan mengalami peningkatan sebesar 9.6% pada tahun 203, sedangkan target yang ingin dicapai pada tahun 209 adalah 7% (Kemenkes, 203). Data dari profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 203, persentase balita dengan gizi kurang (BB/U) Provinsi Jawa Tengah tahun 203 sebesar 3.86% dan balita gizi buruk berjumlah 2.475 (0.30%), jumlah balita gizi buruk di Jawa Tengah mengalami penurunan yaitu sebesar 922 kasus pada tahun 205 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 205). Penyebab masalah gizi adalah penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi sedangkan penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan

kesehatan lingkungan, tingkat ekonomi, pendidikan dan sosial budaya (Adnani, 20). Kebutuhan gizi balita adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluaran harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan di Posyandu dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (Marimbi, 200). Menurut Irianto (204), status gizi diklasifikasikan berdasarkan berat badan menurut usia (BB/U), tinggi badan menurut usia (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Posyandu merupakan pelayanan kesehatan masyarakat dan oleh masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu balita sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan untuk balita. Posyandu merupakan lembaga yang paling baik dan paling dekat dengan masyarakat, sehingga ideal untuk diterapkan di negara Indonesia (Mubarak dan Chayatin, 2009). Jumlah balita ditimbang di Posyandu merupakan data indikator terpantaunya pertumbuhan balita melalui pengukuran perubahan berat badan setiap bulan sesuai umur. Balita yang rutin menimbang adalah balita yang selalu terpantau pertumbuhannya. Kehadiran balita di Posyandu merupakan hasil dari akumulasi peran serta ibu, keluarga, kader, dan seluruh komponen masyarakat dalam mendorong, mengajak, memfasilitasi, dan mendukung balita agar ditimbang di Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya. Dengan demikian cakupan balita ditimbang merupakan indikator partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu. Persentase cakupan balita ditimbang di Jawa Tengah pada tahun 205 sebesar 73.9%, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan persentase tahun 204 yaitu 80.4%. Target partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu di Jawa Tengah adalah 80%, hal ini menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat pada tahun 205 masih di bawah target (Kemenkes, 205). Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahanpermasalahan masyarakat tersebut (Notoadmodjo, 202). Dengan demikian partisipasi ibu dalam kegiatan Posyandu balita adalah keikutsertaan ibu dalam mengikuti kegiatan di Posyandu yang membantu ibu untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan pada anak. Ibu yang mengikuti kegiatan Posyandu akan lebih mengetahui status gizi anaknya karena dapat melihat dan selalu memantau di buku KMS, selain itu dengan mengikuti kegiatan di Posyandu ibu juga bisa memperoleh penyuluhan kesehatan termasuk penyuluhan mengenai gizi pada balita (Mubarak dan Chayatin, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Daud (205), mengenai hubungan partisipasi ibu mengikuti kegiatan Posyandu dengan status gizi di Desa Tabumela Gorontalo menunjukkan balita yang memiliki status gizi baik dan tingkat partisipasi ibu aktif sebanyak 73.4%, balita yang memiliki status gizi kurang dengan tingkat partisipasi ibu tidak aktif sebanyak 26.6% dan status gizi buruk dengan tingkat partisipasi ibu tidak aktif sebanyak 26.6%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara tingkat partisipasi 2

ibu mengikuti kegiatan Posyandu dengan status gizi anak (p=0.000). Hasil survey awal yang dilakukan di Desa Mulur Sukoharjo, dari wawancara pada kader Posyandu diperoleh informasi bahwa jadwal kegiatan Posyandu di Desa Mulur dilakukan setiap bulan sekali, tetapi ada beberapa ibu yang tidak rutin datang ke posyandu karena ada kesibukan lain bersamaan dengan kegiatan posyandu dan ada juga ibu yang mengatakan lupa dengan jadwal posyandu, meskipun jadwal posyandu sudah diumumkan sebelumnya. Dari hasil penimbangan balita masih dijumpai beberapa anak yang berat badannya tidak naik dan tidak sesuai dengan usianya. Selama ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu dan hubungannya dengan status gizi balita di Desa Mulur. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Partisipasi Ibu Mengikuti Kegiatan Posyandu dengan Status Gizi Balita di Desa Mulur RT 3/VI Bendosari Sukoharjo. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat partisipasi ibu mengikuti kegiatan posyandu dengan status gizi balita, serta secara khusus untuk mengetahui gambaran tingkat partisipasi ibu mengikuti kegiatan posyandu dan gambaran status gizi balita di Desa Mulur RT 3/VI Bendosari Sukoharjo. METODE/DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat partisipasi ibu dalam mengikuti kegiatan posyandu dengan status gizi balita di Desa Mulur Bendosari Sukoharjo. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING Populasi penelitian adalah ibu beserta anak umur 5 tahun di Posyandu Anggrek Desa Mulur yang berjumlah 35 responden. Sampel penelitian adalah semua ibu beserta anak umur 5 tahun di Posyandu Anggrek Desa Mulur yang berjumlah 35 responden, sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling jenuh dimana seluruh anggota populasi dipakai sebagai responden penelitian. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan karakteristik responden berdasarkan umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan umur anak beserta hasil penelitian mengenai hubungan tingkat partisipasi ibu dalam mengikuti kegiatan posyandu dengan status gizi balita di Desa Mulur Bendosari Sukoharjo, yaitu sebagai berikut : Tabel. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik Kategori f % Umur Ibu (th) Pendidikan Pekerjaan Umur Anak (th) 2-30 3-40 4-50 SD SMP SMA S Guru PNS Swasta Ibu RT - 3 >3 5 2 3 3 28 3 2 2 30 30 5 60.0 37. 2.9 2.8 8.6 80.0 8.6 5.7 2.9 5.7 85.7 85.7 4.3 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan umur ibu yang paling banyak adalah 2 30 tahun yaitu sebanyak 2 ibu (60%), pendidikan terbanyak adalah SMA yaitu 28 ibu 3

(80%), sebagian besar ibu sebagai ibu rumah tangga yaitu 30 ibu (85.7%), dan umur anak terbanyak adalah 3 tahun yaitu 30 anak (85.7%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Partisipasi Ibu dalam Posyandu Tingkat Partisipasi f % Aktif 3 37. Kurang aktif 0 28.6 Tidak aktif 2 34.3 Total 35 00 Data di atas dapat menunjukkan jumlah responden paling banyak adalah responden dengan tingkat partisipasi aktif yaitu sebanyak 3 ibu (37.%), responden yang tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu sebanyak 2 ibu (34.3%) dan jumlah paling sedikit adalah partisipasi kurang aktif yaitu 0 ibu (28.6%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Status Gizi f % Baik 23 65.7 Kurang 2 34.3 Total 35 00 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki anak dengan status gizi baik lebih banyak yaitu 23 orang (65.7%) dibandingkan status gizi kurang yaitu sejumlah 2 orang (34.3%). Tabel 4. Analisa Bivariat Hubungan Tingkat Partisipasi Ibu dengan Status Gizi Anak Tingkat Partisipa si Aktif Kurang aktif Tidak aktif Total Status Gizi Baik 2 (92.3) 5 (50.0) 6 (50.0) 23 (65.7) Kurang (7.7) 5 (50.0) 6 (50.0) 2 (34.3) Total 3 (00) 0 (00) 2 (00) 35 (00) P 0.039 Hasil dari uji Chi-Square program SPSS versi 8.0 dengan α = 5% (0.05) diperoleh p sebesar 0.039 sehingga nilai p < 0.05, yang berarti Ho ditolak dan H a diterima sehingga ada hubungan tingkat partisipasi Ibu dalam kegiatan posyandu dengan status gizi anak usia 5 tahun di Posyandu Anggrek 2 Desa Mulur Bendosari Kabupaten Sukoharjo. PEMBAHASAN. Tingkat Partisipasi dalam Posyandu Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tingkat partisipasi ibu balita mengikuti kegiatan posyandu yang terbanyak adalah partisipasi aktif yaitu sebanyak 3 ibu (37.%). Kehadiran balita di Posyandu merupakan hasil dari akumulasi peran serta ibu, keluarga, kader, dan seluruh komponen masyarakat dalam mendorong, mengajak, memfasilitasi, dan mendukung balita agar ditimbang di Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya. Dengan demikian cakupan balita ditimbang merupakan indikator partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu (Kemenkes, 205). 4

Berdasarkan observasi yang dilakukan di posyandu Anggrek sebagian besar ibu balita sudah aktif melakukan penimbangan balita di posyandu. Dari ibu yang aktif tersebut hampir seluruhnya adalah ibu rumah tangga dan hanya ada satu ibu yang bekerja. Dengan ibu yang tidak bekerja dimungkinkan lebih bisa meluangkan waktu untuk datang ke posyandu, namun hal ini juga bisa menunjukkan ibu balita tersebut sudah memiliki kesadaran mengenai pentingnya mengikuti kegiatan posyandu bagi anak balitanya sehingga secara rutin membawa anaknya ke posyandu. Meskipun sebagian besar ibu sudah aktif dalam kegiatan posyandu, namun masih cukup banyak juga ibu yang tidak aktif mengikuti posyandu yaitu 2 ibu (34.3%). Dari wawancara yang dilakukan pada ibu yang tidak rutin datang ke posyandu, penyebab yang paling banyak ibu balita tidak mengikuti kegiatan posyandu adalah lupa dengan jadwal posyandu, karena kesibukan ibu dengan urusan pekerjaan rumah tangga dan juga karena ibu yang bekerja. Untuk meningkatkan partisipasi ibu balita dalam kegiatan penimbangan di posyandu, peran kader posyandu sangat diperlukan yaitu untuk selalu mengingatkan ibu balita mengenai jadwal kegiatan penimbangan di posyandu dan meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya melakukan penimbangan balita sehingga ibu balita bersedia untuk berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dengan kesadaran sendiri bukan karena paksaan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Notoatmodjo (202), bahwa partisipasi masyarakat didalam pelayanan kesehatan merupakan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari bawah dengan rangsangan dan bimbingan dari atas, bukan sesuatu yang dipaksa dari atas. Melalui partisipasi, setiap anggota masyarakat dirangsang untuk belajar berorganisasi dan mengambil peran yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Cara untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat menurut Notoatmodjo (202) adalah dengan persuasi dan edukasi, yakni partisipasi yang didasari pada kesadaran, sulit ditumbuhkan dan akan memakan waktu yang lama, tetapi bila tercapai hasilnya akan mempunyai rasa memiliki dan rasa memelihara. Partisipasi ini dimulai dengan penerangan, pendidikan dan sebagainya, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Status Gizi Anak Status gizi merupakan suatu keadaan fisik seseorang atau kelompok orang ditentukan dengan salah satu kombinasi dari ukuran gizi tertentu (Adnani, 20). Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Salah satu penilaian status gizi berdasarkan indikator antropometri berat badan menurut umur (BB/U), dimana untuk menilai status gizi anak, diukur dengan menggunakan tabel berat badan menurut umur sesuai standar Harvard. Selanjutnya berdasarkan standar Harvard ditentukan kategori status gizi anak yaitu kategori gizi baik jika BB/U lebih dari 80% standar Harvard, gizi kurang jika BB/U 60.% 80% standar Harvard dan gizi buruk jika BB/U < 60% standar Harvard (Irianto, 204). Berdasarkan tabel 3 menunjukkan anak dengan status 5

gizi baik sebanyak 23 anak (65.7%) dan status gizi kurang sebanyak 2 anak (34.3%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar anak memiliki status gizi baik. Menurut Adnani (20), penyebab langsung dari kurang gizi atau yang bisa mempengaruhi status gizi pada anak adalah asupan makanan dan penyakit infeksi, serta penyebab tidak langsung diantaranya pola pengasuhan anak yang dilakukan oleh orang tua. Penyakit infeksi yang menyerang anak akan mempengaruhi status gizi anak karena dengan penyakit infeksi dapat menyebabkan turunnya nafsu makan sehingga masukan zat gizi berkurang. Dan disisi lain kebutuhan tubuh akan makanan meningkat akibat dari adanya infeksi, sehingga bila anak menderita penyakit infeksi yang berkepanjangan maka akan berdampak pada status gizi anak menjadi kurang bahkan anak bisa memiliki status gizi buruk. Dalam penelitian ini tidak ada anak yang memiliki riwayat penyakit infeksi yang bersifat kronis, hal ini memungkinkan anak memiliki status gizi yang baik. Dari observasi sebagian besar anak dengan status gizi baik dan tidak ditemukan anak dengan status gizi buruk Faktor lain yang mempengaruhi status gizi anak adalah pola asuh orang tua dalam hal ini ibu dalam pemenuhan asupan makanan bagi anak. Karakteristik ibu yang berhubungan dengan pola asuh makan diantaranya adalah tingkat pendidikan ibu dan status pekerjaan ibu. Seperti hasil penelitian Wardani (202), menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi status gizi balita diantaranya adalah tingkat pendidikan ibu yang tinggi (50.5%) dan ibu tidak bekerja (83.9%). Tingkat pendidikan dalam keluarga khususnya ibu dapat menjadi faktor yang mempengaruhi status gizi anak. Semakin tinggi pendidikan ibu maka pengetahuannya tentang gizi akan lebih baik dari yang berpendidikan rendah, karena ibu akan memiliki kemampuan yang semakin tinggi untuk menyerap informasi informasi yang diperoleh baik dari media massa maupun dari pendidikan formal (Mubarak dan Chayatin, 2009). Dalam penelitian ini sebagian besar ibu berpendidikan SMA (80%) bahkan ada 3 ibu (8.6%) dengan pendidikan Sarjana. Dengan latar belakang pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan minimal SMA maka memungkinkan untuk memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi pada anak, hal ini bisa menjadi faktor pendukung sehingga sebagian besar anak di posyandu Anggrek memiliki status gizi yang baik. Selain pendidikan, status pekerjaan ibu juga bisa mempengaruhi status gizi anak. Menurut Berg dalam Wardani (202), Ibu yang bekerja dari pagi hingga sore kurang memiliki waktu yang cukup bagi anak anak dan keluarga, karena ibu memiliki peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan wanita pekerja, sehingga ibu perlu memiliki strategi dalam mengatur waktu supaya peran ganda yang dijalankan bisa seimbang termasuk dalam memperhatikan makanan anak yang sesuai dengan kebutuhan serta kecukupannya. Dalam penelitian ini sebagian besar ibu adalah ibu rumah tangga (85.7%), sehingga memungkinkan ibu memiliki lebih banyak waktu di rumah untuk 6

merawat anak termasuk dalam memberikan makan yang sesuai bagi anak dan ibu juga memiliki waktu untuk membawa anaknya ke posyandu. Dengan mengikuti posyandu maka pertumbuhan atau status gizi anak dapat terpantau setiap bulan. Kondisi tersebut bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi anak sehingga sebagian besar balita di posyandu Anggrek desa Mulur memiliki status gizi yang baik. 3. HubunganTingkat Partisipasi Ibu dalam Kegiatan Posyandu dengan Status Gizi Balita Hasil uji Chi-Square program SPSS versi 8.0 dengan α = 5% (0.05) diperoleh p-value sebesar 0.039. Dari hasil tersebut menunjukkan nilai p < 0.05 yang berarti Ho ditolak dan H a diterima sehingga ada hubungan antara tingkat partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu dengan status gizi balita di posyandu Anggrek 2 Desa Mulur Bendosari Sukoharjo. Semakin aktif ibu mengikuti kegiatan posyandu, status gizi balita akan baik juga. Hal ini bisa dilihat pada Ibu yang tingkat partisipasinya aktif, anak dengan status gizi baik 2 (92.3%) lebih tinggi dibanding yang status gizinya kurang yaitu anak (7.7%). Sebaliknya ibu yang tingkat partisipasinya kurang aktif dan tidak aktif, jumlah anak dengan status gizi baik sama dengan status gizi kurang (50%). Cakupan penimbangan balita di posyandu merupakan salah satu upaya peningkatan gizi balita. Balita yang dilakukan penimbangan secara rutin di posyandu maka pertumbuhannya akan terpantau secara intensif. Apabila terdapat gangguan pertumbuhan maka dapat segera dilakukan upaya pemulihan atau pencegahan sehingga tidak menjadi gizi kurang atau gizi buruk. Semakin cepat ditemukan maka penanganan kasus gizi kurang atau gizi buruk akan semakin baik (Kemenkes, 205). Kegiatan lain yang dilakukan di posyandu adalah pemberian makanan tambahan bagi yang berat badannya kurang, penyuluhan, pemberian oralit untuk menanggulangi diare, dan pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama (Mubarak dan Chayatin, 2009). Dengan kegiatan tersebut maka akan membantu balita tetap dalam keadaan sehat sehingga asupan nutrisi meningkat dan balita akan memiliki status gizi yang baik. Demikian juga analisa pada hasil penelitian ini dimana ibu yang rutin mengikuti kegiatan posyandu memungkinkan pertumbuhan dan kesehatan anaknya terpantau sehingga jika ada gangguan maka cepat diketahui dan ditindaklanjuti. Dengan mengikuti kegiatan posyandu ibu juga bisa memperoleh informasi mengenai kesehatan anak khususnya dalam memenuhi nutrisi yang dibutuhkan bagi anak. Kemampuan untuk menyerap informasi tersebut juga didukung oleh tingkat pendidikan ibu yang sebagian besar SMA bahkan ada ibu dengan tingkat pendidikan sarjana. Hasil penelitian ini yang menunjukkan adanya hubungan antara tingkat partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu dengan status gizi balita juga telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Sugiyarti, Aprilia dan Hati (204), yang berjudul hubungan kepatuhan kunjungan posyandu dan status gizi balita. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi kepatuhan kunjungan balita ke posyandu mempengaruhi status gizi balita. Demikian juga 7

penelitian yang dilakukan oleh Lanoh, Sarimin, dan Karundeng (205), menunjukkan ada hubungan positif antara pemanfaatan posyandu dengan status gizi balita yaitu balita yang memanfaatkan posyandu memiliki status gizi baik yang lebih tinggi dibanding balita yang tidak memanfaatkan posyandu. Demikian juga pada penelitian ini tingkat partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu mempengaruhi status gizi balita, dimana semakin baik partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu maka semakin baik pula status gizi anak. KESIMPULAN. Sebagian besar Ibu (37.%) aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu. 2. Status gizi balita lebih banyak pada status gizi baik yaitu 23 anak (65.7% ) dibandingkan status gizi kurang yaitu 2 anak (34.3%). 3. Hasil uji Chi-Square diperoleh p sebesar 0.039 yang berarti H a diterima, hal ini menunjukkan ada hubungan antara tingkat partisipasi Ibu dalam mengikuti kegiatan posyandu dengan status gizi balita di posyandu Anggrek desa Mulur Bendosari Sukoharjo. SARAN. Bagi orang tua yang memiliki anak balita agar meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan posyandu untuk meningkatkan status gizi balita. 2. Bagi Puskesmas Kecamatan Bendosari diharapkan hasil penelitian ini dijadikan media untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara yang baik untuk meningkatkan status gizi balita. 3. Bagi Kader posyandu hendaknya tetap memotivasi ibu balita untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dalam upaya untuk meningkatkan status gizi balita DAFTAR PUSTAKA Adnani, H. 20. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Nuha Medika, Yogyakarta. Daud, N. 205. Hubungan Tingkat Partisipasi Ibu Mengikuti Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi Balita di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. Irianto, K. 204. Ilmu Kesehatan Anak Pediatri. Alfabeta, Bandung. Kemenkes. 203. Data Status Gizi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia 203. Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes, Jakarta... 203. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 203. URL: www.dinkesjatengprov.go.id/ profil_203. Di unduh tanggal 0 Desember 206. Lanoh, M., S. Sarimin, dan M. Karundeng. 205. Hubungan Pemanfaatan Posyandu dengan Status Gizi Balita Di Werukota Manado. e-jaurnal Keperawatan Volume 3. Diunduh pada tanggal 9 Desember 206. Marimbi, H. 200. Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita. Nuha Medika, Yogyakarta. Mubarak, W.I. dan N. Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Salemba Medika, Jakarta. 8

Notoadmodjo, S. 202. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 205. www.dinkesjatengprov.go.id/ profil_205. Di unduh tanggal 0 Desember 206. Sugiyarti, R., V. Aprilia dan F.S. Hati. 204. Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karang Bendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta Ners dan Kebidanan Indonesia. Diakses pada tanggal 9 Desember 206. Wardani, M.S. 202. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita di RW 06 Kelurahan Pancoran Mas Kecamatan Pancoran Mas Depok. Skripsi. FKUI, Jakarta. Dosen Akper Panti Kosala Surakarta 2 Mahasiswa Akper Panti Kosala Surakarta 9