BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SENSOR DAN AKTUATOR PADA SIMULATOR ENGINE MANAGEMENT SYSTEM TOYOTA GREAT COROLLA 4A -FE TUGAS AKHIR. Muhammadiyah Yogyakarta

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperbaiki kerusakan pada Honda Beat PGM-FI. Adapun diperoleh hasil

PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tegangan dari Batteray, kemudian ECU memberi tegangan kepada sesmor sesuai

BAB II DASAR TEORI. Penelitian yang berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh

LAYOUT ENGINE DAN KOMPONENNYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

CASE BY CASE DIAGNOSTIC & OUTPUT ERROR CODE PROBLEM PADA SCANNER ELECTRONIC CONTROL UNIT KENDARAAN

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

Engine Tune Up Engine Conventional

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine

IDENTIFIKASI SYSTEM EFI. Electronic Fuel Injection. M. Azam Sakhson SMKN3 Jombang

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

ANALISIS ELEKTRONIK FUEL INJECTION ( EFI ) PADA TOYOTA GREAT COROLLA TIPE 4A-FE

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong

DuFI (Durux Fuel Injection)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI

ELECTRONIC FUEL INJECTION

Letak sensor EFI pada toyota Avanza dan Daihatsu Xenia tak sensor pada Avanza/ Xenia tak Sensor dan Injektor Mesin Avanza/xenia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI)

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN INTEGRATED IGNITION ASSEMBLY ( IIA ) PADA TOYOTA GREAT COROLLA 1600 TAHUN 1992

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SISTEM BAHAN BAKAR. Injektor membuat injeksi bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh komputer.

TUGAS AKHIR SISTEM BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO J YMJET-FI. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3

ELEKTRONIC FUEL INJECTION

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

BAB III METODE PENELITIAN. Lab Pratikum Teknik Mesin Vokasi, Universitas Muhammadiyah. Tempat Pengambilan Data dan Pengujian :

SISTEM PENGAPIAN MESIN 1NZ-FE TOYOTA VIOS

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

BAB I PENDAHULUAN 1.2. PERUMUSAN MASALAH

BAB IV PENGUJIAN ALAT

Berikut adalah istilah-istilah pada mesin dan bagian-bagian mesin yang dirasa perlu kita ketahui :

BAB III METODOLOGI. Penentuan Judul. Mulai. Data awal. Pencarian alat dan Bahan Tugas Akhir. Proses development sistem pengapian full

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand.

SISTEM INDUKSI UDARA (AIR INDUCTION SYSTEM) DAN TROUBLESHOOTING PADA MESIN TOYOTA VIOS 1NZ-FE TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN TEORI. Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem

ANALISIS ELEKTRONIK FUEL INJECTION ( EFI ) PADA TOYOTA GREAT COROLLA TIPE 4A-FE

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

PEMBUATAN ALAT PERAGA PRAKTIKUM SISTEM KELISTRIKAN, CHASSIS DAN TRANSMISI TOYOTA GREAT COROLLA EFI PADA CHASSIS MOBIL HONDA ACCORD

ANALISIS SYSTEM BAHAN BAKAR DAN PENGAPIAN PADA SIMULATOR ENGINE MANAGEMENT SYSTEM TOYOTA GREAT COROLLA 4A-FE. Muhammadiyah Yogyakarta

Mesin Diesel. Mesin Diesel

DISCLAIMER. Rosyid W. Zatmiko rosyidwz.wordpress.com Tahun 2014 tidak dipublikasikan.

MODIFIKASI MESIN SISTEM KONVENSIONAL MENJADI SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR ELEKTRONIK PADA TOYOTA KIJANG 5K (SISTEM BAHAN BAKAR)

ELECTRONIC FUEL INJECTION

- 1 - Ignition timing (advanced angle) High. Engine speed. Amount of intake air (Manifold pressure) High. ESA map

Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI

BAB I PENDAHULUAN...1

WAITING FOR CONNECTING. MODE STANDAR Pada mode ini nyalakan kunci kontak, kemudian di layar akan muncuk sbb : 0 RPM 105 F

ECS (Engine Control System) TROOT024 B4

ANALISA DAN CARA MENGATASI GANGUAN SISTEM PENGAPIAN MAZDA MR 90

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Sistem PGM-FI A. Latar Belakang

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN

TUGAS AKHIR. IDENTIFIKASI SISTEM VVT-i KIJANG INNOVA 1TR-FE

Tune up injeksi. 14,7:1 = 14,7 bagian O2 (oksigen) berbanding 1 bagian BBM

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010

TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL MOTOR BAKAR GASOLINE EMPAT SILINDER 4 TAK

PEMBUATAN ALAT PRAKTEK MESIN KIJANG 7KE EFI (STUDI KASUS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR) TUGAS AKHIR

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 10 SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

OPTIMALISASI WAKTU PADA SAAT AKSELERASI MESIN TOYOTA 4 AFE DENGAN MEMANIPULASI MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE (MAP)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI (EFI)

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN

Prosedur Pengetesan Injektor

AC (AIR CONDITIONER)

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla analisa sensor dan aktuator pada simulator engine management system Toyota great corolla 4A FE pada tahun 1992 seperti pada gambar di bawah ini : Gambar 4.1 Simulator Engine Management System Great Corolla 4A - FE 51

Berikut ini adalah hasil pemeriksaan sensor dan aktuator pada simulator engine managemen system Toyota Great Corolla : 4.1.1 Hasil pemeriksaan Intake Air Temperature Sensor (IATS) Berikut ini tabel hasil pemerikasaan tahanan dan tegangan Intake Air Temperature Sensor (IATS) : a. Pemeriksaan tahanan terminal Intake Air Temperature Sensor Tabel 4.1 hasil pemeriksaan tahahan IATS Terminal Standar Hasil 2.21 2,69 KΩ pada 0 KΩ THA E21 suhu 20 C 0,29 0,35 KΩ pada 0 KΩ suhu 80 C Dari hasil pemeriksaan tabel di atas dengan menggunakan multitester,menujukkan bahwa nilai Intake Air Temperature Sensor adalah 0 KΩ yang berarti bahawa IAT sensor tidak berfungsi atau dalam keadaan rusak. 52

Gambar 4.2 Pemeriksaan tahanan Intake Air Temperature Sensor Tabel 4.2 Setelah di lakuakan perbaikan IAT Sensor Terminal Standart Hasil pengukuran THA E 21 2.21 2,69 KΩ pada suhu 20 C 0,29 0,35 KΩ pada Suhu 75 C 2,30 KΩ 0,36 KΩ Tabel di atas menjelaskan bahawa setelah di lakukan perbaikan IAT Sensor dengan menggati komponen yang ada pada IAT Sensor dan di ganti dengan NTC (Negatif Temperature Coefisien ).dalam keadan baik dan nilai tahananya sesuai setandar,yaitu semakin kecil suhu semakin besar tahanaya sebaliknya semakin besar suhu semakin kecil nilai tahananya. 53

Gambar 4 3 NTC ( Negative Coefisien Temperature) Gambar 4.4 Pemeriksaan tahanan IAT Sensor setelah di perbaiki b. Hasil Pemeriksaan tegangan terminal Intake Air Temperature Sensor Tabel 4.3 Hasil pemeriksaan tegangan IAT Sensor Terminal Standar Hail pengukuran THA E21 2,0 2,8 Temperatur Udara masuk 20 C 1,8 V Temperatur Udara masuk 30 C 54

Dari hasil pemeriksaan Tabel di atas menunjukan bahwa tegangan dari ECU yang masuk Intake Air Temperature sensor masih keadan baik,karena tegangan yang diperoleh pada saat suhu 30 C adalah 1,8 V Gambar 4.5 Pemeriksaan tegangan Intake Air Temperature sensor 4.1.2 MAP Sensor (Manifold Absolute Pressure) a. Berikut ini adalah tabel hasi pemeriksaan konektor MAP menggunakan Multitester : 55

Tabel 4.4 pemeriksan tegangan MAP Sensor Terminal Standar Hasil pengukura VC dan E21 4,5 5,5 V 5 Volt PIM dan E21 3,3 3,9 V 3,4 Volt Hasil tabel pemeriksaan diatas menjelasakan bahawa tegangan MAP Sensor dalam keadan baik karena hasil pemerikasan menunjukan bahwa tegangan yang dari ECU masuk ke terminal VC E21 dan PIM E21 pada MAP Sensor masih sesuai setandar. Gambar 4.6 Pemeriksaan konektor MAP Sensor 56

b. Hasil Pemeriksaan Manifold Absolute Pressure dngan mnggunakan osiloskop. Gambar 4.7 Pmriksaan MAP Sensor menggunakan Osiloskop Dari hasil pemeriksaan pada gambar di atas layar pada portable diagnistic scope tidak muncul grafik haya muncul garis lurus sehingga MAP Sensor dalam ke adaan rusak Gambar 4 8 Setelah di lakukan penggatian pada MAP sensor 57

Dari hasil pemeriksaan gambar diatas Setelah di lakukan penggatian MAP Sensor maka pada layar portable diagnistic scope mucul grafik. 4.1.3 Water Temperatuture Sensor a. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan tahanan water temperatur sensor : Tabel 4.5 hasil pemeriksaan WTS Sensor Temperature 10 20 30 40 50 60 70 80 90 ( Celcius ) Tahanan 2.2 2.0 1.2 0.6 0.4 0.4 0.4 0.2 0.1 ( K Ohm ) Dengan tabel di atas water temperatur sensor dalam keadadan baik,karena dari hasil pengecekan water temperatur sensor didapatkan semakin panas suhu semakin rendah nilai tahananya dan begitu juga sebaliknya semakin rendah suhu semakin besar nilai tahananya. 58

Gambar 4.9 Pemeriksaan tahanan Water Temperatur Sensor b. Pemeriksaan tegangan Water Temperatur Sensor Tabel 4.6 Pemeriksaan tegangan Water Temperatur Sensor Terminal Standart Hasil pengukuran THW E21 0,4-0,7 Volt (temperatur pendingin 80 ) 3 V (temperatur pendingin 30 ) Dengan tabel di atas water temperatur sensor dalam keadadan baik,karena dari hasil pengecekan Tegangan yang masuk dari ECU ke Terminal water temperatur sensor adalah 3 V dalam suhu 30 C sehingga semakin panas suhu semakin rendah nilai teganganya dan begitu juga sebaliknya semakin rendah suhu semakin besar nilai teganganya, 59

Gambar 4.10 Pemeriksaan tegangan terminal Water Temperature Sensor 4.1.4 Throttle Position Sensor a. Berikut ini adalah tabel hasil pemeriksaan terminal TP Sensor Tabel 4.7 hasil pemeriksaan tahanan terminal pada TP Sensor Celah antara arus sekrup pembatas Antara terminal Tahanan standar Hasil pemeriksaan 0 VTA - E21 200 8000 Ω 300 Ω 0,35 IDL E21 2300 Ω atau kurang 2000 Ω 0,59 IDL E21 Tidak terhingga Tidak Throtttel membuka penuh VTA E21 3300-10.000 Ω terhingga 3500 Ω - VC E21 3000-7000 Ω 3000 Ω Dari hasi tabel pemeriksaan di atas pada setiap terminal TP Sensor dengan menggunakan multitester masih sesuai setandar. karena hasil 60

dari pengecekan Throttle Position Sensor masih sesuai dengan nilai standar yang ada. Gambar 4.11 Pemeriksaan tahanan Throttle Position Sensor b. Pemeriksaan tegangan terminal pada Throttle Position Sensor 61

Tabel 4.8 Tabel pemeriksaan tegangan pada Throttle Position Sensor Terminal Setandart Kondisi Hasil IDL E21 4,5 5,5 Katup throttle VTA E21 terbuka O,5 atau kuran Katup therottl tertutup penuh VTA E 21 3,5 4,5 Katup throttl terbuka penuh pengukuran 0,5 V 3,5 V VCC E21 4,5 5,5-5 V Dari tabrl pemeriksaan tegangan dari ECU yang masuk ke tiap terminal Throttle Position Sensor masih sesuai setandar kecuali pada terminal IDL E21 sehingga Throttle Position Sensor dalam kondisi rusak. Gambar 4.12 Pengecekan tegangan pada terminal Throttle Position Sensor 62

4.1.5 Pemeriksaan Distributor pada sinyal NE dan G1 Berikut ini tabel hasil pemeriksaan distibutor sensor : a) Hasil pemeriksaan menggunakan feeler gaugle pada celah udara diatara rotor sinyal dan proyeksi generator sinyal (pick up coil) Tabel 4.9 hasil pemeriksaan celah udar : Celah udara Standar Hasil Keterangan pemeriksaan G1 0,2 mm 0,4 0,2 mm Baik mm Ne+ 0,2 mm Baik Ne - 0,2 mm Baik Dari Hasil tabel pengukuran di atas dengan menggunakan feeler gaugle pada celah udara antara rotor sinyal dengan proyeksi generator sinyal (pick up coil ). Masih keadaan baik karena hasilnya pengecekan masih sesuai dengan nilai setandar. 63

Gambar 4.13 Pemeriksaan celah udara diatara rotor sinyal dan proyeksi generator sinyal (pick up coil) b) Hasi pemeriksaan tahan generator sinyal ( pick up coil ) dengan menggunakan multitester pada terminal G1 dan G-, NE dan NE - Tabel 4.10 hasil pemeriksaan tahanan terminal distibutor : Standar Terminal Hasil pengukuran 185 265 Ω G + dan G - 250 Ω NE dan NE- 500 Ω Dari hasil pemeriksaan tabel di atas terminal pada distributor masih keadan baik kareana masih sesuai setandar 64

Gambar 4.14 Pemeriksaan tahanan terminal NE dan G distributor 4.2 Hasil pemeriksaan Aktuator pada EMS mobil Totota Great Corolla 4A -FE 4.2.1 Injektor a. Berikut Hasi tabel pemeriksaan tahanan pada terminal injektor : Tabel 4.11 hasil pemeriksaan terminal terminal pada injektor No Terminal Standar Hasil pengukuran 1 #10 E01 13-16 13 Ω 2 #20 E02 13-16 13 Ω 3 # 10 E01 13-16 13 Ω 4 # 20 - E02 13-16 13 Ω Dari hasil pemeriksan tabel di atas terminal injektor masih baik karena nila tahananya masih sesuai dengan nilai setandar. 65

Gambar 4.15 Pemeriksaan tahanan pada terminal injektor a. Hasil pemeriksaan tegangan pada terminal injektor Tabel 4 12 Hasil pemereiksaan tegangan pada terminal injektor No Terminal Standar Hasil 1 #10 E01 10-14 13 V pengukuran 2 # 20 E02 10-14 12,5 V 3 # 10 E01 10-14 13 V 4 # 20 - E02 10-14 12,5 V Dari tabel pemeriksaan di atas injektor masih dalam keadaan baik,karena tegangan yang masuk dari ECU ke terminal injektor masih sesuai setandar atau masih dalam batas toleransi. 66

Gambar 4.16 Pemeriksaan tegangan pada terminal injektor b. Pemeriksaan volume penyemprotanya injektor Berikut hasil pemeriksaan volume injektor dengan injector Cleaner dan Tester dalam taimer waktu 200 detik dan tekanan di dalam pompa 12 Psi : Tabel 4.13 hasil pemeriksaan volume dan penyemprotan Injektor Hasil 1 110 ml 2 105 ml 3 115 ml 4 110 ml Kesimpulan :Dari hasi pemeriksan pada tabel diatas volume penyemprotan didapat hasil sebagai berikut : injektor no 1 dan 4 memiliki hasil volume yang sama 110 ml. Sedangakan injektor 67

no 2 lebih sedikit 105 ml sedangkan no 3 : 115 ml lebih bayak dari injektor yang lain. Injektor masih bisa di pakai atau masih dalam kondisi baik. Apabila injektor terpasang di mobil akan mengakibatkan gas buang tinggi dan tenaga tidak makasimum karena volume hasil penyemprotan tidak seragam antara injektor yang 1 dengan yang lain. Gambar 4.17 Pemeriksaan volume penyemprotan injektor dengan menggunakan Cleaner dan Tester 68

4.2.2 ISC ( Idle speed control ) a. Berikut ini adalah tabel hasil pemeriksaan tahanan ISC Valve Tabel 4.14 hasil pemeriksaan tahanan ISC Valve Tahanan standar Terminal Hasil pengukuran 20C : 13,5 16,5 +B - RSO 16,5 Ohm Ohm +B - RSC 16 Ohm Dari tabel hasil pemeriksaan terminal pada ISC di atas menunjukan bahwa terminal ISC masih keadaan baik,atau masih sesuai setandar. Gambar 4.18 Pemeriksaan tahanan Terminal ISC 69

b. Berikut ini adalah tabel pemeriksaan Kerja ISC Valve Tabel 4.15 hasil pemeriksaan kerja ISC Valve No Standar Hasil 1 Menghubungkan kabel positif (+) katup tertutup baterai ke terminal +B dan kabel negatif (-) ke terminal RSC, dan cek bahwa katup tertutup. 2 Menghubungkan kabel positif (+) katup terbuka baterai ke terminal +B dan kabel negatif (-) ke terminal RSO, dan cek bahwa katup terbuka Kesimpulan : dari hasil tabel pemeriksaa di atas menujukan pahwa ISC masih keadaan baik karena masih sesuai setadar yang ada,karena pada saat positif (+) baterai ketrminal +B dan negatif (-) baterai ke terminal RSC Katup menutup dan positif (+) baterai ke terminal +B dan negatif (-) baterai ke terminl RSO Katup terbuka. 70

Gambar 4.19 Pemeriksaan Kerja ISC Valve 4.2.3 Busi Berikut adalah hasil pemeriksaan busi : Tabel 4 16 hasil pemeriksaan Jenis Setandart Hasil Keterangan pemeriksaan pemeriksaan Pemeriksaan tipe busi Pemeriksaan elektroda pada ujung busi Pemeriksaan isolator Pemeriksaan kerenggangan celah busi Busi NGK: BKRGE -11, DENSO:K20PR- U 11 warna norma l putih ke abuabuan Celah busi 1,0-1,1 mm DENSO: Baik K20PR -U 11 Elektroda Baik Tidak rusak Putih ke abu Baik abuan 1,0 Baik 71

Dari tabel pemeriksaan diatas menunjukan bahwa busi masih keadaan baik, dan masih sesuai setandar,karena busi masih baru. Gambar 4.20 Pemeriksaan busi 4.3 Petunjuk Troubleshooting Sensor dan Aktutor pada Mobil Toyota Greet Corolla 4.3.1 Troubleshooting Intake Air Temperature Sensor (IAT) Tabel 4.17 Troubleshooting dan perbaikan intake Air Temperatur sensor Gejala Penyebab Perbaikan Akselerasi tersendat sendat Tegangan atau tahanan tidak benar,sirkuit terputus atau terhubungan singkat Backfiring Tegangan atau tahanan tidak benar perikeriksa Tegangan atau tahanan dan,sirkuit pada IAT Sensor 72

4.3.2 Troubleshooting MAP Sensor Tabel 4.18 Troubleshooting dan perbaikan MAP Sensor Gejala penyebabnya Perbaikanya Idle putaran terlalu tinggi Tegangan atau tahanan tidak benar Memeriksa tegangan atau tahanan pada MAP Sensor Idling tidak stabil MAP Sensor rusak Ganti MAP sensor Pembakaran ada tapi mesin tidak hidup ( pembakaran tidak sempurna ) Tegangan atau tahanan tidak benar atau sirkuit terputus atau terhubung langsung MAP Sensor Memeriksa Tegangan atau tahanan MAP Sensor atau ganti 73

4.3.3 Troubleshooting Water Temperatuture Sensor Tabel 4.19 Troubleshooting dan perbaikan Water Temperatuture Sensor Gejala Penyebanya Perbaikan Idle putaran terlalu Tegangan atau putaran Memeriksa tegangan tinggi tidak benar atau tahanan pada terminal WTS Akselerasi tersendat Pembakaran ada tapi mesin tidak hidup ( pembakaran tidak sempurna ) Tegangan atau tahanan tidak benar, sirkuit terputus Tegangan atau tahanan tidak benar atau sirkuit terputus atau terhubung langsung Memeriksa tegangan atau tahanan pada terminal WTS Meriksa tegangan atau tahanan WTS,rusak ganti 4.3.4 Troubleshooting Throtle Position Sensor (TPS) Tabel 4.20 Troubleshooting dan perbaikan Throtle Position Sensor Gejala penyebabnya Perbaikanya Idle putaran terlalu tinggi kontak idle tidak bekerja Memeriksa tahanan dan memeriksa celah udara Tenaga kurang Sinyal VTA tidak keluar Memeriksa tegangan atau tahanan pada VTA Akselerasi tegangan atau tahanan tidak Memeriksa tegangan tersendat sendat benar atau sirkuit terputus atau tahanan pada TPS, atau ada hubungangan,rusak ganti singkat 74

4.3.5 Troubleshooting distributor sinyal G dan NE NE Tabel 4.21 Troubleshooting dan perbaikan distributor sinyal G dan Gejala Penyebab Perbaikan Mesin tidak dapat a) Memeriksa celah dihidupkan Sinyal G dan NE tidak udara diatara rotor keluar sinyal dan proyeksi generator sinyal (pick up coil) b) tahanan siyal G dan NE Pada distributor 4.3.6 Troubleshooting Injektor. Tabel 4.22 Troubleshooting dan perbaikan Injektor. Gejala Penyebabnya Perbaikanya Bila engine sukar Kebocoran pada injektor Memeriksa tekanan dihidupkan saat bahan bakar dan panas, periksa kebocoran pada injector engine susah injektor tidak bekerja Tahanan dan dihidupkan, tegangan pada injektor dan aliran bahan bakar. 75

4.3.7 Troubleshooting ISC Tabel 4.23 Troubleshooting dan perbaikan ISC Gejala Penyebab Perbaikanya Mesin susah katup ISC tidak Memeriksa tegangan dan dihidupkan membuka penuh atau tahanan pada ISC tidak membuka sama sekali Mesin mati bila pindah gigi IS rusak Ganti ISC Mesin mati bila ISC rusak Ganti ISC AC ON Idling tidak stabil ISC rusak Ganti ISC 4.3.8 Troubleshooting busi Tabel 4.24 Troubleshooting dan perbaikan busi Gejala Penyebab Perbaikan Mesin selalu Susah di busi kotor Bersikan busi dan setel hidupkan kembali atau ganti Pembakaran ada tetapi mesin busi mengalami Bersikan busi dan setel tidak bisa di hidupkan ( mussfire kembali atau ganti pembakaran tidak sempurna ) Akselerasi tersendat sendat, missfire Bersikan busi dan setel kembali busi 76

77